Anda di halaman 1dari 30

ASAM

ASAM
• Substansi yang mengandung 1 atau lebih H+ yang dapat
dilepaskan dalam laruan (donor proton).
• Contoh:
• HCl adalah asam kuat, karena hampir terurai semua
dalam larutan, sehingga melepaskan lebih banyak ion
H+ .
• Asam karbonat (H2CO3) adalah asam lemah, hanya
sedikit H+ yang dilepaskan.
• Ada dua tipe asam yang dihasilkan oleh proses metabolik
dalam tubuh adalah:
• Menguap dan tidak menguap (Volatile dan non
Volatile / fixed – acids).
Asam volatile
• Dapat berubah antara bentuk cairan maupun gas.
• CO2 adalah produk akhir utama dari oksidasi karbohidrat,
lemak dan asam amino. Dapat dianggap sebagai asam
karena kemampuannya untuk bereaksi dengan air untuk
membentuk asam karbonat (H2CO3) yang akan terurai
menjadi H+ dan HCO3- (bikarbonat).

CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-

• Karena CO2 adalah gas yang dapat dikeluarkan/ diekskresi


melalui Paru – Paru, maka CO2 sering disebut sebagai
asam volatile.
Asam non volatile atau fixed – acids
• Semua sumber lain dari H+ dianggap sebagai non volatile.
• Asam non volatile tak dapat berubah bentuk menjadi gas
untuk bisa diekskresi oleh paru – paru, tapi harus
diekskresi melalui Ginjal.
• Asam non volatile dapat berupa anorganik maupun
organik.
• Asam organik seperti asam laktat dan asam keton,
dibentuk selama selama metabolisme karbohidrat dan
lemak, dan kemudian dioksidasi menjadi CO 2 dan air,
maka dalam keadaan normal asam – asam ini tidak
mempengaruhi pH tubulus.
• Asam – asam ini menumpuk pada keadaan abnormal,
misalnya pada syok sikulatorik atau henti jantung
BASA dan PENYANGGA
BASA
• Adalah substansi yang dapat menangkap atau bersenyawa
dengan ion hidrogen dari larutan (akseptor proton).
• Basa yang kuat, seperti natrium hidroksida (NaOH), terurai
dengan mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan
asam.
PENYANGGA
• Istilah Penyangga adalah substansi kimia yang mengurangi
perubahan pH dalam larutan yang disebabkan penambahan
asam atau basa.
• Penyangga adalah campuran dari asam lemah dan garam
basanya (atau basa lemah dan garam asamnya)
PENYANGGA TUBUH
• Ada 4 pasang atau sistem penyangga utama tubuh yang
membantu memelihara pH agar tetap konstan yaitu:

1. Sistem penyangga bikarbonat/asam karbonat (NaHCO3


dan H2CO3).

2. Sistem penyangga binatrium / mononatrium fosfat


(NaH2PO4 dan NaH2 PO4).

3. Sistem penyangga dalam sel darah merah


hemoglobin / oksihemoglobin).

4. Sistem penyangga protein (Pr - dan HPr)


Sistem Penyangga Bikarbonat/
Asam Karbonat
• Sisitem penyangga asam karbonat / bikarbonat merupakan penyangga
Cairan Ektra Sel (ECF) yang utama, dan hasil dari penilaian sistem
penyangga ini merupakan dasar bagi penilaian keadaan asam basa pasien.

• Sisi kiri dari persamaan reaksi penyangga adalah komponen pernafasan:


PCO2 + H2O ≈ H2CO3
• Komponen pernafasan terutama dikendalikan oleh paru – paru melalui
perubahan alveolar.
• Jika PCO2 diatas atau dibawah normal, jumlah ventilasi alveolar tidak akan
memadahi (hipoventilasi) atau berlebih (hiperventilasi).
• PCO2 diatur oleh fungsi paru dan refleks pada batang otak yang
mengendalikan dorongan pernafasan.
lanjutan

• Sisi kanan dari persamaan reaksi penyangga adalah komponen


Ginjal - Metabolik: H2CO3 ≈ H+ + HCO3-
• Asam karbonat yang terbentuk oleh hidrasi gas karbon dioksida,
terurai maenjadi hidrogen dan ion bikarbonat.
• Ginjal ikut menjaga keseimbangan asam – basa dengan mengatur
[HCO3-] plasma melalui dua jalan:
1. Reasorpsi HCO3- yang terfiltrasi dan mencegah kehilangannya
dalam kemih.
2. Ekskresi kelebihan H+ sehari – hari sebagai hasil metabolisme.
• Dua pertiga dari kelebihan H+ diekskresi dalam bentuk ion amonium
(NH4+), sepertiga diekskresi dalam bentuk asam fosfat (H3PO4) atau
asam sulfat (H2SO4)
Persamaan Henderson - Hasselbalch

[HCO3 -]
pH = pK+ log
[H2CO3 ]
[HCO3 -]
pH = pK+ log
S x PaCO2
24 mEq/L 24
= 6,1 + log =
0,03 x 40 mmHg 1,2
20
= 6,1 + log
1
7,4 = 6,1 + 1,3 Keterangan:
pK : Konstanta disosiasi asam (6,1)
S : Konstanta kelarutan CO2 (0,03)
Komponen metabolik yang
[HCO3 -] 20 dikendalikan oleh Ginjal
pH = = = Komponen pernafasan yang
PaCO2 1 dikendalikan oleh Paru - Paru
ANALISA GAS DARAH
PARAMETER NILAI NORMAL DEFINISI - IMPLIKASI
PaO2 80 – 100 mmHg • Tekanan parsial oksigen dalam darah
arteri (menurun bersama umur)
• Pada dewasa 60 th:
 60 – 80 mmHg = hipoksemia ringan
 40 – 60 mmHg = hipoksemia sedang
 < 40 mmHg = hipoksemia berat

pH 7,40 (± 0,05) • Untuk mengetahui apakah terjadi


asidemia atau alkalemia

PaCO2 40 (± 5,0 mmHg) • Tekanan parsial CO2 dalam darah arteri


• PaO2 < 35 mmHg = alkalosis respiratorik
• PaO2 > 45 mmHg = asidosis repiratorik
24 (± 2mEq/L)
HCO3- standart 40 (± 2nmol/L atau nEq/L)
• Kadar ion hidrogen dapat digunakan
[H+] sebagai pengganti pH
ASAM BASA
pCO2 berbanding terbalik terhadap pH

pCO2 pH
HOMEOSTASIS
40-45 mmHg 7.35-7.45

pCO pH
2

pH 2
pCO
Acidosis Alkalosis
ASIDOSIS METABOLIK
ASIDOSIS METABOLIK
[HCO3 -] 20 Ginjal / Metabolik
pH = = =
PaCO2 1 Paru / Respiratorik

Tanda – Tanda:
• pH ↓
• [HCO3 -] ↓ (22 mEq/L)
• PaCO2 Normal
SEBAB ASIDOSIS METABOLIK
Selisih Anion normal (hiperkloremik) Selisih anion meningkat
1. Kehilangan bikarbonat 1. Peningkatan produksi asam
a. Kehilangan melalui sal. cerna a. Asidosis laktat
1. Diare b. Ketoasidosis diabetik
2. Ileustomi, fistula pankreas c. Kelaparan
d. Intoksikasi alkohol
3. Uterosigmoidostomi
b. Kehilangan melalui ginjal 2. Menelan substansi toksik
1. Asidosis melalui tubulus ginjal a. Kelebihan dosis salisilat
2. Inhibitor karbonik anhidrase b. Metanol atau formaldehid
(asetazolamid) c. Etilen glikol (anti beku): oksalat,
3. Hipoadlosteronisme glikolat

2. Peningkatan asam 3. Kegagalan ekskresi asam: tidak


adanya ekskresi NH4- , retensi
 Amonium klorida asam sulfat dan asam fosfat.
 Gagal ginjal akut atau kronik
3. Lain – lain
 Pemberian IV larutan garam secara
cepat (asidosis pengenceran)
RESPON KOMPENSASI
• Respons segera terhadap beban [H+] pada asidosis
metabolik adalah mekanisme penyangga, sehingga
mengurangi [HCO3- ] plasma.

• Kompensasi pernafasan dalam beberapa menit.

• [H+] arteri yang meningkat merangsang kemoreseptor


pada badan karotis yang akan merangsang peningkatan
ventilasi alveolar (hiperventilasi), akibatnya PaCO 2
menurun dan pH pulih kembali menuju 7,4.

• Kompensasi ginjal merupakan usaha terakhir untuk


memperbaiki keadaan asidosis metabolik, meskipun
berlangsung lambat dan membutuhkan beberapa hari
Gambaran klinis, diagnosis dan penanganan
• Tanda dan gejala asidosis metabolik cenderung kabur, dan
pasien dapat asimtomatik, kecuali HCO3- serum turun di bawah
15mEq/L.

• Pernafasan Kussmaul (cepat dan dalam, menunjukkan


hiperventilasi kompensatorik) lebih menonjol

• Gejala neurologi berupa kelelahan hingga koma akibat


penurunan pH pada cairan serebrospinal.

Diagnosa:
• Berdasar gambaran klinis dan hasil laboratorium terhadap pH,
PaCO2 dan HCO3-

Penanganan:
• Pemberian larutan IV Ringer laktat biasanya merupakan cairan
pilihan untuk memperbaiki keadaan asidosis metalik
ALKALOSIS METABOLIK
[HCO3 -] 20 Ginjal / Metabolik
pH = = =
PaCO2 1 Paru / Respiratorik

Tanda – Tanda:
• pH ↑(7,45)
• [HCO3 -] ↑ (26 mEq/L)
• PaCO2 Normal
SEBAB ALKALOSIS METABOLIK
Kehilangan H+ dari Cairan Ektra Sel (ECF) Asidosis metabolik yang responsif
1. Kehilangan melalui saluran Cerna terhadap klorida (Cl- kemih 10 mEq/L)
(berkurangnya volume ECF)
a. Muntah atau penyedotan Biasanya disertai penurunan volume
nasogastrik ECF
b. Diare denngan kehilangan klorida a. Muntah
b. Diuretik
2. Kehilangan melalui Ginjal c. Paska – hiperkapnia
a. Diuretik tiazid
b. Kelebihan mineralokortikoid Asidosis metabolik yang resisten
1. Hiperaldosteronesme terhadap klorida (Cl- kemih 20 mEq/L)
2. Terapi kortikosteroid eksogen
Biasanya tidak disertai penurunan
3. Pinicilin dosis tinggi volume ECF
d. Kelebihan mineralokortikoid
Retensi HCO3- e. Keadaan edema (gagal jantung
4. Pemberian natrium bikarbonat kongestif, sirosis, sindroma
berlebih nefrotik)
5. Sindroma susu alkali (antasida, susu,
natrium bikarbonat)
Gambaran klinis, diagnosis dan penenganan
• Tidak ada tanda dan gejala yang spesifik.
• Adanya gangguan ini harus dicurigai pada pasien dengan riwayat
muntah dan penyedotan nasogastrik, pengobatan dengan diuretik atau
pasien yang baru sembuh dari gagal pernafasan hiperkapnea
(kelebihan CO2 dalam darah)
• Alkalemia berat (pH> 7,6 ) dapat menyebabkan disretmia jantung.
Diagnosis:
• Berdasar gambaran klinis dan hasil laboratorium
• Pengukuran klorida kemih dapat membantu mengetahui sebab dan
cara penanganan.
Penanganan:
• Alkalosis metabolik resposnsif klorida ringan dapat dikoreksi dengan
mengganti kekurangan ECF dengan larutan garam isotonik parenteral
+ KCl.
• Larutan HCl IV dengan kadar 0,1 – 0,2 dapat diberikan pada alkalosis
berat dan mengancam jiwa (pH > 7,55) dan memerlukan koreksi segera
• Kadang ditambahkan NH4Cl (amonium klorida) atau HCl arginin IV.
ASIDOSIS RESPIRATORIK
[HCO3 -] 20 Ginjal / Metabolik
pH = = =
PaCO2 1 Paru / Respiratorik

Tanda – Tanda:
• pH ↓ (< 7,35)
• [HCO3 -] Normal
• PaCO2 ↑ (> 45mmHg)
SEBAB ASIDOSIS RESPIRATORIK
(Sebab dasar = Hipoventilasi)
Hambatan pada pusat pernafasan Gangguan pertukaran gas
medula oblongata 1. PPOM (emfisema dan bronkitis)
1. Obat – obatan: kelebihan dosis opiat, 2. Tahap akhir penyakit paru instrinsik
sedatif, anastetik (akut)
yang difus
2. Terapi oksigen pada hiperkapnea kronik
3. Henti jantung (akut) 3. Pneumonia atau asma yang berat
4. Apne saat tidur 4. Edema paru akut
5. Pneumotoraks

Gangguan otot – otot pernafasan dan Obstruksi saluran nafas atas akut
dinding dada. 6. Aspirasi benda asing atau muntah.
5. Penyakit neurovaskuler: miastenia 7. Laringospasme atau edema laring,
gravis, sindoma Gulian – Barré,
bronkospasme.
poliomielitis
6. Deformitas rongga dada: kifoskoliosis
7. Obesitas yang berlebihan: sindrom
pickwickian
8. Cedera dinding dada seperti patah
tulang iga.
Gambaran klinis, diagnosis dan penanganan
• Tanda dan gejala retensi CO2 tidak khas dan pada umumnya tidak
mencerminkan PaCO2.
• Semakin besar dan cepat peningkatan PaCO2 , semakin berat gejala
– gejala yang ditimbulkan.
• Peningkatan akut PaCO2 hingga mencapai 60mmHg atau lebih
mengakibatkan somnolen, kekacauan mental, stupor, dan akhirnya
koma.

Diagnosis:
• Berdasar gambaran klinis dan hasil laboratorium

Penanganan:
• Tujuannya memulihkan ventilasi efektif secepatnya dengan
memberikan O2 dan mengatasi sebab yang mendasarinya.

• PaCO2 harus dinaikkan sampai batas minimum 60mmHg dan pH


diatas 7,2 untuk menghindari disritmia jantung.
ALKALOSIS RESPIRATORIK
[HCO3 -]20 Ginjal / Metabolik
pH = = =
PaCO2 1 Paru / Respiratorik

Tanda – Tanda:
• pH ↑(> 7,45)
• [HCO3 -] Normal
• PaCO2 ↓(< 35mmHg)
SEBAB ALKALOSIS RESPIRATORIK
(Sebab dasar = Hiperventilasi)

Penanganan sentral terhadap Hipoksia


pernafasan 1. Pneumonia, asma, edema paru
1. Hiperventilasi psikogenik yang 2. Gagal jantung kongestif
disebabkan oleh stes emosional 3. Fibrosis paru
4. Tinggal ditempat yang tinggi
2. Keadaan hipermetabolik:
demam, tirotoksikosis Ventilasi mekanik yang
3. Gangguan SSP berlebihan
4. Cedera kepala atau gangguan
pembuluh darah otak Mekanisme yang belum jelas
5. Tumor otak 5. Sepsis gram negatif
6. Intoksikasi salisilat (awal) 6. Sirosis hepatis
7. Latihan fisik
Gambaran klinis, diagnosis dan penanganan
• Pola nafas pada sindroma hiperventilasi yang diinduksi oleh kecemasan
berbeda – beda, mulai dari pernafasan yang jelas tampak normal sampai
kepada pernafasan yang jelas tampak lebih cepat, dalam dan panjang.

• Sering terlihat banyak menguap, terasa ringan, parastesi sekitar mulut,


kesemutan dan baal pada jari – jari tangan dan kaki

• Pada kasus yang berat dapat disertai ketidak mampuan berkonsentrasi,


kekacauan mental dan sinkop.

Penanganan:
• Dengan ventilator mekanik dapat mengoreksi dengan menurunkan ventilasi
yang berlebihan, atau menambah ruang sepi udara (dead space).

• Pada kecemasan yang berat menyebabkan sindroma hiperventilasi, maka


membuat pasien bernafas dalam kantong kertas yang disungkupkan rapat di
sekitar hidung dan mulut umumnya berhasil menghentikan serangan akut.
RANGKUMAN GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA TRADISIONAL

DISORDER pH PRIMER RESPON


KOMPENSASI
ASIDOSIS  HCO3-  pCO2 
METABOLIK
ALKALOSIS  HCO3-  pCO2 
METABOLIK
ASIDOSIS  pCO2  HCO3- 
RESPIRATORI
ALKALOSIS  pCO2  HCO3- 
RESPIRATORI
SEMOGA BERMANFAAT
WASSALAMU’ALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai