Anda di halaman 1dari 29

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Keseimbangan asam basa merupakan suatu keadaan dimana


konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi sama dengan
konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel.
1. ASAM
• Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan
ion H+ ke zat lain (disebut sebagai donor proton),
sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+
dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu
asam baru dapat melepaskan proton bila ada basa yang
dapat menerima proton yang dilepaskan. Satu contoh
asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang berionasi
dalam air membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan ion
klorida (CL-) demikian juga, asam karbonat (H2CO3)
berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion
bikarbonat (HCO3-)
• Asam kuat adalah :
asam yang berdiosiasi
dengan cepat dan
terutama melepaskan
sejumlah besar ion H+
dalam larutan, contohnya adalah HCL.
Asam lemah mempunyai lebih sedikit
kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya
dan oleh karena itu kurang kuat melepaskan H+ ,
contohnya adalah H2CO3.
2. BASA
A. Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion
hidrogen.
Sebagai contoh, ion bikarbonat (HCO3 - ), adalah suatu
basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion
hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).1
Protein- protein dalam tubuh juga berfungsi sebagai
basa karena beberapa asam amino yang membangun
protein dengan muatan akhir negatif siap menerima
ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel darah
merah dan protein dalam sel-sel tubuh yang lain
merupakan basa-basa tubuh yang paling penting.
B. Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena itu dengan cepat
menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang bereaksi dengan H+ untuk membentuk air (H2O).
Basa lemah yang khas adalah HCO3 - karena HCO3 - berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada OH- .

C. Kebanyakan asam dan basa dalam cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam basa normal
adalah asam dan basa lemah
Homeostasis Keseimbangan Asam
Basa
1. Buffer kimiawi dlm cairan ekstra dan intra
selluler.
2. Sistem pernafasan yang mengatur pCO2 melalui
perubahan ventilasi
3. Sistem pengaturan ginjal terhadap
penyimpanan bikarbonat tubuh
1. Buffer Kimia

a. Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat


b. Sistem buffer phosphat
c. Sistem buffer protein
a. Sistem Buffer Asam Karbonat
dan Bikarbonat
• Terdiri atas asam karbonat (H2CO3 ) yang bersifat asam
lemah dan bikarbonat (HCO3-) yang bersifat basa
lemah
• CO2 + H2O ↔H2CO3 ↔ H+ + HCO3-
• NaHCO3 ↔ Na+ + HCO3- → H2CO3 → CO2 + H2O
• Merupakan sistem buffer terbanyak di cairan ekstra sel
• Kadar HCO3 dan CO2 diatur oleh ginjal dan paru-paru
b. Sistem Buffer Phosphat

• Terdiri atas monohydrogen phospat (HPO4 2-) yang


bersifat basa lemah dan dihydrogen phospat (H2PO4 -)
yang bersifat asam lemah
• Merupakan sistem buffer terpenting di dalam sitosol
• Hanya 8% dari konsentrasi sistem buffer HCO3
• Memegang peranan penting di intrasel dan tubulus
ginjal
c. Protein: Protein Intrasel, Hb
dan Protein Plasma
• Merupakan Buffer yang baik  protein mengandung gugus asam:
karboksil ( - COOH) dan basa: Amino (- NH2)
• Sangat penting di dalam intrasel H2CO3 ← H2O + CO2
• HCO3- + H+ + HbO2 ↔ H.Hb + O2
• Pada eritrosit, Hb sangat penting karena dapat berikatan dengan
ion hidrogen menjadi deoxyhemoglobin (H-Hb)
• 60 – 70% total buffering kimiawi pada cairan intrasel dan
Interseluler dilaksanakan oleh protein
• Hb menjadi buffer ion H+ yang dihasilkan oleh H2CO3
• Protein merupakan buffer yang
terbanyak di sel dan darah
• Histidine dan Cystein
merupakan dua asam amino
yang paling berperan sebagai
protein buffer
2. Regulasi oleh Ginjal
• Derajat pH dipengaruhi oleh naik turunnya
konsentrasi ion H+ dalam cairan
• Hidrogen diekskresi ke dalam tubula ginjal & dikeluarkan dalam
urin.
• Pada saat yang sama, terjadi reabsorbsi Natrium /Sodium di
tubulus ginjal untuk menggantikan H+
• Kemudian Sodium berikatan dg ion HCO3 utk m’bentuk NaHCO3
.
• Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam
bentuk amonia
 PCO2 darah ↑ PCO2 tubulus ↑  [H+ ] ↑ 
sekresi H+ ke lumen ↑  reabsorbsi HCO3 - atau
diekskresi melalui urin

H+ di lumen berfungsi untuk:


1. Reabsorbsi HCO3
2. Penghematan Na+ Bereaksi dengan buffer HPO4 2- /
H2PO4 - dan menjadi penukar Na+ pada Na2HPO4 -
menjadi NaH2PO4
3. Bereaksi dengan NH3 menjadi NH4 +  menetralisir
asam kuat melindungi mukosa tubulus
Pemeriksaan untuk keseimbangan asam basa:

Blood Gas Analisis/ Analisa Gas Darah :


 pH (keasaman)
 PaO2 (tekanan oksigen darah)
 PaCO2 (tekanan karbondioksida darah)
 HCO3 (konsentrasi bicarbonate)
 SaO2 (saturasi oksigen darah)
 BE (base excess)
Nilai Normal:

pH = 7,35 - 7,45
PaO2 = 75 - 100 mmHg
PaCO2 = 35 - 45 mmHg
HCO3 = 22 - 28 mEq/L
SaO2 = 95% - 100%
BE = -2 sd +2
Gangguan keseimbangan asam basa:
1. Asidosis Respiratorik
Adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari
fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH
darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar
karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan
lebih dalam.
Penyebab tersering:
Empysema paru, Bronkhitis kronis, Pneumonia berat, Oedema
Pulmonum, Asthma
2. Asidosis Metabolik

Asidosis Metabolik didefinisikan sebagai penurunan


konsentrasi serum bikarbonat. (HCO3) sering dikaitkan
dengan penurunan pH darah, sering bersamaan dengan
penyakit ginjal kronis yang progresif (CKD). Ini berasal
dari kapasitas ginjal yang berkurang dalam mensintesis
amonia (NH3) dan mengeluarkan ion hidrogen (H+).
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan
menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh
untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan
cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya,
ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut
dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih.
3. Alkalosis Respiratorik
• Alkalosis Respiratorik merupakan suatu keadaan dimana darah
menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari aliran darah.
• Gejala: Cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir
dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang
otot dan penurunan kesadaran.
• Penyebab: hiperventilasi, misal pada keracunan salisilat, histeria/
cemas yang berlebih, demam tinggi.
4. Alkalosis Metabolik
• Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam
keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik
terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh
adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah
yang berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang
lambung.
• Selain itu, alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium
atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan
ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
• Penyebab utama akalosis metabolik:
a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).
Diagnosa Keperawatan

1. Aktual/risiko kelebihan volume cairan b/d penurunan


volume urine, retensi cairan dan natrium, peningkatan
aldosteron sekunder dari penurunan GFR.
2. Aktual/risiko ketidakseimbangan cairan elektrolit b/d
destruksi stuktur ginjal secara progresif.
3. Aktual/risiko tinggi terjadinya penurunan curah jantung
b/d ketidakseimbangan cairan dan elekrolit, gangguan
frekuensi, irama, konduksi jantung, akumulasi/ penumpukan
urea toksin, kalsifikasi jaringan lunak.

4. Aktual/risiko terjadinya kerusakan integritas kulit b/d


gangguan status metabolik, penurunan turgor kulit,
penurunan aktivitas, akumulasi ureum dalam kulit.

5. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet,


perawatan dan pengobatan b/d kurangnya informasi.
NANDA,2015.
Contoh hasil BGA

Anda mungkin juga menyukai