METABOLIK
NAMA : VENNY FITRI NURYANA
NIM : 18018
1. Definisi
Asidosis metabolic adalah keasaman darah yang berlebihan, yang di tandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui system penyangga PH,
darah akan benar benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya PH darah,pernafasan menjadi
lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya ginjal juga akan berusaha
mengkonpensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam urin.
Tetapi ke-2 mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu
banyak asam. Sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
2. Etiologi
Beberapa faktor yang dapat berkontribusi meningkatkan risiko mengalami asidosis diantaranya:
Pengobatan asidosis metabolic tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh diabetes dikendalikan dengan
insulin atau keracunan dilatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu
dilakukan analisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat. Asidosis metabilik juga dapat diobati
secara langsung bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena, tetapi bikarbonat hanya
memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.
Penanganan asidosis metabolic adalah untuk meningkatkan pH sistemik sampai ke batas aman, dan
mengobati penyebab asidosis yang mendasari. Untuk dapat kembali ke batas aman pada pH 7,20 atau 7,25 hanya
di butuhkan sedikit peningkatan pH. Gangguan proses psikologis yang serius baru timbul jika HCO3- <15
mEq/L dan pH <7,20.
Asidosis metabolic harus dikoreksi secara berlahan untuk menghindari timbulnya komplikasi akibat
pemberian NaHCO3 IV berikut ini :
a. Peningkatan cairan serebrospinal (CSF) dan penekanan pacu pernafasan, sehingga menyebabkan
berkurangnya konpensasi pernapasan.
b. Alkalosisis respiratorik respiratorik karena pasien cenderung hiperventilasi selama beberapa jam
setelah asidosis ECF terkoreksi.
c. Pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin ke kiri pada komplikasi alkalosis respiratorik,yang
meningkatkan afinitas oksigen terhadap hemoglobin dan mungkin mengurangi hantaran oksigen ke
jaringan.
d. Alkalosis metabolic (karena tidak terjadi kehilangan bikarbonat potensial, dan asam-asam keto dapat
di metabolism kembali menjadi laktat ) pada penderita ketoasidosis diabetic (DKA ). Pemakaian
insulin juga biasanya dapat memulihkan keseimbangan asam basa, namun penting untuk melakukan
pemantauan K+ serum selama asidosis dikoreksi ,karena asidosis dapat menutupi kekurangan K+ yang
terjadi.
e. Asidosis metabolic berat di sebabkan oleh koreksi asidosis laktat yang berlebihan akibat henti
jantung. Beberapa penyelidik juga menemukan bahwa ph serum dapat mencapai 7,9 dan bikarbonat
serum 60 -70 mEq/L pada infuse NaHCO3 yang sembarangan selama resusitasi kardiopulmonal.
f. Hipokalsemia pungsional akibat pemberian NaHCO3 IV pada pasien gagal ginjal dengan asidosis
metabolic berat (asidosis dapat menutupi hipokalsemia yang terjadi karena [Ca++] lebih mudah larut
dalm media asam (Ca++ kurang larut dalam medium basa ), sehingga terjadi tetani,kejang dan
kematian. Hemodialisis adalah penangana yang umum di lakukan pada asidosis metabolic.
g. Kelebihan beban sirkulai yang serius (hipervolemia) pada pasien yang telah mengalami kelebihan
volume ECF, seperti pada gagal jantung kongestif atau gagal ginjal.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
1) Alkohol
2) Cancer
3) Berolahraga untuk waktu yang sangat lama
4) Gagal hati
5) Gula darah rendah (hipoglikemia)
6) Kekurangan oksigen berkepanjangan dari shock, gagal jantung, atau anemia berat
b. Pemerikasaan Fisik
7) Pernapasan mengalami percepatan, kebingungan atau kelesuan
8) Mengambil riwayat gizi dari pasien untuk menilai tingkat kekurangan gizi.
9) Menilai lebih lanjut dengan melakukan penilaian fisik pada hatinya untuk denyut jantung tidak teratur.
10) Memeriksa tekanan darah rendah dan suhu badan.
11) Menilai pola pernapasan dan mengecek tingkat kesadaran.
12) Meninjau catatan medis untuk tes laboratorium yang menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit seperti hiperkalemia
dan pembacaan pH normal.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Gas darah arteri :
a) Analisa gas darah arteri pH < 7.35 HCO3 < 22 mEq/L PaCO2 < 38 mmHg
b) Serum HCO3 < 22 mEq/L
c) Serum elektrolit: potasium
d) EKG: disritmia Þ hiperkalemia
2. Serum elektrolit
3. pH urine
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan kardiak output berhubungan dengan disritmia.
b. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kelemahan.
c. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui gastrointestinal.
NO. DIAGNOSA
TUJUAN (NOC)
INTERVENSI (NIC)
DX KEPERAWATAN DAN
KOLABORASI
1. Penurunan kardiak output Pasien menunjukkan respon - Cardiac care: tacipneu,intoleransi evaluasi
berhubungan dengan cardiac pump yang efektif nyeri dada, kaji adanya sianos istirahat,
Kriteria Hasil:
disritmia balance disritmia, pantau cap
- Tanda Vital dalam rentang - Vital sign monitorin
normal (Tekanan darah, - Neurological monito catat adanya letargi,
Nadi, respirasi) - Medication manage
- Dapat - O2 therapy
mentoleransi aktivitas,
tidak ada kelelahan
- Tidak ada edema paru,
perifer, dan tidak ada asites
- Tidak ada penurunan
kesadaran
DIAGNOSA
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC)
DAN INTERVENSI (NIC)
KOLABORASI
2 Resiko tinggi injuri
Activity Tollerance Energy Management
berhubungan dengan
Energy Conservation - Monitor respon ka (takikardi, disritmia,
kelemahan
Nutritional Status: Energy tekanan hemodinamik
Kriteria Hasil:
- Monitor dan catat pol
- Kemampuan aktivitas adekuat - Monitor lokasi ketid bergerak dan aktivitas
- Mempertahankan nutrisi adekuat - Monitor intake nutrisi
- Keseimbangan aktivitas dan istirahat - Monitor pemberian da
- Menggunakan tehnik energi
- Instruksikan pada pa dan gejala kelelahan
konservasi
- Mempertahankan interaksi sosial
- Ajarkan tehnik da
NO. DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX KEPERAWATAN
DAN KOLABORASI