Peran Dukungan Organisasi Yang Dirasakan Karyawan
Sebagai Mediator Pengaruh Keadilan Prosedural
Terhadap Perilaku Kewarganegaraan Organisasi
Fatdina
Program Studi Psikologi
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
(fatdina_psikologi@yahoo.com)
Abstract effect = ‐0,11).
Keywords: organizational citizenship beha‐
This study was aimed to identify the vior, procedural justice, and per‐
influence of procedural justice toward ceived organizational support.
organizational citizenship behavior through
perceived organizational support as media‐
tor. The hypothesis posed in this study were Saat ini organisasi telah mengalami
procedural justice positively influenced banyak perubahan akibat perubahan
perceived organizational support and proce‐ lingkungan stratejik yang tampak dari
dural justice positively influenced organiza‐ mulai adanya perubahan sistem
tional citizenship behavior through perceived pengelolaan organisasi agar tetap dapat
organizational support as mediator. mencapai efektivitas dan efisiensi.
This study used random sampling. The Pengelolaan organisasi yang berubah ini
subjects of this study were 96 nurses of Dr. tentu saja melibatkan sumber daya
Soeradji Tirtonegoro hospital in Klaten, manusia yang merupakan penentu
Central Java. Data were collected based on langkah sebuah organisasi. Sumber daya
three scales, i.e. procedural justice, perceived manusia yang berkualitas dan memiliki
organizational support, and organizational kemampuan serta performansi kerja
citizenship behavior scales. Structural yang bagus, akan mendukung kinerja
equation model was used to analyze data. suatu organisasi dalam menghadapi
The results indicated that procedural persaingan dengan organisasi kerja lain.
justice had very significant and positive Betapapun canggihnya peralatan dan
effect on perceived organizational support mesin‐mesin dalam berproduksi, jika
(direct effects = 0,44), whereas procedural tidak didukung oleh sumber daya
justice had negative effect on organizational
manusia yang berkualitas, maka sudah
citizenship behavior through perceived
pasti hasil yang dicapai tidak akan
organizational support as mediator (indirect
maksimal.
JURNAL PSIKOLOGI 1
FATDINA
Faktor sumber daya manusia kini cukup pesat akibat dampak globalisasi.
telah menjadi fokus perhatian bagi dunia Rumah sakit merupakan organisasi yang
kerja. Dewasa ini, keberhasilan dan memberikan jasa pelayanan kesehatan
kesuksesan sebuah organisasi sangat pada publik yang harus terus‐menerus
bergantung pada kualitas sumber daya ditingkatkan pelayanannya hingga me‐
manusianya. Perusahaan yang sukses nuju pelayanan prima, yaitu pelayanan
adalah perusahaan yang mampu yang customer oriented atau customer focus
mengelola sumber daya manusianya (Susilawati, 2005).
dengan baik. Pelayanan kesehatan pada masa
Sumber daya manusia, terutama kini sudah merupakan industri jasa
pada organisasi yang bergerak di bidang kesehatan utama dimana setiap rumah
jasa, telah menjadi faktor utama dalam sakit bertanggung jawab terhadap
keberhasilan pencapaian tujuannya. Hal penerima jasa pelayanan kesehatan,
ini semakin nyata pada organisasi yang yaitu pasien. Keberadaan dan kualitas
secara langsung berinteraksi dengan pelayanan kesehatan yang diberikan
konsumen yang membutuhkan jasa ditentukan oleh nilai‐nilai dan harapan
tersebut. Pada organisasi rumah sakit, dari pasien tersebut. Dalam rangka me‐
misalnya, para pasien secara langsung ningkatkan pelayanan kesehatan kepada
merasakan pelayanan atau jasa yang pasien, maka kualitas dari pelayanan itu
diberikan oleh organisasi melalui para haruslah mampu memberikan kepuasan
karyawannya. Hal‐hal yang dilihat dan kepada pasien.
dirasakan oleh konsumen menggam‐ Kesuksesan sebuah organisasi se‐
barkan kualitas pelayanan mereka dan perti rumah sakit dalam memberikan
juga kualitas rumah sakit tersebut. pelayanan kesehatan yang prima bukan‐
Pelayanan yang menyeluruh tidak lah semata‐mata merupakan hasil
hanya muncul dari kontribusi‐kontribusi kontribusi individu seperti yang telah
individual para karyawan. Keterpaduan ditargetkan oleh organisasi tersebut
antar semua komponen sangat dibu‐ karena cara pandang ini telah menekan
tuhkan untuk mencapai kualitas yang fleksibilitas dan mematok kreativitas
maksimal. Selain itu, perilaku untuk karyawan. Padahal di era penuh per‐
saling membantu, mendukung rekan saingan ini perusahaan dituntut untuk
kerja, dan bertanggung jawab secara tidak kaku dalam menghadapi peru‐
menyeluruh pada organisasi, meski bahan dan perkembangan lingkungan
bukan merupakan tugas yang telah luar yang sangat cepat.
digariskan, sangat menentukan kinerja Sebuah organisasi seperti rumah
organisasi. sakit pemerintah saat ini tidak bisa
Dewasa ini, organisasi rumah sakit hanya mengandalkan pada perilaku‐
telah mengalami perkembangan yang perilaku karyawan yang sudah ditetap‐
2 JURNAL PSIKOLOGI
PERAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN KARYAWAN
kan dalam deskripsi tugas namun juga Para perawat dapat dengan suka‐
perlu memberikan perhatian pada rela melakukan aktivitas‐aktivitas kerja
aktivitas‐aktivitas pendukung lain yang yang melebihi tugas‐tugas pekerjaan
tidak disebutkan secara rinci dalam yang telah ditetapkan, seperti: mem‐
deskripsi tugas karyawan. Perilaku‐ berikan pelayanan ekstra pada pasien di
perilaku kerja karyawan yang melebihi saat‐saat pasien sangat membutuhkan,
kewajiban‐kewajiban formal sangat perawat juga bisa membimbing ritual
membantu organisasi untuk lebih keagamaan sesuai dengan keyakinan
efektif. pasien, dan dalam kondisi sakaratul
Kinerja karyawan akhirnya tidak maut perawat berkewajiban mengan‐
lagi hanya difokuskan pada perilaku in‐ tarkan klien agar wafat dengan damai
role tetapi juga pada perilaku extra‐ dan bermartabat. Selain itu, pada situasi
rolenya. Perilaku extra‐role inilah yang dan kondisi tertentu terkadang perawat
disebut sebagai Perilaku Kewarganega‐ juga harus bertukaran shift kerja dengan
raan Organisasi (Smith, Organ, & Near, rekan perawat yang lain dan bahkan
1983). Apabila kinerja in‐role (task duties) harus menggantikan rekannya dalam
mendukung sisi teknis pencapaian menjalankan tugas pekerjaannya.
tujuan, misalnya mengubah bahan Istilah Perilaku Kewarganegaraan
mentah menjadi produk, maka perilaku Organisasi (PKO) didefinisikan oleh
kewarganegaraan organisasi justru Organ pada tahun 1988 sebagai perilaku
mendukung penciptaan lingkungan individual yang dengan kebebasan
sosial dan psikologis organisasi yang untuk menentukan atau memilih, tidak
kemudian mempengaruhi sisi teknis secara langsung atau eksplisit diakui
tersebut (Organ, 1997). oleh sistem reward formal, dan dalam
Di dalam organisasi rumah sakit, keseluruhannya memajukan fungsi
salah satu sumber daya manusia yang efektif organisasi. Menurut Organ, PKO
sangat penting dalam meningkatkan ini dapat ditujukan pada organisasi atau
kinerja rumah sakit adalah perawat. individu (Bolon, 1997). Perilaku individu
Perawat merupakan salah satu profesi yang tergolong kemauan pribadinya dan
yang selalu berhubungan dan berinte‐ bermanfaat secara organisasional ini
raksi langsung dengan pasien, baik itu bersifat di luar peran (extra‐role) (DiPaola
pasien sebagai individu, keluarga, & Hoy, 2005).
maupun masyarakat. Oleh karena itu, Organ (1997) menegaskan pula
pihak rumah sakit perlu memunculkan bahwa PKO merupakan pelaksanaan
perilaku kewarganegaraan organisasi di tugas yang mendukung lingkungan so‐
kalangan perawat yang berperan sangat sial dan psikologis tempat pelaksanaan
vital dalam memberikan pelayanan tugas tersebut terjadi. Perilaku semacam
kesehatan pada para pasien. ini menurut Bateman dan Organ
JURNAL PSIKOLOGI 3
FATDINA
dikatakan untuk ”melumasi mesin sosial kerja baru dan memberi waktu secara
organisasi” (DiPaola & Hoy, 2005). Jadi bebas pada orang lain.
dapat dikatakan bahwa PKO menekan‐ b. Berhati‐hati, yaitu: melakukan hal‐hal
kan pada kontrak sosial antara individu yang bermanfaat bagi organisasi.
dengan orang lain (rekan kerjanya) dan Misal: datang tepat waktu, mematuhi
antara individu dengan organisasi yang aturan, menggunakan waktu secara
biasanya dibandingkan dengan perilaku efisien, dan melaksanakan tugas
in‐role yang mendasarkan pada ”kinerja melebihi pengharapan minimum.
terbatas” yang disyaratkan oleh organi‐
c. Kesopanan, yaitu: kecenderungan
sasi (DiPaola & Hoy, 2005).
untuk berusaha mencegah terjadinya
Smith, Organ, dan Near (1983) masalah antar individu yang ber‐
mengemukakan bahwa oleh karena PKO kaitan dengan pekerjaan. Misal:
melebihi persyaratan peran formal, hal pemberitahuan sebelumnya, surat
ini tidak mudah dilaksanakan atau dija‐ peringatan, dan menyampaikan
lankan dengan ancaman sangsi. informasi yang tepat.
Lagipula, PKO tidak mudah ditentukan
d. Kebajikan, yaitu: melibatkan diri
oleh pola insentif individual karena
dalam organisasi secara bertanggung
perilaku tersebut hampir sering tidak
jawab dan perhatian serta peduli
terlihat, sulit diukur, mungkin menyum‐
dengan kehidupan dalam organisasi.
bang lebih pada kinerja orang lain
Misal: melayani dalam komite dan
daripada kinerja diri sendiri, dan bahkan
melakukan fungsinya secara sukarela.
mungkin memiliki pengaruh dari
mengorbankan beberapa bagian dari e. Sportif, yaitu: menghargai keadaan di
output individual seseorang. Selain itu, tempat kerja yang kurang ideal tanpa
menurut Moorman dan Blakely, sifat mengeluh. Misal: menghindari
dasar PKO yang sukarela menyebabkan mengeluh dan merengek.
para manajer memiliki kesulitan mem‐ Kerangka kerja lima dimensi Organ
peroleh PKO atau menghukum ketia‐ tersebut paling banyak digunakan dalam
daan PKO melalui penetapan berdasar‐ penelitian‐penelitian empiris, seperti:
kan perjanjian dan reward formal Lam, Hui, & Law, 1999; Rioux & Penner,
(Williams, Pitre, & Zainuba, 2002). 2001; Diefendorff, dkk, 2002; Hui, Lee, &
Pada tahun 1988, Organ mengkla‐ Rousseau, 2004. Hal ini dikarenakan
sifikasikan PKO yang meliputi dimensi‐ kerangka kerja Organ tersebut memiliki
dimensi PKO sebagai berikut: sejarah yang panjang dan telah
dibuktikan melalui berbagai studi
a. Altruisme, yaitu: perilaku membantu
empiris bahwa dalam rentang waktu
yang ditujukan pada individu‐indi‐
tersebut pengelompokan ke dalam
vidu tertentu. Misal: membantu rekan
faktor‐faktor perilaku ini bermanfaat
4 JURNAL PSIKOLOGI
PERAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN KARYAWAN
pada berbagai situasi dan organisasi yang akurat, keterwakilan, dapat diper‐
(LePine, Erez, & Johnson, 2002). baiki, dan etika (Colquitt, 2001). Jika
Faktor‐faktor yang mempengaruhi kriteria‐kriteria proses tersebut ditegak‐
Perilaku Kewarganegaraan Organisasi, kan, maka prosedur juga akan berjalan
meliputi: kepuasan kerja, keadilan pro‐ dengan baik atau adil. Suatu prosedur
sedural, komitmen organisasi, dukungan yang dirasakan adil akan menyebabkan
organisasi yang dirasakan karyawan, individu bereaksi secara lebih positif
iklim organisasi, dan jenis kelamin. terhadap penghasilan daripada merasa
Penelitian yang dilakukan oleh Schappe tidak adil. Proses yang adil sangat
(1998) dan Moorman, Blakely, dan penting karena hal itu akan memuaskan
Niehoff (1998) menemukan bahwa peni‐ orang untuk terlibat bahkan bila peng‐
laian karyawan terhadap keadilan berba‐ hasilannya tidak memuaskan (Tyler,
gai kebijakan atau peraturan perusahaan Degoey, & Smith, 1996).
juga ikut mempengaruhi PKO. Karya‐ Leventhal dalam tulisannya pada
wan yang merasa diperlakukan secara tahun 1980 menyatakan bahwa keadilan
adil oleh perusahaan dalam hal pera‐ prosedural dapat dinilai dengan mem‐
turan atau kebijakannya, maka akan bandingkan suatu proses pengalaman
meningkat PKO‐nya. Begitu pula seba‐ pada keseluruhan aturan‐aturan prose‐
liknya, karyawan yang merasa diperla‐ dural secara umum. Leventhal meng‐
kukan tidak adil akan semakin menurun identifikasi enam aturan pokok dalam
PKO‐nya. keadilan prosedural yang terdiri dari:
Begitu pula dengan dukungan a. Konsistensi, yaitu: prosedur diterap‐
organisasi; semakin positif persepsi kan secara konsisten pada semua
karyawan terhadap dukungan organisa‐ orang dan waktu. Ketika diterapkan
si, maka akan semakin tinggi intensitas pada semua orang, peraturan yang
PKO. Karyawan akan rela memberikan konsisten memerintahkan bahwa
kinerja terbaiknya di luar tugas‐tugas prosedur‐prosedur yang mirip
resminya karena merasa bahwa organi‐ hendaknya diterapkan pada semua
sasi memberikan dukungan atau hal‐hal penerima upah, dan keuntungan
yang mereka harapkan. istimewa hendaknya tidak diberikan
Menurut Thibaut dan Walker kea‐ pada siapapun. Ketika diterapkan
dilan prosedural berkembang melalui pada semua waktu, peraturan yang
pengaruh selama proses pengambilan konsisten memerintahkan bahwa
keputusan atau pengaruh di luar hasil prosedur‐prosedur hendaknya dijaga
atau dengan mengikuti kriteria proses untuk tetap stabil, paling sedikit di
yang adil seperti yang dikemukakan atas jangka waktu pendek.
oleh Leventhal, dkk yang meliputi:
konsistensi, tidak memihak, informasi
JURNAL PSIKOLOGI 5
FATDINA
b. Tidak memihak, yaitu: pengambilan sasi secara umum menghargai dedikasi
keputusan bersifat netral, tidak ada dan loyalitas karyawan sebagai bentuk
unsur kepentingan pribadi. komitmen karyawan terhadap organi‐
c. Informasi yang akurat, yaitu: prose‐ sasi, maka para karyawan secara umum
dur didasarkan pada informasi yang juga memperhatikan bagaimana komit‐
baik dan teliti. Informasi dan pen‐ men yang dimiliki organisasi terhadap
dapat harus dikumpulkan dan mereka. Penghargaan yang diberikan
diproses dengan kesalahan semini‐ oleh organisasi dapat dianggap mem‐
mum mungkin. berikan keuntungan bagi karyawan,
seperti adanya perasaan diterima dan
d. Dapat diperbaiki, yaitu: mempertim‐
diakui, memperoleh gaji dan promosi,
bangkan prosedur‐prosedur yang
mendapatkan akses‐akses informasi,
ada untuk memperbaiki hasil yang
serta bentuk‐bentuk bantuan lain yang
salah.
dibutuhkan karyawan untuk dapat
e. Keterwakilan, yaitu: semua sub ke‐ menjalankan pekerjaannya secara efektif.
lompok dalam populasi mempunyai Terdapatnya norma timbal balik ini
peran dalam pembuatan keputusan. menyebabkan karyawan dan organisasi
f. Etis, yaitu: setiap individu menjun‐ harus saling memperhatikan tujuan‐
jung tinggi standar etika dan moral. tujuan yang ada dalam hubungan kerja
tersebut (Rhoades & Eisenberger, 2002).
Dukungan organisasi yang dirasa‐
kan karyawan yang juga berperan Eisenberger, dkk (1986) mengemu‐
penting terhadapa PKO memiliki defini‐ kakan dua aspek untuk mengetahui
si keyakinan umum karyawan mengenai kondisi dukungan organisasi yang dira‐
sejauh mana organisasi menghargai sakan karyawan. Kedua aspek tersebut
kontribusi dan peduli terhadap kesejah‐ adalah: penghargaan organisasi terha‐
teraan karyawan (Eisenberger, dkk, dap kontribusi karyawan dan perhatian
1986). Dukungan organisasi yang organisasi terhadap kesejahteraan karya‐
dirasakan karyawan ini dinilai sebagai wan. Menurut Rhoades dan Eisenberger
kepastian akan tersedianya bantuan dari (2002), terdapat tiga bentuk umum
organisasi ketika bantuan tersebut perlakuan dari organisasi yang dianggap
dibutuhkan untuk mendukung pelaksa‐ baik dan akan dapat meningkatkan
naan tugas karyawan agar dapat berja‐ dukungan organisasi yang dirasakan
lan secara efektif serta untuk mengha‐ karyawan, yaitu:
dapi situasi‐situasi yang mengandung a. Keadilan. Faktor keadilan di sini
tekanan (Rhoades & Eisenberger, 2002). adalah keadilan prosedural yang
Dukungan organisasi dapat juga menyangkut masalah keadilan
dipandang sebagai komitmen organisasi mengenai cara yang seharusnya
pada karyawan. Apabila pihak organi‐ digunakan untuk mendistribusikan
6 JURNAL PSIKOLOGI
PERAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN KARYAWAN
JURNAL PSIKOLOGI 7
FATDINA
8 JURNAL PSIKOLOGI
PERAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN KARYAWAN
JURNAL PSIKOLOGI 9
FATDINA
Konsistensi
Tidak Memihak
Info Akurat
Keadilan
Prosedural
Dapat Diperbaiki
Keterwakilan
Etis
Penghargaan atas
Dukungan Kontribusi Karyawan
Organisasi yang
Dirasakan
Karyawan Perhatian atas
Kesejahteraan Karyawan
Altruisme
PKO Berhati‐hati
Kesopanan
Kebajikan
10 JURNAL PSIKOLOGI
PERAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN KARYAWAN
Konsistensi
Tidak Memihak
Info Akurat
Keadilan
Prosedural Dapat Diperbaiki e4
Keterwakilan e5
.44
Etis
.19
Penghargaan atas
Dukungan Kontribusi Karyawan
-.03
Organisasi yang
Dirasakan
Perhatian atas Kese‐
Karyawan
jahteraan Karyawan
e14 ‐.25
.30
.07 Altruisme
PKO Berhati‐hati
e13 Kesopanan
Kebajikan
.45
Gambar 2. Model Analisis Persamaan Struktural Peran Dukungan Organisasi yang
Dirasakan Karyawan sebagai Mediator Pengaruh Keadilan Prosedural
terhadap Perilaku Kewarganegaraan Organisasi yang Sesuai (fit) dengan
Data Empiris
Hasil analisis tersebut menunjukkan ternyata juga menunjukkan tingkat
probabilitas (p) lebih besar dari batas penerimaan yang cukup memenuhi sya‐
penerimaan taraf signifikansi 5 % (p > rat sehingga model diterima.
0,05). Hal ini berarti tidak ada perbedaan Berdasarkan hasil standardized direct
antara model teoritis dan data empiris. effects, standardized direct effects keadilan
Indeks lainnya, seperti GFI dan RMSEA, prosedural terhadap dukungan organi‐
JURNAL PSIKOLOGI 11
FATDINA
sasi yang dirasakan karyawan sebesar secara tidak langsung melalui mediator
0,44 dan p = 0,003 (p < 0,01). Hal ini dukungan organisasi yang dirasakan
berarti: keadilan prosedural berpenga‐ karyawan. Dengan demikian, total effects
ruh positif secara sangat signifikan keadilan prosedural terhadap perilaku
terhadap dukungan organisasi yang kewarganegaraan organisasi sebesar 0,14
dirasakan karyawan sebesar 0,44 (44 %). (14 %).
Oleh karena itu, hipotesis pertama Hasil dari modification indices dalam
diterima. Standardized direct effects du‐ model menunjukkan bahwa error varia‐
kungan organisasi yang dirasakan bel mediator dukungan organisasi yang
karyawan terhadap perilaku kewargane‐ dirasakan karyawan berkorelasi dengan
garaan organisasi sebesar –0,25 dan p = error faktor keterwakilan dari variabel
0,126 (p > 0,05). Hasil tersebut menun‐ bebas keadilan prosedural sebesar 0,30
jukkan bahwa dukungan organisasi (30%). Error variabel tergantung perilaku
yang dirasakan karyawan ternyata ber‐ kewarganegaraan organisasi berkorelasi
pengaruh negatif tetapi tidak signifikan dengan error faktor dapat diperbaiki dari
terhadap perilaku kewarganegaraan variabel bebas keadilan prosedural
organisasi. sebesar 0,45 (45 %).
Standardized direct effects keadilan Berdasarkan hasil analisis data di
prosedural terhadap perilaku kewarga‐ atas, menunjukkan bahwa keadilan
negaraan organisasi adalah sebesar –0,03 prosedural berpengaruh positif yang
dan p = 0,837 (p > 0,05). Hal ini berarti: sangat signifikan terhadap dukungan
keadilan prosedural berpengaruh negatif organisasi yang dirasakan karyawan
tetapi tidak signifikan terhadap perilaku yang berarti semakin tinggi keadilan
kewarganegaraan organisasi. Jika dilihat prosedural maka akan semakin tinggi
dari hasil standardized indirect effects, pula dukungan organisasi yang dirasa‐
pengaruh keadilan prosedural terhadap kan karyawan. Hasil ini sesuai dengan
perilaku kewarganegaraan organisasi penelitian yang dilakukan oleh Rhoades
melalui mediator dukungan organisasi dan Eisenberger (2002). Menurut mere‐
yang dirasakan karyawan adalah sebesar ka, terjadinya keadilan yang berulang‐
‐0,11 (11 %). Hasil ini menunjukkan ulang dalam membuat keputusan
bahwa ternyata pengaruh secara tidak mengenai distribusi sumber daya akan
langsung lebih besar daripada pengaruh memiliki pengaruh yang kuat terhadap
keadilan prosedural secara langsung dukungan organisasi yang dirasakan
terhadap perilaku kewarganegaraan karyawan yang ditunjukkan dengan
organisasi yang hanya sebesar ‐0,03 (3 adanya perhatian pada kesejahteraan
%). Dapat dikatakan bahwa hipotesis ke karyawan.
dua diterima. Pengaruh keadilan prose‐
Rhoades dan Eisenberger (2002)
dural terhadap perilaku kewargane‐
juga menambahkan bahwa ketika kepu‐
garaan organisasi lebih baik bila dilihat
12 JURNAL PSIKOLOGI
PERAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN KARYAWAN
tusan yang berkaitan dengan pekerjaan organisasi pada para karyawan. Hal ini
berdasar pada informasi yang teliti dan ditunjukkan dari hasil analisis pengaruh
ketika mekanisme berpendapat karya‐ langsung (direct effect) keadilan prose‐
wan dilibatkan (yaitu: keadilan prose‐ dural terhadap perilaku kewarganega‐
dural), hal itu sangat jelas menciptakan raan organisasi sebesar –0,03 (p > 0,05)
kesan yang kuat bahwa organisasi dan pengaruh langsung (direct effect)
menghargai kontribusi dan peduli pada dukungan organisasi yang dirasakan
kesejahteraan karyawan. Menurut Eisen‐ karyawan terhadap perilaku kewargane‐
berger, dkk (1986), tindakan‐tindakan garaan organisasi sebesar –0,25 (p >
yang diambil organisasi dalam 0,05). Hasil analisis ini menunjukkan
hubungannya dengan karyawan dapat bahwa keadilan prosedural berpengaruh
dipandang sebagai tindakan yang penuh negatif terhadap perilaku kewarganega‐
kebijaksanaan dan mencerminkan suatu raan organisasi namun tidak signifikan;
evaluasi positif yang dilakukan organi‐ begitu pula dengan dukungan organisasi
sasi terhadap dukungan organisasi yang yang dirasakan karyawan yang juga
dirasakan karyawan untuk ditingkatkan. berpengaruh negatif terhadap perilaku
Dengan demikian, sepanjang masa kewarganegaraan organisasi namun
kerja individu dengan organisasi, indi‐ tidak signifikan.
vidu akan membentuk suatu pandangan Hasil penelitian ini didukung oleh
terhadap dukungan organisasi yang hasil penelitian Moorman (1991) yang
dirasakannya berdasar pada sebuah seja‐ menjelaskan bahwa tidak ada pola
rah panjang pertimbangan keputusan‐ hubungan signifikan antara prosedur
keputusan yang dibuat oleh organisasi formal (yaitu: dimensi struktural kea‐
yang mengiringi penerapan prosedur‐ dilan prosedural) dan satu pun dari
prosedur yang adil dalam organisasi. dimensi perilaku kewarganegaraan
Oleh karena itu, Wayne, dkk (2002) organisasi. Menurut Moorman (1991),
menyatakan bahwa organisasi yang kesan para karyawan mengenai keadilan
ingin meningkatkan dukungan organi‐ dalam interaksi mereka dengan atasan
sasi yang dirasakan karyawan dapat diperlihatkan melalui lebih banyaknya
memperlihatkan penerapan prosedur informasi yang disampaikan pada
yang adil secara efektif. mereka mengenai kepercayaan dan
Berdasarkan hasil analisis yang keadilan daripada ada atau tidak adanya
menghubungkan keadilan prosedural prosedur yang adil. Melalui interaksi
dan dukungan organisasi yang dirasa‐ semacam itu, seorang karyawan dapat
kan karyawan dengan perilaku kewar‐ secara mudah percaya bahwa organisasi
ganegaraan organisasi, ternyata kedua menganggap mereka penting.
variabel tersebut tidak mendorong Tidak adanya pengaruh yang signi‐
munculnya perilaku kewarganegaraan fikan antara dukungan organisasi yang
JURNAL PSIKOLOGI 13
FATDINA
14 JURNAL PSIKOLOGI
PERAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN KARYAWAN
JURNAL PSIKOLOGI 15
FATDINA
16 JURNAL PSIKOLOGI
PERAN DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN KARYAWAN
Setton, R. P., Bennett, N., & Liden, R. C. Group Procedures Matters: A Test of
(1996). Social Exchange in Organi‐ the Psychological Dynamics of the
zations: Perceived Organizational Group‐Value Model. Journal of
Support, Leader‐Member Exchange, Personality and Social Psychology. 70,
and Employee Reciprocity. Journal of 913‐930.
Applied Psychology. 81, 219‐227. Wayne, S. J., Shore, L. M., Bommer, W.
Smith, C. A., Organ, D. W., & Near, J. P. H., & Tetrick, L. E. (2002). The Role
(1983). Organizational Citizenship of Fair Treatment and Reward in
Behavior: Its Nature and Antece‐ Perceptions of Organizational Sup‐
dents. Journal of Applied Psychology. port and Leader‐Member Exchange.
68, 653‐663. Journal of Applied Psychology. 87, 590‐
Susilawati, L. A. (2005). Sebuah Perde‐ 598.
batan Panjang yang tak Kunjung Usai Williams, S., Pitre, R., & Zainuba, M.
Korporatisasi Rumah Sakit Pemerintah. (2002). Justice and Organizational
http://www.pikiran‐rakyat.com/ Citizenship Behavior Intentions: Fair
cetak/2005/0405/04/0801.htm Rewards versus Fair Treatment. The
Tyler, T., Degoey, P., & Smith, H. (1996). Journal of Social Psychology. 142, 33‐
Understanding Why the Justice of 44.
JURNAL PSIKOLOGI 17