MARC J. SHAPIRO
(1)
(2)
hidrogen yang besar untuk dihubungkan dengan skala logaritma yang sederhana.
Sebagai contoh, setiap penurunan 0,1 pada pH maka ion hidrogen akan meningkat
1 |Text Book Reading
1,25 dan setiap peningkatan pH maka konsentrasi ion hidrogen akan menurun
0,8. Karena hubungan logarithmic, kelipatan atau pembagian konsentrasi ion
hidrogen akan berubah pada perubahan pH. Gambar 11-1 menunjukkan hubungan
terbalik antara dua komponen [H+] dan pH. Asidosis muncul sebagai peningkatan
ion [H+] dan penurunan pH dibawah 7,4. Alkalosis muncul ketika ion [H +]
menurun dan pH meningkat diatas 7,4.
METABOLISME ASAM BASA
Pada system biologis, terjadi keseimbangan antara asam dan basa.
Keseimbangan ini dapat ditunjukkan oleh persamaan :
HA H + + A
(3)
(4)
HA
(5)
[A-]
(6)
[A-]
2 |Text Book Reading
pH = pK + log [A-]
(7)
HA
persamaan 3 akan bergeser ke arah kiri membentuk asam lemah, HAC. Ketika
reaksi tersebut bergeser ke kanan dengan menambahkan asam lemah HA, ion
hidrogen akan dilepaskan. Asam kuat seperti asam hidrocloride atau hidrosulfat
merupakan senyawa penyangga yang kurang efektif karena tidak mampu
mengikat ion hidrogen. Asam lemah seperti ammonia merupakan penyangga
darah yang tidak baik karena mengikat ion hidrogen sangat kuat bahkan dalam
keadaan sistemik alkalosis. Konstanta ionisasi mengukur kemampuan penguraian
ini. pKeq logaritma negative dari konstanta ionisasi, digunakan untuk potensiasi.
pKeq adalah proposional terbalik dari kekuatan asam oleh karenanya hidrogen
chloride memiliki nilai pK rendah dan ammonium memiliki nilai pK tinggi.
Penyangga paling efektif memiliki nilai pKeq mendekati pH fisiologis 7,4; ini lah
yang dipakai untuk menstabilisasikan pH darah manusia.
Sistem penyangga Asam karbonat/ bicarbonate8,14
Sistem penyangga Asam karbonat / bikarbonat memerankan peranan
penting dalam menjaga keseimbangan asam basa sistemik. Persamaan berikut
menggambarkan peranan tersebut:
[H+] + [HCO3- ] H2CO3 H2O + CO2
(8)
(9)
H2CO3
pK adalah sama dengan 6.1
Ketika terkompensasi dengan pertukaran CO2
terlarut untuk
H2CO3
(10)
PCO2
[H+] = 24 x
PCO2
[HCO3-]
(11)
[HCO3-]
Pentingnya dari sistem penyangga ini adalah perubahan serentak dari P CO2 dan
[HCO3-] tidak akan mengubah konsentrasi dari ion hidrogen atau pH individu, hal
ini memungkinkan sistem asam karbonat bikarbonat mengambil peran sebagai
mekanisme kompensasi penyangga. Di berbagai laboratorium klinik, pH dan CO 2
terukur, dan [HCO3-] terbagi dari suatu monogram. Seluruh analisis gas darah
modern melaporkan konsentrasi ion bikarbonat tidak dengan mengukur langsung
namun dengan mengkalkulasi nilainya dari persamaan 10. Konsentrasi karbonat
tidak sama dengan total kandungan CO2, nilai normal dari profil elektrolit serum
dan pengukuran dari total konsentrasi molar dari seluruh CO2 di serum.
Pengukuran ini tidak hanya meliputi bikarbonat saja, namum gas CO 2 dalam
bentuk fisik dan serum, CO2 dalam bentuk asam karbonat dan protein karbamat.
Hemoglobin sebagai sistem buffer (penyangga)11,12
Hemoglobin berfungsi sebagai penyangga noncarbonic utama (primer)
pada cairan ekstraseluler
karena mengandung
(12)
Dimana asam kuat (HCL) diubah ke garam netral (sodium chloride,NaCl) dan
asam lemah (NaH2PO4).
Dengan cara yang sama, jika basa kuat seperti NaOH dimasukkan, maka
reaksi yg akan terjadi adalah:
NaOH + NaH2PO4 NaH2PO4 + H2O
(13)
Dimana basa kuat diubah menjadi air dan phosphate penyangga garam mengalami
perubahan dari asam ringan menjadi sedikit bentuk dasar (NaH2PO4).
Sistem Penyangga Protein
Sistem penyangga ini ada terutama dalam sel jaringan dengan protein yang
bertindak sebagai anion.
Sistem Regulasi pH1,8,10
Respirasi diatur oleh sensor yg terletak di sistem saraf pusat dan sistem
sirkulasi sistemik. Kemoreseptor SSP terletak di medulla berhubungan dengan
CSF dan sensitive dengan perubahan kecil pada PH dan PCO 2 mengakibatkan
perubahan ventilasi yang dramatis. SSP lebih permeable dengan PCO2
dibandingkan HCO3-, menjadi responsive berubah dalam menit dibandingkan jam.
Kemoreseptor perifer terletak di arcus aorta dan sinus carotid distimulasi
oleh perubahan PCO2 atau pH. Hipoksemia juga menstimulasi reseptor sinus
carotid. Stimulasi kemoreseptor ini dapat mengakibatkan meningkatnya ventilasi
seperti hypercarbia atau hipoksemia dinetralkan dengan respon pernafasan yg
6 |Text Book Reading
merangsang
H+ + HCO3-
(14)
(15)
Mendekati 80 atau 220 ml CO2 diproduksi per menit setiap 260 ml pemakaian 02.
Sebagai tambahan dengan metabolism anaerobic lengkap karbohidrat dan lemak
dapat menghasilakan badan keton dan asam laktat menyebabkan asidosis
metabolic dengan pH <7,4 dan peningkatan PaCO2. Katabolisme protein dari
asam amino mengandung sulfat dan posfat menghasilkan senyawa asam seperti
asam phosporik dan asam sulfuric juga menyebabkan asidosis metabolic. Dengan
diet seimbang, sekitar 6-0 meq asam kuat (ion hidrogen) diproduksi per hari
dalam keadaan istirahat dan inilah mengapa sistem penyangga penting sekali
dalam mengatur pH netral untuk pernafasan seluler efektif dan fungsinya.
Untuk menetralkan komponen metabolisme menjadi keseimbangan asambasa,
produksi
karbon
dioksida
dimodifikasi
per
komponen
respirasi
keseimbangan ini. Angka produksi CO2 dan eliminasi bervariasi pada dasar
ventilasi alveolar. Ketika perubahan terjadi pada komponen metabolic dengan
sistem respirasi intk, kompensasi respirasi dapat dipicu oleh kemoreseptor sentral
dan peripheral. Pada ringkasan, empat kelainan asam-basa dijelaskan di gambar
11-2 berikut ini.7,17,18
A. Asidosis metabolik. Suatu kelainan proses fisiologi yang ditandai dengan:
1. Penambahan primer asam kuat oleh caitan ekstraseluler, atau
2. Kehilangan bikarbonat dari cairan ekstraseluler.
B. Alkalosis metabolik. Suatu kelainan proses fisiologi yang ditandai
dnegan:
1. Penambahan primer bikarbonat, atau
2. Kehilangan primer asam kuat oleh cairan ekstraseluler.
C. Asidosis respiratori. Suatu kelainan proses fisiologi yang ditandai dengan
peningkatan PaCO2 dan penurunan primer rate ventilasi relative terhadap
rate produksi CO2. Daftar Diagnosis banding ada ditable 11-2
(16)
Celah anion normal berkisar dari 8-16 nmol/l. peningkatan jumlah karena adanya
konsentrasi berlebihan anion organic yang tak terukur seperti sulfat dan fosfat
mungkin disebabkan oleh alas an alas an yang ada ditabel 11-4. Jika gas anion
dalam batas normal penyebab lain pada table 11-4 dapat dipertimbangkan.
Peningkatan konsentrasi plasma dari kation yang tak terukur selain sodium,
seperti hiperkalsemia pada multiple myeloma dapat menyebabkan protein
bermuatan positif bertindak sebagai kation tak terukur yang kuat dan celah
normal.
Tabel 11 4 Differensial Diagnosis Asidosis Metabolik
Normal celah anion
Hipokalemia
- Kehilangan bikarbonat gastrointestinal (diare, fistula enterocutaneus)
- Diversi ureteral
- Asisdosis tubular ginjal (proksimal, distal)
- Karbonik anhydrase inhibitor (acetazolamid,mafenamid)
- Posthypocapnia
- Diarrhea (adenoma villous)
Normohiperkalemia
- Gagal ginjal awal
- Kelainan tubular-interstisial ginjal
- Insufisiensi adrenal
- Klorida mengandung asm (HCL,NH4,Cl,Arginin)
Lainnya
- TPN
- Luka bakar
- Dilusional (hipertonik saline)
Peningkatan celah anion
- Ketoasidosis (diabetes,alkoholik,kelaparan)
- Gagal ginjal
- Asidosis laktat
- Racun (methanol,ethyline glycol,salisilat,paraldehid)
(17)
bikarbonat sistem pencernaan. Celah dapat berkurang edan menjadi negative dari
peningkatan produksi ammonium renal sebagai kation takterukur mayor di urin.
Pada asidosis tubuler renal distal, anion urine tetap positif karena kerusakan
eksresi ammonium renal. Dengan demikian, perhitungan celah anion berguna
dalam membedakan hiperchoremic asidosis metabolic yg disebabkan asidosis
tubuler renal distal akibat diare.
Seperti serum celah anion, peningkatan konsentrasi anion takterukur akan
cenderung meningkatkan celah. Hal ini dapat terlihat dengan peningkatan ekresi
renal berupa anion organic seperti anion ketoasid atau obat-obatan anionic seperti
penicillin dan salisilat diurin. Alkalosis metabolic ini dapat menjadi resisten
klorida. (table 11-5)
Ringkasan
Gangguan asam basa metabolic dan respirasi dapat berdiri sendiri atau
campuran. Terdapat berbagai macam gangguan bvikarbonat PCO 2, pH, dan serum
elektrolit menyebabkan gangguan sederhana atau campuran. Patofiologi yang
mendasari kerangka sederhana telah disikusikan dan deferensialnya muncul untuk
menginterpretasikan kelainan. Hanya jika gangguan ini dipertimbangkan maka
diagnosis dapat diperoleh.
Referensi
1. Astrup, P., Severinghaus, J.W : The History of Blood Gases, Acids, and
Bases, 1st Ed., Denmark, Munksgaard International Publishers, 1986.
2. Goldberger, E., and Brensilver, J. M.: A Primer of Water, Electrolyte and
Acid-Base Syndromes, 7th Ed., Philadelphia, Lea & Febiger, 1986.
3. Kokko, J. P., Tannen, R. L.,: Fluids and Electrolytes, 2nd Ed. Philadelphia,
W. B. Saunders, 1990.
4. Sorensen, S. P. L., : Uber die Messung and die Bedeutung der Wasserstoffzahle-koncentration bei enzymatischen Prozesses. Biochem. Zeitschr.,
21,131,1909.
5. Henderson, L. J.,: Equilibrium Between Bases and Acids in the Animal
Organism. Eregebn. Physiol. 8, 254, 1909.
6. Hasselbalch, K. A.: Elektrometrische
Reactions
bestimmung