KESEIMBANGA
N ASAM BASA
BIMBINGAN ILMIAH 1.0
DEFINISI
• pH arteri adalah indikator utama asam basa dan direfleksikan dengan konsentrasi ion (H + )
dalam darah
• pH dipertahankan antara 7.35 sampai dengan 7.45.
• pH areteri dipengaruhi oleh asam (zat yang mampu mengeluarkan ion H + ) dan basa (zat
yang dapat menerima ion H + )
• Jika ion H + meningkat dalam darah → pH akan berkurang.
• Jika ion H + menurun pH akan meningkat
• Mempertahankan konsentrasi H + normal dikontrol oleh sistem buffer dalam ginjal yang
mengatur karbon – asam - bikarbonat, sistem akan mempertahankan rasio asam :
bikarbonat = 20:1
• Fungsi utama paru-paru dalam mengatur keseimbangan asam basa adalah mengatur
PCO2
• Paru-paru akan berespon dalam beberapa menit setelah terjadinya gangguan asam
basa
• Fungsi utama ginjal Homeostasis asam basa → mempertahankan keseimbangan antara
reabsorbsi dan eksresi bikarbonat, dan mengeluarkan NH4 di distal tubulus sehingga
memfasilitasi pengeluaran H+ . Ginjal melakukan kompensasi beberapa jam setelah adanya
gangguan asam basa dan membutuhkan waktu 3-5 hari untuk bisa melakukan kompensasi
penuh
• Sodium phosphate (NaHPO 4 ), hemoglobin (Hgb), and serum protein (albumin) juga
berfungsi sebagai buffers. Serum protein berperan dalam melepas dan mengikat H + untuk
mempertahankan homeostasis. Hgb, protein di dalam sel darah merah, berperan buffer asam
dengan SDM, dengan cara yang sama dengan protein dengan membawa CO2
KESEIMBANGAN ION H+
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
7
NILAI NORMAL
KONSEP KESEIMBANGAN
• Mengembalikan PO2 yang tinggi → meningkatkan ventilasi alveolus. Usaha ini juga harus
bersamaan dengan mengatasi penyakit penyebab. Misalnya asma → bronkodilator
dansteroid, overdosis narkotika → naloxone
• Ventilasi mekanik dengan seting high minute volume untuk mencapai tidal volume
pasien
ASIDOSIS METABOLIK
• Kompensasi
• Sistem dapar menyerap kelebihan [H⁺]
• Paru mengeluarkan banyak CO (kussmaul breath)
• Ginjal Eksresi [H⁺] banyak dan menahan HCO3
PENATALAKSANAAN ASIDOSIS
METABOLIK
Penyebab Penatalaksanaan
Ketoasidosis diabetikum Insulin, infus NaCL
Acute renal failure Dialisis
Intoksikasi salisilate Diuresis, alakalinization urine, dialisis
Starvation ketosis (krn kelaparan, hipoglikemia) Refeeding (Glukosa dan thiamine) , elektrolit
Methanol (kasus bunih diri) Infus ethanol, dialisis
Ketoasidosis alkohol Pemberianglukosa, thiamine, elektrolit
Ethylene glycol (kasus bunuh diri) Infus ethanol, dialisis
Asidosis laktat (kondisi syok sepsis, kadiogenik Koreksi penyebab
atau hipovolemik)
TERAPI BIKARBONAT UNTUK
ASIDOSIS METABOLIK
• Pemberian bikarbonat → tindakan kontroversional →
penatalaksanaan sesuai penyebab sdh diberikan, support ventilasi
→ kompensasi respirasi
• Penatalaksanaan pada severe metabolic acidosis (pH < 6.90
hingga
7.10 dan kadar HCO3 - level < 8 hingga 10 mEq/L), dan
dapat
diberikan untuk of acute kidney injury atau chronic kidney disease
• Tujuan pemberian untuk mengurangi dampak atau efek lanjut dari
acidemia pada kardiovaskuler memperbaiki hemodinamik, dan
memberikan waktu untuk mengatasi penyakit penyebab
• Efek samping pemberian bikarbonat: overload volume,
hiperosmolaritas, “overshoot” alkalosis metabolik, dan penurunan
oksigen dalam Hb
ALKALOSIS METABOLIK
• Pergantian cairan dengan NaCL 0,9%, , penambahan klorida dalam bentuk NaCl atau KCl
• Pada kasus hypovolemia, defisiensi klorida, → ginjal akan reaborsi sodium, namun
karena kekurangan klorida → sodium yang direabsorbsi adalah sodium bikarbonat
→ menambah parah alkalosis. Untuk itu penting untuk pemberian klorida →
ginjal reabsobsi NaCl, dan eksresi HCO3-
Jenis gangguan pH pCO2 HCO3
Murni ¯ ↑ N
Terkompensasi sebag. ¯ ↑ ↑
Asidosis Respiratorik
Terkompensasi penuh N ↑ ↑
Murni ¯ N ¯
Terkompensasi sebag. ¯ ¯ ¯
Asidosis Metabolik
Terkompensasi penuh N ¯ ¯
Murni ↑ N ↑
Terkompensasi sebag. ↑ ↑ ↑
Alkalosis Metabolik
Terkompensasi penuh N ↑ ↑
Alkalosis respiratorik +
metabolik ↑↑ ¯ ↑
INTERPRETASI AGD
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
31
Lihat pH darah
ASIDOSIS ALKALOSIS