Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang (Orgambídez-Ramos & de Almeida, 2017)

Model Job Demand-Resources mengasumsikan peran mediator dalam keterlibatan


kerja antara dukungan sosial (sumber daya pekerjaan) dan kepuasan kerja (hasil
organisasi). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat
dianggap sebagai variabel moderator dalam hubungan antara keterlibatan dan
kepuasan kerja pada staf keperawatan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran moderator dari
dukungan sosial, dari atasan dan dari rekan kerja, dalam hubungan antara
keterlibatan kerja dan kepuasan kerja dalam sampel keperawatan Portugis.

Metode: Kami melakukan studi cross-sectional dan korelasional yang menilai


sampel akhir dari 215 peserta (tingkat respons 55,56%, 77,21% wanita). Analisis
moderasi dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda dan
hierarkis.

Hasil: Kepuasan kerja secara signifikan diprediksi oleh keterlibatan kerja dan
dukungan sosial dari atasan dan dari rekan kerja. Interaksi yang signifikan dalam
memprediksi kepuasan kerja menunjukkan bahwa dukungan sosial dari rekan
kerja meningkatkan efek keterlibatan kerja pada kepuasan perawat.

Kesimpulan: Iklim dukungan sosial di antara rekan kerja dan tingkat keterlibatan
kerja yang lebih tinggi memiliki efek positif pada kepuasan kerja, meningkatkan
kualitas layanan, dan mengurangi niat berpindah pada staf keperawatan.

(Li, Zhang, Yan, Wen, & Zhang, 2020)

Metode: Survei dilakukan dari Januari 2017 - Juli 2017 dan terdiri dari 3.240
perawat klinis dari sembilan rumah sakit tersier di Cina timur, tengah dan barat,
dengan 2.352 tanggapan efektif. Pemodelan persamaan struktural digunakan
untuk menganalisis hubungan antara niat untuk tinggal dan faktor korelatifinya.

Hasil: Model yang dihipotesiskan didukung. Kontrol pekerjaan, persepsi


dukungan organisasi dan kepuasan kerja secara signifikan dan langsung
mempengaruhi niat perawat untuk tinggal. Selanjutnya, kontrol pekerjaan dan
dukungan organisasi yang dirasakan menunjukkan efek tidak langsung pada niat
untuk tinggal, yang dimediasi oleh kepuasan kerja. Dukungan organisasi yang
dirasakan dapat secara positif mempengaruhi kontrol pekerjaan untuk memiliki
dampak lebih lanjut pada kepuasan kerja dan niat untuk tinggal.

Kesimpulan: Berdasarkan sampel besar perawat rumah sakit tersier Cina,


penelitian ini mengusulkan dan memverifikasi model teoritis niat perawat untuk
tinggal, mengungkapkan bahwa karakteristik organisasi, karakteristik kerja dan
respons afektif terhadap pekerjaan dapat berdampak pada niat untuk tinggal.

Dampak: Penelitian ini adalah yang pertama untuk menguji hubungan antara
dukungan organisasi yang dirasakan, kontrol pekerjaan, kepuasan kerja dan niat
untuk tinggal, memperkaya model teoritis dari niat untuk tinggal. Manajer
perawat dapat meningkatkan niat perawat untuk tetap tinggal dengan
meningkatkan persepsi dukungan organisasi, kontrol pekerjaan, dan kepuasan
kerja.

teori dukungan organisasi Eisenberger, persepsi dukungan organisasi


didefinisikan sebagai "persepsi karyawan bahwa organisasi menghargai
kontribusinya dan peduli dengan kesejahteraan karyawan" (Eisenberger,
Huntington, Hutchison, & Sowa, 1986). Pekerjaan keperawatan memiliki
karakteristik berisiko tinggi, memiliki beban kerja yang luar biasa dan memiliki
reaksi berlebihan yang tinggi.

Perawat yang merasakan dukungan organisasi tidak akan menemukan peluang


kerja lain dan tetap pada posisi saat ini (Liu & Liu, 2016).

Singkatnya, kami menetapkan bahwa dukungan organisasi yang dirasakan secara


positif terkait dengan niat untuk tetap dan kesuksesan karir. Secara khusus, kami
menemukan bahwa keberhasilan karir memediasi hubungan antara persepsi
dukungan organisasi dan niat untuk tetap. Kami juga menemukan bahwa harga
diri memediasi hubungan antara dukungan organisasi yang dipersepsikan dan
kesuksesan karier, dan juga mengukur hubungan antara kesuksesan karier dan niat
untuk tetap bertahan. Temuan ini memberikan informasi kepada manajer
dukungan untuk meningkatkan perhatian perawat agar tetap berada di organisasi
mereka. Hasil memperluas perspektif penelitian masa depan untuk memeriksa
bagaimana variabel psikologis berdampak pada minat karyawan untuk tetap (Liu
& Liu, 2016).

(Velando-Soriano et al., 2019)

Hasil: Burnout dilaporkan, pada tingkat yang lebih besar atau lebih kecil, di
semua artikel yang dianalisis, dan SS yang diterima oleh perawat di tempat kerja
dari pengawas dan rekan kerja ditemukan memainkan peran mendasar dalam
mencegah sindrom tersebut. Namun, sampai saat ini bibliografi tentang masalah
ini masih sedikit, dan ada sedikit konsensus mengenai tingkat SS yang diterima.

Kesimpulan: Rencana pencegahan kelelahan, dengan perhatian khusus pada SS,


harus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas hidup perawat dan
meningkatkan perawatan yang mereka berikan.

Perawat membutuhkan lebih banyak dukungan dari keluarga, organisasi (rumah


sakit), dan masyarakat dalam menghadapi stres kerja. Dukungan dari organisasi
yang dirasakan perawat akan memotivasi untuk mengabdikan diri bekerja dan
peduli dengan perkembangan organisasi (Li et al., 2020). Hasil penelitian di
rumah sakit di China mengungkapkan bahwa dukungan organisasi yang dirasakan
perawat secara positif mempengaruhi kesetiaan bekerja dan keberhasilan karir
perawat (Liu & Liu, 2016). Kepuasan kerja perawat dipengaruhi oleh keterlibatan
kerja dan dukungan sosial dari atasan dan dari rekan kerja dalam meningkatkan
kualitas layanan, dan mengurangi niat berpindah pada staf keperawatan
(Orgambídez-Ramos & de Almeida, 2017). Dukungan sosial yang diterima
perawat dari atasan dan rekan kerja di tempat kerja memainkan peran penting
dalam pencegahan kelelahan untuk meningkatkan kualitas hidup perawat dan
meningkatkan perawatan yang diberikan (Velando-Soriano et al., 2019).
-----------------------------------------

-----------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai