Anda di halaman 1dari 18

Panduan Transportasi 1

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT SANTA CLARA MADIUN
Nomor : 846/RSSC/XI/2017
Tentang

PEMBERLAKUAN PANDUAN TRANSPORTASI


RUMAH SAKIT SANTA CLARA

Direktur Rumah Sakit Santa Clara,


Menimbang :
a. Bahwa Transportasi pasien harus dilaksanakan untuk peningkatan pelayanan sarana
kesehatan dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita;
b. Bahwa perlu ada panduan transportasi di Rumah Sakit Santa Clara;
c. Bahwa untuk maksud tersebut di atas perlu memberlakukan Panduan Transportasi
Rumah Sakit Santa Clara dengan Surat Keputusan Direktur.

Mengingat :
1. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
3. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Nomor : 1171/YPB-U/VIII/2014 tentang
Pengangkatan Jabatan Struktural (Direktur) RS. Santa Clara.
4. Surat Keputusan Pengurus Yayasan Nomor : 033/YPB-U/V/2017 tentang Struktur
Organisasi RS. Santa Clara Periode 1 Mei 2017 – 1 Mei 2020

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN TRANSPORTASI RUMAH SAKIT SANTA CLARA


Pertama : Memberlakukan Panduan Transportasi Rumah Sakit Santa Clara
sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini
Kedua : Panduan Transportasi sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama agar
digunakan sebagai acuan dalam Transportasi di Rumah Sakit Santa Clara.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila dikemudian
hari dijumpai adanya perubahan dan atau kekeliruan dalam keputusan ini
termasuk lampirannya, maka akan dilakukan peninjauan kembali dan
penyempurnaan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Madiun
Pada tanggal : 14 November 2017
Direktur,

dr. FX. Budiarto, MPH.

DAFTAR ISI
Panduan Transportasi 2
Halaman Judul …………………………………………………………………………. i

SK Pemberlakuan Panduan Transportasi …………………………………………….... ii

Daftar isi ……………………………………………………………………………….. iii

BAB I DEFINISI …………………………………………………………………….... 1

BAB II RUANG LINGKUP ………………………………………………………….... 2

A. Tiga sarana transportasi ambulance RS ……………………………………….. 2


B. Kebutuhan akan transportasi pasien …………………………………………… 2
C. Kendaraan lain untuk transportasi pasien ……………………………………… 3

BAB III TATA LAKSANA


A. Syarat ambulance dan SDM untuk proses trasportasi di RSSC ………………. 4
 Kendaraan …………………………………………………...………………. 4
 Alat Medis dan Keperawatan.……………………………………………….. 4
 SDM…………………………………….……………………………………. 6
B. Prosedur Transport pasien ……………………………………………………….. 9
C. Teknik pemindahan pada pasien ………………………………………………… 10
D. Jenis-jenis Transportasi pasien ………………………………………………….. 11
E. Transport pasien rujukan ………………………………………………………… 12
F. Sistem komunikasi ………………………………………………………………. 14

BAB IV DOKUMENTASI ……………………………………………………………… 15

BAB I

DEFINISI

Panduan Transportasi 3
1. Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut pasien/korban
dari tempat atau lokasi kejadian ke sarana kesehatan yang memadai dengan aman tanpa
memperberat keadaan pasien ke sarana kesehatan yang memadai.

2. Rujukan adalah penyerahan tanggung jawab dari satu pelayanan kesehatan ke pelayanan
kesehatan lainnya.

3. System rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-
balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun horizontal ke fasilitas
pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah
administrasi.

4. Pasien adalah orang yang menderita sakit, klien atau korban saat terjadi kecelakaan atau
bencana

5. Ambulance adalah kendaraan yang digunakan oleh RS untuk mentransport pasien/korban


dari tempat atau lokasi kejadian ke RS atau dari RS satu ke RS rujukan.

6. Ambulance Gawat Darurat adalah kendaraan RS yang digunakan untuk mentransport


pasien kritis(gawat darurat) dari RS ke RS rujukan, yang dilengkapi dengan peralatan
medis dan medikamentosa yang sesuai standar kebutuhan

7. Ambulance jenazah adalah kendaraan RS yang digunakan untuk mengantar jenazah dari
RS Santa Clara ke rumah atau ke tempat pemakaman.

8. Jasa Ambulance kontrak adalah penyedia jasa transport kendaraan dari luar RS Santa
Clara yang mengadakan kerjasama dengan RS Santa Clara dalam bentuk MoU.

9. Sopir Ambulance adalah orang yang memiliki ketrampilan mengendarai kendaraan


Ambulance dan sudah dilatih secara khusus cara penggunaannya dan bersertifikat BHD.

10. Perawat Ambulance adalah tenaga kesehatan yang telah lulus sekolah perawat dan
memiliki ijazah keperawatan dan mempunyai sertifikat PPGD/BTCLS.

11. Dokter adalah tenaga kesehatan yang telah lulus ilmu kedokteran dan memilik ijazah dan
sudah mendapat pelatihan tentang transportasi ambulance gawat darurat dan
PPGD/BTCLS/ACLS.

BAB II

RUANGLINGKUP

Panduan Transportasi 4
A. RS Santa Clara memiliki 3 sarana transportasi Ambulance, yaitu :

1. Ambulance Transportasi Orang Sakit (Non Emergency) digunakan untuk


mentransport pasien dari rumah/lokasi pasien ke RS Santa Clara atau untuk merujuk
pasien dari RS Santa Clara ke RS, Laboratorium Klinik atau Dokter Spesialis Praktek
Rujukan untuk pemeriksaan penunjang medik.

2. Ambulance Transportasi Emergency adalah kendaraan RS Santa Clara yang


dilengkapai dengan peralatan medik khusus dan obat-obatan, digunakan untuk
mentransport pasien dengan kondisi gawat darurat/kritis ke RS rujukan untuk
mendapatkan layanan kesehatan dan pemeriksaan tingkat lanjut.

3. Ambulance jenazah : digunakan untuk mengantar jenazah dari RS Santa Clara ke


rumah kediaman atau dari rumah kediaman ke tempat pemakaman.

B. Kebutuhan akan transportasi pasien berdasarkan :

1. Untuk proses rujukan, dibagi menjadi 2 hal sbb:

a. Pengiriman/ Rujukan Pasien


Adalah tindakan mengirim atau merujuk pasien dari RS Santa Clara ke RS lain
agar pasien mendapatkan pelayanan kesehatan tingkat lanjut dikarenakan
keterbatasan fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan di RS Santa Clara Madiun.
Atau dari tempat kejadian, pasien dibawa ke RS Santa Clara atau ke RS
tujuan/rujukan.

b. Pengiriman/ Rujukan Spesimen dan Penunjang Diagnostik Lainnya


Adalah pengiriman/rujukan pasien dan bahan-bahan pemeriksaan laboratorium
untuk penunjang diagnostik lainnya dari RS Santa Clara ke laboratorium/ tempat
pemeriksaan penunjang lain di luar RS Santa Clara, guna mendapatkan hasil
pemeriksaan laboratorium/ penunjang diagnostik yang tepat.

2. Pemulangan pasien :
a. Pemulangan pasien rawat inap
Adalah proses mengantar pasien dari ruang perawatan di RS Santa Clara ke lokasi
atau rumah tempat tinggal pasien, agar pasien mendapatkan rawat lanjut di rumah.
b. Pemulangan pasien rawat jalan
Adalah proses menjemput dan antar pasien dari rumah ke Unit Rawat Jalan
kembali lagi ke rumah, atau mengantar pasien dari Unit Rawat Jalan kembali ke
rumah.

c. Pemulangan jenazah
Adalah proses pengiriman jenazah dari rumah sakit ke rumah, atau dari rumah
duka ke tempat pemakaman.

C. Kendaraan lain untuk transportasi pasien

Panduan Transportasi 5
Dalam hal kondisi tertentu, selain dengan menggunakan Ambulance tersebut di atas
harus mendapatkan persetujuan dari pihak RS Santa Clara dan pasien/keluarga atau
penanggung jawab pasien, misal : kendaraan pribadi, milik keluarga atau teman pasien,
sepeda motor.
Dengan memperhatikan situasi dan kondisi pasien, dapat dipertimbangkan baik, buruk
atau risiko menggunakan kendaraan selain Ambulance.
Jika pasien/keluarga atau penanggung jawab pasien menolak untuk menggunakan
Ambulance RS Santa Clara, sedang kondisi pasien membutuhkan alat transportasi
tersebut, maka harus ada surat pernyataan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak
dalam Inform Consent(Penolakan Tindakan Medik) dan dijabarkan dalam form Informasi
dan Komunikasi Harian.

BAB III

TATA LAKSANA

Proses untuk merujuk dan memulangkan pasien mencakup kriteria akan jenis
transportasi yang dibutuhkan pasien. Jenis transportasi bervariasi, mungkin dengan

Panduan Transportasi 6
Ambulance atau kendaraan lain milik RS Santa Clara, kendaraan milik keluarga atau teman.
Kendaraan yang dipilih tergantung kepada kondisi pasien.
Kendaraan milik RS Santa Clara harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang
berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan. RS Santa Clara
mengidentifikasi situasi transportasi yang mempunyai risiko terkena infeksi, dan menerapkan
strategi untuk mengurangi risiko tersebut. Kebutuhan medika mentosa dan perbekalan
lainnya di dalam kendaraan didasarkan kondisi pasiennya.
Jika kendaraan Ambulance bukan dari RS Santa Clara, pihak manajemen RS
mengadakan kontrak (MoU) dengan instansi/RS lain yang mempunyai standard dan
keamanan untuk pasien dan kendaraan tersebut.

A. Syarat Ambulance dan SDM untuk proses transport di RS Santa Clara adalah :

1. Kendaraan
Yang terpenting disini adalah :
 penderita dapat terlentang
 cukup luas untuk paling sedikit 1 penderita dan 1 petugas dapat bergerak leluasa
 cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan infus dapat jalan
 dapat melakukan komunikasi ke sentral komunikasi dan rumah sakit
 identitas yang jelas sehingga mudah dibedakan dari Ambulance lain

2. Alat Medis dan Keperawatan :

Alat – alat medis yang diperlukan adalah :

 Resusitasi :
– manual
– otomatik
– laringoskop
 pipa endo / nasotracheal
 tabung O2
 Alat hisap/Suction
 Obat-obat, infus, untuk resusitasi-stabilisasi
 Balut, bidai
 Tandu/Strecher
 ECG/Monitor

Alat-alat medis ini dapat disederhanakan sesuai dengan kondisi kebutuhan. Tiap
Ambulance dapat berfungsi untuk penderita gawat darurat sehari-hari diperlengkapi
dengan peralatan medik dan medikamentosa sesuai kebutuhan, sebagai berikut :

1. Peralatan medik dan keperawatan :


 Ambu bag
 NRM
 Simple Mask
 LMA no. 1,2,3

Panduan Transportasi 7
 ET No. 5,6,7
 Laringoskop
 Slang Oksigen Binasal
 Tensimeter
 Stetoskop
 Mayo(guedel)
 Tongue Spatel
 Pispot dan urinal
 Tabung Oksigen Ukuran Sedang
 Suction Manual/automatic
 Syring pump
 Infus pump
 Monitor Jantung
 Spinal board pendek atau papan RJP

2. Obat-obat injeksi :
 Adrenalin
 Sulfas Atropin
 Aminophyllin
 Dexamethasone
 Analgesik Antipiretik
 Diazepam
 Dextrose 40%
 Lidocain
 Dopamin
 Antiemetik
 Diuretik
3. Alkes :
 Spuit 10 cc
 Spuit 5 cc
 Spuit 3 cc
 Infus set
 Blood set
 Perban 10 cm
 Perban 5 cm
 NRM
 Simple Mask
 LMA no. 1,2,3
 ET No. 5,6,7
 Laringoskop
 Slang Oksigen Binasal
 Plester/Hypafix
 IV. Catheter no. 18, 20, 22, 24.
 Suction Catheter no. 14, 16, 18
 Folley Catheter No. 8, 10, 14, 16
 Hypafix set
 Handscoon disposable
 Suction tube no. 10, 11, 12
 Urine bag
 Gunting
Panduan Transportasi 8
4. Lain-lain :
 Tissue
 Pispot dan Urinal
 Tas kresek
 Tempat sampah

3. SDM (Sumber Daya Manusia)


Dalam proses merujuk juga perlu dipersiapkan SDM yang memadai sesuai dengan
kriteria dan kebutuhan kondisi pasien, dari pasien biasa (non emergency) sampai
pasien yang dalam kondisi kritis dan perlu pendamping khusus, serta peralatan yang
memadai selama proses transport berlangsung.

a. Kompetensi Pendamping dan Peralatan transfer pasien di dalam RS :

Petugas
Keterampilan yang Peralatan
Pasien Pendaming
dibutuhkan Utama
Minimal
Derajat 0 Asperkes/
Bantuan Hidup Dasar (BHD) Oksigen
(tua/delirium) Satpam
 BHD
Perawat/Petugas
 Pelatihan Tabung gas
yang  Oksigen
Derajat 1  Pemberian obat-obatan
berpengalaman,  Suction
 Kenal akan tanda deteriorasi
Satpam
 Ketrampilan trakeostomi dan suction
 Pompa
infus
dengan
 Baterei
 Oksimetri
Dokter dan Semua ketrampilan di atas, dua tahun Semua
Derajat 2 Perawat pengalaman dalam perawatan intensif peralatan di
Asperkes, (oksigenasi, sungkup pernapasan, atas,
Satpam defibrillator, monitor) ditambah;
 Monitor
EKG
 Tensimeter
 Defibrilator

Dokter, Standar kompetensi dokter harus di atas  Monitor


Derajat 3 Perawat, standar minimal ICU
portabel
Satpam yang
Dokter : lengkap
 Minimal 6 bulan pengalaman  Ventilator
Panduan Transportasi 9
dan
peralatan
mengenai perawatan pasien transfer
yang
intensif dan bekerja di ICU memenuhi
standar
 Keterampilan bantuan hidup minimal
dasar dan lanjut
 Keterampilan menangani
permasalahan jalan napas dan
pernapasan, minimal level ST
3 atau sederajat.
 Harus mengikuti pelatihan untuk
transfer pasien dengan sakit
berat / kritis
Perawat :
 Minimal 2 tahun bekerja di ICU
 Keterampilan bantuan hidup
dasar dan lanjut
 Harus mengikuti pelatihan untuk
transfer pasien dengan sakit berat/kritis

b. Kompetensi SDM Pendamping Pasien untuk transfer antar rumah sakit :

JENIS
KETRAMPILAN
PETUGAS AMBULANCE &
NO PASIEN YANG
PENDAMPING PERALATAN
DIBUTUHKAN
UTAMA

1 DERAJAT 0  Perawat PK I  Bantuan Hidup  Ambulance


Dasar ( BHD)
 Emergency Kit

2 DERAJAT 1  Perawat PK II  Bantuan Hidup  Ambulance


Dasar
 Emergency Kit
 Penanganan
Kegawatdaruratan  Suction

Panduan Transportasi 10
3 DERAJAT 2  Perawat PK III/ICU  Bantuan Hidup  Ambulance
Dasar
 Perawat Code Blue  Emergency KIT
 Diklat Code Blue
 Dokter  Alkes : monitor,
 BTCLS/ATCLS infus pump,
syringe pump

 Defibrilator jika
diperlukan

4 DERAJAT 3  Perawat PK III /ICU  Perawat :  Ambulances


advance
 Perawat Code Blue  Perawat Code Blue lengkap dengan
dengan ventilator
 Dokter pengalaman kerja portable
dinas di UGD/ICU
minimal 2 tahun  Ambulance
AGD 118 atau
 Sudah lulus Diklat sejenisnya
Code Blue
Lanjutan

 Sudah lulus Diklat


BTCLS.

 Dokter :

 Pernah bertugas
di UGD/ ICU
minimal 6 bulan

 Sudah lulus
diklat ATCLS

 Sudah lulus
diklat Code Blue
Lanjutan

B. Prosedur untuk transport pasien antara lain :

1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas
tanpa kesulitan setelah diletakan di atas tandu. Perhatikan jika pasien tidak sadar dan
menggunakan alat bantu jalan nafas (airway).

Panduan Transportasi 11
2. Amankan posisi tandu di dalam Ambulance. Pastikan selalu bahwa pasien dalam
posisi aman selama perjalanan ke rumah sakit.

3. Posisikan dan amankan pasien. Selama pemindahan ke Ambulance, pasien harus


diamankan dengan kuat ke tandu.

4. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu.

5. Tali ikat keamanan digunakan ketika pasien siap untuk dipindahkan ke Ambulance,
sesuaikan kekencangan tali pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan aman.

6. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung. Jika kondisi pasien
cenderung berkembang ke arah henti jantung, letakkan spinal board pendek atau
papan RJP di bawah matras sebelum Ambulance dijalankan.

7. Melonggarkan pakaian yang ketat.

8. Periksa perbannya. Periksa bidainya.

9. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien

10. Naikkan barang-barang pribadi.

11. Tenangkan pasien.

C. Teknik Pemindahan Pada Pasien

Teknik pemindahan pada pasien termasuk dalam transport pasien, seperti pemindahan
pasien dari satu tempat ke tempat lain, baik menggunakan alat transport seperti
Ambulances, dan branker yang berguna sebagai pengangkut pasien gawat darurat.

1. Pemindahan pasien dari tempat tidur ke brankar.

Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar oleh perawat. Pada pemindahan
pasien ke brankar menggunakan Easymove, yang ditarik untuk memindahkan pasien
dari tempat tidur ke branker. Brankar dan tempat tidur ditempatkan berdampingan
sehingga pasien dapat dipindahkan dengan cepat dan mudah dengan menggunakan
Easymove. Pemindahan pada pasien membutuhkan tiga orang penolong

2. Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kursi

Panduan Transportasi 12
Perawat menjelaskan prosedur terlebih dahulu pada pasien sebelum pemindahan.
Kursi ditempatkan dekat dengan tempat tidur dengan punggung kursi sejajar dengan
bagian kepala tempat tidur. Pemindahan yang aman adalah prioritas pertama, ketika
memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda, perawat harus menggunakan
mekanika tubuh yang tepat.

3. Pemindahan pasien ke posisi lateral atau prone di tempat tidur :

a. Pindahkan pasien dari ke posisi yang berlawanan

b. Letakan tangan pasien yang dekat dengan perawat ke dada dan tangan yang jauh
dari perawat, sedikit kedapan badan pasien

c. Letakan kaki pasien yang terjauh dengan perawat menyilang di atas kaki yang
terdekat

d. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan pasien

e. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bantu pasien

f. Tarik badan pasien

g. Beri bantal pada tempat yang diperlukan.

D. Jenis-Jenis dari Transportasi Pasien.

Transportasi pasien pada umumnya terbagi atas tiga :

A. Transportasi Gawat Darurat dan Kritits :

 Transportasi Pasien Gawat darurat


Panduan dalam mengangkat pasien gawat darurat :
1. Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita.

2. Nilai beban yang akan diangkat secara bersama dan bila merasa tidak
mampu jangan dipaksakan

3. Ke-dua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit didepan kaki sedikit
sebelahnya
Panduan Transportasi 13
4. Berjongkok, jangan membungkuk, saat mengangkat

5. Tangan yang memegang menghadap kedepan

6. Tubuh sedekat mungkin ke beban yang harus diangkat. Bila terpaksa jarak
maksimal tangan dengan tubuh kita adalah 50 cm

7. Jangan memutar tubuh saat mengangkat

8. Panduan diatas berlaku juga saat menarik atau mendorong pasien

 Transportasi Pasien Kritis :

Definisi pasien kritis adalah pasien dengan disfungsi atau gagal pada satu atau
lebih sistem tubuh, tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi.

Transport intra hospital pasien kritis harus mengikuti beberapa aturan, yaitu :

1. Koordinasi sebelum transport :

 Informasi bahwa area tempat pasien akan dipindahkan telah siap untuk
menerima pasien tersebut serta membuat rencana terapi

 Dokter yang bertugas harus menemani pasien dan komunikasi antar dokter
dan perawat juga harus terjalin mengenai situasi medis pasien

 Tuliskan dalam rekam medis kejadian yang berlangsung selama transport


dan evaluasi kondisi pasien

2. Profesional beserta dengan pasien: 2 profesional (dokter atau perawat) harus


menemani pasien dalam kondisi serius.

 Salah satu profesional adalah perawat yang bertugas, dengan pengalaman


CPR atau khusus terlatih pada transport pasien kondisi kritis

 Profesioanl kedua dapat dokter atau perawat. Seorang dokter harus


menemani pasien dengan instabilitas fisiologik dan pasien yang
membutuhkan urgent action

3. Monitoring selama transport.

Observasi dan monitor kondisi pasien selama proses transfer, dan


didokumenkan pada form yang telah tersedia. Catat perkembangan atau kodisi
yang mengkhawatirkan, lapor DPJP bila perlu untuk tindakan atau intervensi
selama transport.

B. Transportasi pasien non emergency

C. Transportasi pemulangan pasien ke rumah/tempat tinggal.

Panduan Transportasi 14
E. Transport Pasien Rujukan

Cara Merujuk

Langkah-langkah rujukan adalah :

1. Menentukan kegawat daruratan, pasien dibedakan menurut derajatnya :

a. Derajat 0 :

Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa di unit
Rumah Sakit Santa Clara Madiun yang dituju, biasanya tidak perlu didampingi
oleh dokter.

b. Derajat 1 :

Pasien dengan resiko perburukan kondisi atau pasien yang sebelumnya menjalani
perawatan di ICU yang sudah mengalami perbaikan keadaan umum, dimana
membutuhkan ruangan perawatan biasa dengan saran dan dukungan tambahan
dari tim perawatan kritis; dapat didampingi oleh perawat, petugas Ambulance, dan
atau dokter (selama transfer).

c. Derajat 2 :

Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi lebih ketat, termasuk


penanganan kegagalan satu sistem organ atau perawatan paska operasi dan pasien
yang sebelumnya di rawat di ICU, harus didampingi oleh petugas yang kompeten,
terlatih dan berpengalaman (biasanya dokter dan perawat anggota Code Blue)

d. Derajat 3 :

Pasien yang membutuhkan bantuan pernafasan lanjut (advanced respiratory


support) atau bantuan pernafasan dasar (basic respiratory support) dengan
dukungan /bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien yang
membutuhkan penanganan kegagalan multi organ harus didampingi oleh petugas
yang kompeten, terlatih, dan berpengalaman (yaitu dokter dan perawat ICU /
anggota Code Blue).

2. Menentukan tempat rujukan

Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang


mempunyai kewenangan dan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan
tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan pasien.

3. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang proses, prosedur dan
alasan rujuk

Panduan Transportasi 15
4. Memberikan informasi pada tempat rujukan yang dituju, meliputi :

a. Informasi tentang kondisi pasien yang aktual

b. Informasi alasan merujuk pasien

c. Konfirmasi sarana, fasilitas, ruang rawat, layanan lain dan dokter spesialis yang
dibutuhkan sesuai kondisi pasien

5. Persiapan pasien

6. Pengiriman Pasien (Proses Transport)

7. Tindak lanjut pasien :

a. Untuk pasien yang telah dikembalikan

b. Kunjungan ke rumah, pasien yang memerlukan tindakan perawatan lanjut di


rumah

c. Jalur Rujukan

d. Alur rujukan jika terjadi kasus kegawat daruratan

F. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi merupakan bagian yang penting baik dalam proses penanganan
bencana maupun pertolongan pada klien dengan gawat darurat.

Dapat menggunakan cara, seperti :

– Telephone/Handphone

– Radio

Rumah Sakit Santa Clara hanya menggunakan alat komunikasi dengan telephone dan
handphone. Baik dari RS ke tempat rujukan atau sebaliknya dari tempat kejadian ke RS
Santa Clara atau ke tempat RS rujukan menggunakan HP dan telephone, nomor telephone
sbb:
 (0351) 462688 : Operator RS Santa Clara

 081332425672 : UGD RS Santa Clara.

Panduan Transportasi 16
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Rekam Medis Pasien

2. Form Transfer Pasien

3. Surat Pengantar Rujukan

4. Buku expedisi penggunaan Ambulance RS Santa Clara

5. Buku pemeliharaan Ambulance RS Santa Clara

Panduan Transportasi 17
Panduan Transportasi 18

Anda mungkin juga menyukai