BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan Rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut :
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengorganisasian
C. Manfaat Pengorganisasian
4
Dalam kasus pengorganisasian perusahaan, manfaat sosialisasi dapat kita
lihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi karyawan dan organisasi. Bagi
karyawan, sosialisasi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai yang
dimasuki, sehingga hal ini dapat membantu karyawan dalam membuat
keputusan yang tepat sesuai dengan situasi yang dihadapi. Selain itu,
sosialisasi budaya organisasi dapat memberikan manfaat bagi karyawan untuk
memudahkan mereka dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, pekerjaan
dan anggota organisasi yang lain, sehingga dapat menumbuhkan komitmen
karyawan terhadap organisasi yang pada akhirnya diharapkan akan dapat
meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
5
organisasi harus jelas dan rasional, apakah bertujuan untuk mendapatkan laba
(organisasi bisnis) ataukah untuk memberikan pelayanan (organisasi public).
Berikut merupakan salahsatu bagian penting dalam menetapkan struktur
organisasi. Dalam suatu organisasi (perusahaan) kesatuan ketujuan yag
dicapai. Organisasi secara menyeluruh dari tiap-tiap bagiannya harus
berusaha guna mencapai tujuan. Organisasi akan kacau bila tidak adanya
kesatuan tujuan. Pengaruh antar variabel ini (tujuan organisasi dan
perorganisasian) sudah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya diantaranya:
(NURASIAH, 2016),(ZEGA, 2021), (SAPUTRA, 2020).
Menurut beberapa para ahli Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan jasa
atau usaha kerja yang dapat diberikan dalam proses produksi. SDM dapat
dideskripsikan sebagai kualitas usaha yang dapat dilaksanakan oleh
seseorang dalam kurun waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.
(Sumarsono, 2006). Perencanaan sumber daya manusia adalah proses
pengkajian kebutuhan sumber daya manusia secara teratur untuk memastikan
bahwa beberapa karyawan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan
keahlian yang sudah ditetapkan pada saat diperlukan (Mondy R. a., 1995).
6
kuantitas sumber daya manusia perusahaan di masa yang akan datang.
Merancang sumber daya manusia secara efektif supaya seimbang dengan
kebutuhan perusahaan demi terwujudnya tujuan perusahaan. Perorganisasian
sumber daya manusia dilakukan semata-semata dengan tujuan organisasi
guna memaksimalkan performa, produktivitas meningkat, penetapan
kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan pembagian tugas dan
memakmurkan organisasi. Pengaruh antar variabel ini (manusia atau SDM dan
perorganisasian) sudah banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya diantaranya:
(MYS, Barusman dan MR Saputra,2013), (A Prayudi, 2018),( A Arifudin, S
Sudirman, M Andri 2017).
F. Struktur Organisasi
7
komunikasi dan koordinasi antar departemen jika tidak dielola dengan baik.
Struktur ini memiliki ciri-ciri seperti: pembagian berdasarkan fungsi, hirarki
yang jelas, Spesialisasi, koordinasi.
8
tentang jumlah tingkatan di dalam hirarki, tentang hak-hak atas pekerjaan,
tentangsiapa yang harus memberikan laporan langsung kepada presiden
direktur. Semua ini merupakan perubahan struktural. Diberlakukannya
sentralisasi ataupun desentralisasi terhadap struktur. Diperlonggar batasan
pekerjaan. Membuat batasan kembali terhadap bidang tanggungjawab.
Semua ini dilakukan untuk penyusunan kembali terhadap bagan organisasi.
Dan dengan melaksanakan hal-hal tersebut maka organisasi akan
menghasilkan perubahan perilaku.
9
menghubungkan langsung secara vertikal dari atasan ke bawahan.
Contoh: Rukun Tetangga (RT) dan Warung Makan.
2. Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization).
Bentuk organisasi lini dan staf pada dasarnya merupakan
kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Contoh:
Perusahaan Kecil dan Klinik
3. Bentuk Organisasi Fungsional.
Diciptakan oleh F.W. Taylor, bentuk organisasi ini disusun
berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan. Contoh:
Perusahaan Teknologi.
4. Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional.
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan
fungsional, biasanya diterapkan pada organisasi besar serta kompleks.
Contoh: Pabrik dan Rumah Sakit
5. Bentuk Organisasi Komite.
Suatu organisasi yang masing-masing anggota mempunyai
wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Contoh: Sekolah dan
organisasi sosial.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12