Anda di halaman 1dari 6

1.

proses biokimia yang terjadi pada sistem respirasi

Sistem pernafasan tubuh

Dengan cara hiperventilasi ataupun hipoventilasi, sistem ini mengatur komponen H.HCO3,
sehingga rasio B.HCO:HCO3 tetap dipertahankan normal. Dalam hal ini melibatkan:
1. Pemasukan O2 dan pelepasan CO2 di alveoli paru-paru
2. Transportasi O2 dari alveoli paru-paru ke jaringan- jaringan
3. Transportasi CO2 dari jaringan ke alveoli paru-paru.

Jadi, merupakan sistem pertukaran oksigen udara atmosfer dengan karbon dioksida tubuh.

Komposisi udara inspirasi dan ekspirasi (Tabel 7).

Tabel 7: Komposisi udara inspirasi dan ekspirasi

udara pernafasan
GAS Inspirasi Ekspirasi
% %
O2 20.96 16.02

CO2 0.04 4.38

N2 79.00 79.00

Peran penting dalam proses difusi udara adalah tekanan parsiel masing-masing gas yang
terdapat dalam udara pernafasan. Jadi, pertukaran gas oksigen alveol dan gas karbondioksida darah
alveol ditentukan oleh tekanan parsiel masing-masing gas O2 dan CO2.

Tekanan parsiel O2 ditulisakan pO2, tekanan parsiel CO2 dituliskan pCO2. Dalam ruang alveol paru-
paru: pO2 = 107 mmHg dan pCO2 = 36 mmHg, dan dalam sirkulasi darah kapiler paru-paru: pO2 =
40 mmHg dan pCO2 = 46 mmHg. Akibatnya O2 akan bergerak dari alveol paru-paru, sebaliknya CO 2
akan bergerak dari arteriol paru-paru. (Diagram 6).

Diagram 6: Difusi O2 dan CO2 di paru-paru

.
Alveol paru Arteriol paru

Gerakan O2

Gerakan CO2
pO2 107 mnd-Ig 107 mmHg 40 mmHg
40 mmHg 36 mmHg 46 mmHg
pCO2 36 mmHg
46 mmHg

Perhitungan gas yang larut dalam suatu cairan, sebagai berikut:

V = a. v. p. M1
760

Dimana:
a = Koefisien kelarutan gas
v = Volume ML tempat gas larut p = Tekanan parsiel gas

Tabel 9. Banyaknya gas O2, CO2 dan N2 menurut perhitungandan kenyataannya.

ml gas / 100 ml darah

O2 CO2 N2

Perhitungan 0.393 2.96 1.04


Kenyataan pada
Arteri 20.00 50.00 1.70
Vena 14.00 56.00 1.70

Kesimpulan bahwa proses transportasi O2 dan CO2 selain yang larut dalam plasma darah
masih terdapat sistem lainnya yang jauh lebih besar kemampuannya untuk mengangkut O2 dan CO2.
Transportasi O2 dalam darah berbentuk:

1. Gas larut di dalam plasma darah (Jumlahnya sedikit).


2.O2 terikat hemoglobin dalam sel darah merah membentuk senyawa Hb- oksi (HbO2).
HbO2 mempunyai keasaman tinggi, lebih tinggi daripada Hb tereduksi.

Reaksi:

Hb + O2 HbO2

Transportasi CO2 dalam darah berbentuk:

1. gas larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit).


2. asam karbonat, larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit).
3. berbentuk ikatan karbamino dengan protein darah, termasuk Hb (kira-kira 20%
CO2 yang ditransport).
4. garam bikarbonat (kira-kira 70% CO2 yang ditranspor).

Kejenuhan oksi-hemoglobin

Kejenuhan Hb-oksi tcrulama dipengaruhi oleh pO2 dan pCO2 setempat. Kurva disosiasi oksi-
Hb normal (Gambar: 9) berupa Kurva disosiasi oksi-Hb pada pCO2 sebesar 40 mmHg.

Gambar9:KurvadisosiasioksiHbatauKurvakejenuhanoksiHb

%Saturasi

100

80

60

40

20

20 40 60 80 100 120 mmHg

pO2

BertambahnyapCO2menggeserlengkungkurvadisosiasiHboksikearahkanan(EfekBohr).
EfekBohrmenggambarkan:
PadapO2yangsamabesarnya,kejenuhanHboksiakanmenurunatauDerajatdisosiasiOksi
Hbakanmeningkat,karenabertambahtingginyapCO2dibagiantubuhtertentu.
Kejenuhan Hboksi yang sempurna di mana 1.34 ml O2 terikat/gm Hb). Terlihat pada
lengkungkurvadisosiasioksiHbdenganpO2100mmHgdanpCO240mmHg.
SelainPO2danPCO2,masihterdapatfaktorlainyangmempengaruhikurvadisosiasiHb
oksi,misatnya:
1.KeasamanataupH
2.Kadarelektrolit
3.Suhu
4.Kadar2,3bisphosphoglycerat(2,3BPG).
BilapHmenurun(keasamanmeningkat),kadarelektrolitmeningkat,suhumeningkat,dan
kadar2,3BPGmeningkat;semuanyaberakibatmeningkatkandisosiasiHboksiataumenurunkan
kejenuhanHboksi.
Hboksi lebih bersifat asam dibandingkan dengan Hb tereduksi; sehingga proses oksigenasi
hemoglobinmembantupelepasanproton(ionH+)darimolekulhemoglobin.
Proton yang bebas bereaksi dengan ion bikarbonat membentuk asam karbonat. Dengan
bantuan enzim karbonat anhidrase dibebaskan CO2 dari asam karbonat. Efek tersebut dinamakan
efek Haldane. Efek Haldane, bersifat melipat gandakan jumlah CO2 yang dibebaskan dari darah
sebagai akibat proses oksigenasi Hemoglobin di paru-paru; sebaliknya proses deoksigenasi Hb-oksi
di jaringan perifer efek Haldane melipatgandakan up-take CO2 dari jaringan.
CO2 bergabung dengan Hemoglobin atau protein darah sebagai ikatan kovalen yang agak
longgar dengan nitrogen amino-alfa terminal residu valin dike empat rantai polipeptida molekul
globin Hb.
"Respiratory exchange" (" respiratory quotient")

"Respiratory Exchange (RE)", dikenal pula sebagai. "Respiratory Quotient


(RQ)" adalah perbandingan antara banyaknya CO2 yang dihasilkan dengan banyaknya
O2 yang digunakan pada pembakaran nutrien, misalnya karbohidrat, lemak dan
protein.

RE=RQ= CO2 yang dihasilkan

Alveol paru plasma darah sel darah merah O2


yang

CO2 CO2 CO2 +H2O


karbonat
anhidrase

H2CO3 H2CO3

HCO3- HCO3- + H+ KHB


+
Na+
Cl- + K+ HHb
NaHCO3
CL-
KCL
NaCL

dipergunakan

"Chloride shift"

Adalah gerakan ion CI-, yang mengimbangi gerakan ion HCO3- dari atau ke
plasma darah ke atau dari sel darah merah, pada proses transportasi CO2 dalam darah.
Arah gerakan ion CI- di sistem kapiler jaringan berbeda dengan arah gerakan
-
ion Cl di sistem kapiler alveol paru. (Diagram: 7).

Diagram 7: Chloride shift di kapiler alveol paru


Chloride shift di kapiler jaringan berlawanan arahnya dari Chloride shift di kapiler
alveol.
Maka, peranan sistem pernafasan dalam mempertahankan keseimbangan
asam-basa dengan cara mengatur kandungan H2CO3 darah; dengan kata lain
mengatur ventilasi pernafasan, yaitu mengatur ekskresi dan retensi CO2 dalam tubuh.
Bila terdapat gangguan fungsi pernafasan, sehingga menyebabkan
gangguan pengaturan kandungan CO2 dalam darah, kcadaan serupa ini memberikan
dua kemungkinan:

1. Gangguan ekskresi CO2, yang berakibat CO2 tertimbun dalam tubuh. Dengan
kata lain terdapat kelebihan kandungan HHCO3 dibandingkan dengan
kandungan BHCO3 berarti pH darah lebih kecil dari 7.3.
Keadaan serupa ini dikenal sebagai asidosis respirasi.

2. Gangguan eksresi CO2, yang berakibat CO2 terlalu banyak dikeluarkan dari
tubuh. Dengan kata lain kelebihan kandungan Garam Bikarbonat
dibandingkan dengan kandungan HHCO3, berarti pH darah lebih besar dari
7.5.
Keadaan serupa ini dikenal sebagai alkalosis respirasi.

REFERENSI

1. Ikhtisar Biokimia Dasar FKUI

Anda mungkin juga menyukai