Pembimbing :
dr. Arifin Sp.PD KIC FINASIM
Divisi Tropik Infeksi
RSUD Dr Moewardi/ Universitas Sebelas Maret
Surakarta 2013
Pendahuluan
Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh respons inang
yang tidak teregulasi terhadap infeksi dan berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas
yang signifikan . Mekanisme patogenetik sepsis sangat kompleks, dan disfungsi endotel
merupakan faktor penting yang menyebabkan disfungsi organ2 . Sel-sel endotel bergeser
ke arah fenotipe proinflamasi, proadhesif, dan prokoagulan selama sepsis. Selain itu, sel
endotel Modifikasi fungsional sel endotel pada awalnya bersifat adaptif tetapi pada
akhirnya menjadi berbahaya yang menyebabkan disfungsi multiorgan selama sepsis .
Glikokaliks merupakan penyusun lapisan permukaan endotel, yang mengatur
permeabilitas pembuluh darah, adhesi leukosit dan trombosit, tegangan geser, dan proses
inflamasi . Syndecan-1 adalah anggota dari keluarga syndecan polisakarida, yang termasuk
dalam keluarga protein heparan sulfat transmembran dalam glikokaliks, dan syndecan-1
yang bersirkulasi adalah penanda glikokaliks endotel degradasi .
Pendahuluan
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa syndecan-1, dilepaskan dan
dilepaskan ke dalam aliran darah selama infeksi berat, mencerminkan kerusakan
glikokaliks dan karenanya merupakan gangguan endotel superfisial .
Trombomodulin (TM), protein membran sel endotel yang tidak terpisahkan, sangat
penting dalam mempertahankan resistensi trombus vaskular. TM memiliki aktivitas
antikoagulan serta efek antiinflamasi dan sitoprotektif. Penelitian sebelumnya telah
menunjukkan bahwa TM secara enzimatik dibelah dari sel endotel dan dilepaskan ke
dalam aliran darah secara langsung kerusakan sel endotel, sehingga mencerminkan
disfungsi endotel yang mendalam
Pendahuluan
• Sebagai lapisan terdalam dari dinding arteri, syndecan-1 adalah protein
pertama yang terpengaruh. Namun, larut trombomodulin (sTM) berasal dari
kerusakan langsung pada sel endotel, bukan melalui sekresi, yang muncul
kemudian dalam sirkulasi. Syndecan-1 dan sTM berfungsi sebagai penanda
cedera sel endotel pada manusia tetapi bervariasi derajat.
• Selain itu, kadar sindecan 1 dan sTM yang bersirkulasi telah dikaitkan secara
independen dengan mortalitas pada pasien dengan trauma dan infark miokard
akut. Akan tetapi, data yang tersedia masih terbatas mengenai hubungan
antara syndecan-1, sTM, dan tingkat keparahan disfungsi organ serta nilai
prediktifnya pada sepsis. Oleh karena itu Penelitian ini dilakukan untuk
menyelidiki hubungan antara syndecan-1, sTM, dan tingkat keparahan disfungsi
organ pada pasien septik, dan nilai prediktif biomarker ini selama sepsis.
Metode
Studi dilakukan di Departemen Kedokteran Perawatan Kritis antara bulan September 2020 sampai dengan November 2021, disetujui
oleh dewan peninjau kelembagaan rumah sakit (Persetujuan Etika No. JS-3283) dan dilakukan sesuai dengan Deklarasi Helsinki.
Semua pasien yang terdaftar atau keluarga mereka memberikan persetujuan tertulis persetujuan tertulis. Pasien diskrining untuk
pendaftaran dalam 24 jam pertama setelah masuk.
Pasien dibagi ke dalam kelompok infeksi, nonshock septik, dan syok septik.
Kelompok infeksi terdiri dari pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) karena infeksi aktif.
Kelompok non syok septik terdiri dari pasien dengan perubahan akut pada skor Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) ≥2 poin
yang diakibatkan oleh infeksi dan untuk itu syok septik dikesampingkan.
Kelompok syok septik terdiri dari pasien yang membutuhkan pemberian vasopressor dan memiliki kadar laktat> 2 mmol/l pada hari
masuk ICU.
Sepsis/serangan septik didiagnosis menurut Definisi Konsensus Internasional untuk Sepsis dan Syok Septik (Sepsis 3.0). Kami
mengecualikan pasien yang berusia <18 tahun, dirawat di ICU selama <24 jam, mengalami perdarahan masif atau emboli paru,
mengalami serangan jantung atau eksaserbasi akut penyakit jantung sebelumnya dalam minggu sebelumnya, menjalani operasi
jantung pada minggu sebelumnya atau tidak memiliki informed consent.
Metode
Hasil Penelitian
Pasien dikelompokkan
berdasarkan umur dan derajat
beratnya infeksi kemudian
dilakukan pemeriksaan berupa
APACHE II Skor, SOFA Score, HR,
MAP, CVP, PCO2, ScvO2, Laktat
arteri sebagai data awal
perameter/ marker sepsis.
didapatkan Kedua
biomarker tersebut
signifikan terhadap derajat
beratnya infeksi dan
sebagai prediktor sepsis
dengan nilai p value <0.05
a. Uji Korelasi antara Syndecan 1 dengan sTM , hasil signifikan
b. Uji Korelasi antara Syndecan 1 dengan skor SOFA, hasil
signifikan
c. Uji korelasi antara sTM dengan SOFA Score, hasil signifikan
d. Uji korelasi antara Syndecan-1 dengan APACHE II Score, hasil
signifikan
a. Uji korelasi antara Syndecan-1 dengan kadar Laktat, hasil
Signifikan
b. Uji Korelasi antara sTM dengan kadar Laktat, hasil Signifikan
ROC analisis untuk kedua biomarker
Tabel 3. Syndecan 1 didapatkan
lebih sensitif dibandingkan
dengan sTM pada kelompok
dengan Sepsis. dengan nilai
spesifitas yang sama
Note :
Syndecan-1 lebih sensitif dan
spesifik dibanding sTM pada
kasus syok sepsis, dan lebih
sensitif pada kasus sepsis
tanpa syok.
Keterbatasan penelitian