Anda di halaman 1dari 54

BLOOD GAS ANALYSIS

(BGA)
Divisi Ginjal Hipertensi
RS Dr Moewardi RSDM
• Keseimbangan asam basa dan pengaturan pH mempunyai peranan yang
penting baik dalam fisiologi, metabolisme sel maupun fungsi sel.
• Perubahan pH  berbagai macam gangguan fisiologi, sebagai contoh:
 Asidosis metabolik kronis
 Berkurangnya densitas tulang
 Nephrolithiasis
 Muscle wasting
 Mempercepat progresifitas penyakit ginjal kronis.

(Palmer,2010)
HOMEOTASIS KESEIMBANGAN ASAM-BASA

PRODUKSI NET ACID


• Baik asam maupun basa dihasilkan dari makanan.
• Metabolisme lemak dan karbohidrat menghasilkan CO2,yang merupakan asam volatile
dengan kecepatan menghasilkan sekitar 15000 mmol per hari.
• Metabolisme protein menghasilkan asam amino, yang dapat dimetabolisme untuk
membentuk asam non volatile (Phosporic acid,sulfuric acid) dan basa.
• Metabolisme asam amino seperti lysine dan arginin menghasilkan asam.
• Metabolism asam amino aspartate dan glutamate serta anion organic seperti acetat dan
citrate menghasilkan basa.

(Palmer, 2010)
sumber makanan yang berasal dari
hewani yang tinggi protein dan
organophospate akan menghasilkan net
Secara umum : acid, bahan makanan nabati yang tinggi
anionorganik lebih banyak menghasilkan
net alkali.
KONTROL KESEIMBANGAN ASAM BASA OLEH GINJAL
- Ginjal dan paru merupakan pemegang peran utama dalam pengaturan
keseimbangan asam basa.
- Kedua ginjal mempunyai peranan utama dalam pengaturan konsentrasi
bikarbonat sistemik sebagai komponen metabolic dari keseimbangan
asam basa.
- Sedangkan paru mempertahankan asam basa dengan jalan mengatur
kadar CO2.

(Palmer, 2017)
KONTROL KESEIMBANGAN ASAM BASA OLEH GINJAL

Ginjal mengontrol keseimbangan asam basa : mengeluarkan urin yang asam atau
yang basa.

Ion bikarbonat disaring secara terus menerus kedalam tubulus, dan bila ion
bikarbonat diekskresikan kedalam urin  menghilangkan basa dari darah.
Sebaliknya sejumlah besar ion hidrogen juga dieksresikan ke dalam
lumen tubulus  jadi menghilangkan asam dari darah.
KONTROL KESEIMBANGAN ASAM BASA OLEH GINJAL

Ginjal mempunyai peran utama dalam regulasi HCO3- :

- Rearbsorbsi HCO3 yg terfiltrasi. (4,5 mol HCO3 per hari)

Semua HCO3 direabsorbsi glomerulus  N : urine tidak mengandung HCO3.

- Produksi HCO3 baru  dengan jalan ekskresi asam.

Ekskresi asam seimbang dengan produksi basa

Produksi HCO3 oleh ginjal 1 meq/kgBB/hr.


KONTROL KESEIMBANGAN ASAM BASA OLEH GINJAL
Pengurangan konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler ( alkalosis ):
ginjal gagal mereabsorbsi semua bikarbonat yang disaring

meningkatkan ekskresi bikarbonat.

Kehilangan bikarbonat ini sama dengan penambahan satu ion hidrogen


kedalam cairan ekstraseluler.

Oleh karena itu pada alkalisis pengeluaran ion bikarbonat akan meningkatkan
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler kmbali menuju normal.
Pada asidosis, ginjal tidak mengekskresikan bikarbonat kedalam urin tetapi
mereabsobsi semua bikarbonat yang disaring dan menghasilkan bikarbonat
baru, yang ditambahkan kembali ke cairan ekstraseluler, hal ini mengurangi
konsentrasi ion hydrogen cairan ekstraseluler kembali menuju normal.
SISTEM BUFFER dalam REGULASI pH

1. buffer ion bikarbonat dan karbon dioksida (HCO3-, CO2)  paling penting

2. buffer fosfat monosodium – disodium (NaH2PO4, Na2HPO4)

3. buffer oksihemoglobin-hemoglobin dalam eritrosit (HbO2- dan HHb)

4. buffer protein (Pr- dan HPr)


SISTEM BUFFER dalam REGULASI pH
- Sistem buffer intraselular dan ekstrselular mengurangi risiko perubahan pH
selama penambahan asam atau basa tanpa memindahkan asam maupun basa
dari dalam tubuh.
- Sistem buffer yang paling penting adalah ion bikarbonat dan karbon
dioksida (HCO3-, CO2).
- Pada system buffer ini, CO2 dipertahankan dalam kadar yang konstan
oleh system respirasi. Penambahan asam (HA) memicu perubahan
HCO3- menjadi CO2 berdasarkan reaksi

HA + NaHCO3  NaA + H2O + CO2- 4,5


Gangguan
Keseimbangan
Asam - Basa
Gangguan keseimbangan asam-basa :
I. Metabolik :
• Asidosis Metabolik
• Alkalosis Metabolik
II. Respiratorik :
• Asidosis Respiratorik
• Alkalosis Respiratorik
HENDERSON – HASSELBACH EQUATION
4 Mekanisme utama perubahan pH :

1. Peningkatan HCO3  peningkatan pH : Alkalosis metabolic

[HCO3]
pH α ------------
[CO2]

2. Penurunan HCO3  penurunan pH  Asidosis metabolic

[HCO3]
pH α ------------
[CO2]
3. Peningkatan pCO2  penurunan pH  asidosis respiratorik

[HCO3]
pH α ------------
[CO2]

4. Penurunan pCO2  peningkatan pH  alkalosis respiratorik

[HCO3]
pH α ------------
[CO2]
Apabila terjadi gangguan asam – basa, akan terjadi mekanisme
kompensasi untuk menormalkan pH :
- Pada gangguan respirasi, ginjal memodifikasi bicarbonate untuk
menormalkan pH.
- Pada gangguan metabolic, pernapasan berubah untuk menormalkan pH.

1. Alkalosis Metabolik
- Peningkatan HCO3, peningkatan pH.
- Peningkatan CO2 sebagai kompensasi.
[HCO3]
pH α ------------
[CO2]
2. Asidosis metabolic
- Penurunan HCO3, penurunan pH
- Penurunan CO2 sebagai kompensasi

[HCO3]
pH α ------------
[CO2]

3. Asidosis respiratorik
- Peningkatan CO2, penurunan pH.
- Peningkatan HCO3 sebagai kompensasi

[HCO3]
pH α ------------
[CO2]
4. Alkalosis respiratorik
- Penurunan CO2, Peningkatan pH
- Penurunan HCO3 sebagai kompensasi

[HCO3]
pH α ------------
[CO2]
Asidosis
Metabolik
Metabolic Acidosis
• Keadaan dimana didapatkan hasil pemeriksaan analisa gas darah :
 pH arteri yang rendah
 Penurunan kadar HCO3-

• Kompensasi oleh system respirasi akan berakibat terjadinya penurunan pCO2.

• Kompensasi system respirasi terhadap terjadinya asidosis metabolik :


 PCO2 turun sekitar 1,2 mmHg (0,16kPa) untuk setiap penurunan HCO3 1 meq/L.
 Respon respirasi terhadap asidosis metabolic dimulai dalam 30 menit
dan berlangsung lengkap dalam waktu 12 sampai 24 jam.
Metabolic Acidosis
Setelah kita menegakkan diagnosis asidosis metabolic, langkah pertama yang ditempuh
adalah menghitung anion gap.

Anion gap = [Na+] – ([Cl-]+ [HCO3-])

Nilai anion gap pada orang yang sehat 12 ± 2 mmol/liter

Asidosis metabolic terjadi sebagai akibat dari :

- Peningkatan produksi asam endogen ( asam laktat, ketosis),

- Berkurangnya penyimpanan HCO3- (diare, RTA),

- Akumulasi asam endogen yang berlebihan (biasanya terjadi pada gangguan ekskresi asam
karena gangguan ginjal)
Metabolic Acidosis

Source:
Dr. Marc S. Sabatine.
Pocket Medicine, 8th
Edition, 2023.
Metabolic Acidosis
Addition of acid (↑ anion Loss of HCO3- (normal
gap) anion gap)
• Lactic acid • GIT loss in: diarrhea, fistula,
• Ketoacids Saliva
• Renal failure • Renal Loss in tubular acidosis
• Intoxicants • Hyperchloremia
• Salicylates

Lab. Findings:
↓ plasma HCO3
↓ TCO2
Source: Harrison's Manual of Medici
ne
Metabolic Acidosis
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan asidosis metabolik bervariasi tergantung pada penyakit dasarnya.

Asidosis metabolik akut


Penggunaan sodium bikarbonat pada kondisi ini masih merupakan kontroversi.
Pada percobaan binatang, pH arteri dibawah 7,1 : depresi miokard, penurunan katekolamin, dan
aritmia.
Peningkatan pH yang mendadak justru akan berakibat asidifikasi intraselular, meningkatkan produksi
laktat dan depresi miokard.
Banyak ahli berpendapat koreksi bikarbonat pada asidosis metabolic akut diberikan apabila kadar
bikarbonat sangat rendah dan pH dibawah 7,1.
Metabolic Acidosis
PENATALAKSANAAN
Asidosis Metabolik Kronis
Penyebab paling umum asidosis metabolic kronik adalah diare, penyakit ginjal kronik lanjut, dan beberapa
bentuk RTA.
Alkalinisasi pada kondisi asidosis metabolikkronik ini mempunyai alasan – alasan yang rasional yaitu :
- Peningkatan kadar bikarbonat akan mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan kompensasi
pernafasan sehingga akan menhilangkan rasa sesak nafas.
- Asidosis metabolic kronis mempunyai pengaruh buruk terhadap tulang, kadar hormone, dan beberapa
parameter fisiologis.
- Penggunaan bikarbonat pada pasien RTA tipe 1 mengurangi risiko kejadian nephrokalsinosis dan batu di
ginjal.
- Bikarbonat pada pasien penyakit ginjal kronis dapat menghambat progresifitas.
Alkalosis
Metabolik
Source: Harrison's Manual of Medici
ne
Alkalosis metabolik

Etiologi :
1. Chloride depletion : kehilangan dari usus atau ginjal.
2. Excess adrenal corticosteroids.
3. Alkali administration or ingestion.
Asidosis
Respiratorik
Source: Harrison's Manual of Medici
ne
Source:
Dr. Marc S. Sabatine.
Pocket Medicine, 8th
Edition, 2023.
Alkalosis
Respiratorik
Source: Harrison's Manual of Medici
ne
Source:
Dr. Marc S. Sabatine.
Pocket Medicine, 8th
Edition, 2023.
INTERPRETASI AGD
“Rules of Five”  5 langkah untuk interpretasi AGD
Aturan Baku
• pH normal : 7,4
• pCO2 normal : 40 mmHg
• HCO3 normal : 22 meq/L
LANGKAH 1
Identifikasi Asidosis atau Alkalosis

Ph < 7.4 = Asidosis


Ph > 7.4 = Alkalosis
LANGKAH 2
Tentukan apakah primer respiratori / metabolik

Membandingkan arah perubahan pH dan


PaCO2
 Jika arah perubahan sama (up or down),
Kelainan primer : metabolik.
 Jika arah perubahan beda (up and down),
Kelainan primer : respiratori.
LANGKAH 3
Tentukan derajat kompensasi

 Setiap gangguan asam- basa mempunyai pola prediksi.


 Apakah kompensasi sudah tepat?
 Jika besarnya kompensasi menyimpang dari prediksi,
mengindikasikan gangguan asam basa tambahan.
LANGKAH 3
 METABOLIC ACIDOSIS: Winter’s Formula

pCO2 = (HCO3 X 1.5) + 8 ± 2

 METABOLIC ALKALOSIS:

Setiap kenaikan HCO3 1 mEq/L, pCO2 seharusnya

meningkat 0.7 mmHg, ± 2


LANGKAH 3
Jika proses primer respirasi: akut/kronik?
 Asidosis respiratorik :
Akut : p CO2 naik 10 mmHg  HCO3 naik 1 meq/L
Kronis : pCO2 naik 10 mmHg  HCO3 naik 3 meq/L
 Alkalosis respiratorik :
Akut : p CO2 turun 10 mmHg  HCO3 turun 2 meq/L
Kronis : pCO2 turun 10 mmHg  HCO3 turun 4meq/L
LANGKAH 4
Selalu tentukan Anion Gap (AG)
 Jika didapatkan anion gap, terdapat anion gap
Metabolic Acidosis!

 Perhatikan penurunan albumin


untuk tiap penurunan albumin 1 mg/dl (dari 4mg/dl)
tambahkan 2.5 terhadap hasil penghitungan Anion Gap
LANGKAH 5
Jika terdapat AGMA
Apakah terdapat gangguan metabolik tersembunyi?

 Pre-existing metabolic alkalosis


 Pre-existing non-anion gap metabolic acidosis
 No pre-existing acid-base disorders
LANGKAH 5
for AG metabolic acidosis
• Calculate Delta Delta : simple anion gap acidosis, besarnya peningkatan anion gap (Δ gap),
seimbang dengan penurunan serum bicarbonate (Δ bicarbonate).
Δ Anion Gap = Δ HCO3
Δ Anion Gap = current AG – normal AG (12)
Δ HCO3 = baseline HCO3 – measured HCO3

Baseline HCO3 = measured HCO3 + Δ Anion Gap

HCO3 > 28 = Concurrent “hidden” met alkalosis


HCO3 < 24 = Concurrent “hidden” non-gap met acidosis
- Keseimbangan asam basa dilakukan
RINGKASAN oleh ginjal dan sistem pernafasan.

- Asidosis metabolik ditandai oleh


penurunan pH arteri dan HCO3.

- Asidosis metabolic simple apabila


terjadi penurunan linear baik pH,
HCO3, maupun PCO2.

- Koreksi sodium bikarbonat pada


asidosis metabolik akan disesuaikan
dengan penyakit yang mendasari.
Koreksi dilakukan bila bikarbonat
rendah dan pH < 7,1.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai