Anda di halaman 1dari 7

Hubungan Antara Persepsi Dukungan Organisasi Dengan Keterikatan Karyawan Pada Perawat

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN KETERIKATAN


KARYAWAN PADA PERAWAT

Suci Gita Mawarni


Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, email: sucimawarni16010664028@mhs.unesa.ac.id
Olievia Prabandini Mulyana
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, email: olieviaprabandini@unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan
keterikatan karyawan pada perawat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
teknik korelasi yakni untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas berhubungan dengan variabel terikat.
Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling yakni sampel memiliki
kriteria dengan masa kerja minimal 2 tahun sehingga sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini
adalah 32 perawat tetap. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan instrumen skala persepsi dukungan
organisasi dan skala keterikatan karyawan. Analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
product moment correlation yang menghasilkan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p>0,05) yang maknanya
adalah terdapat hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan keterikatan karyawan. Koefisien
korelasi dalam penelitian ini adalah 0,657 (r=0,657) yang menunjukkan kategori korelasi antara variabel
persepsi dukungan organisasi dan keterikatan karyawan yang masuk dalam kategori kuat. Penelitian ini
memiliki arah hubungan positif yang artinya semakin positif persepsi dukungan organisasi karyawan maka
semakin tinggi keterikatan karyawan yang dimiliki. Hal ini berlaku sebaliknya, apabila persepsi dukungan
organisasi yang dimiliki negatif maka semakin rendah keterikatan karyawan yang dimiliki oleh perawat.
Kata Kunci : persepsi dukungan organisasi, keterikatan karyawan, perawat

Abstract

The aim of this research was to determine the relationship between perceived organizational support with
employee engangement on nurses. This research conducted used quantitative method with correlation
technique to find out the extended of independent variable correlate to dependent variable. This research
used purposive sampling technique because it needed sample with minimum of work period over 2 years
and sample that fullfil the criteria was 32 settled nurses. The research’s instrument was perceived
organizational support scale and employee engangement scale. Data was analyzed by product moment
correlation with the result level of significance is 0,000 (p>0,05). It means there was correlation between
perceived organizational support with employee engangement on nurses. Correlation coefficient in this
research was 0,657 (r=0,657) it indicated category of the correlation which in this research has a strong
correlation between perceived organizational support and employee engangement. This research revealed
a positive direction that means the more positive employee’s perceived organizational support the higher
employee engangement it has. Otherwise, when nurses had negative perceived organizational support, their
engagement was going to be lower
Keywords: perceived organizational support, employee engangement, nurses

PENDAHULUAN Keterikatan karyawan merupakan salah satu cara


Rumah sakit merupakan salah satu bentuk dari untuk mecapai tujuan dari instansi. Karyawan yang
pelayanan publik yang bergerak dibidang kesehatan dan memiliki keterikatan karyawan akan memanfaatkan
bertujuan untuk memelihara serta mengoptimalkan dirinya secara optimal sebagai bagian dari organisasi yang
kesehatan masyarakat. Permasalahan yang dialami oleh dapat mencapai tujuan dari organisasi (Giustani &
masyarakat yang dapat menghambat tercapainya tujuan Mulyana, 2015). Karyawan akan memberikan hasil
adalah lambat, mahal, berbelit-belit dan melelahkan memuaskan dengan cara bekerja secara optimal dengan
(Kurniawan, 2016). Permasalahan ini yang melibatkan diri pada instansi untuk mencapai tujuan dari
mengakibatkan tidak tercapainya pemenuhan tujuan dari instansi. Schaufeli dan Bekker (2002); Kartono (2017)
instansi yang ada. menyatakan keterikatan karyawan merupakan kontribusi

1
Volume 07.Nomor 01.(2020). Character: Jurnal Penelitian Psikologi

yang diberikan oleh karyawan dalam bekerja sehingga dukungan organisasi yang diberikan untuk meningkatkan
terlibat fisik maupun kognitif. Keterikatan karyawan kesejahteraan karyawan. Dukungan dari organisasi yang
melibatkan sebuah pilihan dari perawat untuk memberikan dimaksud adalah dukungan yang diterima oleh perawat
atau tidak memberikan kontribusi pada instansi. baik dari atasan, rekan, dan pengelola instansi.
Keterikatan karyawan sendiri memiliki tiga dimensi yakni Karakteristik persepsi dukungan yang tinggi adalah
semangat, dedikasi, dan fokus terhadap pekerjaan diberikan keadilan pada perawat untuk pengembangan diri
(Schaufeli & Bekker, 2002; Kartono, 2017). Ciri dan jenjang karir, atasan peduli atas kesejahteraan
keterikatan karyawan yang tinggi dapat dilihat dari perawat, dan didapatkannya penghargaan yang sesuai
bagaimana perawat mengerahkan seluruh tenaga untuk dengan kondisi kerja seperti dalam hal pendapatan, umpan
menyelesaikan tugas sebaik mungkin (Albrecht, 2010), balik, dan kontrol kerja (Eisenberger, Malone, & Presson,
memberikan inovasi pada instansi (Sun, 2019), dan 2016).
memiliki minat untuk mencapai tujuan dari instansi Hasil survei organisasi yang dilakukan pada perawat
(Kruse, 2011). Yudha dan Fikri (2015) menyatakan menunjukkan bahwa atasan selama ini cenderung kurang
bahwa dalam pemenuhan penjalanan fungsi rumah sakit dalam memberikan pengarahan baik dalam melakukan
yang kompleks, harus memiliki sumber daya manusia tugas atau kontrol terhadap pekerjaan perawat karena
yang profesional dimana ditinjau dari teknis dan tugas yang dimiliki oleh atasan tidak hanya berada di
administrasi kesehatan termasuk perawat. Kemampuan rumah sakit. Perawat juga memiliki pandangan instansi
yang dimiliki perawat ini yang dapat menentukan baik tidak adil dalam memberikan kesempatan untuk promosi,
atau buruknya pelayanan dan kontribusi yang diberikan pelatihan dan pendapatan. Ketidakadilan ini disebabkan
untuk mencapai tujuan dari rumah sakit. karena tidak ada persyaratan tertulis bagi perawat yang
Wawancara yang telah dilakukan kepada koordinator memenuhi kriteria untuk promosi dan mendapatkan
perawat memaparkan bahwa perawat tidak optimal ketika pelatihan dan hanya dipilih dari observasi yang dilakukan
diminta bantuan di unit lain. Hal ini disebabkan karena dengan melihat berdasarkan kognitif dan penerapan.
perawat memiliki tugas lain sesuai dengan unitnya. Berdasarkan hasil survei organisasi diketahui bahwa
Perawat juga kurang aktif menyampaikan inovasi baik perawat memiliki pandangan yang rendah atas dukungan
dalam rapat seluruh unit maupun dalam rapat unit. organisasi yang diterima.
Perbedaan kemampuan dan sifat yang dimiliki menjadi hal Persepsi dukungan organisasi merupakan salah satu
yang menyebabkan tidak optimalnya penyampaian kritik faktor yang dapat meningkatkan keterikatan karyawan.
dan saran. Pekerjaan yang dilakukan perawat cenderung Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh
sama setiap harinya sehingga perawat kurang dalam Mujiasih (2015) memaparkan bahwa semakin tinggi
inisiatif melakukan pekerjaan yang menantang. Perawat persepsi dukungan organisasi, akan meningkatkan
yang tidak memiliki keterikatan karyawan dapat keterikatan karyawan yang dimiliki. Perawat yang
berdampak bagi keberlangsungan instansi karena menerima dukungan organisasi akan memiliki pandangan
karyawan tidak akan memberikan usaha maksimal untuk positif mengenai institusinya dan membalas dengan ciri
bekerja, mudah jenuh dalam bekerja, dan tidak dapat dengan dimilikinya keterikatan karyawan yakni seperti
menghadapi masalah yang akan menghambat tercapainya memberikan pelayanan optimal kepada pasien, bersedia
tujuan dari instansi. mempelajari hal-hal baru untuk meningkatkan
Salah satu upaya untuk meningkatkan keterikatan pengetahuan dan keterampilan, tidak mudah putus asa
karyawan adalah dengan melihat faktor yang dalam menghadapi tugas yang berat, dan memberikan
mempengaruhi keterikatan karyawan dimana salah inovasi untuk kemajuan instansi.
satunya adalah organisasi. Jaske, Sheehan, Linehan, dkk. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan,
(2017) menganggap organisasi merupakan peranan maka peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
penting dalam mengendalikan keterikatan karyawan hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan
karena instansi akan mempengaruhi karyawan baik dari keterikatan karyawan pada perawat.
atasan, kolega, dan instansi itu sendiri. Instansi dapat
meningkatkan keterikatan karyawan melalui persepsi METODE
dukungan organisasi. Hal ini disebabkan karena persepsi Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dukungan organisasi merupakan hal yang membangun dengan teknik korelasional untuk mengetahui sejauh mana
keterikatan karyawan ( Kahn (1992); Aktar & Pungil, satu variabel berkaitan dengan variabel lainnya. Penelitian
2017). kuantitatif adalah data yang dikumpulkan untuk melakukan
Persepsi dukungan organisasi menurut Rhoades dan penelitian dan dianalisis berwujud angka dengan
Eisenberger (2002); Altunoğlu dan Gürel (2015) menggunakan statistik tertentu dengan teknik koefisien
merupakan persepsi yang dibangun oleh perawat terhadap korelasi (Jannah, 2018). Populasi dalam penelitian ini

2
Hubungan Antara Persepsi Dukungan Organisasi Dengan Keterikatan Karyawan Pada Perawat

adalah 67 orang perawat tetap baik PNS dan BLUD non hasil tersebut dapat diketahui bahwa data penelitian
PNS. bervariasi karena nilai standar deviasi lebih dari 1 SD (1
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan SD=6).
teknik purposive sampling karena dalam penelitian ini
terdapat kriteria yang harus dipenuhi yakni perawat tetap A. Analisis Data
dengan minimal masa kerja dua tahun sehingga subjek 1. Hasil Uji Asumsi
yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah 32 a. Uji Normalitas
perawat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
penelitian ini adalah dengan kuesioner menggunakan apakah data berdistribusi normal atau tidak
instrumen skala likert berdasarkan teori mengenai persepsi berdistribusi normal dari setiap variabel penelitian.
dukungan organisasi oleh Rhoades dan Einsenberger Pada uji normalitas, data dikatakan berdistribusi
(2002) dan keterikatan karyawan oleh Schaufeli dan normal jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05
Bekker (2002). (p>0,05).
Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi
dan uji normalitas dengan menggunakan bantuan SPSS Tabel 2. Kategorisasi Distribusi Normal
24.0 for windows. Uji asumsi terdiri dari dua uji yakni uji Nilai Signifikansi Karakteristik
normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas yang digunakan
Sig > 0,05 Distribusi Data Normal
dalam penelitian menggunakan teknik Kolmogorov-
Smirnov dengan data dapat dikatakan normal apabila nilai Sig < 0,05 Distribusi Data Tidak Normal
p>0,05. Uji linieritas yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan test for linierity dimana data dikatakan linier Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
apabila nilai p<0,05. Uji hipotesis dalam penelitian ini uji kolmogorov-smirnov dengan menggunakan
menggunakan uji Pearson Product Moment untuk bantuan software SPSS versi 24.0 for windows
mengetahui korelasi antara dua variabel. dengan hasil sebagai berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data


Penelitian ini berisi hasil dari pengambilan data yang Variabel Sig Keterangan
telah dilakukan. Pengelolaan data ini bertujuan untuk
Keterikatan Data Berdistribusi
mengetahui deskripsi data yang terdiri dari nilai rata-rata 0,200
Karyawan Normal
(mean), nilai minimum, nilai maksimum dan standar
deviasi. Berdasarkan pengelolaan data yang menggunakan Persepsi Dukungan Data Berdistribusi
0,057
SPSS 24.0 for windows diperoleh data sebagai berikut: Organisasi Normal

Tabel 1. Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil uji normalitas dapat diketahui


Std. bahwa nilai signifikansi pada variabel keterikatan
N Min Max Mean
Deviation karyawan sebesar 0,200 (p>0,05) dan variabel
Keterikatan persepsi dukungan organisasi menunjukkan nilai
32 88 126 107,94 9,548
Karyawan 0,057 (p> 0,05). Dapat diketahui bahwa kedua
variabel memiliki nilai signifiknsi diatas 0,05 yang
Persepsi artinya kedua variabel berdistribusi normal.
Dukungan 32 73 102 89,56 8,769
Organisasi
b. Uji Linearitas
Uji linieritas merupakan uji yang digunakan
Hasil tabel deskripsi statistik menunjukkan bahwa untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier
variabel keterikatan karyawan dapat diketahui bahwa nilai variabel persepsi dukungan organisasi dengan
rata-ratanya adalah 107,94 dengan skor tertinggi sejumlah keterikatan karyawan. Data dikatakan linier apabila
126 dan skor terendah sejumlah 88. Variabel persepsi nilai signifikansinya kurang dari 0,05 (p<0,05).
dukungan organisasi memiliki nilai rata-rata sejumlah 89,
56 dengan skor tertinggi sejumlah 102 dan skor terendah Tabel 4. Kategorisasi Linieritas Data
sejumlah 73.
Nilai Sig Karakteristik
Standar deviasi dalam variabel keterikatan
karyawan adalah sebesar 9,548 dan pada variabel persepsi Sig > 0,05 Distribusi Data Tidak Linier
dukungan organisasi adalah sebesar 8,769. Berdasarkan Sig < 0,05 Distribusi Data Linier

3
Volume 07.Nomor 01.(2020). Character: Jurnal Penelitian Psikologi

Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis


Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan Correlations
test for linierity dengan bantuan software SPSS versi Persepsi
Keterikatan
24.0 for windows dengan hasil sebagai berikut: Dukungan
Karyawan
Organisasi
Keterikatan Pearson
Tabel 5. Hasil Uji Linearitas Data 1 0,657
Karyawan Correlation
Sig Ket Sig.
0,000
Keterikatan Between Liniearity 0,000 Linier (2-tailed)
Karyawan* Groups N 32 32
Persepsi Persepsi Pearson
0,657 1
Dukungan Dukungan Correlation
Organisasi Organisasi Sig.
0,000
(2-tailed)
Berdasarkan tabel uji linieritas dapat diketahui N 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
bahwa nilai signifikansi linieritas antara variabel
keterikatan karyawan dengan persepsi dukungan
Berdasarkan tabel uji hipotesis yang telah
organisasi adalah 0,000 (p < 0,05) yang memiliki
dipaparkan, dapat diketahui memiliki nilai signifikansi
makna hubungan antara variabel keterikatan
0,000 (p <0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat
karyawan dan persepsi dukungan organisasi adalah
hubungan signifikan antara variabel keterikatan
linier.
karyawan dan persepsi dukungan organisasi pada
perawat.
2. Hasil Uji Hipotesis
Nilai koefisien korelasi juga ditunjukkan oleh tabel
Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini
diatas yakni sebesar 0,657 (r=0,657) yang
adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
menunjukkan hubungan yang kuat antara kedua
hubungan antara variabel bebas dengan variabel
variabel. Arah hubungan dalam penelitian ini adalah
terikat menggunakan teknik Pearson Product
positif dimana ditunjukkan dengan nilai 0,657
Moment dengan bantuan software SPSS versi 24.0
(r=0,657) dengan artian memiliki hubungan searah.
for windows. Sugiyono (2017) menyatakan bahwa
Hubungan searah ini bermakna semakin tinggi
analisis variabel digunakan untuk mengukur keeratan
keterikatan karyawan yang dimiliki oleh perawat,
hubungan antar variabel dengan besaran korelasi (r)
semakin positif persepsi dukungan organisasi yang
yang memiliki rentang 0 sampai dengan 1.
dimiliki oleh perawat.
Tabel 6. Kriteria Koefisien Korelasi
Tabel 8. Hasil Koefisien Determinasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Measures of Association
0.00-0.199 Sangat Lemah R Eta
R Eta
0.20-0.399 Lemah Squared Squared
Keterikatan * .657 .431 .925 .856
0.40-0.599 Sedang Persepsi
0.60-0799 Kuat
Koefisien determinasi merupakan variasi dari
0.80-1.00 Sangat Kuat
variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat.
Berdasarkan hasil koefisien determinasi, didapatkan
Hubungan antar variabel dapat dikatakan
bahwa nilai koefisien determinasi dari variabel persepsi
signifikan apabila nilai p kurang dari 0,05 (p<0,05),
dukungan organisasi dengan keterikatan karyawan
sedangkan jika nilai p kurang dari 0,05 maka
adalah sebesar 0,431. Hasil ini memiliki makna bahwa
hubungan antar variabel dinyatakan tidak signifikan
variabel persepsi dukungan organisasi mempengaruhi
(Sugiyono, 2018). Hasil pengujian dengan analisis
keterikatan karyawan sebesar 43,1% dan sebesar 57,9%
korelasi products momen dalam penelitian ini adalah
lainnya berasal dari faktor lain.
sebagai berikut:

4
Hubungan Antara Persepsi Dukungan Organisasi Dengan Keterikatan Karyawan Pada Perawat

PEMBAHASAN memberikan keterlibatan karyawan dalam pengambilan


Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui keputusan akan menghadirkan keterikatan karwayan
hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan dengan instansi sehingga karyawan akan ikut dalam andil
keterikatan karyawan. Hipotesis dalam penelitian ini dalam memajukan unit dan instansi untuk semakin baik.
adalah “terdapat hubungan antara persepsi dukungan Perilaku ini masuk dalam dimensi fokus terhadap
organisasi dengan keterikatan karyawan pada perawat”. pekerjaan dalam keterikatan karyawan.
Pembuktian hipotesis tersebut kemudian dilakukan uji Keterikatan karyawan menurut Schaufeli dan Bekker
hipotesis dan menghasilkan nilai signifikansi antara (2002); Kartono (2017) adalah perasaan positif yang
variabel keterikatan karyawan dengan persepsi dukungan dimiliki oleh karyawan ketika melakukan pekerjaan
organisasi sebesar 0,000 (p <0,05) yang memiliki makna sehingga dapat berkontribusi dari fisik maupun kognitif.
kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini Keterikatan karyawan dapat dikatakan dimiliki oleh
membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan diterima. karyawan apabila karyawan melakukan tugas secara
Korelasi Pearson Product Moment tidak hanya optimal, keinginan untuk menambah pengetahuan dengan
menghasilkan nilai signifikansi melainkan juga koefisien cara melakukan tugas yang menantang, dan memiliki
korelasi (r). Koefisien korelasi menunjukkan tingkat minat yang besar dalam bidangnya. Sehingga dengan
kategori hubungan yang dimiliki antar variabel persepsi dimilikinya keterikatan karyawan, organisasi akan lebih
dukungan organisasi dan variabel keterikatan karawan. mudah mencapai tujuan yang diharapkan (Lockwood,
Penelitian ini menunjukkan nilai koefisen korelasi sebesar 2007; Lewiuci & Mustamu (2016). Menurut Schaufeli dan
0,657 (r=0,657) yang bermakna kedua variabel memiliki Bekker (2002), keterikatan karyawan terdiri dari beberapa
hubungan yang masuk dalam kategori kuat. dimensi yakni dimensi semangat, dedikasi, dan fokus
Uji ini menggunakan metode two tailed untuk terhadap pekerjaan.
mengetahui arah hubungan dari kedua variabel sehingga Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
dari nilai koefisien korelasi (r) dapat diketahui arah skala keterikatan karyawan berdasarkan dimensi dari
hubungan dalam penelitian ini yakni positif atau hubungan Schaufeli dan Bekker (2002) menunjukkan bahwa perawat
searah yang maknanya adalah semakin tinggi skor keberatan dalam melakukan tugas dari unit lainnya.
keterikatan karyawan yang dimiliki perawat, maka Perawat memiliki tanggung jawab personal yang harus
semakin tinggi skor persepsi dukungan organisasi yang diselesaikan berdasarkan target sehingga perawat merasa
dimiliki. Begitu juga dengan sebaliknya, apabila skor terbebani jika harus membantu unit lainnya. Perawat juga
keterikatan karyawan rendah, maka semakin rendah skor menunjukkan perilaku tidak ingin bekerja lebih dari jam
persepsi dukungan organisasi yang dimiliki oleh yang telah ditentukan. Berdasarkan demografi pada
karyawan. perawat, rata-rata perawat secara dominan adalah
Variabel persepsi dukungan organisasi dan perempuan yang berstatus telah menikah sehingga
keterikatan karyawan memiliki hubungan kuat karena terdapat kewajiban lainnya yang harus dilakukan. Hal ini
terdapat keterkaitan antar kedua variabel. Variabel merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perawat
persepsi dukungan organisasi dapat berkontribusi dalam memikirkan banyak hal sehingga tidak fokus dalam
meningkatkan dimensi pada keterikatan karyawan. Hal ini melakukan pekerjaan sehingga menimbulkan kesalahan
ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan oleh dalam bekerja. Perawat juga terganggu dalam
Kaliannan dan Adjovu (2015) didapatkan bahwa penyelesaian tugasnya karena selama bekerja terdapat
karyawan yang melakukan tugas secara optimal dan gangguan dari rekan kerja yang cenderung mengajak
menghasilkan kinerja yang baik tidak terlepas dari untuk berbicara daripada melakukan pekerjaan. Karyawan
bagaimana atasan selalu memberikan arahan, memberikan tanpa keterikatan karyawan akan mengancam
evaluasi dan memberikan solusi dalam kendala yang keberlangsungan organisasi karena dirinya tidak terikat
dihadapi oleh karyawannya. Hal ini masuk dalam dimensi dengan organisasi yang nantinya akan menimbulkan
hubungan dengan atasan dalam variabel persepsi berbagai permasalahan (Giustina & Mulyana, 2015).
dukungan organisasi. Persepsi dukungan organisasi merupakan salah satu
Variabel keterikatan karyawan juga memiliki faktor yang dapat mempengaruhi keterikatan karyawan.
hubungan kuat dengan persepsi dukungan organisasi. Hal Hal ini disebabkan karena persepsi dukungan organisasi
ini dapat diketahui bagaimana persepsi dukungan merupakan faktor yang membangun keterikatan karyawan
organisasi dapat berkontribusi untuk meningkatkan (Kahn (1992); Aktar & Pungil, 2017). Persepsi dukungan
keterikatan karyawan. Berdasarkan penelitian Mujiasih organisasi inilah yang nantinya akan mempengaruhi
(2015), diketahui bahwa lingkungan kerja yang kondusif bagaimana karyawan memiliki pandangan mengenai
dengan memberikan keadilan distributif dan prosedural dukungan organisasi baik dari atasan, rekan kerja, dan
dapat meningkatkan keterikatan karyawan. Instansi yang pengelolaan instansi. Karyawan bekerja secara optimal

5
Volume 07.Nomor 01.(2020). Character: Jurnal Penelitian Psikologi

disebabkan oleh dukungan yang diterima sehingga PENUTUP


individu akan menyatukan identitas diri mereka sebagai Simpulan
anggota organisasi (Putrie & Nursalim, 2013). Penelitian ini memiliki hipotesis ‘terdapat hubungan
Persepsi dukungan organisasi menurut Rhoades dan antara persepsi dukungan organisasi dengan keterikatan
Eisenberger (2002); Altunoğlu dan Gürel (2015) karyawan pada perawat di Rumah Sakit “X”’. Setelah
merupakan kepedulian yang diberikan oleh organisasi dilakukan uji hipotesis dapat diketahui bahwa hubungan
kepada karyawan dengan melihat kontribusi yang telah antara variabel persepsi dukungan organisasi dan
dilakukan dan organisasi peduli atas kesejahteraan keterikatan karyawan signifikan sehingga hipotesis dalam
karyawan. Menurut Rhoades dan Eisenberger (2002); penelitian ini diterima.
Altunoğlu dan Gürel (2015), persepsi dukungan organisasi Hubungan korelasi yang dimiliki antar variabel
terdiri dari aspek keadilan, hubungan dengan atasan, dan masuk dalam kategori kuat dengan arah positif yang
penghargaan yang diterima sesuai dengan kondisi memiliki makna jika persepsi dukungan organisasi yang
pekerjaan. dimiliki positif, maka keterikatan karyawan juga akan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika persepsi
berdasarkan dimensi Rhoades dan Einsenberger (2002), dukungan organisasi individu negatif maka keterikatan
Perawat memiliki pandangan bahwa atasan hanya melihat karyawan juga rendah.
hasil yang diberikan tanpa mengetahui proses yang telah
dilakukan termasuk apresiasi yang diterima selama Saran
bekerja. Ketika perawat memberikan gagasan, hal tersebut Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka
diabaikan oleh atasan dan perawat juga memiliki terdapat beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti,
pandangan bahwa hak yang didapatkan dirinya berbeda yakni:
dengan rekan kerjanya. Tidak adanya transparansi dalam a. Bagi Instansi
pembagian jasa pelayanan juga menyebabkan perawat Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
memandang tidak adilnya pemberian jasa pelayanan yang persepsi dukungan organisasi yang dimiliki oleh
ada. Perawat merasa kurang mendapatkan penghargaan perawat. Hal yang dapat dilakukan instansi untuk
ketika terdapat perawat yang berprestasi. meningkatkan persepsi dukungan organisasi adalah
Keterikatan karyawan yang dimiliki oleh perawat dengan melakukan transparansi pada promosi. Instansi
berkaitan dengan positif atau negatif persepsi dukungan dapat menerapkan kebijakan kenaikan jabatan yang
organisasi. Ketika karyawan memiliki pandangan bahwa dipaparkan secara tertulis sehingga jelas alurnya dan
selama ini kontribusi mereka tidak pernah dihargai, tidak jelas kriteria calon perawat.
mendapatkan kompensasi yang cukup, tidak diberikan b. Bagi Responden
kesempatan dalam promosi ataupun pelatihan, maka Penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi
mereka tidak dapat memberikan timbal balik yang positif. bagi perawat dalam meningkatkan keterikatan
Karyawan akan bekerja dengan tidak optimal, melayani karyawan. Perawat dapat meningkatkan beberapa hal
dengan tidak ramah, bahkan akan mudah jenuh dan bosan yakni menjadi pendukung bagi rekan kerja dalam
sehingga meningkatkan angka turn over yang dapat melakukan pekerjaan seperti tidak mengajak berbicara
merugikan instansi. Lain halnya ketika instansi rekan kerja ketika bekerja. Perawat juga dapat
memberikan penghargaan yang sesuai pekerjaan dan menyampaikan kendala dalam bekerja kepada rekan
kondisi yang ada, karyawan memiliki hubungan yang baik atau atasan sehingga mengurangi kesalahan dalam
dengan atasan, dan keadilan yang diterima diri maupun bekerja.
unitnya maka perawat akan dengan senang membalas hal c. Bagi Peneliti Selanjutnya
tersebut dengan timbal balik positif. Hal inilah mengapa Penelitian ini hanya berfokus pada hubungan
instansi berperan dalam meningkatkan keterikatan keterikatan karyawan dengan persepsi dukungan
karyawan. organisasi, sehingga peneliti tidak dapat mengungkap
Persepsi dukungan organisasi bukan menjadi faktor lainnya yang berhubungan dengan keterikatan
faktor utama dalam mempengaruhi keterikatan karyawan, karyawan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat
namun juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Hal ini dapat meneliti faktor yang berhubungan dengan faktor
diketahui dari hasil koefisien determinan yang pekerjaan seperti kepuasan kerja, keterlibatan kerja,
menunjukkan sebanyak 43,1% variasi persepsi dukungan dan pada faktor internal seperti locus of control.
organisasi berpengaruh pada variabel keterikatan Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat meneliti
karyawan dan sebanyak 57,9% dipengaruhi oleh faktor dengan jumlah subjek yang lebih besar karena dalam
lainnya seperti kepuasan kerja, kepribadian dan lotus of penelitian ini memiliki keterbatasan dalam jumlah
control. subjek.

6
Hubungan Antara Persepsi Dukungan Organisasi Dengan Keterikatan Karyawan Pada Perawat

DAFTAR PUSTAKA Lewiuci, P.G., & Mustamu, R.H. (2016). Pengaruh


employee engangement terhadap kinerja karyawan
Albrecht, S., L. Handbook of Employee Engangement.
pada perusahaan keluarga produsen senapan angin.
United Kingdom: Edward Elgar Publishing Limited
[versi elektronik]. Jurnal Agora, 4(2):101-107.
Altunoğlu, A.E., & Gürel, E.B.B. (2015). Effects of Diunduh dari
leader–member exchange and perceived http://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen-
organizational support on organizational innovation: bisnis/article/view/4738.
The Case of Denizli Technopark. [versi elektronik].
Lockwood, N., R. (2007). Leveraging Employee
Joural of Social and Behavioral Sciences, 207: 175-
Engagement for Competitive Advantage: HR’s
181. doi: 10.1016/j.sbspro.2015.10.170
Stategic Role. SHRM Research.
Aktar, A., & Pungil, F. (2017). Antecedants and
Putrie, F., & Nursalim, M. (2013). Hubungan antara
consequences of employee engagement: A
persepsi dukungan organisasi dan budaya organisasi
conceptual Study. [Versi Elektronik]. IOSR Journal
dengan organizational citizenship behavior (ocb)
of Business and Management, 19(6): 2319-7668 .
pada karyawan PT. Pertamina UPMS V Surabaya.
doi: 10.9790/487X-1906065467
[versi elektronik]. Jurnal Psikologi Teori dan
Eisenberger, R., Malone, G., & Presson, W.,D. (2016). Terapan, 3(2):141-147. Diunduh dari
Optimizing perceived Organization support to https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/vie
enhance employee engangement. United State w/1835
Giustina, F., I., & Mulyana, O.,P. (2015). Hubungan Schaufeli, W.,B., & Bekker (2002). The measurement of
antara kesejahteraan psikologis dan kesesuaian peran engangement and burnout: a two sample
kerja dengan keterikatan karyawan pada karyawan confirmatory factor analytic approach. Journal of
bagian produksi PT. Brata Indonesia (Persero). Happiness Studies. 3: 71-92
Jurnal Karakter, 4,(2): 1-6
Sun, L. (2019). Employe engangement: A literatur review.
Jannah, M. (2018). Metodologi penelitian kuantitatif International Journal of Human Resource Studies,
untuk psikologi. Surabaya: Unesa University Press 9(1):63-80. Diunduh dari
https://www.researchgate.net/publication/33013977
Jaske, D., Sheehan, M., Linehan, C., & Moran, M.
3_Employee_Engagement_A_Literature_Review/li
Employee engagement in discussion: Goals,
nk/5c2f64cf458515a4c70b9640/download
perspective, and recommendations. [versi
elektronik]. Journal of Human Resource Yudha, D., & Fikri, H., T. (2015). Hubungan employee
Management, 20(2): 22-29. Diunduh dari engangement dengan kinerja perawat rumah sakit di
https://www.researchgate.net/publication/31803886 kota Pariaman. [versi elektronik]. Jurnal RAP UNP,
7_Employee_engagement_in_discussion_Goals_per 6(1): 1-10. Diunduh dari
spectives_and_recommendations http://ejournal.unp.ac.id/index.php/psikologi/article/
download/6645/5204
Kahn, W., A. (1992). To be fully there: Psychological
presence at work. [versi elektronik]. Human
Relations, 45(4), 321-349.
Kaliannan, M., & Adjovu, S., N. (2015). Effective
employee engangement and organizationas success:
A case study. [versi elektronik]. Journal Social and
Behavioral Sciences, 172: 161-168. Diunduh dari
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1
877042815003870
Kartono. (2017). Personality, Employee Engangement,
Emotonal Intelegence, Job Burnout Pendekatan
dalam Melihat Turnover Itention. Yogyakarta:
Deepublisher
Kurniawan, R.,C. (2016). Inovasi kualitas pelayanan
publik pemerintah daerah [versi elektronik]. Jurnal
Imu Hukum. 10,(03): 569-585. Doi :
https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v10no3.794
Kruse, K. (2012). Employee Engangement 2.0 [Versi
elektronik} . Richoboro: The Kruse Grup. Diunduh
dari
http://www.kevinkruse.com/wpcontent/uploads/201
5/05/EE20_edition5_gift.pdf

Anda mungkin juga menyukai