Anda di halaman 1dari 26

KESEIMBANGAN ASAM BASA

BY: SHOLIHATUL MAGHFIRAH,S.Kep., Ns., M.Kep.


Definisi
• Adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen
([H+])pada cairan tubuh.
• Kadar normal H+ dalam arteri 4x10-8 mEq/L
• Perubahan H+ yang relatif kecil dapat sangat
memperngaruhi hidup seseorang krn berefek
thd enzim sel.
• pH= -log ([H+])
• [H+] 10-7 = pH 7
• Nilai pH berbanding terbalik dengan [H+] →
jika pH meningkt maka [H+] menurun dan
sebaliknya
• Nilai pH dari 1 (paling asam) sampai 14 (paling
basa)
• Air pH 7 krn jumlah ion hidrogen [H+] tepat
sama dengan ion hidroksil [OH-]
• pH rata-rata cairan ekstra sel 7,4. Batas
normal pH darah 7,38-7,42 atau 7,35-7,45
Asam
• Substansi yang mengandung 1 atau lebih ion [H+]
yg dapat dilepaskan dalam larutan 9donor proton)
• Asam dari hasil metabolisme tubuh ada 2: asam
voatil (dapat berubah menjadi bentuk cair dan
gas, mudah menguap) dan asam non voatil (tidak
mudah menguap)
• Karbondioksida (produk akhir utama dari oksidasi
karbohidrat, lemak, asam amino) dapat disebut
sebagai asam krn mampu bereaksi dg air untuk
membentuk asam karbonat (H2CO3) → asam
voatil
Contoh asam non voatil:
• Asam sulfat: produk akhir oksidasi asam amino
• Asam fosfat:dibentuk dari metabolisme fosfolipid,
asam nukleat, fosfoprotein
• Asam laktat, asam keton: dari metabolisme lemak
dan karbohidrat lalu diubah menjadi CO2 dan air.
Dalam keadaan normal tidak mengganggu pH,
namun pada kondisi tertentu dapat menumpuk.
Misal: pd syok sirkulatorik, henti jantung tjd
penumpukan asam laktat, pd diabetes mellitus tjd
penumpukan keton
Basa
• Substansi yg dapat menangkap atau
bersenyawa dg ion H+ (akseptor proton)
Buffer
• Substansi kimia yg mengurangi perubahan pH
dalam larutan yg disebabkan karena
penambahan asam atau basa
Sistem Buffer
1. Sistem buffer asam karbonat-bikarbonat
(NaHCO3 dan H2CO3), paling banyak pd cairan
ekstra sel. Berperan dlm lebih dari separuh
kapasitas dalam darah
2. Sistem buffer fosfat monosodium-disodium
(Na2HPO4 dan NaH2PO4), penting dalam eritrosit
dan sel tubulus ginjal
3. Sistem buffer oksihemoglobin-hemoglobin dl
eritrosit (HbO2- dan HHb), Hb buffer H+ yg efektif.
4. Sistem buffer protein (Pr- dan HPr), paling
banyak pd sel, jaringan, plasma
Pengaturan Asam-Basa
1. Ginjal
Kelebihan asam dibuang oleh ginjal. Sebagian besar
dlm bentuk amonia. Biasanya berlangsung beberapa
hari.
a. Ginjal mengabsorbsi bikarbonat jk terjadi
kelebihan asam dan mengekskresikannya selama
kekurangan asam
b. Ginjal menggunakan ion fosfat utk membawa ion
hidrogen dg mengekskresikan asam fosfat dan
membentuk asam basa
c. Ginjal mengubah amonia (NH3) menjadi amonium
(NH4+) dg mengikatnya pada sebuah ion hidrogen
2. Tubuh menggunakan buffer sebagai
pelindung thd perubahan yg terjadi secara
tiba-tiba dlm pH darah
3. Paru-paru
Apabila konsentrasi ion hidrogen berubah,
paru-paru akan memperbaiki dengan
mengubah frekuensi dan kedalaman
pernafasan. Pusat pengaturan pernafasan ada
di otak. Jika pernafasan meningkat, CO2
menurun dan darah menjadi lebih basa dan
sebaliknya
Gangguan Keseimbangan Asam-Basa
Asidosis: keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung asam
Alkalosis: keadaan dimana darah banyak
mengandung basa
1. Asidosis respiratorik
Adanya peningkatan konsentrasi PaCO2,
kelebihan asam karbonat, peningkatan
konsentrasi ion hidrogen (penurunan pH).
hipoventilasi → retensi CO2 →H2CO3↑→H+↑
•Penyebab: pneumonia, gagal nafas, atelektasis,
overdosis obat, kelumpuhan otot pernafasan,
cedera traumatik, obesitas, obstruksi jalan
nafas, cidera kepala, stroke, tenggelam, fibrosis
kistik
• Tanda: denyut nadi kuat dan cepat,
pernafasan dangkal dan cepat, hipertensi,
kulit kemerahan dan hangat, kram abdomen,
pusing, letargi
• Hasil pemeriksaan laborat: pH <7,35; PaCO2
>45 mmHg; bikarbonat normal (jk tidak
terkompensasi) atau >26 mEq/L (jk
dikompensasi ginjal)
2. Alkalosis respiratorik
Penurunan PaCO2, penurunan konsentrasi ion
hidrogen (peningkatan pH)
hiperventilasi →CO2 banyak yg hilang →H2CO3
↓ → H+ ↓
Penyebab: Ansietas, ketakutan, anemia, status
hipermetabolik, cidera sistem saraf pusat,
infeksi, asma, penempatan ventilator yg tidak
tepat
• Tanda: sakit kepala, iritabilitas, takikardi,
takipnea, kesemutan pada ekstremitas
• Hasil pemeriksaan laborat: pH >7,45; PaCO2
<35 mmHg; bikarbonat normal (jk tidak
terkompensasi) atau <22 mEq/L (jk
dikompensasi)
3. Asidosis metabolik
• Peningkatan konsentrasi ion hidrogen di
ekstra sel (penurunan pH) krn peningkatan ion
hidrogen atau penurunan kadar bikarbonat
• HCO3- ↓ →PCO2 ↑ → H+↑
• Penyebab: kelaparan, ketoasidosis diabetik,
gagal ginjal, syok, diare, asidosis tubular ginjal,
penggunaan obat (metanol, aspirin)
• Tanda: sakit kepala, letargi, kebingungan,
kemerahan pd kulit, takikardi, takipnea
disertai kedalaman pernafasan, kram
abdomen
• Hasil pemeriksaan laborat: pH <7,35; PaCO2
normal (jk tdk dikompensasi) atau < 35 mmHg
(jk dikompensasi); PaO2 normal atau
meningkat dg pernafasan yg dalam dan cepat;
bikarbonat <22 mEq/L
4. Alkalosis metabolik
• Banyaknya kehilangan asam tubuh atau
meningkatnya kadar bikarbonat
• H+ ↓ →HCO3-↑ →PCO2 ↓
• Penyebab: muntah berlebihan, pengisapan
lambung yg lama, hipokalemia,
hiperkalsemia, sindrom cushing
(banyaknya produksi hormon kortisol),
penggunaan obat steroid, diuretik, natrium
bikarbonat
• Tanda: sakit kepala, letargi, iritabilitas,
takikardia, pernafasan lambat, baal,
kesemutan, kram abdomen, kram otot
• Hasil pemeriksaan laborat: pH >7,45; PaCO2
normal (jk tdk dikompensasi) atau > 45 mmHg
(jk dikompensasi); PaO2 ; bikarbonat >26
mEq/L
Analisa Gas Darah (Blood Gas
Artery/BGA)
• Adalah satu tindakan pemeriksaan
laboratorium yang ditujukan ketika
dibutuhkan informasi yang berhubungan
dengan keseimbangan asam basa pasien
Interpretasi

Harga normal :
• pH darah arteri 7,35 – 7,45
• PaO2 80 – 100 mmHg
• PaCO2 35 – 45 mmHg
• HCO3- 22– 26 mEq/L
• Base Excess (B.E) -2,5– (+2,5) mEq/L
• O2 Saturasi 90– 100 %
1. Hipoksia
a. Ringan PaO2 50 – 80 mmHg
b. Sedang PaO2 30 – 50 mmHg
c. Berat PaO2 20 – 30 mmHg
2. Hiperkapnia
a. Ringan PaCO2 45 – 60 mmHg
b. Sedang PaCO2 60 – 70 mmHg
c. Berat PaCO2 70 – 80 mmHg.
Kesimpulan hasil
Langkah-langkah menarik kesimpulan hasil analsia
gas darah arteri:
1. Lihat pH
• pH normal dari darah antara 7,35 – 7,45. Jika pH
darah di bawah 7,35 berarti asidosis, dan jika di
atas 7,45 berarti alkalosis.
2. Lihat CO2
• Kadar pCO2 normal adalah 35-45 mmHg. Di
bawah 35 adalah alkalosis, di atas 45 asidosis.
3. Lihat HCO3
• Kadar normal HCO3 adalah 22-26 mEq/L. Di
bawah 22 adalah asidosis, dan di atas 26 alkalosis.
4. Bandingkan CO2 atau HCO3 dengan pH
• Langkah selanjutnya adalah bandingkan kadar
pCO2 atau HCO3 dengan pH untuk
menentukan jenis kelainan asam basanya.
Contohnya, jika pH asidosis dan CO2 asidosis,
maka kelainannya disebabkan oleh sistem
pernapasan, sehingga disebut asidosis
respiratorik. Contoh lain jika pH alkalosis dan
HCO3 alkalosis, maka kelainan asam basanya
disebabkan oleh sistem metabolik (atau
sistem renal) sehingga disebut metabolik
alkalosis.
5. Apakah CO2 atau HCO3 berlawanan dengan
pH
• Langkah kelima adalah melihat apakah kadar
pCO2 atau HCO3 berlawanan arah dengan pH.
Apabila ada yang berlawanan, maka terdapat
kompensasi dari salah satu sistem pernapasan
atau metabolik. Contohnya jika pH asidosis,
CO2 asidosis dan HCO3 alkalosis, CO2 cocok
dengan pH sehingga kelainan primernya
asidosis respiratorik. Sedangkan HCO3
berlawanan dengan pH menunjukkan adanya
kompensasi dari sistem metabolik.
6. Lihat pO2 dan saturasi O2
• Langkah terakhir adalah lihat kadar PaO2 (nilai
normal 80-100 mmHg) dan O2 sat (nilai
normal 95-100%). Jika di bawah normal maka
menunjukkan terjadinya hipoksemia.

Anda mungkin juga menyukai