Anda di halaman 1dari 48

KESEIMBANGAN

ASAM - BASA

Dept. Biokimia
MALAHAYATI UNIVERSITY

Asam adalah setiap senyawa kimia yang


melepas ion hidrogen kesuatu larutan atau
kesenyawa biasa.
Contoh: asam klorida (HCl), yang berionisasi
dalam air membentuk ion-ion hidrogen ( H+)
dan ion klorida ( Cl-). Demikian juga, asam
karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air
membentuk ion H+ dan ion bikarbonat
( HCO3-)

Basa adalah senyawa kimia yang menerima


ion hidrogen.
Contoh, ion bikarbonat HCO3-, adalah suatu
basa karena dapat menerima ion H+ untuk
membentuk asam karbonat (H2CO3).
Demikian juga fospat ( HPO4) suatu basa
karena dapat membentuk asam fospat
(H2PO4).

Protein-protein dalam tubuh juga


berfungsi
sebagai
basa
karena
beberapa
asam
amino
yang
membangun protein dengan muatan
akhir negatif siap menerima ion-ion
hidrogen.

Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi


dengan cepat dan terutama melepaskan
sejumlah besar ion H+ dalam larutan.
Contohnya HCl

Asam lemah mempunyai lebih sedikit


kecendrungan untuk berdisosiasikan ionionnya dan oleh karena itu kurang
melepaskan H+.
Contohnya H2CO3.

Basa kuat adalah suatu basa yang secara cepat


dan kuat bereaksi/ berikatan dengan H+ dan oleh
karena itu dengan cepat menghilangkannya dari
larutan.
Contoh ion hidroksil (OH-), yang bereaksi dengan
cepat membentuk air (H2O)

Basa lemah adalah basa yang secara lemah


bereaksi dengan ion H+.
Contohnya HC03-

Kertas Lakmus

Kertas lakmus adalah kertas yang diberi


suatu senyawa kimia sehingga akan
menunjukkan warna yang berbeda
setelah dimasukkan pada larutan asam
maupun basa.

Kertas lakmus biru , bila dicelupkan pada


larutan yang bersifat asam akan menjadi
merah
Apabila ketas lakmus merah dimasukkan
ke dalam larutan yang bersifat basa,
warnanya akan menjadi biru

Kertas lakmus biru pada larutan yang


bersifat basa akan tetap biru
Apabila ketas lakmus merah dimasukkan
ke dalam larutan yang bersifat asam,
warnanya akan tetap merah

Konsentrasi ion hidrogen dan pH darah

Pengaturan ion hidrogen yang tepat bersifat penting


karena hampir semua aktifitas sistem enzim dalam
tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen.
Oleh karena itu perubahan konsentrasi hidrogen
sesungguhnya merubah fungsi seluruh sel dan
tubuh.
Konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh
normalnya dipertahankan pada tingkat yang
rendah,dibandingkan dengan ion-ion yang
lain,konsentrasi ion hidrogen darah secara normal
dipertahankan dalam batas ketat suatu nilai normal
sekitar 0,00004 mEq/liter.

Karena konsentrasi ion hidrogen normalnya adalah


rendah dan karena jumlahnya yang kecil ini tidak
praktis, biasanya konsentrasi ion hidrogen disebut
dalam skala logaritma dengan menggunakan
satuan pH.
pH = log 1/H+
pH=-log H+
Normal H+ adalah 0,00000004 Eq/liter.oleh karena
itu pH darah normal adalah:
pH= -log (0,00000004)
pH= 7,4
atau
pH darah normal : 7,35 -7,45

Dari rumus diatas,bahwa pH berhubungan


terbalik dengan konsentrasi ion hidrogen.
Oleh karena itu pH yang rendah
berhubungan dengan konsentrasi ion
hidrogen yang tinggi dan pH yang tinggi
berhubungan dengan konsentrasi ion
hidrogen yang rendah

Seseorang dikatakan asidosis saat pH turun


dari nilai normal dan dikatakan alkolosis saat
pH diatas nilai normal.
Batas rendah nilai pH dimana seseorang
dapat hidup beberapa jam adalah sekitar 6,8
dan batas atas adalah sekitar 8,0

Pengaturan perubahan konsentrasi


ion hidrogen

Ada 3 sistem utama yang mengatur


konsentrasi ion hidrogen dalam cairan tubuh
untuk mencegah asidosis atau alkalosis:
1. Sistem penyangga asam basa kimiawi
cairan tubuh
2. Pusat pernafasan
3. Ginjal

Saat terjadi perubahan dalam konsentrasi ion


hidrogen ,sistem penyangga cairan tubuh
bekerja dalam waktu singkat untuk mengatasi
perubahan-perubahan ini.
Sistem penyangga tidak mengeliminasi ion-ion
hidrogen dari tubuh atau menambahnya
kedalam tubuh, tetapi hanya menjaga agar
mereka tetep terikat sampai keseimbangan
tercapai kembali.
Kemudian sistem pernafasan juga bekerja
dalam beberapa menit untuk mengeliminasi
CO2 dan H2CO3 dari tubuh.

Kedua pengaturan ini menjaga konsentrasi ion


hidrogen dari perubahan yang terlalu banyak
sampai pengaturan yang ketiga bereaksi.
Ginjal dapat mengeliminasi kelebihan asam
dan basa dari tubuh.
Walaupun ginjal relatif lambat memberi
respon,dibandingkan sistem penyangga dan
pernafasan,
ginjal
merupakan
sistem
pengaturan asam-basa yang paling kuat.

Sistem penyangga ion-ion hidrogen


dalam cairan tubuh

Penyangga adalah zat apapun yang


secara terbalik dapat mengikat ion-ion
hidrogen,yang segera bergabung dengan
asam basa untuk mencegah perubahan
konsentrasi ion hidrogen yang berlebihan.
Sistem ini bekerja sangat cepat dan
menghasilkan efek dalam hitungan detik.

Ada 4 sistem penyangga dalam


cairan tubuh
1) Sistem penyangga bikarbonat
Sistem ini terdiri dari larutan air yang mengandung
dua zat :
asam lemah H2CO3 dan
garam bikarbonat NaHCO3.
H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dan
H2O,yang dikatalisator oleh enzim karbonik
anhidrase.
Enzim ini terutama banyak sekali didinding alveoli
paru dan di sel-sel epitel tubulus ginjal

Hasil akhir adalah pengubahan asam


kuat menjadi asam lemah dan basa kuat
menjadi basa lemah

2) Sistem penyangga fosfat


bekerja dalam cara yang serupa untuk
mengubah asam kuat menjadi asam lemah
dan basa kuat menjdi basa lemah.

3) Sistem protein
Sistem penyangga terkuat dalam tubuh.
Karena mengandung gugus karboksil
yang berfungsi sebagai asam dan gugus
amino yang berfungsi sebagai basa.

4) Sistem Hemoglobin dalam sel


darah merah
Berfungsi sebagai penyangga
pembentukan H+ saat terjadi transpor
CO2 di antara jaringan paru.

Sistem pernafasan

Sistem pernapasan melibatkan perubahan


ventilasi pulmonar untuk mengeluarkan CO2
dan untuk membatasi jumlah asam karbonat
yang terbentuk.
Pengaturan respiratorik memerlukan waktu
satu sampai tiga menit untuk mulai bekerja
dan fungsinya setelah penyangga asam basa
Pernafasan sistem pengaturan asam basa yg
kedua

Karbon dioksida secara terus menerus


ditambahkan kedalam darah vena akibat
metabolisme sel dan transpor ke paru-paru.
Saat CO2 terurai dalam paru maka akan
terbentuk asam karbonat yang kemudian
akan terurai membentuk ion hidrogen dan
ion bikarbonat
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

Karbon dioksida dikeluarkan dari pada


paru-paru agar plasma menjadi tidak
terlalu asam.

Dalam keadaan normal produksi karbon


dioksida diimbangi dengan pengeluarannya
seperti fungsi sistem pernapasan dalam
pengaturan asam basa

Jika aktivitas metabolik meningkat karena


olah raga, akan terjadi peningkatan tekanan
parsial karbon dioksida arteri ( pCO2 ),
peningkatan kadar asam karbonat plasma
dan penurunan pH plasma ( asidosis ).
Pernafasan disesuaikan untuk mengeluarkan
lebih banyak karbon dioksida.

CO2 berlebihan dalam darah berdifusi


kedalam sistem saraf pusat untuk
mencapai kemoreseptor sentral.
Disistem saraf pusat CO2 membetuk
asam karbonat yang terurai menjadi ion
hidrogen.

Ion hidrogen ini merangsang kemoreseptor

Ion hidrogen menstimulasi kemoreseptor


sentral mengakibatkan peningkatan
frekuensi pernafasan dan kedalaman
ventilasi.
Peningkatan frekuensi perngeluaran CO2
respiratorik mengurangi asam karbonat dan
peningkatan pH

Sebaliknya jika pH plasma meningkat


(alkalosis), frekuensi respiratorik
berkurang untuk mengurangi
pengeluaran CO2.
Tujuan untuk penurunan pH

Pengaturan ginjal

Pengaturan ini berlangsung melalui ekresi


urin asam basa.
Ginjal mengatur pH darah mengeluarkan
lebih banyak ion hidrogen dan
mereabsorpsi lebih banyak ion bikarbonat
saat plasma darah lebih asam dan dengan
mengeluarka sedit ion hidrogen dan
mereabsorpi sdikit ion bikarbonat saat
plasma darah lebih basa.

Fungsi ginjal berlangsung selama


beberapa jam sampai beberapa
hari untuk mengatasi perubahan
pH dan bekerja melalui
mekanisme:

Sekresi tubular ion hidrogen


Reabsorpsi dan ekskresi bikarbonat
Sistem penyangga memungkinkan ion
hidrogen diekskresi dalam urin

Senyawa Penyangga pada ginjal

Pasangan penyangga fosfat


Pasangan penyangga amonia dan
amonium

Pembentukan ion amonium menyebabakan


terjadinya penambahan lebih banyak ion
bikarbonat ke dalam darah dan peningkatan
pH darah.

Gangguan keseimbangan asambasa

ASIDOSIS
ALKALOSIS

ASIDOSIS

Asidosis menekan aktivitas mental,jika


asidosis berlebihan ( dibawah 7,4 ) akan
menyebabkan disorentasi, koma dan
kematian

Asidosis respiratorik.

Terjadi akibat penurunan ventilasi


pulmonar melalui pengeluaran sedikit
CO2 oleh paru-paru. Peningkatan
selanjutnya dalam pCO2 arteri dan
asam karbonat akan meningkatkan
kadar ion hidrogen dalam darah.
Asidosis respiratorik dapat bersifat akut
dan kronis.

Penyebabnya. Kondisi klinis yang dapat


menyebabkan retensi CO2 dalam darah
meliputi pneumonia, emfisema, obstrusi
kronis saluaran pernafasan,stroke atau
trauma dan Obat-obatan yang dapat
menekan sistem pernafasan seperti
barbiturat,narkotika dan sedatif

Faktor kompensator
Saat CO2 berakumulasi ,peningkatan
frekuensi pernafasan respiratorik
(hiperventilasi ) ketika istirahat terjadi untuk
mengeluarkan CO2 dari tubuh
Ginjal mengkompensasi peningkatan kadar
asam dengan mengekskresi lebih banyak
ion hidrogen untuk mengembalikan pH
darah mendekati tingkat yang normal

Jika penyesuaian respiratorik dan ginjal


terhadap pH gagal, akan terjadi gejalagejala depresi sistem saraf pusat

Asidosis metabolik

Terjadi saat asam metabolik yang diproduksi


secara normal tidak dikeluarakan pada
kecepatan yang normal atau basa bikarbonat
yang hlang dari tubuh

Penyebab.
Paling umum terjadi akibat ketoasidosis
karena DM atau kelaparan, akumulasi
peningkatan asam laktat akibat aktivitas otot
rangka yang berlebihan seperti
konvolusi,atau penyakit ginjal. Diare berat
dan berkepanjangan disertai hilangnya
bikarbonat dapat menyebabakan asidosis

Faktor kompensator.
Hiperventilasi sebagai respon terhadap
stimulasi saraf adalah tanda klinis asidosis
metabolik. Bersamaan dengan kompensasi
ginjal,peningkatan frekuensi respiratorik dapat
mengembalikan pH darah mendekati tingkat
normalnya. Asidosis yang tidak terkompensasi
akan menyebabakan depresi sistem saraf
pusat dan mengakibatkan disorentasi,koma
dan kematian.

ALKALOSIS

Alkalosis meningkatkan overeksitabilitas


sistem saraf pusat. Jika berat alkalosis
dapat menyebabakan kontraksi otot
tetanik,konvulsi dan kematian akibat
tetanus otot respiratorik

Alkalosis respiratorik

Terjadi jika CO2 dikeluarkan terlalu cepat dari


paru-paru dan ada penurunaan kadarnya
dalam darah
Penyebab.
Hiperventilasi dapat disebabkan oleh
kecemasan,akibat demam,akibat pengaruh
overdosis aspirin pada pusat pernafasan, akibat
hipoksia karena tekanan udara yang rendah
didataran tinggi atau akibat anemia berat

Faktor kompensator, jika hiperventilasi


terjadi akibat kecemasan gejalanya
dapat diredakan melalui pengisapan
kembali CO2 yang sudah di keluarkan.
Ginjal mengkompensasi cairan alkalin
tubular dengan mengekskresi ion
bikarbonat dan menahan ion hidrogen.

Alkalosis metabolik

Adalah suatu kondisi kelebihan bikarbonat,


hal ini terjadi jika ada pengeluaran
berlebihan ion hidrogen atau peningkatan
berlebihan iio bikarbonat dalam cairan
tubuh.

Penyebab.
Muntah yang berkepanjangan ( pengeluaran
asam klorida lambung ),disfungsi
ginjal,pengobatan dengan diuretik yang
mengakibatkan hipokalemia dan penipisan
volume CES atau pemakian antasid yang
berlebihan.

Faktor kompensator

Kompensasi respiratorik adalah penurunan


ventilasi pulmonar dan mengakibatkan
peningkatan pCO2 dan asan karbonat
Kompensasi ginjal melibatkan sedikit
ekskresi ion amonium, lebih banyak ekskresi
ion natrium dan kalium, berkurangnya
cadangan ion bikarbonat dan lebih banyak
ekskresi bikarbonat

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai