Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara
pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bisa
terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak
seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi
merupakan faktor yang berkontribusi terhadap lebih dari setengah kematian pada anak –
anak di seluruh dunia (monika, 2005). Terdapat beberapa faktor penyebab malnutrisi adalah
asupan makanan yang tidak memadai, ini merupakan penyebab malnutrsi paling umum
yang terdapat diseluruh dunia. Di beberapa daerah agama dan budaya mungkin memainkan
peran dalam kasus malnutrisi, selain itu keadaan sanitasi yang tidak baik dapat
mempengaruhi keadaan metabolik. Pada Negara maju asupan makanan yang tidak
memadai bukan merupakan penyebab utama dari malnutrisi, melainkan disini malnutrisi
Sumber gizi dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Makronurien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar untuk
memberikan tenaga secara langsung yaitu protein sejumlah 4 kkal, karbohidrat sejumlah 4
kkal dan lemak sejumlah 9 kkal. Mikronutrien adalah zat yang penting dalam menjaga
kesehatan tubuh tetapi hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh yaitu
vitamin yang terbagi atas vitamin larut lemak , vitamin tidak larut lemak dan mineral
Pencegahan malnutrisi terutama pada anak – anak dapat dilakukan dengan cara
memulai penekanan pada gizi prenatal dan perwatan prenatal yang baik. Penyediaan
layanan kesehatan harus menekankan pentingnya ASI pada tahun pertama keshidupan.
Promosi menyusui sangat penting di Negara – Negara berkembang karena belum terdapat
alternative yang menyerupai ASI pada saat ini, selain promosi menyusui para praktisi
kesehatan harus dapat memberikan pengenalan terhadap orang tua terhadap makanan
tambahan yang bergizi ( US Depertement of health and human services, 2005). Walaupun
tahap pencegahan sudah dilakukan tetapi masih ada kasus malnutrisi yang menjamur di
kalangan masyarakat, terbukti terdapat 54% kematian anak yang diakibatkan oleh
Melihat kasus di atas, penulis ingin mengangkat kasus ini sebagai bahan
pertimbangn untuk pengukuran nutrisi yang adekuat dari lingkungan yang paling sempit,
yaitu pengukuran status nutrisi untuk diri sendiri dan salah satu orang terdekat, yang
penting terhadap kasus malnutrisi, dimana protein diperlukan untuk menyediakan asam
amino untuk mensintesis protein tubuh, dan juga terdapat senyawa lain yang memiliki
berbagai peran fungsional. Energi sangat penting untuk semua fungsi biokimia dan
fisiologis di dalam tubuh selain itu, mikronutrien yang penting dalam banyak fungsi
metabolisme dalam tubuh, sebagai komponen dan kofaktor dalam proses enzimatik
Selain gangguan pertumbuhan fisik dan fungsi fisiologis dan kognitif lainnya,
perunahan respon imun terjadi di awal perjalanan malnutrisi yang signifikan pada anak.
Perubahan ini berhubungan dengan keadaan yang beruk pada anak yaitu keadaan defisiensi
imun (AIDS). Kehilangan hipersensitivitas, gangguan respon limfosit seperti limfosit T dan
Peruvahan ini mempengaruhi kekebalan tubuh anak terhadap infeksi yang parah serta
infeksi kronis kasus yang umum dan sering dijumpai adalah kasus diare menular.
secara langsung ( Bribiesca et al, 1999). Studi awal malnutrisi pada anak menunjukan
perubahan pada perkembangan otak, termasuk melambatnya pertumbuhan otak, berat otak
yang lebih rendah, korteks serebral tipis, dan perubahan dalam serabut dendritik, ini
sementara kwashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein yang tidak cukup.
Sementara tipe marasmik kwashiorkor yaitu gabungan diantara gejala marasmus dan