Anda di halaman 1dari 32

PERNAFASAN

MATA KULIAH BIOKIMIA

1. Wardhani P1337424423107

2. Tinur Septi Sakina P1337424423116

3. Elfa Rosa Akmalanas P1337424423095


Pengertian

Pernafasan secara biokimia didefinisikan


pertukaran 2 gas yaitu O2 dan CO2
antara tubuh dan lingkungan.
Alat Pernafasan
Respirasi dapat dibedakan jadi dua :
• Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah
dan udara.

• Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke


sel-sel tubuh.
Proses pernafasan
• Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena
pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju
ke jantung.
• Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik
yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke
jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg.
• Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan.
• Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena
sistemik ke jantung.
• Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih
tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45
mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri
pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45
mm hg.
• Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru
lalu dilepaskan ke udara bebas.
Pengangkutan O2
• Pada keadaan normal, pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan dibawa oleh
oksihemoglobin (97%) dan sisanya (3%) dibawa dalam bentuk cairan plasma eritrosit.
• Pada orang normal tiap-tiap 100 garam aterial mengandung hampir 15 gram hemoglobin
(Hb), dan tiap gram hemoglobin (Hg) dapat berikatan maksimal kira-kira 1,34 ml
oksigen.
• Jika seseorang kekurangan hemoglobin (Hb), berarti jumlah oksigen yang diangkut ke
sel dan jaringan tubuh berkurang sehingga dapat menimbulkan hipoksia pada jaringan
(jaringan kekurangan oksigen).
Pengangkutan CO2
a. Pengangkutan karbondioksida dalam bentuk terlarut. Kira-kira 7% karbondioksida diangkut dalam
bentuk terlarut dalam cairan darah.

b. Pengangkutan karbondioksida dalam bentuk ion dikarbonat. Karbondioksida yang larut dalam
plasma eritrosit bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat.

c. Pengangkutan karbondioksida dengan karbaminohemoglobin. Kurang lebih 23% karbondioksida


juga diangkat dengan hemoglobin yang disebut karbaminohemoglobin.
Reaksi hemoglobin dan oksigen
• Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat sub unit, masing-masing
mengandung gugus heme yang melekat pada sebuah rantai polipeptida
• Heme adalah kompleks yang dibentuk dari suatu porfirin dan satu atom besi
fero.
• Atom besi dapat mengikat satu molekul O2 secara reversibel.
• Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan O2
merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi
• Reaksi pengikatan hemoglobin dengan O2 ditulis sebagai Hb + O2 ↔ HbO
• hemoglobin mengandung empat unit Hb, maka dapat dinyatakan sebagai Hb4,
bereaksi dengan empat molekul O2 membentuk Hb4O
Keseimbangan asam basa
• Reaksi biokimia berlangsung dalam larutan Ph tertentu
• Umumnya mendekati pH netral / pH 7
• Diperthankan oleh sistem buffer
Asam dan basa
• Asam adalah setiap zat yang dapat melepaskan ion H (donor proton)
• Basa adalah zat yang menerima donor proton
• Asam dalam larutannya akan terurai menjadi proton dan basa
konjugasinya
• Basa dalam larutannya akan menjadi ion hidroksida dan asam
konjugasinya
Sistem buffer
• Merupakan larutan yang terbentuk dari pencampuran hasil asam lemah
atau basa lemah dengan garamnya
• Kapasitas buffer menyatakan kemampuan maksimum sistem buffer untuk
mempertahankan Ph
• Fungsi dari sistem buffer merupakan bagian dari sistem homeostasis tubuh
untuk menjaga pH
Sistem buffer darah
• pH normal darah adalah 7,35-7,45
• pH > 7,45 disebut alkalosis, pH < 7,35 disebut asidosis
• Sistem buffer terbagi :
• Buffer Bikarbonat dan Karbonat
• Buffer Fosfat
• Buffer Protein
Buffer Bikarbonat dan Karbonat

• Terdiri atas asam karbonat (H2CO3 ) yang bersifat asam lemah dan
bikarbonat (HCO3 - ) yang bersifat basa lemah
• Bekerja efektif sampai pH 7,4
• Sangat baik pada penambahan asam
• Jumlah paling besar pada cairan tubuh
• Dihasilkan oleh ginjal dan paru - paru
Buffer Fosfat

• Terdiri atas monohydrogen phospat (HPO4 2- ) yang bersifat basa lemah


dan dihydrogen phospat (H2PO4 - ) yang bersifat asam lemah
• Bekerja efektif pada penambahan asam
• Konsentrasi relative rendah
• Kurang berperan dalam plasma
• Ekskresi hydrogen dalam tubuli ginjal
Buffer Protein

• Merupakan Buffer yang baik


• protein mengandung gugus asam: karboksil ( - COOH) dan basa: Amino (- NH2)
• Pada eritrosit, Hb sangat penting karena dapat berikatan dengan ion hidrogen menjadi
deoxyhemoglobin (H-Hb)
• 60 – 70% total buffering kimiawi pada cairan intrasel dan Interseluler dilaksanakan oleh
protein
• Hb menjadi buffer ion hidrogrn yang dihasilkan oleh asam karbonat
• Sangat penting di dalam intrasel
• Terdapat pada sel – sel, darah dan plasma
chloride shift/fenomena
Hamburger atau fenomena lineas
adalah proses yang terjadi dalam sistem
kardiovaskular dan mengacu pada pertukaran
bikarbonat (HCO 3 − ) dan klorida (Cl − ) melintasi
membran sel darah merah (RBC)
chloride shift
• ketika bikarbonat keluar dari sel, anion klorida dari plasma
memasuki sel darah merah.

• Perubahan terbalik terjadi di paru-paru ketika karbon dioksida


dihilangkan dari darah.

• Pertukaran bikarbonat dengan klorida dalam sel darah merah


mengeluarkan bikarbonat dari darah dan meningkatkan laju
pertukaran gas.

• Pergeseran klorida ini juga dapat mengatur afinitas hemoglobin


terhadap oksigen melalui ion klorida yang bertindak sebagai
efektor alosterik.
Hubungan H CO3/H2 CO3 dengan PH darah

• Pengeluaran CO2 melalui paru yang sangat besar merupakan sumber asam yang
mampu mengubah pH cairan tubuh menjadi rendah namun tubuh mampu
mengendalikan hal tersebut
• Dalam keadaan normal rasio bikarbonat dan karbonat adala 20:1
• Jika rasio dapat dipertahankan maka pH tetap 7,4
• C02 dalam eritrosit akan bereaksi dengan air membentuk asam karbonat
• Akibat asam karbonat pH darah jadi asam yaitu sekitar 4,5
• Darah yang asam melepas banyak oksigen ke sel tubuh dan jaringan yang
membutuhkan
Hubungan H CO3/H2 CO3 dengan PH darah

• Pengangkutan CO2 dari jaringan dengan pengubahan dari C02 menjadi asam karbonat
ataui sebaliknyadipercepat oleh enzim anhydrase
• Apabila ion H+ tetap tinggal dalam darah akan berakibat darah bersifat asam oleh
karena itu akan dinetralkan oleh ion K+ setelah itu darah Kembali ke paru untuk
melepas CO2
• Hal tersebut mengurangi konsentrasi C02 dan asam karbonat kemudian diuraikan
menjadi air dan CO2
• Darah melepas 10% C02 saat darah mengalir ke paru- paru sisanya tetap bertahan
dalam bentuk bikarbonat yang bertindak sebagai buffer darah untuk keseimbangan pH
Peranan paru dan ginjal dalam keseimbangan
asam basa
• Ginjal
o mengatur kadar bikarbonat dalam cairan ekstraseluler, ginjal mampu
meregenerasi ion-ion bikarbonat dan juga mereabsorbsi ion-ion ini dari
sel-sel tubulus ginjal.
o Dalam keadaan asidosis respiratorik, dan kebanyakan kasus asidosis
metabolik, ginjal mengeksresikan ion-ion hidrogen dan menyimpan ion-
ion bikarbonat untuk membantu mempertahankan keseimbangan.
o Dalam keadaan alkalosis metabolik dan respiratorik, ginjal
mempertahankan ion-ion bikarbonat untuk membantu mempertahankan
keseimbangan.
o Ginjal jelas tidak dapat mengkompensasi asidosis metabolik yang
diakibatkan oleh gagal ginjal. Kompensasi ginjal untuk ketidakseimbangan
secara relatif lambat (dalam beberapa jam atau hari).
Peranan paru dan ginjal dalam
keseimbangan asam basa
• Paru-paru
• Di bawah kendali medula otak, mengendalikan karbondioksida, dan karena itu juga
mengendalikan kandungan asam karbonik dari cairan ekstraseluler.
• Paru-paru melakukan hal ini dengan menyesuaikan ventilasi sebagai respons terhadap
jumlah karbon dioksida dalam darah.
• Kenaikan dari tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri (PaCO2) merupakan
stimulan yang kuat untuk respirasi.
• Tentu saja, tekanan parsial karbondioksida dalam darah arteri (PaCO2) juga mempengaruhi
respirasi. Meskipun demikian, efeknya tidak sejelas efek yang dihasilkan oleh PaCO2.
• Pada keadaan asidosis metabolik, frekuensi pernapasan meningkat sehingga menyebabkan
eliminasi karbon dioksida yang lebih besar (untuk mengurangi kelebihan asam).
• Pada keadaan alkalosis metabolik , frekuensi pernapasan diturunkan, dan menyebabkan
penahanan karbondioksida ( untuk meningkatkan beban asam).
Faktor yang menentukan pH
Darah
• Selain CO2 masih banyak hasil sampingan yang bersifat asam
misalnya laktat, piruvat, benda keton, sulfat, fosfat dan
sebagainya.
• Bila dibiarkan, bahan-bahan ini dapat mengganggu
keseimbangan asam-basa cairan tubuh, sehingga perlu dibuang
melalui paru dan ginjal.
• Agar selama perjalanan menuju organ pembuangan tidak
mengganggu pH cairan tubuh, maka asam-asam tadi harus
diikat dulu oleh bahan yang disebut larutan penyangga (buffer).
Gangguan Keseimbangan Asam
Basa
• Asidosis Metabolik
• Asidosis Respiratorik
• Alkalosis Metabolik
• Alkalosis Respiratorik
Asidosis Metabolik
• Suatu keadaan dimana keasaman darah yang berlebihan, ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
• Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah
akan benar-benar menjadi asam.
• keadaan ini menyebabkan penurunan pH darah, pernafasan menjadi
lebih cepat dan lebih dalam sebagai usaha tubuh untuk menurunkan
kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah CO2, dan
pada akhirnya, ginjal ikut berusaha mengkompensasi keadaan tersebut
dengancara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.
• Namun kedua usaha tubuh tersebut bisa terlampaui apabila tubuh terus
menerus menghasilkan asam terlalu banyak, sehingga terjadi asidosis
berat dan berakhir dengan keadaan koma
Asidosis Respiratorik
• Gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dantekanan parsial
karbondioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 42 mmHg
• Kondisi ini terjadi akibat tidak adekuatnya ekskresi CO2 dengan
tidak adekuatnya ventilasi sehingga mengakibatkan kenaikan
kadar CO2 plasma
Alkalosis Metabolik
• Alkalosis adalah kondisi dimana pH cairan tubuh, terutama darah, memiliki
kandungan basa berlebih.
• Dalam kondisi ini tingkat pH dari jaringan tubuh lebih tinggi dari kisaran pH
normal.
• Peningkatan basa disebabkan oleh naiknya konsentrasi serum bikarbonat
(HCO3).
• Ini adalah gangguan yang disebabkan oleh hilangnya atau turunnya ion
hidrogen yang dipicu meningkatnya kadar bikarbonat dalam tubuh.
• Secara sederhana, alkalosis disebabkan oleh hilangnya hidrogen (H +) atau
meningkatnya bikarbonat (HCO3).
Alkalosis Respiratorik
• Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah
menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam
menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi
rendah.
• Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari aliran darah.
• Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah
kecemasan.
Kelainan yang menyebabkan atau
disertai gangguan asam basa
• Asidosis Respiratorik Disebabkan oleh Penurunan Ventilasi dan
Peningkatan PCO2 Faktor apa pun yang menurunkan kecepatan
ventilasi paru juga meningkatkan PCO2 cairan ekstraselular.
• Hal ini menyebabkan peningkatan H2CO3 dan konsentrasi ion
hidrogen, sehingga menghasilkan asidosis. Karena asidosis
disebabkan oleh gangguan respirasi, maka disebut asidosis
respiratorik. asidosis respiratorik sering terjadi akibat kondisi
patologis yang merusak pusat pernapasan atau yang menurunkan
kemampuan paru untuk mengeliminasi CO2.
Kelainan yang menyebabkan atau
disertai gangguan asam basa
• Alkalosis Respiratorik yang Disebabkan oleh Peningkatan Ventilasi dan
Penurunan PCO2 Alkalosis respiratorik disebabkan oleh ventilasi yang
berlebihan oleh paru-paru. Hal ini jarang terjadi akibat kondisi patologis fisik.
Akan tetapi, seseorang dengan gangguan neurosis kadang-kadang bernapas
secara berlebihan sehingga ia mengalami alkalosis.
• Jenis alkalosis respiratorik fisiologis juga terjadi ketika seseorang mendaki
hingga mencapai tempat yang tinggi. Kadar oksigen yang rendah dalam ukuran
akan merangsang pernapasan CO2 dan terbentuknya alkalosis respiratorik
ringan. Sekali lagi, alat untuk kompensasi adalah penyangga kimiawi cairan
tubuh dan kemampuan ginjal untuk meningkatkan ekskresi bikarbonat.
Kelainan yang menyebabkan atau
disertai gangguan asam basa
• Asidosis Metabolik yang Disebabkan oleh Penurunan Konsentrasi
Bikarbonat Cairan EkstraselularIstilah asidosis metabolik merujuk pada
semua tipe asidosis lain di samping yang disebabkan oleh kelebihan CO2
dalam cairan tubuh.
• Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum :
kegagalan ginjal untuk mengeksresikan asam metabolik yang normalnya
dibentuk dalam tubuh,pembentukan asam metabolik yang berlebihan
dalam tubuh penambahan asam metabolik ke dalam tubuh melalui
makanan atau infus asam, dankehilangan basa dari cairan tubuh, yang
memiliki efek yang sama seperti penambahan asam ke dalam cairan tubuh.
Kelainan yang menyebabkan atau
disertai gangguan asam basa
• Alkalosis Metabolik Disebabkan oleh Peningkatan Konsentrasi
Bikarbonat Cairan Ekstraselular Bila terdapat retensi bikarbonat yang
berlebihan atau hilangnya ion hidrogen dari dalam tubuh keadaan ini
menyebabkan alkalosis metabolik.
• Alkalosis metabolik tidak begitu umum seperti asidosis metabolik, tetapi
beberapa penyebab alkalosis metabolik adalah sebagai berikut :
• Muntah yang berlebihan dan berkepanjangan , Keluarnya asam lambung dari selang lambung,
Konsumsi obat tertentu secara berlebihan, seperti diuretik, antasida, aspirin, atau obat pencahar,
Cystic fibrosis, Dehidrasi, Penyakit ginjal, Penyakit kelenjar adrenal, Konsumsi terlalu banyak
bikarbonat, seperti baking sodaKecanduan alkohol

Anda mungkin juga menyukai