ASAM BASA
CO2 ( larut )
CO2
R-NHCOO
CO2
CO2 + H2O
Cl - Cl - ca
O2 HCO3 HCO3 + H +
Hb O2 + HbH
O2
Sel O2
Jaringan Eritrosit
Plasma
2.
Pertukaran
Ekskresiion
ionNa dan ion
H dalam H:
urine
Tubulus ginjal ion H sel tubulus ginjal ditukar ion Na
lumen tubulus ( memerlukan energi & enzim ATP ase).
Pada asidosis / alkalosis untuk mempertahankan
perbedaan pH CIS sel tubulus & Cairan lumen tubulus
keasaman maksimal di lumen tubulus pH = 4,4.
PLASMA SEL TUBULUS LUMEN TUBULUS
CO2 CO2 + H2O
ca
H2CO3 Na2HPO4
Kompetisi
dengan
ion K
HCO3 HCO3 + H H
Na Na Na Na + HPO4
Glutamin Ion H & Cl
+
NH3 NH3 NaH2PO4
SYARAT SAMPEL :
1. Ketenangan pasien
2. Suhu tubuh darah normal pada 370 C , setiap
10 menit :
- pH turun 0,01
- pCO2 turun 1 mmHg
- pO2 turun 0,1
vol. %
3. Hiperproteinemia & hiperlipidemia melapisi
electrode fungsi menurun.
4. Lekositosis pO2 menurun
5. Volume antikoagulan heparin :
- Lebih : pH, pCO 2, dan HCO3-
- Kurang : mikroagregat
HASIL PEMERIKSAAN :
AG = ( Na + K ) – ( HCO3 + Cl )
( N = 10 – 20 mmol / L )
atau
AG = Na – ( HCO3 + Cl )
( N = 8 – 16 mmol / L )
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA
KLASIFIKASI :
1. Asidosis Metabolik
1. Fully compensated
2. Asidosis Respiratorik
2. Partially compensated
3. Alkalosis Metabolik
3. Uncompensated
4. Alkalosis Respiratorik
Faktor2 Penyebab :
1. Jumlah produksi asam organik > jumlah ekskresinya.
Contoh :
DM as. Aseto acetat & as. Beta hidroksi
butirat
2. Ekskresi asam terganggu / berkurang.
Contoh : Gagal Ginjal, RTA.
3. Pembuangan HCO3 keluarnya cairan duodenum
yang berlebihan HCO3 plasma disertai Cl atau
Na
Klasifikasi Asidosis Metabolik :
As. Met. dengan Anion Gap normal Cl
1. Asidosis Metabolik disertai hipokalemia :
– Kehilangan Na , K & HCO3 melalui
gastrointestinal.
– Carbonic Anhydrase inhibitor ,
diuretika –
Ureterosigmoidostomy, Vesico colic fistula , RTA
2. Asidosis Metabolik disertai normokalemia.
– Gagal ginjal tahap awal , hidronephrosis
– Tx. : NH4Cl, arginin HCL, antagonis
aldostsron – Hypoaldosteronisme
3. Asidosis Metabolik disertai hiperkalemia :
– Ginjal gagal membentuk renin
– Korteks adrenal gagal mensekresi aldosteron
As. Met. dengan Anion Gap Cl normal /
1. Gagal ginjal GFR & fungsi tubulus amonia &
pertukaran Na – H ekskresi ion H .
Asidosis terjadi : GFR < 20 mL / menit atau kreatinin >
4 mg/dl.
2. Ketoasidosis penumpukan benda2 keton
HCO3 dan kadar Cl normal /
3. Intoksikasi salisilat ( kadar salisilat > 30 mg/dl )
gangguan metabolisme membentuk asam2 organik.
4. Toksin & bahan kimia ( metanol. Etilon glikol )
5. Asidosis asam laktat :
Tipe A hipoksia jaringan yang berat : anemia berat,
syok, insufisiensi pulmo, dekompensasi jantung.
Tipe B Gagal hati, kejang, uremia.
Hubungan kadar elektrolit dan Asidosis Metabolik.
Abnormalitas kadar elektrolit tergantung penyebabnya.
Ketoasidosis diabetika.
1. Asam organik HCO3 & kadang2 ion Cl
2. Poliuria Na dan K
3. Tx. Insulin glukosa air keluar dari CIV &
Na , kadar K normal /
Gagal ginjal.
1. Retensi asam organik, fosfat, & sulfat.
2. Asidosis Metabolik kronis mobilisasi Ca dari
tulang .
3. pH disosiasi Ca yang terikat protein filtrasi
Ca & reabsorbsi Ca di tubulus
2. ALKALOSIS METABOLIK
1. Tx. Basa ( NaHCO3 ), sitras pada transfusi, antacida.
2. Kehilangan HCl dari lambung & hipovolemia
muntah2 , obstruksi pylorus / intestinal atas.
3. Defisit ion K : sindroma cushing, K makanan ,
hiperaldosteronisme,
Kalium meningkatkan reabsorbsi Na ,
produksi NH3 & sekresi H. Peningkatan sekresi H
HCO3
4. Hipovolemia sekresi aldosteron reabsorbsi Na,
HCO3 atau Cl.
5. Tx. Diuretika yang mencegah absorbsi Na di tubulus.
Na dalam cairan tubulus distal memacu aldosteron
sekresi & ekskresi K.
6. Pencahar & infus cairan tanpa Kalium.
Hubungan kadar elektrolit dan Alkalosis Metabolik.
Abnormalitas kadar elektrolit tergantung penyebabnya.
Muntah2 berat.
1. Kadar Cl & K dapat
2. Dehidrasi Protein
3. Makanan asam keton .
Pemberihan NaHCO3 berlebih Na
Kalium tubuh ion H banyak ditukar dengan Na &
pH urine rendah walaupun keadaan alkalosis
metabolik paradoksial asiduria.
3. ASIDOSIS RESPIRATORIK
Keadaan dengan penurunan pembuangan CO2 di pulmo
pCO2 & asidosis respiratorik kronik & akut.
1. Langsung menekan system pusat nafas :
Obat2 narkotika & barbiturat.
Trauma sistem saraf pusat, tumor, proses degeneratif
Infeksi sistem saraf pusat.
Koma.
Hipoventilasi sentral peripher.
2. Mengenai alat pernafasan :
PPOM, Fibrosis paru, Status asmatikus, Infeksi paru
berat, spasme larynx, Gangguan gerakan paru, Cacat
dada, gangguan persyarafan otot pernafasan.
3. Lain2 :
Pembesaran abdomen ( peritonitis, ascites), obesitas.
Hubungan kadar elektrolit dan Asidosis Respiratorik.
1. Cl plasma & HCO3
2. Hiperkalemia ion K keluar dari CIS ke plasma
bertukar dengan ion H ( setiap penurunan 0,1 unit pH
Kalium 0,6 mmol / L ).
3. Pengasaman urine & pembentukan amonia .
4. ALKALOSIS RESPIRATORIK
Penurunan pCO2 & difisit CO2 primer meningkatnya
frekuensi dan kedalaman respirasi ion H dan pH .
1. Pacuan pusat nafas yang tidak berasal dari
pernafasan :
Ketegangan , histeri, CVA, Hipoksia, hipertiroid.
Panas badan,
Sepsis, Infeksi sistem saraf pusat. Encepalopati
metabolik ( penyakit hati )
2. Penyakit Paru :
Pneumonia, asma, emboli paru.
Penyakit paru interstitiel, Gagal jantung congestif.
Kompensasi pernafasan sesudah koreksi asidosis
metabolik.
3. Lain2 :
RANGKUMAN
Tubuh dalam kaitannya dengan produk metabolisme
atau produk penyakit mengendalikan
keseimbangan asam & basa.
Pengendalian asam basa dilakukan bersama2 :
system penyangga, pernafasan & ginjal.
Gangguan keseimbangan Asidosis / Alkalosis ,
Respiratorik & Metabolik.
Menentukan gangguan murni / campuran atau nilai
kompensasi perhitungan estimasi.
Penentuan Anion Gap memperkirakan jumlah
anion yang tidak ditentukan di laboratorium rutin.
AGD Px. elektrolit : Na , K , Ca dan Cl
RUMUS KOMPENSASI :
1. Asidosis metabolik kompensasi alk. respiratorik.
HCO3 PRIMER & pCO2 kompensasi
Estimasi pCO2 : pCO2 = ( 1,5 x HCO3 ) + 8
2. Alkalosis Metabolik kompensasi As. Resp.
Estimasi pCO2 : pCO2 = ( 0,9 x HCO3 ) + 9
3. Asidosis respiratorik kompensasi Alk. Metab.
Estimasi HCO3 : HCO3 = ( 0,43 x pCO2 ) + 7,6