Anda di halaman 1dari 16

ASIDOSIS

METABOLIK
NAMA : VENNY FITRI NURYANA
NIM : 18018
1. Definisi

Asidosis metabolic adalah keasaman darah yang berlebihan, yang di tandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui system penyangga PH,
darah akan benar benar menjadi asam. Seiring dengan menurunnya PH darah,pernafasan menjadi
lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya ginjal juga akan berusaha
mengkonpensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam urin.
Tetapi ke-2 mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu
banyak asam. Sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
2. Etiologi

Penyebab asidosis metabolic dapat dikelompokkan ke dalam 3 bentuk utama :


a. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau bahan yang diubah menjadi
asam. Sebagian besar bahan yang dapat mengakibatkan asidosis bila di makan di anggap beracun. Contohnya
adalah methanol (alcohol kayu ) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirinpun dapat menyebabkan
asidosis metabolic.
b. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit, salah satu
diantaranya adalah diabetes tipe 1. Jika diabetes tidak dikendalikan dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang di sebut keton. Asam yang berlebihan juga di temukan pada shok stadium lanjut, dimana
asam laktat di bentuk dari metabolism gula.
c. Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya.
Bahkan jumlah asam yang normal pun bisa menyebabkan asidosis jika ginjal tidak berfungsi secara normal.
Kelainan fungsi ginjal ini di kenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang biasa terjadi pada penderita gagal ginjal
atau pada penderita kelainan yang mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam
3. Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat berkontribusi meningkatkan risiko mengalami asidosis diantaranya:

• Konsumsi tinggi lemak dan terlalu sedikit konsumsi karbohidrat


• Mengalami penyakit gagal ginjal
• Mengalami obesitas
• Mengalami dehidrasi
• Mengalami keracunan senyawa alkohol methanol dan aspirin
• Mengalami diabetes
4. Manifestasi klinis

Asidosis ringan bisa tidak menimbulkan gejala,namun biasanya penderita merasakan


mual,muntah dan kelelahan. Pernapasan lebih dalam dan menjadi lebih cepat, namunkebanyakan
penderita tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai
merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa ngantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan . Bila
asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat menurun, menyebabkan syok, koma dan kematian.
Diagnosa asidosis biasanya di tegakkan berdasarkan hasil pengukuran PH darah yang diambil
dari darah arteri (arteri radialis dipergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh.
Karena darah vena tidak akurat untuk mengatur PH darah. Untuk mengetahui
penyebabnya,dilakukan pengukuran kadar bikarbonat dan bikarbonat dalam darah.
Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.
Misalnya kadar gula darah tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes
yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis metabolic yang
terjadi di sebabkan oleh keracunan atau overdosis, kadang kadang dilakukan pemeriksaaan air kemih
secara mikroskopis dan pengukuran PH air kemih.
5. Patofisologi dan pathway
6. Komplikasi

Pasien dapat asimtomatik,kecuali jika [HCO3-] serum turun di bawah 15 mEq/L.


pernapasan kusmaul (napas dalam dan cepat yang menunjukkan adanya hiperventilasi
konpensatorik ) mungkin lebih menonjol pada asidosis akibat ketoasidosis diabetic di
bandingkan pada asidosis akibat gagal ginjal. Gejala dan tanda utam asidosis metabolic
adalah kelainan kardiovaskuler,neorologis dan fungsi tulang. Apabila pH di bawah 7,1 ,maka
terjadi penurunan kontraktilitas jantung dan respons inotropik terhadap ketokolamin. Bisa
juga terjadi vasodilatasi verifier. Efek-efek ini dapat menyebabkan terjadinya hipotensi dan
disritmia jantung.
Gejala neorologis dapat berupa kelelahan hingga koma yang di sebabkan oleh penurunan
pH cairan serebrospinal. Dapat juga terjadi mual dan muntah. Gejala-gejala neorologik lebih
ringan pada asidosis metabolic dibandingkan pada asidosis respiratorik,karena CO2 yang
larut dalam lemak lebih cepat menembus sawar darah otak dibandingkan dengan HCO3-
yang larut dalam air. Mekanisme buffer H+ oleh bikarbonat tulang dalam asidosis metabolic
penderita gagal ginjal kronis ,akan menghambat pertumbuhan anak dan dapat menyebabkan
terjadinya berbagai kelainan tulang (osteodistropi ginjal)
7. Penatalaksanaan

Pengobatan asidosis metabolic tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh diabetes dikendalikan dengan
insulin atau keracunan dilatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu
dilakukan analisa untuk mengobati overdosis atau keracunan yang berat. Asidosis metabilik juga dapat diobati
secara langsung bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena, tetapi bikarbonat hanya
memberikan kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.
Penanganan asidosis metabolic adalah untuk meningkatkan pH sistemik sampai ke batas aman, dan
mengobati penyebab asidosis yang mendasari. Untuk dapat kembali ke batas aman pada pH 7,20 atau 7,25 hanya
di butuhkan sedikit peningkatan pH. Gangguan proses psikologis yang serius baru timbul jika HCO3- <15
mEq/L dan pH <7,20.
Asidosis metabolic harus dikoreksi secara berlahan untuk menghindari timbulnya komplikasi akibat
pemberian NaHCO3 IV berikut ini :

a. Peningkatan cairan serebrospinal (CSF) dan penekanan pacu pernafasan, sehingga menyebabkan
berkurangnya konpensasi pernapasan.
b. Alkalosisis respiratorik respiratorik karena pasien cenderung hiperventilasi selama beberapa jam
setelah asidosis ECF terkoreksi.
c. Pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin ke kiri pada komplikasi alkalosis respiratorik,yang
meningkatkan afinitas oksigen terhadap hemoglobin dan mungkin mengurangi hantaran oksigen ke
jaringan.
d. Alkalosis metabolic (karena tidak terjadi kehilangan bikarbonat potensial, dan asam-asam keto dapat
di metabolism kembali menjadi laktat ) pada penderita ketoasidosis diabetic (DKA ). Pemakaian
insulin juga biasanya dapat memulihkan keseimbangan asam basa, namun penting untuk melakukan
pemantauan K+ serum selama asidosis dikoreksi ,karena asidosis dapat menutupi kekurangan K+ yang
terjadi.
e. Asidosis metabolic berat di sebabkan oleh koreksi asidosis laktat yang berlebihan akibat henti
jantung. Beberapa penyelidik juga menemukan bahwa ph serum dapat mencapai 7,9 dan bikarbonat
serum 60 -70 mEq/L pada infuse NaHCO3 yang sembarangan selama resusitasi kardiopulmonal.
f. Hipokalsemia pungsional akibat pemberian NaHCO3 IV pada pasien gagal ginjal dengan asidosis
metabolic berat (asidosis dapat menutupi hipokalsemia yang terjadi karena [Ca++] lebih mudah larut
dalm media asam (Ca++ kurang larut dalam medium basa ), sehingga terjadi tetani,kejang dan
kematian. Hemodialisis adalah penangana yang umum di lakukan pada asidosis metabolic.
g. Kelebihan beban sirkulai yang serius (hipervolemia) pada pasien yang telah mengalami kelebihan
volume ECF, seperti pada gagal jantung kongestif atau gagal ginjal.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat
1) Alkohol
2) Cancer
3) Berolahraga untuk waktu yang sangat lama
4) Gagal hati
5) Gula darah rendah (hipoglikemia)
6) Kekurangan oksigen berkepanjangan dari shock, gagal jantung, atau anemia berat
b. Pemerikasaan Fisik
7) Pernapasan mengalami percepatan, kebingungan atau kelesuan
8) Mengambil riwayat gizi dari pasien untuk menilai tingkat kekurangan gizi.
9) Menilai lebih lanjut dengan melakukan penilaian fisik pada hatinya untuk denyut jantung tidak teratur.
10) Memeriksa tekanan darah rendah dan suhu badan.
11) Menilai pola pernapasan dan mengecek tingkat kesadaran.
12) Meninjau catatan medis untuk tes laboratorium yang menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit seperti hiperkalemia
dan pembacaan pH normal.
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Gas darah arteri :
a) Analisa gas darah arteri pH < 7.35 HCO3 < 22 mEq/L PaCO2 < 38 mmHg
b) Serum HCO3 < 22 mEq/L
c) Serum elektrolit: potasium
d) EKG: disritmia Þ hiperkalemia
2. Serum elektrolit
3. pH urine

2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan kardiak output berhubungan dengan disritmia.
b. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kelemahan.
c. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui gastrointestinal.
NO. DIAGNOSA
TUJUAN (NOC)
INTERVENSI (NIC)
DX KEPERAWATAN DAN
KOLABORASI
1. Penurunan kardiak output Pasien menunjukkan respon - Cardiac care: tacipneu,intoleransi evaluasi
berhubungan dengan cardiac pump yang efektif nyeri dada, kaji adanya sianos istirahat,
Kriteria Hasil:
disritmia balance disritmia, pantau cap
- Tanda Vital dalam rentang - Vital sign monitorin
normal (Tekanan darah, - Neurological monito catat adanya letargi,
Nadi, respirasi) - Medication manage
- Dapat - O2 therapy

mentoleransi aktivitas,
tidak ada kelelahan
- Tidak ada edema paru,
perifer, dan tidak ada asites
- Tidak ada penurunan
kesadaran
DIAGNOSA
KEPERAWATAN TUJUAN (NOC)
DAN INTERVENSI (NIC)
KOLABORASI
2 Resiko tinggi injuri
Activity Tollerance Energy Management
berhubungan dengan
Energy Conservation - Monitor respon ka (takikardi, disritmia,
kelemahan
Nutritional Status: Energy tekanan hemodinamik
Kriteria Hasil:
- Monitor dan catat pol
- Kemampuan aktivitas adekuat - Monitor lokasi ketid bergerak dan aktivitas
- Mempertahankan nutrisi adekuat - Monitor intake nutrisi
- Keseimbangan aktivitas dan istirahat - Monitor pemberian da
- Menggunakan tehnik energi
- Instruksikan pada pa dan gejala kelelahan
konservasi
- Mempertahankan interaksi sosial
- Ajarkan tehnik da
NO. DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX KEPERAWATAN
DAN KOLABORASI

3. Resiko tinggi Fluid balance Fluid management


kekurangan cairan Hydration - Pertahankan catatan
Nutritional Status : Food and Fluid Intake
berhubungan dengan - Monitor status hi mukosa, nadi adeku diperlukan
Kriteria Hasil:
kehilangan cairan
- Mempertahankan urine output sesuai dengan - Monitor vital sign
melalui gastrointestinal
usia dan BB, BJ urine normal, HT normal - Monitor masukan m kalori harian
- Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas
- Kolaborasikan pemb
normal
- Monitor status nutris
- Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik, membran mukosa lembab, - Berikan cairan IV pa
tidak ada rasa haus yang berlebihan
- Dorong masukan oral
 
- Berikan penggantian
Thank You

Anda mungkin juga menyukai