Anda di halaman 1dari 29

ACID – BASE

METABOLIC STATUS &


BUFFER SYSTEM
DR. ZULFAHMIDAH

BAGIAN BIOKIMIA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
PENDAHULUAN

HA = H+ + A- ,

• Asam  donor proton (HA )


• Basa  akseptor proton (A ) -

Keseimbangan Asam Basa

• Suatu keadaan dimana konsentrasi ion Hidrogen yang diproduksi


setara dengan yang dikeluarkan oleh sel
SUMBER ION H+
Ion H+ secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh
dari 3 sumber, yaitu ;
Pembentukan asam karbonat yang akan berdisosiasi menjadi ion H
dan bikarbonat
H2CO3 ⇔ H + + HCO3-

Katabolisme zat organik

Disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia,


PENGONTROLAN KONSENTRASI ION H

Mengaktifkan sistem dapar/ buffer kimia


• Mencegah perubahan ion Hidrogen secara berlebihan
• Dapat bekerja beberapa detik untuk mencegah perubahan ion Hidrogen

Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernapasan


• Mengatur perlepasan gas CO2 melalui pernafasan
• Memerlukan waktu beberapa menit Jika (H+) berubah, pusat pernapasan
segera terangsang untuk mengubah kecepatan pengeluaran gas CO2 dari
cairan tubuh, sehingga (H+) kembali normal (3 -12 menit)
Mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan
• Mengatur H2CO3 dalam tubuh
• Bekerja beberapa jam sampai beberapa hari
GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM BASA (HH)

Asidosis metabolik dan


1. Asidosis metabolik alkalosis metabolik,
2. Alkalosis metabolik salah satu penyebabnya
karena ketidak
3. Asidosis Respiratorik seimbangan dalam
4. Alkalosis Respitorik pembentukan dan
pembuangan asam basa
oleh ginjal

Asidosis respiratorik dan


alkalosis respiratorik
terutama Di sebabkan
oleh kelainan pada
pernafasan
ASIDOSIS
METABOLIK
ETIOLOGI
KOMPENSASI PADA ASIDOSIS METABOLIK

Peningkatan H+ disanggah HCO3- plasma dan Hb


(dtk – mnt)

Peningkatan ventilasi → menurunkan PCO2 (mnt )

Peningkatan H+ disanggah HCO3- intertisial (30


mnt)

Peningkatan H+ disangga protein dan fosfat


intrasel ( jam )

Penghematan dan pembentukan HCO3- oleh ginjal


(2 – 6 hari)
AKIBAT DARI ASIDOSIS BERAT

Kardiovaskular Respirasi
Gangguan kontraksi otot jantung Hiperventilasi
Penurunan kekuatan otot nafas dan
Dilatasi Arteri,konstriksi vena, dan menyebabkan kelelahan otot
sentralisasi volume darah Sesak
Metabolik
Peningkatan tahanan vaskular paru Peningkatan kebutuhan metabolisme
Resistensi insulin
Penurunan curah jantung, tekanan darah Menghambat glikolisis anaerob
arteri, dan aliran darah hati dan ginjal Penurunan sintesis ATP
Hiperkalemia
Sensitif thd reentrant arrhythmia dan Peningkatan degradasi protein
penurunan ambang fibrilasi ventrikel
Otak
Penghambatan metabolisme dan regulasi
Menghambat respon kardiovaskular terhadap volume sel otak
katekolamin
Koma

Management of life-threatening Acid-Base Disorders, Horacio J. Adrogue, And Nicolaos EM:


Review Article;The New England Journal of Medicine;1998
ALKALOSIS METABOLIK

Terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena


defisiensi asam non-karbonat.

Hal ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah-


muntah dan minum obat-obat alkalis.
Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya
kemampuan untuk menetralisir bikarbonat, sehingga
kadar bikarbonat plasma meningkat
• Kompensasi tubuh berupa :
Mengurangi
Pernapasan
ekskresi H+
lambat dan
dengan ekskresi
dangkal untuk
garam NaHCO3
retensi CO2
dan Na2HPO4

Menekan
pembentukan
NH3
RUMUS UMUM INTERPRETASI ASAM BASA

1. pH merupakan variabel yang dependen, dipengaruhi oleh


HCO3 dan PCO2
2. HCO3 Mewakili Metabolik dan organ yg berperan adalah
Ginjal
3. PCO2 Mewakili Respiratorik dan organ yang berperan
adalah Pulmonal
4. Terjadi mekanisme kompensasi untuk mencapai
homeostasis, sehingga apabila ada gangguan asam basa
primer, maka organ skunder akan berkompensasi
RUMUS UMUM INTERPRETASI ASAM BASA HH

Disord HCO3 pCO2 pH BE


er (7,35-7,45) -2 s/d +2
(21-26) (35-45)

Asidosis Turun Naik Turun Turun

Alkalosi Naik Turun Naik Naik


s
RUMUS UMUM INTERPRETASI ASAM BASA HH

Disord HCO3 pCO2 pH BE


er (7,35-7,45) -2 s/d +2
(21-26) (35-45)

Asidosis Turun Naik Turun Turun

Alkalosi Naik Turun Naik Naik


s
RUMUS UMUM INTERPRETASI ASAM BASA HH

Disord HCO3 pCO2 pH BE


er (7,35-7,45) -2 s/d +2
(21-26) (35-45)

Asidosis Turun Naik Turun Turun

Alkalosi Naik Turun Naik Naik


s
RUMUS UMUM INTERPRETASI ASAM BASA HH

Disord HCO3 pCO2 pH BE


er (7,35-7,45) -2 s/d +2
(21-26) (35-45)

Asidosis Turun Naik Turun Turun

Alkalosi Naik Turun Naik Naik


s
RUMUS UMUM INTERPRETASI ASAM BASA HH

Disord HCO3 pCO2 pH BE


er (7,35-7,45) -2 s/d +2
(21-26) (35-45)

Asidosis Turun Naik Turun Turun

Alkalosi Naik Turun Naik Naik


s
BUFFER SYSTEM
• Larutan yang dapat mempertahankan pH ketika ditambahkan sedikit
asam, basa, ataupun ketika diencer yang terdiri dari:
• Larutan yang terdiri dari Asam lemah
Larutan dan Basa konjugasinya, contohnya :
Penyangga CH3COOH dengan CH3COO-
• mempertahankan pH pada daerah asam
Asam (pH < 7)

• larutan penyangga yang terdiri dari


Larutan Basa lemah dan Asam konjugasinya,
Penyangga contohnya : NH3 dan NH4+.
• mempertahankan pH pada daerah basa
Basa (pH > 7).
KETERBATASAN SYSTEM BUFFER

• Tidak dapat mecegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang


disebabkan karena peningkatan CO2
• Sistem ini hanya berfungsi bila system respirasi dan pusat pengendali
system pernafasan bekerja normal
• Kemampuan menyelenggarakan system buffer tergantung pada
ketersediaan ion bikarbonat
1. BUFFER BIKARBONAT DAN KARBONAT

• Bekerja efektif sampai pH 7.4


• Sangat baik pada penambahan asam
• Jumlah paling besar dalam cairan tubuh / ekstrasel
• Dihasilkan oleh ginjal
2. BUFFER FOSFAT

• Bekerja efektif pada penambahan asam


• Kosentrasi relatif rendah
• Kurang berperan dalam plasma
• Ekskresi hidrogen dalam tubuli ginjal
• HPO42- / H2PO4
3. BUFFER PROTEIN

• Asam lemah : Asam glutamat, asam


aspartat
• Basa lemah : lysin, arginin, histidin
• Kurang berperan
• Terdapat pada sel-sel, darah dan
plasma (ekstra dan intrasel)
BUFFER HEMOGLOBIN

• Bentuk hemoglobin yang


berperan membentuk sistem
bufer
a. Oksihemoglobin ( HHbO2)
b. Deoksihemoglobin (HHb)
• Buffer protein yang paling
BUFFER AMONIUM

* Setelah kelebihan asam, amonia (NH₃) dihasilkan oleh sel tubulus ginjal
dan berikatan dengan hidrogen (H⁺) dalam tubulus ginjal untuk
membentuk amonium (NH₄⁺).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai