Anda di halaman 1dari 14

Ayuningsih, A. M. (2021).

Work engagement, komitmen organisasi, dan organizational citizenship behavior


pada karyawan puskesmas. Jurnal Psikologi, 14(1), 88-101 doi: https://doi.org/10.35760/psi.2021.v14i1.3777

WORK ENGAGEMENT, KOMITMEN ORGANISASI, DAN


ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA
KARYAWAN PUSKESMAS

Aprilia M. Ayuningsih

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma


Jl. Margonda Raya No. 100, Depok, 16424, Jawa Barat
apriliaayu@staff.gunadarma.ac.id

Received: 17 April 2021 Revised: 22 April 2021 Accepted: 24 April 2021

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh work engagement
terhadap organizational citizenship behavior, untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi
terhadap organizational citizenship behavior dan untuk mengetahui secara bersama-sama
pegaruh work engagement dan komitmen organisasi terhadap organizational citizenship
behavior pada karyawan Puskesmas. Peneliti menggunakan alat ukur UWES-17, skala
komitmen organisasi dan organizational citizenship behavior. Jumlah responden penelitian
adalah 82 karyawan yang bekerja di Puskesmas dengan teknik purposive sampling. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara work engagement dan komitmen organisasi
terhadap organizational citizenship behavior sebesar 31.2%. Sementara itu, work engagement
memiliki pengaruh terbesar dalam meningkatkan organizational citizenship behavior pada
karyawan Puskesmas sebesar 28.4%, dilanjutkan dengan komitmen organisasi yang memiliki
pengaruh sebesar 15.6%.

Kata kunci: work engagement, komitmen organisasi, organizational citizenship behavior

Abstract
This study aims to empirically examine the effect of work engagement on organizational
citizenship behavior, to determine the effect of organizational commitment on organizational
citizenship behavior and to collectively determine the effect of work engagement and
organizational commitment on organizational citizenship behavior among Puskesmas
employees. Researchers used the UWES-17 measurement tool, the scale of organizational
commitment and organizational citizenship behavior. The respondent of this study consists of 82
employees who worked at the Puskesmas with a purposive sampling technique. Data analysis
technique in this study is multiple regression. The results showed that there was an influence
between work engagement and organizational commitment to organizational citizenship
behavior of 31.2%. Work engagement had the greatest influence in increasing organizational
citizenship behavior among Puskesmas employees by 28.4%, followed by organizational
commitment which had an effect of 15.6%.

Keywords: work engagement, organizational commitment, organizational citizenship


behavior

88 Jurnal Psikologi Volume 14 No.1, Juni 2021


PENDAHULUAN dengan menjamin tersedianya upaya
Pelayanan kesehatan saat ini menjadi kesehatan yang paripurna, merata, bermutu
sorotan utama di negeri ini. Peningkatan mutu dan berkeadilan. Dengan semakin meningkat-
kualitas pelayanan mulai diperbaiki dari nya kesadaran masyarakat maka tuntutan
berbagai aspek. Kesehatan penduduk pelayanan bermutu juga semakin meningkat
merupakan tujuan dari setiap negara, dan ini berarti tenaga kesehatan puskesmas
perbaikan guna peningkatan mutu kesehatan juga dituntut untuk selalu meningkatkan
ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti kemampuan dan keterampilan dan sikap
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kerjanya agar dapat memberikan pelayanan
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
orang agar terwujud derajat kesehatan Mencapai tujuan perusahaan merupakan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Melalui keinginan dari setiap karyawan, hal tersebut
kualitas kesehatan yang baik maka akan juga diinginkan oleh institusi pelayanan
mempengaruhi sumber daya manusia yang kesehatan seperti puskesmas. Untuk mencapai-
baik pula di masa yang akan datang. Hal ini nya diperlukan kesukarelaan karyawan dalam
mengindikasikan bahwa kesehatan penduduk membantu karyawan lain dalam pelaksanaan
masih perlu mendapat perhatian secara lebih tugasnya, mengerjakan pekerjaan karyawan
serius dari semua pihak, karena dampaknya lain di saat pekerjaannya menumpuk serta
dapat mempengaruhi kualitas sumber daya pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan
manusia Indonesia di masa yang akan datang. dengan tuntutan program kerja dalam
Upaya menunjang dan mencapai tujuan peningkatan kualitas kesehatan atau yang
tersebut, pemerintah mewujudkannya melalui biasa disebut organizational citizenship
institusi pelayanan kesehatannya yang behavior (OCB).
mengemban visi misi pembangunan Organ dan Ryan (1995) mengkonsep-
kesehatan atau yang biasa disebut pusat kan OCB sebagai perilaku-perilaku yang
kesehatan masyarakat atau puskesmas. Demi dilakukan oleh anggota organisasi atau
tercapainya tujuan tersebut disusunlah karyawan yang tidak secara tegas diberi
berbagai macam program-program kerja. penghargaan apabila mereka melakukannya
Kementerian kesehatan berupaya meningkatkan dan juga tidak akan diberi hukuman apabila
akses masyarakat menuju layanan kesehatan mereka tidak melakukannya, tidak merupakan
berkualitas, terutama yang dapat diwujudkan bagian dari deskripsi pekerjaan yang dimiliki
melalui puskesmas. Puskesmas sendiri oleh karyawan, dan merupakan perilaku
merupakan suatu institusi pelayanan karyawan yang tidak membutuhkan latihan
kesehatan yang memiliki tujuan untuk terlebih dahulu untuk melaksanakannya. Pada
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dasarnya konsep OCB merupakan kesediaan

Ayuningsih, Work Engagement, Komitmen … 89


karyawan untuk bekerja sama (Hazzi, 2018). memengaruhi OCB di antaranya antara lain
Perilaku OCB dapat berupa perilaku kepribadian, budaya organisasi, iklim organisasi,
menolong rekan kerja, menggantikan rekan kepuasan kerja, komitmen organisasi,
kerja yang tidak masuk atau istirahat, kepemimpinan transformasional dan servant
membantu rekan sejawat yang pekerjaannya leadership, tanggung jawab sosial pegawai,
overload, membantu mengerjakan tugas umur pegawai, keterlibatan kerja, kolektivisme
orang lain pada saat tidak masuk, membantu serta keadilan organisasi.
orang lain di luar departemen ketika memiliki Keterikatan dalam pekerjaannya akan
permasalahan, membantu pelanggan dan para mengarahkan ke usaha yang lebih besar lagi
tamu jika membutuhkan bantuan, tepat waktu dalam bekerja. Harter, Schmidt, dan Hayes
setiap hari tidak peduli pada musim ataupun (2002) menjelaskan faktor pendorong popularitas
lalu lintas, membantu proses orientasi work engagement memiliki konsekuensi
karyawan baru meskipun tidak diminta, tidak positif terhadap organisasi. May, Gilson, dan
menghabiskan waktu untuk pembicaraan di Harter (2004) juga mengkonseptualisasikan
luar pekerjaan, kemauan untuk bertoleransi work engagement dan menggambarkan tiga
tanpa mengeluh, menahan diri dari aktivitas- dimensi sebagai komponen fisik, emosional
aktivitas mengeluh dan mengumpat, mem- komponen, dan komponen kognitif.
berikan perhatian terhadap pertemuan- Komponen fisik digambarkan sebagai energi
pertemuan yang dianggap penting, membuat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan;
pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik komponen emosional digambarkan dengan
untuk organisasi, membaca dan mengikuti mengerjakan pekerjaan dengan hati; dan
pengumuman-pengumuman organisasi, dan komponen kognitif digambarkan sebagai
sebagainya (Aldag & Resckhe, 1997). melakukan pekerjaan dengan focus sehingga
Karyawan yang memiliki OCB melupakan tugas lainnya. Hal ini dikuatkan
tentunya memberikan kontribusi melebihi dengan pendapat Nguyen, Bui dan Nguyen
yang diharapkan oleh perusahaan. Kontribusi (2020) menyimpulkan bahwa karyawan yang
tersebut dapat terlihat dari work engagement terikat dengan pekerjaan akan mengerahkan
yang tinggi dari karyawan tersebut. Work usaha yang lebih besar dalam bekerja.
engagement merupakan salah satu faktor yang Work engagement merupakan
mempengaruhi OCB pada karyawan sehingga keterlibatan karyawan baik secara mental
karyawan tersebut dapat membantu rekan maupun emosional dalam memberikan
kerja lain di luar perannya demi kemajuan kontribusi kepada tujuan kelompok dan
perusahaan. Pendapat tersebut sesuai dengan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan
penelitian yang dilakukan Wirawan (dalam itu dalam proses yang cukup lama (Kuok &
Fadhilah, 2014) bahwa faktor-faktor yang Taormina, 2017). Work engagement terjadi

90 Jurnal Psikologi Volume 14 No.1, Juni 2021


jika anggota organisasi menempatkan dirinya organisasi dalam pekerjaannya. Karyawan
dalam peran fisik, kognitif dan emosional yang berkomitmen dengan pekerjaan mereka
selama kinerja peran (pekerjaannya). Selain dapat mendorong elemen perilaku lain seperti
itu, work engagement dipengaruhi oleh OCB. Dengan demikian komitmen organisasi
karakteristik pekerjaan yang dapat memenuhi diharapkan dapat memoderasi tingkat OCB
kebutuhan otonomi, keberagaman, identitas karyawan. Misalnya beberapa karyawan
tugas yang jelas, umpan balik dan mungkin membantu bukan karena mereka
memungkinkan bekerja untuk memiliki benar-benar ingin melakukannya, tetapi
partisipasi yang tinggi (Luthans, 2006). karena esensi dari komitmen organisasi yang
Karyawan yang memiliki work engagement mendorong mereka untuk melakukannya dan
biasanya sangat bersemangat dan ulet dalam membantu rekan mereka secara suka rela
melakukan pekerjaan mereka, tekun dan (Zeinabadi, 2010).
memiliki kemauan, menunjukkan keterlibatan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
kerja yang kuat, antusias, memiliki inspirasi, dilakukan oleh Purnami (2013), di mana
kebanggaan, kegembiraan dan berkonsentrasi komitmen organisasi memiliki pengaruh
penuh dalam melakukan pekerjaan tanpa positif dan signifikan terhadap perilaku OCB.
sadar waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan Hal tersebut berarti bahwa komitmen
mereka (Schaufeli & Bakker, 2004) karyawan terhadap organisasinya akan diikuti
Faktor lain yang mempengaruhi OCB oleh perilaku OCB-nya. Dikatakan bahwa
yaitu komitmen yang diciptakan oleh karyawan yang berkomitmen lebih mungkin
komponen individual ketika menjalankan untuk melakukannya terlibat dalam perilaku
operasi organisasi atau yang biasa disebut yang meningkatkan nilai mereka dan
komitmen organisasi. Kesukarelaan karyawan mendukung organisasi. Dengan demikian,
dalam mengerjakan tugas kerjanya menjadi hubungan positif antara komitmen organisasi
mudah dilaksanakan ketika individu atau dan OCB adalah hal yang wajar terjadi.
karyawan memiliki keinginan dalam diri Komitmen organisasi juga terkait
untuk memihak dan bertahan pada organisasi dengan identifikasi individu dalam sebuah
di tempatnya bekerja sehingga akan organisasi. Komitmen menghadirkan sesuatu
melaksanakan pekerjaan yang dapat diluar loyalitas terhadap suatu organisasi. Di
memajukan organisasinya (Book, Gatling, & samping itu, hal ini meliputi suatu hubungan
Kim, 2019; George, Omuudu, & Francis, yang aktif dengan organisasi dimana individu
2020). Oleh sebab itu, karyawan yang bersedia untuk memberikan sesuatu dari diri
memiliki OCB demi mencapai tujuan mereka untuk membantu keberhasilan dan
organisasinya akan mudah dilakukan apabila kemakmuran organisasi dengan work
karyawan tersebut memiliki komitmen engagementnya.

Ayuningsih, Work Engagement, Komitmen … 91


OCB dapat dikatakan sebagai perilaku- penelitiannya juga menjelaskan bahwa work
perilaku yang menyumbang pada engagement pada karyawan memiliki
pemeliharaan dan perbaikan, baik sosial hubungan yang positif dengan komitmen
maupun psikologikal. Hal ini dapat terjadi organisasinya. Berdasarkan penjelasan di atas,
apabila karyawan memiliki keterlibatan aktif maka hipotesis yang dapat dikembangkan
dalam pekerjaannya, sementara itu komitmen dalam penelitian ini yaitu bahwa work
organisasi juga dapat membentuk OCB pada engagement dan komitmen organisasi
karyawan. Seperti halnya yang dijelaskan memiliki pengaruh terhadap OCB pada
dalam penelitian mengenai work engagement karyawan Puskesmas.
dan OCB yang dilakukan oleh Handayani
(2015), dari hasil penelitian diperoleh work METODE PENELITIAN
engagement memiliki hubungan yang positif Sampel dalam penelitian ini sebanyak
dan signifikan terhadap OCB. Babcock- 82 orang karyawan yang bekerja di
Roberson dan Strickland (2010) menjelaskan Puskesmas. Teknik pengambilan sampel yang
bahwa work engagement dan efek komponen digunakan adalah non-probability sampling
positif dari OCB memiliki hubungan positif yaitu dengan menggunakan purposive
dan signifikan. Mohsin (2015) juga me- sampling. Skala OCB diukur berdasarkan
nyatakan bahwa semakin aktif karyawan yang yang lima dimensi yang dikemukakan oleh
terlibat dengan intens dengan pekerjaannya, Organ, Podsakoff dan MacKenzie (2006).
maka kemungkinannya bagi mereka untuk yaitu altruism, courtesy, conscientiousness,
menunjukkan perilaku OCB semakin tinggi. sportmanship dan civic virtue (diadaptasi dari
Penelitian Purnami (2013) mengenai Wahyuni, 2006). Skala ini terdiri dari 30 item,
komitmen organisasi dan OCB pada namun setelah dilakukan pengujian diketahui
karyawan Administrasi Politeknik Komputer 6 item dinyatakan gugur dan tidak memenuhi
Niaga LPKIA Bandung juga mendukung syarat sehingga tersisa 24 item yang memiliki
penelitian ini. Riset ini menjelaskan hubungan nilai daya diskriminasi yang baik. Nilai
positif antara komitmen organisasi dengan reliabilitas untuk skala OCB sebesar α =
OCB pada karyawan, di mana semakin tinggi 0.870. Skala Work Engagement yang
tingkat komitmen organisasi pada karyawan digunakan pada penelitian ini diadaptasi dari
maka semakin tinggi pula OCB-nya. Berbagai skala UWES 17 yang disusun berdasdarkan 3
penelitian juga telah menunjukkan work dimensi work engagement dari Schaufeli
engagement berpengaruh positif terhadap (2003) yaitu vigor (semangat), dedication
peningkatan komitmen organisasi karyawan. (dedikasi), dan absorptions. Kategori respons
Sejalan dengan penelitian sebelumnya, skala ini adalah Sangat Tidak Sesuai hingga
Albdour dan Altarawneh (2014) dalam Sangat Sesuai dengan rentang skor 1-5. Nilai

92 Jurnal Psikologi Volume 14 No.1, Juni 2021


skor reliabilitas sebesar α = 0.868. Skala pada karyawan Puskesmas. Dari Tabel 1
komitmen organisasi diadaptasi dari Jaros terlihat bahwa nilai R square adalah sebesar
(2007) yang disusun berdasarkan pada 0.284. Hal ini berarti work engagement hanya
dimensi yang dikemukakan oleh Meyer dan memiliki pengaruh 28.4% terhadap OCB pada
Allen (1990) yang meliputi tiga dimensi responden penelitian ini, sedangkan 71.6%
komitmen organisasi yaitu komitmen disebabkan oleh faktor lain yang tidak
affective, komitmen continuance, dan termasuk dalam penelitian ini. Untuk lebih
komitmen normative. Kategori respons skala jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 1.
ini adalah Sangat Tidak Sesuai hingga Sangat Di dalam situasi kerja, work
Sesuai dengan rentang skor 1-5. Nilai skor engagement memiliki pengaruh yang paling
reliabilitas pada skala komitmen organisasi besar. Work engagement merupakan deskripsi
sebesar α = 0.852. dari rasa memiliki karyawan terhadap
Untuk menguji hipotesis mengenai pekerjaannya. Work engagement digambarkan
pengaruh work engagement dan komitmen sebagai keterlibatan dan kepuasan individu
organisasi terhadap OCB pada karyawan serta antusiasme terhadap pekerjaannya
Puskesmas maka digunakan teknik regresi (Dulagil, 2012; Hazzi, 2018). Wrzesniewski,
berganda dengan bantuan program SPSS McCauley, Rozin, dan Schwartz (dalam
version 23 for Windows. Bakker, Albrecht, & Leiter, 2011)
menunjukkan bahwa karyawan melihat
HASIL DAN PEMBAHASAN pekerjaan mereka sebagai suatu panggilan
Uji analisa dalam penelitian ini (fokus pada kenikmatan dan pemenuhan),
menggunakan regresi berganda. Hasil peng- lebih mudah terlibat dalam tiap pekerjaan
ujian analisis regresi sederhana menunjukkan karena pekerjaan dianggap sebagai pusat
bahwa diperoleh nilai F sebesar 31,718dan kehidupan mereka. Karyawan yang terlibat
koefisien signifikansi sebesar 0.000 (p < .01). mungkin lebih cenderung secara proaktif
Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis mengubah tuntutan pekerjaan dan sumber
ada kontribusi positif dari work engagement daya sehingga pekerjaan mereka menjadi
terhadap Organizational Citizenship Behavior lebih optimal.

Tabel 1.
Hasil Uji Regresi Work Engagement terhadap OCB
F Sig R Square
31.718 0.000 0.284

Tabel 2.
Hasil Uji Regresi Komitmen Organisasi terhadap OCB
F Sig R Square
1.788 0.000 0.156

Ayuningsih, Work Engagement, Komitmen … 93


Responden dalam penelitian ini sederhana menunjukkan bahwa diperoleh
memiliki rerata empirik yang baik, sehingga nilai F sebesar 14.788 dan koefisien
bisa disimpulkan bahwa responden dalam signifikansi sebesar 0.000 (p < .01).
penelitian ini memiliki work engagement Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis
yang baik pula terhadap pekerjaannya. ada kontibusi positif dari komitmen
Temuan ini sejalan dengan hasil organisasi terhadap OCB pada karyawan
penelitian yang dilakukan oleh Ahmed, Puskesmas. Hasil uji regresi ditunjukkan
Rasheed dan Jehanzeb (2012) yang dalam Tabel 2. Dari Tabel 2 terlihat bahwa
menemukan bahwa work engagement dapat nilai R square adalah sebesar 0.156. Hal ini
mengarah ke OCB karyawannya. Selain itu berarti bahwa komitmen organisasi memiliki
Rukhum (dalam Ahmed dkk., 2012) juga pengaruh 15.6% terhadap OCB, sisanya
menemukan hubungan positif antara work sebesar 84.4% disebabkan oleh faktor lain
engagement dan OCB. Dimensi dari OCB yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
juga merupakan karakteristik dari work Berdasarkan hasil uji tersebut
engagement, tapi dimensi OCB yang paling menunjukkan bahwa komitmen organisasi
kuat korelasinya dengan work engagement memiliki peran dalam meningkatkan loyalitas
adalah yang mengacu pada “extra-mile”nya kerja karyawan Puskesmas sehingga tujuan
(Ahmed dkk., 2012). Dengan memiliki work organisasi dapat tercapai. Faktor-faktor yang
engagement yang baik maka karyawan akan mempengaruhi OCB pada karyawan terdiri
memiliki keinginan untuk bekerja, untuk salah satunya adalah faktor sikap kerja, yaitu
membuat sesuatu yang lebih baik, bekerja emosi dan kognisi yang berdasarkan persepsi
lebih lama, bekerja lebih keras, mencapai individu terhadap lingkungan kerja, meliputi
lebih dan berbicara positif tentang organisasi- komitmen organisasi, persepsi kepemimpinan
nya. Anteseden work engagement termasuk dan dukungan organisasi, person organization
karakteristik pekerjaan, penghargaan dan fit, kepuasan kerja, psychological contract,
pengakuan, dukungan organisasi, dukungan persepsi keadilan dan keadilan organisasi
atasan, keadilan distributif dan keadilan (Bismala, 2019; Mohammad, Quoquab, &
prosedural. Konsekuensinya termasuk Omar, 2016). Hal ini juga sejalan dengan
peningkatan kepuasan karyawan, komitmen pendapat dari Hannam dan Jimmieson (dalam
organisasi dan OCB (Ariani, 2014). Robbins & Judge, 2013) yang mengemukakan
Selanjutnya pada hasil analisis regresi bahwa faktor-faktor yang mendasari timbulnya

Tabel 3.
Hasil Uji Regresi Work Engagement, Komitmen Organisasi terhadap OCB
F Sig R Square
17.935 0.000 0.312

94 Jurnal Psikologi Volume 14 No.1, Juni 2021


OCB adalah kepuasan kerja, komitmen Pada Tabel 3 terlihat nilai R square
organisasi, karakteristik pimpinan, persepsi adalah sebesar 0.312. Hal ini berarti bahwa
terhadap keadilan dan karakteristik individu. 31.2% variabel OCB dapat ditentukan oleh
Komitmen organisasi sebagai suatu variabel work engagement dan komitmen
bentuk komitmen yang muncul bukan hanya organisasi, sedangkan sisanya sebesar 68.8%
bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak
melibatkan hubungan yang aktif dengan termasuk dalam penelitian ini seperti budaya
organisasi kerja yang memiliki tujuan dan iklim organisasi, motivasi kerja,
memberikan segala usaha demi keberhasilan kepribadian, kepemimpinan, kepuasan kerja,
organisasi yang bersangkutan (Dhondt, Pot, & dan loyalitas.
Kraan, 2014; Simosi & Xenikou, 2010). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
Karyawan yang memiliki komitmen organisasi signifikansi regresi antara work engagement
yang tinggi akan berpengaruh pula terhadap dan komitmen organisasi terhadap OCB pada
OCB mereka. Komitmen organisasi merupakan karyawan Puskesmas adalah sebesar 0.000 (p
kondisi psikologis yang mencirikan hubungan < .01). Hal ini berarti terdapat pengaruh yang
karyawan dengan organisasi; dan mempunyai sangat signifikan antara work engagement dan
implikasi bagi keputusan karyawan untuk komitmen organisasiterhadap OCB pada
melanjutkan atau berhenti dari keanggotaan karyawan Puskesmas dalam penelitian ini.
organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen Artinya, meningkatnya OCB pada karyawan
tinggi merasakan adanya loyalitas dan rasa Puskesmas dapat ditentukan oleh skor work
memiliki organisasi; memiliki keinginan kuat engagement dan komitmen organisasi.
untuk tetap bergabung dengan organisasi; Karyawan biasanya cenderung me-
terlibat sungguh-sungguh dalam pekerjaannya; lakukan tindakan yang melampaui tanggung
dan menampilkan tingkah laku yang sesuai jawab mereka. Iklim organisasi dan budaya
dengan tujuan organisasi (Tsai & Tsai, 2017; organisasi dapat menjadi penyebab kuat atas
Unam, Adim, & Adubasim, 2018). berkembangnya OCB dalam suatu organisasi.
Kemudian diketahui pula hasil analisis Di dalam iklim organisasi yang positif,
regresi ganda menunjukkan bahwa diperoleh karyawan merasa lebih ingin melakukan
nilai F sebesar 17.935 dan koefisien pekerjaannya melebihi apa yang telah
signifikansi sebesar 0.000 (p < .01). Hal ini disyaratkan dalam uraian pekerjaan dan akan
berarti bahwa hioptesis diterima, dimana selalu mendukung tujuan organisasi jika
terdapat pengaruh yang sangat signifikan dari mereka diperlakukan oleh para atasan dengan
work engagement dan komitmen organisasi sportif dan dengan penuh kesadaran serta
secara bersama-sama terhadap OCB pada percaya bahwa mereka diperlakukan secara
subjek penelitian ini. adil oleh organisasinya (Hidayah & Harnoto,

Ayuningsih, Work Engagement, Komitmen … 95


2018; Jafari & Bidarian, 2012; Singh & milik Ho, Gaur, Chew, dan Khan (2017). Hal
Singh, 2019). Werner (dalam Mehboob & ini dimungkinkan karena masing-masing dari
Bhutto, 2012) juga menegaskan bahwa hanya karyawan memiliki tugas dan kewajiban yang
karyawan yang puas yang lebih cenderung sama baik untuk laki-laki maupun perempuan,
menampilakan perilaku positif yang dapat terlebih di Puskesmas diharapkan agar
secara efektif berkontribusi terhadap mampu mengutamakan kepentingan orang
keseluruhan fungsi organisasi. Karyawan akan lain terkait dengan pekerjaan mereka sehari-
cenderung menampilkan OCB ketika mereka hari dalam hal pelayanan kepada pasien.
merasa puas dengan pekerjaan mereka yang Meskipun demikian, fakta bahwa
diberikan oleh organisasi atau rekan kerja karyawan laki-laki memiliki OCB yang lebih
mereka (Fisk & Friesen, 2012; Hidayah & tinggi memperlihatkan bahwa hal ini mungkin
Harnoto, 2018). dilatarbelakangi oleh ideologi tradisional
Dari hasil analisis deskripsi responden yang mengatakan bahwa laki-laki diharapkan
berdasarkan kategori usia, karyawan bekerja lebih keras dalam mencari nafkah
Puskesmas yang berusia di atas usia 48 tahun dibandingkan wanita (Clarke, 2016).
memiliki skor OCB paling tinggi, tetapi di Karyawan yang berpendidikan lulusan
dalam semua kelompok usia karyawan D3 yaitu sebanyak 47 orang dengan
hampir mendekati jumlah rerata empirik yang persentase sebesar 57.31%, selanjutnya
sama. Hal ini dimungkinkan karena karyawan responden dengan latar belakang pendidikan
dengan usia lanjut sudah dapat menerima strata satu (S1) dengan persentase 32.92%
kenyataan dan dapat melakukan pekerjaan sebanyak 27 orang dan responden dengan
tanpa menjadikannya suatu masalah seperti latar belakang pendidikan Diploma-IV dan
membantu yang bukan tugasnya. Karyawan SMA dengan masing-masing persentase
dengan usia lanjut cenderung lebih 4.87%. Hal ini dimungkinkan dengan tingkat
menampilkan OCB dalam bekerja (Mauritz, pendidikan yang lebih tinggi maka
2012). O’Driscoll dan Roche (2017) pengetahuan dan pandangan dari karyawan
menyebutkan bahwa karyawan senior akan Puskesmas juga akan memengaruhinya dalam
tetap aktif bekerja di bidang lain ataupun di bekerja.
tempat lain karena mereka telah menerima Temuan Rose (2012) juga menjelaskan
keadaan dirinya dan bekerja secara lebih bahwa level pendidikan yang lebih tinggi
lepas. Berdasarkan jenis kelamin, rerata memberikan kesempatan bagi individu untuk
empirik OCB pada karyawan laki-laki lebih mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
tinggi dari pada karyawan perempuan dengan yang lebih luas terkait tujuan pekerjaan
proporsi yang tidak terlalu berbeda jauh. Hal dilakukan dan memengaruhi OCB yang
ini senada dengan temuan riset sebelumnya diperlihatkan.

96 Jurnal Psikologi Volume 14 No.1, Juni 2021


Hasil analisis lain yang ditunjukkan work engagement terhadap OCB karyawan
dari deskripsi responden berdasarkan dari Puskesmas, terdapat pengaruh positif
kategori status kerja karyawan, didapatkan komitmen organisasi terhadap OCB karyawan
hasil mean empirik pada variabel OCB lebih Puskesmas dan terdapat pengaruh positif
tinggi pada responden dengan status work engagement dan komitmen organisasi
karyawan kontrak dengan perbedaan yang secara bersama-sama terhadap OCB
tidak terlalu signifikan. Hal ini senada dengan karyawan Puskesmas. Berdasarkan hasil
temuan riset sebelumnya milik Rahmawati penelitian yang telah dilakukan, disarankan
dan Prasetya (2017). Namun demikian, kepada subjek yang berstatus sebagai
karyawan dengan status kerja kontrak, karyawan tetap agar mempertahankan
biasanya masih memiliki keinginan untuk OCBnya sehingga pelayanan masyarakat
tetap lanjut dalam pekerjaannya dan diangkat tetap terjaga kualitasnya dan para pasien
menjadi karyawan tetap, oleh sebab itu mendapatkan pelayanan yang terbaik. Bagi
biasanya karyawan kontrak menunjukkan subjek juga untuk tetap mempertahankan
OCB nya dengan lebih baik. keterikatan dan komitmennya sehingga dapat
Lebih lanjut, pada kategori berdasarkan tercipta perasaan dan keinginan untuk
masa bekerja karyawan, diketahui OCB lebih membantu pekerjaan yang berhubungan
tinggi pada karyawan yang memiliki usia dengan tujuan organisasi.
kerja selama lebih dari 20 tahun. Hal ini
dimungkinkan karena karyawan yang bekerja DAFTAR PUSTAKA
sudah lebih lama di Puskesmas tersebut sudah Ahmed, N., Rasheed, A., & Jehanzeb, K.
lebih mengetahui iklim dan budaya organisasi (2012). An exploration of predictors of
di Puskesmas tempatnya bekerja tersebut dan organizational citizenship behaviour
dapat mengatasi segala kemungkinan yang and its significant link to employee
terjadi. Seperti yang dikatakan oleh Robbins engagement. International Journal of
dan Judge (2013) bahwa semakin lama masa Business, Humanities and Technology,
jabatan seseorang menunjukkan suatu hubungan 2(4), 99-106.
positif dengan produktifitas kerjanya. Albdour, A. A., & Altarawneh, I. I. (2014).
Work engagement and organizational
SIMPULAN DAN SARAN commitment: Evidence from Jordan.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap International Journal of Business,
hipotesis penelitian diperoleh bahwa ketiga 19(2), 192-212.
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini Aldag, R., & Resckhe, W. (1997). Employee
diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat value added. New York: Center for
pengaruh positif yang sangat signifikan dari Organizational Effectiveness Inc.

Ayuningsih, Work Engagement, Komitmen … 97


Allen, N. J., & Meyer, J. P. (1990). The Clarke, H. M. (2016). Gender and
measurement and antecedents of organizationa citizenship behavior:
affective, continuance and normative The performance and evaluation of
commitment to the organization. Journal gender-typed organizational citizenship
of Occupational Psychology, 63, 1-18. behaviors. Unpublished dissertation.
Ariani, W. (2014). Relationship leadership, St. John: Memorial University of
employee engagement, and Newfoundland.
organizational citizenship behavior. Dhondt, S., Pot, F. D., & Kraan, K. O.
International Journal of Business and (2014). The importance of
Social Research, 4(8), 74-90. organizational level decision latitude
Babcock-Roberson, M. E., & Strickland, O. J. for well-being and organizational
(2010). The relationship between commitment. Team Performance
charismatic leadership, work Management, 20(7/8), 307-327. doi:
engagement, and organization 10.1108/tpm-03-2014-0025
citizenship behavior. Journal of Dulagil, A. (2012). The relationship of
Psychology, 144(3), 313-326. doi: doi: employee engagement and wellbeing to
10.1080/00223981003648336 organisational and student outcomes.
Bakker, A., Albrecht, S. L., & Leiter, M. P. Research online. SBS HDR Student
(2011). Key questions regarding work Conference Paper 1.
engagement. European Journal of Fadhilah, L. U. M. (2014). Hubungan antara
Work and Organizational Psychology, keterikatan kerja dengan
20, 4-28. organizational citizenship behavior di
https://doi.org/10.1080/1359432X.2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta.
.485352 Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta:
Bismala, L. (2019). Factors effecting Fakultas Psikologi Universitas
organizational citizenship behavior: A Muhammadiyah Surakarta.
literature review. ICEMAB Proceeding. Fisk, G. M., & Friesen, J. P.
doi: 10.4108/eai.8-10-2018.2288740 (2012). Perceptions of leader emotion
Book, L., Gatling, A., & Kim, J. (2019). The regulation and LMX as predictors of
effects of leadership satisfaction on followers’ job satisfaction and
employee engagement, loyalty, and organizational citizenship behaviors.
retention in the hospitality industry. The Leadership Quarterly, 23(1), 1-
Journal of Human Resources in 12. doi: 10.1016/j.leaqua.2011.11.001
Hospitality & Tourism, 1-26. doi: George, C., Omuudu, O. S., & Francis, K.
10.1080/15332845.2019.1599787 (2020). Employee engagement: a

98 Jurnal Psikologi Volume 14 No.1, Juni 2021


mediator between organizational customer organisational citizenship
inducements and industry loyalty behaviour in emerging markets. Gender
among workers in the hospitality in Management: An International
industry in Uganda. Journal of Human Journal, 32(8), 503-517. doi:
Resources in Hospitality & Tourism, 1- 10.1108/gm-01-2017-0009
32. doi: Jafari, P., & Bidarian, S. (2012). The
10.1080/15332845.2020.1702869 relationship between organizational
Handayani, D. A. (2015). Hubungan antara justice and organizational citizenship
work engagement dengan behavior. Procedia Social and
organizational citizenship behavior Behavioral Sciences, 47, 1815-1820.
pada karyawan kontrak. Skripsi (tidak https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.0
diterbitkan). Jakarta: Psikologi 6.905
Universitas Gunadarma. Jaros, S. (2007). Meyer and Allen model of
Harter, J., Schmidt, F., & Hayes, T. (2002). organizational: Measurement issues.
Business-unit-level relationship The Icfal Journal of Organizational
between employee satisfaction, Behavior, 6(4), 1-25.
employee engagement, and business Kuok, A. C. H., & Taormina, R. J. (2017).
outcomes. Journal of Applied Work engagement: Evolution of the
Psychology, 87(2), 268-279. concept and a new inventory.
https://doi.org/10.1037/0021- Psychological Thought, 10(2), 262-
9010.87.2.268 287. doi: 10.5964/psyct.v10i2.236
Hazzi, O. A. (2018). Organizational Luthans, F. (2006). Perilaku organisasi. Edisi
citizenship behavior: A holistic review. Sepuluh. Yogyakarta: ANDI
Global Encyclopedia of Public Mauritz, A. V. R. P. (2012). Employee age
Administration, Public Policy, and and organizational citizenship
Governance, 1-12. doi: 10.1007/978-3- behavior: An empirical study on the
319-31816-5_3677-1 influence of occupational future time
Hidayah, S., & Harnoto, H. (2018). Role of perspective. Unpublished thesis.
organizational citizenship behavior Tilburg: Tilburg University.
(OCB), perception of justice and job May, D. R., Gilson, R. L., & Harter, L. M.
satisfaction on employee performance. (2004). The psychological conditions
Jurnal Dinamika Manajemen, 9(2), of meaningfulness, safety and
170-178. availability and the engagement of the
Ho, J. S. Y., Gaur, S. S., Chew, K. W., & human spirit at work. Journal of
Khan, N. (2017). Gender roles and Occupational and Organizational

Ayuningsih, Work Engagement, Komitmen … 99


Psychology, 77(1), 11– https://doi.org/ 10.1007/978-981-287-
37. https://doi.org/10.1348/0963179043 082-7_196
22915892 Organ, D. W., & Ryan, K. (1995). A meta-
Mehboob, F., & Bhutto, N. (2012). Job analytic review of attitudinal and
satisfaction as a predictor of dispositional predictors of
organizational citizenshipbehavior a organizational citizenship behavior.
study of facultymembers at business Personnel Psychology, 48(4), 775-802.
institutes. Interdiciplinary Journal of https://doi.org/10.1111/j.1744-
Contemporary Research in Business, 6570.1995.tb01781.x
3(9), 1447-1455. Purnami, R. S. (2103). Pengaruh kepuasan
Mohammad, J., Quoquab, F., & Omar, R. kerja dan komitmen organisasi
(2016). Factors effecting organizational terhadap perilaku kewargaan
citizenship behavior among Malaysian organisasional serta implikasinya
bank employees: The moderating role terhadap kinerja pegawai administrasi
of Islamic work ethic. Procedia Social Politeknik Komputer Niaga LPKIA
and Behavioral Sciences, 224, 562-570. Bandung. Jurnal Ilmu Manajemen &
doi: 10.1016/j. sbspro.2016.05.440 Bisnis, 4(1), 1-15.
Mohsin, F. H. (2015). The linkage between Rahmawati, T., & Prasetya, A. (2017).
career growth, work engagement, and Analisis faktor-faktor yang
organizational citizenship behavior: An mempengaruhi organizational
insight. International Journal of citizenship behavior (OCB) pada
Scientific and Research Publications, karyawan tetap dan karyawan kontrak
5(5), 1-4. (studi pada karyawan Pizza Hut kota
Nguyen, T. N. T., Bui, T. H. T., & Nguyen, T. Malang). Jurnal Administrasi Bisnis,
H. H. (2020). Improving employees’ 48(1), 97-106.
proactive behaviors at workplace: The Robbins, S., & Judge, T. (2013).
th
role of organizational tactis and work Organizational behavior (5 edition).
engagement. Journal of Human New Jersey: Prentice Hall
Behavior in the Social Environment, 1- Rose, K. (2012). Organizational citizenship
16. https://doi.org/10.1080/ behavior in higher education:
10911359.2020.1803172 Examining the relationships between
O’Driscoll, M. P., & Roche, M. (2017). Age, behavior and performance outcomes
organizational citizenship behavior, for individuals and institutions.
counterproductive work behaviors. Unpublished dissertation. Fayetteville:
Encyclopedia of Geropsychology. University of Arkansas.

100 Jurnal Psikologi Volume 14 No.1, Juni 2021


Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2003). Tsai, M. S., & Tsai, M. C. (2017). The
The Utrecht Work Engagement Scale influence of loyalty, participation, and
(English Version). Utrecht: Utrecht obedience on organizational citizenship
University. behavior. International Journal of
Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2004). Job Business and Economic Affairs, 2(1),
demands, job resources and their 67-76. doi: 10.24088/IJBEA-2017-21009
relationship with burnout and Unam, A. O., Adim, C. V., & Adubasim, E. I.
engagement: A multy sample study. (2018). Employee loyalty and
Journal of Organizational Behavior, organizational citizenship behavior in
25, 293-315. doi: 10.1002/job.248 the port harcourt area command of the
Simosi, M., & Xenikou, A. (2010). The role Nigeria Police Force. International
of organizational culture in the Journal of Business, Economics and
relationship between leadership and Management, 5(6), 135-145.
organizational commitment: An Wahyuni, E. E. (2006). Kontribusi zuhud dan
empirical study in a Greek emotional intelligence terhadap
organization. The International Journal organizational citizenship behavior
of Human Resource Management, bagi karyawan RSU Bhakti Asih,
21(10), 1598-1616. doi: Karang Tengah Tangerang. Tesis
10.1080/09585192.2010.500485 (tidak diterbitkan). Jakarta: Universitas
Singh, S. K., & Singh, A. P. (2009). Interplay Indonesia.
of organizational justice, psychological Zeinabadi, H. (2010). Job satisfaction and
empowerment, organizational organizational commitment as
citizenship behavior, and job antecedents of organizational
satisfaction in the context of circular citizenship behavior (OCB) of teachers.
economy, Management Decision, Procedia Social and Behavioral
57(4), 937- Sciences, 5, 998-1003.
952. https://doi.org/10.1108/MD-09- https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.0
2018-0966 7.225

Ayuningsih, Work Engagement, Komitmen … 101

Anda mungkin juga menyukai