PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asidosis metabolik adalah kasus yang paling sering ditemukan pada pasien critically ill
dan merupakan prediktor keparahan serta prognosis suatu penyakit. Pendekatan Henderson-
Hasselbalch adalah metode yang umum digunakan dalam menilai gangguan asam-basa.
Gangguan metabolik yang kompleks seperti pada pasien critically ill dengan
hipoalbuminemia, pendekatan Henderson-Hasselbalch kurang akurat mendeteksi gangguan
asam-basa karena terfokus pada korelasi pH, tekanan parsial karbondioksida (pCO2), dan
konsentrasi ion bikarbonat (HCO3- ) (Story et al., 2001; Zheng et al., 2010).
Pasien critically ill adalah pasien yang memerlukan perawatan intensif di ruang intensive
care units/ICU karena memiliki risiko kematian yang tinggi. Penilaian risiko kematian ini
berdasarkan skoring dan yang paling banyak digunakan adalah APACHE II (Acute
Physiology and Chronic Health Evaluation). Penetapan skoring APACHE II berdasarkan
beberapa parameter pengukuran dan skor >24 (risiko kematian >50%) merupakan indikasi
rawat di ICU (Vincent & Moreno, 2010; Naved et al., 2011).
Pendekatan keseimbangan asam-basa metode fisikokimia Stewart lebih akurat dan dapat
menggambarkan gangguan metabolik yang kompleks. Metode Stewart memerlukan
pemeriksaan parameter laboratorium yang lebih banyak, sehingga menjadi penyebab
terhambatnya aplikasi di laboratorium dengan sumber daya yang terbatas (Sacher &
McPerson, 2004; Wooten, 2004; Lee, 2007).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Asidosis Metabolik?
2. Apa etiologi Asidosis Metabolik?
3. Apa patofisiologi Asidosis Metabolik?
4. Apa manifestasi klinis Asidosis Metabolik?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostic Asidosis Metabolik?
6. Bagaimana penanganan Asidosis Metabolik?
7. Bagaimana Askep Asidosis Metabolik?
1.3 Tujuan Masalah
Mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan pemeriksaan
diagnostic asidosis metabolic. Dan mengetahui askep asidosis metabolic.
BAB II
PEMBAHASAN
Mekanisme utama adalah untuk menurunkan PaCO2 dengan meningkatkan laju pernapasan
2. Alkalosis Metabolik a. Alkalosis metabolik dimulai dengan peningkatan ph dan HCO3-,
akibat dari hilangnya H+ melalui saluran gastrointestinal (GI) (misalnya: nasogastric
suctioning, muntah) pemberian bikarbonat, asetat, laktat, atau sitrat).
b. Alkalosis metabolik dikelola oleh fungsi ginjal normal yang mencegah ginjal dari eksktesi
bikarbonat berlebih.
1) Apabila asidosis metabolic disebabkan oleh gagal ginjal kronis, komplikasi dapat berupa
osteodistrofi ( penguraian tulang akibat penyakit ginjal ) dan esefalopati ginjal.
2) Apabila pH dari 7,0, maka dapat terjadi distritmia jantung. Hal ini terjadi akibat perubahan
dalam hantaran jantung, yang timbul sebagai respon langsung terhadap penurunan pH, dank
arena efek peningkatan konsentrasi ion hydrogen pada kalium plasma dan intra sel.
ASKEP ASIDOSIS METABOLIK
A. Pengkajian
1) Aktivitas dan istirahat
Gejala : letargi, kelelahan, kelemahan otot
2) Sirkulasi
Tanda: hipotensi, tekanan nadi lebar
Nadi mungkin lemah, irregular (disritmia)
3) Eliminasi
Gejala : Diare
Tanda : urine gelap/pekat
4) Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah
Tanda : Turgor kulit buruk, membran mukosa kering
5) Neurosensori
Gejala: sakit kepala, mengantuk, penurunan fungsi mental
Tanda : perubahan pada sensorium misalnya: stupor, kacau mental, letargi, delirium, koma.
6) Pernafasan
Gejala: Dispnea pada pengerahan tenaga
Tanda : Hiperventilasi, pernafasan kussmaul (nafas dalam/cepat)
7) Pemeriksaan Diagnostik
a) pH arteri : penurunan, kurang 7,35
b) Bikarbonat : penurunan, kurang dari 22 meq/L
c) Paco2 : kurang dari 35-40 mm Hg
d) Kelebihan basa : penurunan atau tidak ada
e) Gap anion : lebih besar dari 14 meq/L (gap anion tinggi) atau tidak lebih besar dari 10
sampai 14 meq/L (gap anion normal)
f) Kalium serum : peningkatan dan Klorida serum : meningkat
g) Glukosa serum : mungkin turun atau meningkat tergantung pada etiologi
h) Keton serum : meningkat pada DM, kelaparan, intoksikasi alcohol
i) Asam laktat plasma : meninngkat pada asidosis laktat
j) pH urine : menurun, kurang dari 4,5 (pada tidak adanya penyakit ginjal)
k) EKG : Disritmia jantung (bradikardia) dan perubahan pola berkenaan dengan
l) Hiperkalemia misalnya T tinggi.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Aktual/resiko gangguan pola nafas yang berhubungan dengan penurunan pH pada cairan
serebropinal, penekanan pacu dan pernafasan serta pernafasan kusmaul
2) Aktual/resiko penurunan perfusi serebral yang berhubungan dengan penurunan pH pada
cairan serebropinal sekunder dari asidosis metabolik.
C. Intervensi
1) Aktual/resiko gangguan pola nafas yang berhubungan dengan penurunan pH pada cairan
serebropinal, penekanan pacu dan pernafasan serta pernafasan kusmaul
NOC :
1) Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
2) Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
3) Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
4) Tanda tanda vital dalam rentang normal
NIC :
a) Airway Management
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
3) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
4) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
5) Monitor respirasi dan status O2
6) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
b) Respiratory Monitoring
1) Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
2) Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan intercostal
3) Monitor suara nafas, seperti dengkur
4) Monitor pola nafas seperti bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes,
biot
5) Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis)
6) Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
7) Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas
utama
8) Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
2) Aktual/resiko penurunan perfusi serebral yang berhubungan dengan penurunan pH pada
cairan serebropinal sekunder dari asidosis metabolik.
NOC
Kriteria Hasil
1) Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan :
2) Tekanan systole dandiastole dalam rentang yang diharapkan
3) Tidak ada ortostatikhipertensi
4) Tidk ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg)
5) Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
6) Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
7) Membuat keputusan dengan benar
8) Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak
ada gerakan gerakan involunter
NIC
a) Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor tekanan intrakranial)
1) Monitor tekanan perfusi serebral
2) Catat respon pasien terhadap stimuli
3) Monitor tekanan intrakranial pasien dan respon neurologi terhadap aktivitas
4) Monitor jumlah drainage cairan serebrospinal
5) Monitor intake dan output cairan
6) Monitor suhu dan angka WBC
7) Kolaborasi pemberian antibiotik
8) Posisikan pasien pada posisi semifowler
9) Minimalkan stimuli dari lingkungan
b) Peripheral Sensation Management (Manajemen sensasi perifer)
1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
2) Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lsi atau laserasi
3) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
4) Monitor kemampuan BAB
5) Kolaborasi pemberian analgetik
6) Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Gangguan keseimbangan asam-basa adalah masalah klinis yang sering dijumpai dengan
keparahan bervariasi dari ringan sampai mengancam jiwa.
Asidosis metabolic adalah penurunan pH arteri akibat masalah nonrespirasi. Asidosis
metabolic ( kekurangan HCO3- ) adalah gangguan sitemik yang ditandai dengan penurunan
primer kadar bikarbonat plasma, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH
peningkatan [ H+ ] ). [HCO3- ] ECF adalah kurang dari 22 mEq/ L dan pHnya kurang dari
7,35. Kompensasi pernapasan kemudian segera dimulai untuk menurunkan PaCO2 melalui
hiperventilasi sehingga asidosis metabolic jarang terjadi secara akut. Asidosis metabolic
ditandai dengan penimbunan asam tidak mudah menguap.
Diagnosa Keperawatan Asidosis Metabolik, yaitu
1) Aktual/resiko gangguan pola nafas yang berhubungan dengan penurunan pH pada cairan
serebropinal, penekanan pacu dan pernafasan serta pernafasan kusmaul
2) Aktual/resiko penurunan perfusi serebral yang berhubungan dengan penurunan pH pada
cairan serebropinal sekunder dari asidosis metabolik.
3.2 Saran
Diharapkan dari makalah yang kelompok buat dapat membantu bagi mahasiswa yang
membacanya. Kami menyadari masih banayak kekurangan dari makalah yang kami buat
untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC.