Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Psoriasis adalah penyakit inflamatorik pada kulit yang bersifat kronis. fitz Psoriasis

ditandai dengan inflamasi kulit, hiperplasia epidermis, dan peningkatan risiko

arthritis, morbiditas kardiovaskular, dan tantangan psikososial.fitz Beban kesehatan dan

ekonomi yang dialami oleh pasien menjadikan penyakit ini penting untuk ditangani,

tetapi penyebab dari psoriasis masih belum banyak diketahui. fitz Patogenesis psoriasis

merupakan hal yang sangat kompleks dan terus berkembang, serta mencakup

berbagai disregulasi dari fungsi sel imunologis dan proliferasi/diferensiasi

keratinosit.Ogawa

Psoriasis vulgaris (PV) atau psoriasis tipe plak merupakan bentuk psoriasis yang

paling sering ditemui, mencakup 90% dari total pasien dengan penyakit ini. fitz

Manifestasi lesi PV berupa plak eritema berbatas tegas, skuama berlapis, dan tersebar

secara simetris di lokasi predileksinya.fitz,nestle Plak psoriatik terjadi akibat disregulasi

dari proliferasi dan maturasi keratinosit yang menyebabkan akantosis, hipogranulosis,

dan parakeratosis;nestle,panda proliferasi pembuluh darah dermal; dan infiltrasi kulit oleh

sel-sel inflamatorik.panda Predileksi dari PV meliputi kulit kepala, aspek ekstensor dari

ekstremitas, lumbosakral, dan genital.fitz

1
Data epidemiologi menyebutkan bahwa sebanyak PV terjadi pada 2% populasi di

dunia.ogawa,nestle Prevalensi ini bervariasi mulai dari 0,7%-2,6% di Amerika Serikat

hingga 8,5% di Norwegia.monica,fitz Di Eropa, angka prevalensi PV berkisar 0,73%-

2,9%.monica Angka prevalensi PV lebih rendah di negara-negara Asia, fitz seperti Jepang,

China, Sri Lanka, dan Taiwan sebesar <0,5% dari total populasi. Belum ada data

epidemiologi psoriasis secara menyeluruh di Indonesia, satu studi menunjukkan

bahwa prevalensi PV di rumah sakit pendidikan di Indonesia berkisar 0,59%-

0,92%.cholis Berdasarkan data rekam medis Poliklinik Departemen Ilmu Kesehatan

Kulit dan Kelamin (IKKK) Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS)

Bandung dari Januari 2016 sampai Desember 2020, didapatkan 387 kasus baru PV

dengan rasio laki-laki 190 kasus dan perempuan 197 kasus. Secara umum tidak

terdapat perbedaan rasio kejadian penyakit PV antara laki-laki dan

perempuan.fitz,Georgescu Psoriasis vulgaris dapat muncul pada semua usia, tetapi dua

puncaknya adalah pada usia 20-30 tahun dan 50-60 tahun.georgescu

Etiopatogenesis dari PV sangat kompleks dan multifaktorial. zablotna Faktor-faktor

lingkungan tertentu memicu dan mempengaruhi individu dengan predisposisi genetik

sehingga menyebabkan disregulasi sel-sel imun dan keratinisasi abnormal. panda Bukti-

bukti yang terus ditemukan mengarah pada peran respon imun bawaan dan

adaptif.abdelkawy Aspek sistemik, inflamatorik, dan autoimunologik terus diperdalam

untuk memahami penyakit ini,zablotna,abdelkawy karena tidak ada faktor genetik atau

lingkungan tunggal yang berperan sebagai pemicu psoriasis.panda

2
Faktor genetik pada psoriasis berhubungan erat dengan predisposisi dari gen

psoriasis susceptibility 1 (PSORS1) yang terdapat di kromosom 6p21.3. capon Beberapa

gen lain yang berkaitan erat dengan kerentanan terhadap PV antara lain REL yang

memiliki subunit nuclear factor Ƙβ (NF-Ƙβ), ERAP1 melalui jalur presentasi antigen

pada APC, dan sebagainya.capon Predisposisi genetik ini menimbulkan konsekuensi

berupa angka kejadian PV pada kembar monozigotik dengan rentang 35%-73%. fitz,capon

Fakta variabilitas yang tidak mencapai 100% ini menunjukkan peran faktor

lingkungan yang turut andil dalam memicu kejadian PV. Fitz Faktor lingkungan seperti

trauma fisik, stres psikologis, obat, infeksi, sindrom metabolik, dan kondisi cuaca

kering dapat menyebabkan stres pada sawar kulit sehingga mencetuskan atau

memperparah kondisi PV secara tidak langsung dengan mengganggu keseimbangan

imunologik internal.panda Faktor sistem imunitas bawaan dan adaptif, terdapat kaitan

erat antara keratinosit, sel dendritik, sel endotel, sel limfosit T, monosit, dan sel-sel

polimorfonuklear yang saling memproduksi berbagai sitokin dan berakhir pada

manifestasi klinis PV.panda Gap antara respon sel-sel imun bawaan dan adaptif

dijembatani oleh adanya Toll-like receptors (TLR).heejookim

Toll-like receptors adalah protein transmembran yang memiliki kemampuan

pattern-recognition receptors atau reseptor yang mengenal pola-pola tertentu

sehingga dapat mengaktivasi berbagai jenis sel dan respon imunitas bawaan dan

adaptif.zablotna,rhsmith Reseptor-reseptor ini diekspresikan di berbagai sel imunitas seperti

monosit, makrofag, sel dendritik kulit, dan sel-sel granulosit. abdelkawy,Garcia-rodriguez Hal ini

3
menegaskan bahwa TLR tidak hanya berada di sel mononuklear darah tepi,

melainkan juga di epitel kulit dan pernapasan.abdelkawy Aktivasi dari TLR akan

mengaktifkan kaskade atau jalur sinyal yang dapat mencetuskan produksi berbagai

jenis sitokin proinflamatorik.zablotna,rhsmith,abdelkawy TLR bekerja dengan cara menstimulasi

sel-sel dendritik untuk mempolarisasi sel T naïve menjadi sel-sel T efektor bernama

sel T-helper (Th) 1, Th2, Th17, Th22 dan Treg.heejookim

Mikrobiom kulit tersusun dari berbagai mikroorganisme yang bersifat

komensal.lewis Gangguan toleransi imunitas terhadap bakteri-bakteri di kulit ini

berimplikasi terhadap patogenesis PV.lewis Pada lesi PV, terdapat peningkatan sel Th1

yang mengekspresikan TLR2.panda,lewis TLR2 memiliki dua ligan yaitu heat shock

protein (HSP) bakteri streptokokus dan HSP endogenik. abdelkawy Protein HSP

merupakan self-ligans bersifat imunogenik yang dapat memicu inflamasi melalui

stimulasi TLR2.abdelkawy,pochernina Melalui perantaraan ligan TLR2, sel Th1 dapat

mengenali peptidoglikan dari dinding sel bakteri streptokokus dan memicu stimulasi

respons inflamasi yang berlebihan.panda,lewis,abdelkawy Selain itu, protein M dari

streptokokus juga memiliki kesamaan struktur dengan keratin tipe I, atau yang

disebut molecular mimicry, dan hal ini dapat menstimulasi reaksi silang dengan

jaringan di kulit sehingga terjadi reaksi inflamasi yang dapat memicu PV. Panda Infeksi

streptokokus dan PV memicu jalur aktivasi reaksi imunitas yang sama. monica Stimulasi

infeksi melalui ligan memberikan pandangan baru terhadap peran TLR2 dalam

patogenesis PV.abdelkawy

4
Pada patogenesis PV, TLR2 dan TLR4 menginduksi produksi sitokin-sitokin

proinflamatorik via translokasi nuklear dari NF-Ƙβ di keratinosit yang mengalami

lesi psoriatik.zablotna Hal ini akan mengaktivasi sel dendritik dan memicu kaskade

proinflamatorik.zablotna,rhsmith,abdelkawy Sel dendritik yang teraktivasi mensekresikan IL-12

yang menyebabkan peningkatan polarisasi sel T naif menjadi sel-sel T efektor seperti

sel T-helper (Th) 1, Th2, Th17, Th22 dan Treg.heejookim,panda Interaksi TLR2 dan TLR4

menyebabkan pemanjangan waktu hidup, peningkatan proliferasi, dan efek anti-

apoptotik dari limfosit dan keratinosit.ogawa Ekspresi TLR2 dan TLR4 ditemukan

meningkat pada keratinosit rhsmith,Garcia-rodriguez dan sel mononuklear dari darah tepi pasien

dengan PV.rhsmith

Peningkatan polarisasi sel Th1 dipicu oleh IL-12 yang disekresikan oleh sel

dendritik matur.panda Akibatnya, regulasi dari sel Th1 mengalami peningkatan dan

terbentuk lebih banyak sitokin proinflamatorik seperti tumor necrosis factor α (TNF-

α), interferon γ (IFN-γ), interleukin (IL)-1, dan IL-6.ogawa,panda,garcia-rodriguez Sel Treg

berfungsi untuk mengontrol toleransi terhadap self-antigen spesifik untuk mencegah

mekanisme imunitas terhadap sel-sel tubuh. JAEHWANKIM Pada kasus PV, sel Treg

mengalami disfungsi berupa penurunan kapasitas fungsionalnya dan berakibat

hilangnya kemampuan sel imunitas untuk menurunkan autoinflamasi yang terjadi

terus-menerus akibat sitokin proinflamasi yang telah terbentuk.jaehwankim

Untuk menganalisis respons imunitas pada penyakit-penyakit inflamatorik seperti

PV, titik awal dan metode fundamental yang dapat dilakukan adalah dengan kultur sel

5
mononuklear darah tepi/peripheral blood mononuclear cell (PBMC) dari whole

blood.riedhammer PBMC diisolasi dari darah tepi.kleiveland PBMC mencakup limfosit (sel T,

sel B, dan sel NK), monosit, dan sel dendritik. riedhammer,kleiveland Efek-efek reaksi sistem

imun umumnya diperiksa dengan mengukur tingkat proliferasi sel limfosit, mengukur

profil sekresi sitokin-sitokin, atau mengukur kadar perubahan ekspresi genetik

tertentu.kleiveland Reaksi inflamasi, seperti yang terjadi pada penyakit PV, dapat

memengaruhi reaktivitas sel-sel imun, sehingga pengambilan sampel dari PBMC

dapat membantu pengamatan terhadap perubahan profil sitokin dan ekspresi marker

pengaktivasi pada sel Th1, Th17, atau Treg.kleiveland Penggunaan PBMC dalam studi

penyakit inflamatorik memberikan kemudahan bagi peneliti dalam mengambil

sampel sel-sel imun pada manusia, karena sel-sel ini diisolasi langsung dari whole

blood.kleiveland Pada PV, terdapat peningkatan ekspresi gen TLR2, pochermina TLR4,rhsmith

TNF-α, IFN-γ, dan IL-12 di sel-sel mononuklear darah tepi dibandingkan kontrol

normal.heejookim

Analisis pengukuran ekspresi gen yang diambil dari PBMC dapat dilakukan

dengan metode reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) kuantitatif

real-time.garcia-rodriguez Secara umum, proses RT-PCR dimulai dari ekstraksi mRNA

melalui proses pelisisan sel.Kubo_dalamali mRNA yang telah diekstrak kemudian dicetak

menggunakan template berupa primer khusus spesifik gen seperti oligo(dT) 15-18

sintetik, campuran hexamer random (dN)6, atau oligonukleotida DNA.rio Primer dan

mRNA akan menjalani proses transkripsi balik dengan penambahan enzim reverse

6
transcriptase (RTase) dan deoxynucleoside triphosphate (dNTP) sehingga terbentuk

cDNA yang siap untuk dilakukan PCR.kubo_dalamAli Dalam prosesnya, cDNA akan

diamplifikasi oleh PCR dan kemudian dianalisis dengan metode

elektroforesis.kubo_dalamali Setelah itu, cDNA yang sudah dapat siap dapat dilakukan

analisis kuantitatif.kubo_dalamali

Penelitian mengenai pemeriksaan ekpsresi TLR2, TLR4, TNF-α, IFN-γ, dan IL-12

pada kasus PV masih jarang. Selain itu, sejauh yang penulis ketahui, di Indonesia

belum terdapat penelitian yang memeriksa ekspresi TLR2, TLR4, TNF-α, IFN-γ, dan

IL-12 pada kasus PV. Tema sentral dari penelitian ini adalah perbandingan kadar

sitokin-sitokin proinflamasi yang muncul pada kasus PV dibandingkan dengan

populasi normal. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis akan melakukan

penelitian terkait ekspresi TLR2, TLR4, TNF-α, IFN-γ, dan IL-12 pada lesi

dibandingkan dengan non-lesi kulit pasien dengan kasus PV.

1.2 Rumusan Masalah

 Apakah ekspresi TLR2 pada pasien PV lebih tinggi dibandingkan dengan

orang sehat?

 Apakah ekspresi TLR4 pada pasien PV lebih tinggi dibandingkan dengan

orang sehat?

7
 Apakah ekspresi TNF-α pada pasien PV lebih tinggi dibandingkan dengan

orang sehat?

 Apakah ekspresi IFN-γ pada pasien PV lebih tinggi dibandingkan dengan

orang sehat?

 Apakah ekspresi IL-12 pada pasien PV lebih tinggi dibandingkan dengan

orang sehat?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui ekspresi TLR 2, TLR 4, TNF-a, IFN-y, dan IL-12 pada lesi dan

non-lesi kulit pasien PV.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Aspek Teoritis/Keilmuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah aspek teoritis mengenai ekspresi

TLR 2, TLR 4, TNF-a, IFN-y, dan IL-12 pada pasien PV yang mungkin berperan

pada patogenesis dan mempunyai implikasi terhadap pengobatan.

1.4.2 Aspek Praktis/Guna Laksana

8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperjelas peranan TLR 2, TLR 4, TNF-a,

IFN-y, dan IL-12 dalam patogenesis PV, sehingga memungkinkan untuk menjadi

target pengobatan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai