Anda di halaman 1dari 3

A.

    Buffer bikarbonat

Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer ekstraselular utama dan bertanggung jawab
mempertahankan pH darah. Karbondioksida yang terbentuk selama respirasi sel akan larut dalam
air (plasma) untuk membentuk asam karbonat.
Reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia merupakan reaksi enzimatis yaitu
reaksi yang melibatkan enzim sebagai katalis . enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja dengan
baik pada pH tertentu (pH optimumnya). Agar enzim tetap bekerja secara optimum, diperlukan
lingkungan reaksi dengan pH yang relative tetap, untuk itu maka diperlukan larutan penyangga
(buffer). Di dalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan asam-basa konjugasi yang berfungsi
sebagai buffer. Cairan tubuh baik sebagai cairan intra sel dan ekstra sel memerlukan system
penyangga tersebut untuk mempertahankan harga pH cairan tersebut. System penyangga ekstra
sel yang penting adalah penyangga bikarbonat. yang berperan dalam menyangga pH darah.
Sistem buffer yang utama di dalam plasma darah adalah buffer karbonat, yang terdiri dari
asam karbonat (H2CO3) sebagai donor proton dan bikarbonat (HCO3) sebagai akseptor proton.
H2CO3 H+ + HCO3
Sistem bikarbonat yang mempunyai konstanta ekuilibrium sendiri

K2’ = [H+][HCO3-]
[H2CO3]
Berfungsi sebagai buffer, sama seperti pasangan asam-basa konyugat lainya, tetapi
system ini bersifat uni, dalam hal bahwa salah satu komponennya, asam karbonat dibentuk dari
karbon dioksida yang melarut,dan air, menurut persamaan reaksi dapat balik
CO2(d) = H2O H2CO3
Yang mempunyai konsatanta ekulibrium yang diberikan oleh persamaan

K2’ = [H2CO3}
[CO2(d)][H2O]

Karena karbon dioksida bersifat gas pada kondisi normal, konsentrasi CO 2 terlarut merupakan
hasil ekuilibrium dengan CO2 dari fase gas
CO2 (g) CO2 (d)

pH system buffer bikarbonat tergantung pada konsentrasi H 2CO3 dan HCO3- terlarut, donor
proton dan komponen akseptor.Tetapi, karena konsentrasi H2CO3 tergantung kepada konsentrasi
CO2 terlarut,dan konsentrasi ini seterusnya tergantung kepada tekanan bagian CO2 di dalam fase
gas, PH buffer bikarbonat yang bersinggungan dengan fase gas, pada akhirnya ditentukan oleh
konsentrasi HCO3- di dalam fase cair dan tekanan bagian CO2 di dalam fase gas ( kontak 4-3)
Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer fisiologi yang efektif pada pH di dekat
7,4 karena donor proton H2CO3 di dalam plasma darah berada dalam kesetimbangan yang lebih
dengan persediaan CO2 yang berlimpah di dalam ruang udarapada paru-paru. Pda setiap keaadan,
pada saat darah harus menyerap kelebihan OH-, H2CO3 di dalam darah yang terubah menjadi
HCO3- oleh reaksi dengan OH- , secara cepat dikembalikan dari tempatnya yang berlimpah di
dalam fase gas CO2 pada paru-paru.Gas ini melarutkan ke dalam darah menjadi CO 2(d)
terlarurt,yang seterusnya bergabung dengan air membentuk H2CO3 Sebaliknya,jika pH darah
mengalami penurunan, sebagian HCO3- dari buffer bereaksi denga kelebihan H+ membentuk
H2CO3. Senyawa ini berurai, menghasilkan CO2 terlarut yang selanjutnya dilepaskan sebagai
CO2 (fase gas ) di dalam paru-paru dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh. Ketika darah mengalir
melalui sejumlah kapiler halus di dalam paru-paru , system buffer bikarbonat segera berada
dalam keadaan hamper setimbang dengan CO2 di dalam rongga udara pada paru-paru .
Kerjasama diantara system buffer bikarbonat dan aktifitas paru-paru menghasilkan mekanisme
yang amat responsive untuk mempertahankan pH darah supaya tetap stabil.

B.     Sistem kerja buffer bikarbonat di dalam darah

Sitem Buffer ini melibatkan serangkaian dari tiga ekuilibrium dapat balik di antara
gas CO2 di dalam paruu-paru dan bikarbonat di dalam plasma darah ( Gambar 1). Dengan
penambahan H+ pada saat darah mengalir ke jaringan , terjadi kenaikan sementara konsentrasi
H+. Kenaikan ini menyebabkan reaksi 3 berjalan menuju keseimbangan baru, meningkatkan
konsentrasi H2CO3 dan menyebabkan peningkatan konsentrasi CO2(d) terlarut di dalam darah.
Hal ini mengakibatkan peningkatan tekanan CO2 fase gas di dalam paru-paru dan kelebihan CO 2
ini dapat dikeluarkan dari tubuh
Sebaliknya, jika terjadi penambahan OH- ke dalam plasma darah, terjadi
serangkaian reaksi kebalikan : konsentrasi H+ menurun, meneybabkan lebih banyak H 2CO3
berdisosiasi menjadi H+ dan HCO3-. Hal ini, selanjutnya menyebabkan lebih banyak CO2 (gas)
dari paru-paru yang melarut ke dalam plasma darah.Kecepatan bernafas, yakni kecepatan
pemasukaan dan pelepasanCO2, oleh karenanya, dapat cepat menyesuaikan ekuilibrium ini untuk
mempertahankan pH darah sehingga hamper senantiasa tetap.

Fase cair
H+ + HCO3-
Reaksi 1

H2CO3
Reaksi 2
H2O H2O
CO2(d)
Reaksi 3

Rongga udara di dalam paru-paru


 

Gambar 1
CO2 di dalam rongga udara berada dalam keseimbangan dengan buffer bikarbonat pada plasma
darah yang melalui kapiler di dalam paru-paru. Karena konsentrasi CO2 terlarut dapat
disesuaikan dengan cepat melalui perubahan dalam kecepatan bernafas, system buffer bikarbonat
di dalam darah berada dalam keadaan hamper setimbang dengan persediaan CO2 yang
berlimpah.

Anda mungkin juga menyukai