Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR DAN KULTURAL ORGANISASI

Ummul Quro

Manajemen Pendidikan Islam – Institut PTIQ Jakarta

(ummulquro1493@gmail.com)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan membahas struktur dan kultural organisasi. Metode penelitian ini

bersifat kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif melalui analisis teori serta

studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di dalam suatu

organisasi terdapat struktur dan budaya organisasi sebagai alat pencapaian tujuan

organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi, maka kita bisa melihat

pembagian kerja dan bagaimana fungsi, atau kegiatan yang berbeda bisa

dikoordinasikan dengan baik. Budaya organisasi yang kuat berperan penting dalam

membentuk standar perilaku individu bahkan dapat membentuk komitmen anggota

terhadap organisasi. Sebuah struktur akan tercipta akibat adanya nilai-nilai budaya

organisasi, dan nilai budaya organisasi sendiri tercipta sebagai hasil dari interaksi para

personil yang mengisi struktur organisasi. Hal inilah yang dalam hemat penulis

merupakan suatu siklus organisasional yang akan menjadikan organisasi selalu

berubah dan mengembangkan inovasi demi kemajuan organisasi tersebut. Tulisan ini

akan mendeskripsikan aspek-aspek yang menentukan desain struktur organisasi dan

lahirnya budaya organisasi.

ABSTRACT

This study aims to discuss the structure and culture of the organization. This research

method is qualitative by using descriptive method through theoretical analysis and

literature study. The results of this study can be concluded that in an organization there

is an organizational structure and culture as a means of achieving organizational goals.

With an organizational structure, we can see the division of labor and how different

functions, or activities can be well coordinated. A strong organizational culture plays an

1
important role in shaping individual standards of behavior and can even shape members'

commitment to the organization. A structure will be created as a result of the values of

organizational culture, and the value of organizational culture itself is created as a result

of the interaction of the personnel who fill the organizational structure. This is what in the

author's opinion is an organizational cycle that will make the organization always change

and develop innovations for the betterment of the organization. This paper will describe

the aspects that determine the design of organizational structures and the birth of

organizational culture.

Keyword : Organisasi, Struktur, Kultural

1. PENDAHULUAN

Dalam organisasi yang baik pasti terdapat hubungan yang baik di

dalamnya, baik secara internal maupun eksternal. Setiap organisasi pasti

memerlukan pengelolaan yang baik dan benar, agar tujuan dalam organisasi

dapat tercapai dengan maksimal. Tiap komponen dalam organisasi sangat

berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai kedepannya. Untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan dalam organisasi

diperlukan perencanaan program-program yang matang dan terarah.

Pengertian perencanaan sendiri merupakan dasar dalam merumuskan

tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga perencanaan memiliki

peran besar dalam pencapaian tujuan organisasi. Namun tidak mudah untuk

menjadikan organisasi berkembang dengan baik, maka dari itu yang diperlukan

Organisasi adalah keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non manusia

yang masing-masing memiliki fungsi dalam mencapai tujuan.

Organisasi adalah sistem yang terbuka seperti halnya sistem sosial. Sebab

organisasi mencakup orang dan tujuan-tujuan yang bergantung atas usaha

orang untuk mencapai kinerja, hasil, yang menjadi arah yang benar sebagai

2
sistem sosial. Sejalan dengan definisi di atas, David Cherrington juga

memberikan definisi organisasi yang kurang lebih sama sebagai berikut,

Organisasi adalah sistem sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur dan

yang didirikan oleh manusia serta beranggotakan sekelompok manusia dalam

rangka mencapai suatu tujuan tertentu.1 Sementara itu, Richard Daft

mendefinisikan organisasi dengan memberi tekanan pada karakter organisasi.

Definisi tersebut sebagai berikut, “Organisasi adalah sebuah identitas sosial

yang berorientasi pada tujuan dengan suatu sistem kegiatan yang terstruktur

dan mempunyai batas-batas yang bisa teridentifikasi.” 2

Dalam konteks organisasional, nilai dan norma yang dibakukan sebagai

ciri khas organisasi disebut budaya organisasi. Lahirnya suatu budaya tidak bisa

terlepas dari pribadi-pribadi sebagai anggota organisasi dan secara notabene

mereka merupakan orang-orang yang mengisi struktur organisasi. Robbins

menyatakan bahwa budaya organisasi berkaitan dengan cara karyawan

mempersepsikan karakteristik budaya organisasi. Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa budaya organisasi menunjukkan persepsi bersama yang

dianut oleh anggota organisasi.3

Dari beberapa definisi organisasi sebagaimana telah dijelaskan di atas,

dapat disimpulkan bahwa organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut.”

Organisasi adalah unit sosial atau identitas sosial yang didirikan oleh manusia

untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan sekelompok manusia

minimal dua orang, mempunyai kegiatan yang berkoordinasi, teratur dan

1 David Cherrington, Organizational Behavior: The Management of Individual and Organizational


Performance (t.t.,: t.p., 1994), h. 24.
2 Richard Daft, Organization Theory & Design An International Perspective (t.t.,: Cengage

Learning 2020), h. 30.

3 Stephen P. Robbins, Organizational Behavior (t.t.,: Pearson, 2015), h. 29-30

3
terstruktur, didirikan untuk mencapai tujuan tertentu, serta mempunyai

identitas diri yang membedakan satu identitas dengan identitas lainnya.”

2. METODE

Penulis menguraikan tulisan ini dengan menggunakan metode kualitatif,

dimana metode ini merupakan suatu pendekatan untuk mengeksplorasi dan

memahami suatu fenomena, dengan hasil data yang nantinya diolah dan

dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan deskriptif.4 Penelitian ini juga

menggunakan analisis teori dan studi kepustakaan. Analisis teori adalah salah

satu teknik dalam penelitian yang menjadikan teori sebagai acuan dari

kebenaran, fakta, dan keadaan objek yang diteliti. Analisis teori digunakan

sebagai alat pembaca realitas yang kemudian dikonstruksikan menjadi deskripsi

yang argumentatif.5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian struktur organisasi

Organisasi merupakan suatu wadah dan tempat sekumpulan orang yang

saling berkerjasama berdasarkan tugas dan fungsinya masing-masing untuk

mencapai tujuan organisasi. Sebagai sebuah wadah, organisasi tentunya memiliki

komponen-komponen yang satu sama lain memiliki perbedaan fungsi, peran,

komposisi anggota dan ruang lingkup kerja yang harus diatur dengan ketetapan

yang baku sehingga tidak menimbulkan tumpang tindih diantara masing-masing

komponen.6

4 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011), hal. 48.
5 L. Moleong, Metode penelitian kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 8
6 Asep Sunandar, “ Keterhubungan Struktur dan Budaya Organisasi” Jurnal Manajemen

Pendidikan, Vol. 23, No. 6 (September, 2012), h. 403

4
Mariana Simanjuntak menambahkan dalam bukunya bahwa struktur

organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit kerja) dalam organisasi.7

Prayogo Kusumaryoko juga menegaskan definisi stuktur organisasi menjadi

sebuah cara pembagian, pengelompokan dan pengkoordinasian tugas pekerjaan

secara formal.8 Oleh karena itu, sebuah organisasi perlu membentuk sebuah

struktural karena dalam struktural terdapat pembagian kerja, spesialisasi

pekerjaan, fungsi atau kegiatan berbeda yang mampu mengintegrasikan dan

mengoordinasikan sebuah organisasi.

Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit-

unit kerja dalam sebuah organisasi yang ada di masyarakat. Dengan adanya

struktur organisasi maka kita bisa melihat pembagian kerja dan bagaimana

fungsi atau kegiatan yang berbeda bisa dikoordinasikan dengan baik. Selain itu,

dengan adanya struktur tersebut maka kita bisa mengetahui beberapa

spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah, maupun penyampaian

laporan. 9

Dari uraian pengertian di atas, dapat diartikan bahwa struktur organisasi

memuat cara dalam membangun sebuah koordinasi antar tim kerja dan bukan

sekedar pendistribusian pekerjaan. Keheterogenan dalam sebuah organisasi

membutuhkan adanya penataan dan pengorganisasian yang tepat. Suatu

organisasi tidak mungkin dapat berjalan dengan baik dan mampu melayani

konsumen dengan optimal tanpa adanya struktur organisasi. Keberadaan

struktur organisasi ini penting, guna memperjelas pembagian kerja,

7 Mariana Simanjuntak, Perancangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia, t.t: Yayasan
Kita Menulis, 2021, h. 97-99.
8Prayogo Kusumaryoko, Manajemen Sumber Daya Manusia di Era Revolusi Industri 4.0,

Yogyakarta:DEEPUBLISH, 2021, h.97.


9 Muhammad Rifa’I, dan Muhammad Fadhli. Manajemen Organisasi. (Bandung :

Cita Pustaka Media Perintis, 2013), hal. 24

5
menempatkan potensi dan keahlian anggota, menyajikan suatu layanan yang

tepat, dan mengoptimalkan kinerja organisasi.

Robbins mengemukakan 6 (enam) unsur yang perlu diperhatikan dalam

pembentukan suatu struktur organisasi, yaitu:

1) Spesialisasi atau pembagian tenaga kerja.

Merupakan pemecahan suatu alur penyelesaian pekerjaan menjadi

sejumlah langkah penyelesaian yang diselesaikan dengan kualifikasi tertentu.

2) Departementalisasi.

Dapat didasarkan pada kesamaan kelompok pekerjaan maupun

berdasarkan teritori agar tugas dapat dikoordinasikan.

3) Rantai komando.

Merupakan alur perintah dan kewenangan berkaitan dengan tanggung

jawab dari tingkatan-tingkatan dalam suatu organisasi.

4) Rentang kendali

Menentukan banyaknya tingkatan dan manajer yang harus dimiliki oleh

suatu organisasi.

5) Sentralisasi dan desentralisasi

Merupakan suatu cara pengambilan keputusan berdasarkan kewenangan

manajerial.

5) Formalisasi

Merupakan suatu tingkatan pekerjaan dalam suatu organisasi yang

dibakukan berdasarkan aturan.

Keenam unsur tersebut memberikan kejelasan dalam proses penyusunan

dan memahami sebuah struktur organisasi. Proses penetapan struktur ini harus

melalui sebuah pertimbangan panjang mengingat hal tersebut akan menentukan

efektivitas kerja organisasi. Semakin jelas struktur organisasi dan semakin

6
objektifnya penetapan personil dalam sebuah struktur maka dapat dipastikan

kerja organisasi akan menjadi lebih baik. 10

3.2 Komponen Struktur Organisasi

1. CEO (Chief Executive Officer)

CEO atau Chief Executive Officer merupakan jabatan yang sudah tidak asing

lagi di mata karyawan. Chief Executive Officer adalah posisi tertinggi dalam tim

manajemen suatu instansi atau perusahaan. Perusahaan yang sukses tentunya

memiliki seorang CEO yang hebat dan berbakat. Ia bertanggung jawab atas semua

area bisnis perusahaan. Kekuasaan yang Chief Executive Officer miliki biasanya

berasal dari kepemilikan saham, jabatan formal, keahlian, atau koneksi sosial.

Chief Executive Officer bertugas sebagai pembuat keputusan manajerial paling

tinggi, termasuk manajemen hubungan pelanggan, yaitu pemantauan

menyeluruh seluruh aktivitas dengan klien melalui sistem terintegrasi. Mereka

juga bertanggung jawab atas pengambil keputusan utama dalam manajemen

perusahaan. Hal ini membuat CEO harus mampu memimpin, mengelola,

mengayomi, dan mengoperasikan perusahaannya dengan baik. Tugas dari CEO

antara lain adalah memimpin jalannya instansi/perusahaan, berperan sebagai

komunikator dan sebagai pengelola visi misi dari sebuah instansi.

2. Direksi (Directors)

Direksi yang dimaksudkan terdiri dari 3 jabatan penting yang harus ada

dalam perusahaan, yaitu direktur utama, direktur keuangan dan direktur

personalia. Direktur utama biasanya berhubungan langsung dengan CEO atau

pemilik perusahaan yang bertanggung jawab langsung pada koordinasi dan

pengendalian terhadap segala kegiatan di bidang administrasi, kepegawaian

10 Asep Sunandar, “ Keterhubungan Struktur”…, h.406

7
dan secretariat. Direktur keuangan merupakan pengawasan operasional

keuangan perusahaan. Direksi personalia bekerja langsung terkait

ketenagakerjaan dan sumber daya perusahaan.

3. Manajer (Manager)

Tugas utama seorang manajer adalah untuk mengintegrasikan berbagai

variable, seperti pengarahan, koneksi, seleksi, komunikasi dan pelatihan.

Manajer umumnya ada 3 komponen sekaligus, yaitu manager personalia,

manager pemasaran dan manajer pabrik. Manajer personalia bertanggung jawab

langsung terhadap pengorganisasian, perencanaan program dan pengendalian

unit personalia, manajer pemasaran bertanggung jawab terhadap bagian

pemasaran produk atau jasa yang ada dalam bisnis. Manajer pabrik biasanya

terdapat pada bisnis komersial penjualan produk yang mengawasai urusan

terkait produksi dan kegiatan dalam pabrik.

4. Administrasi

Komponen ini wajib ada dalam sebuah bisnis yang sedang berkembang.

Tugas dan fungsinya adalah untuk mengecek seluruh transaksi instansi yang

berhubungan dengan pembukuan dan laporan penerimaan dan pengeluaran.11

3.3 Pengertian Kultural Organisasi

Di dalam Islam Budaya merupakan norma, aturan atau nilai-nilai yang

harus di patuhi dan dilaksanakan oleh organisasi, selama norma dan aturan

tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Pengorganisasian atau

organizing secara alamiah merupakan fase kedua (setelah planning) di samping

secara faktual, dalam tataran syariah dari setiap sistem organisasi besar atau

Kusumadmo, E . Manajemen Strategik Pengetahuan Aliran, Implementasi, dan Metateori


11

dalam Manajemen Perusahaan. (Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka, 2012)

8
sekecil apapun. Dikatakan secara alamiah sebab fakta organizing tersebut secara

logical ataupun factual berlaku dimanapun dan kapanpun walaupun dalam bentuk

sederhana.12

Pengertian Budaya Organisasi adalah suatu karakteristik yang ada pada

sebuah organisasi dan menjadi pedoman organisasi tersebut sehingga

membedakannya dengan organisasi lainnya. Dengan kata lain, budaya

organisasi adalah norma perilaku dan nilai-nilai yang dipahami dan diterima

oleh semua anggota organisasi dan digunakan sebagai dasar dalam aturan

perilaku dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi secara sederhana dapat

juga diartikan bagaimana segala sesuatu diselesaikan di tempat tersebut.13

Budaya dalam sebuah organisasi melibatkan sekumpulan pengalaman, filosofi,

pengalaman, ekspektasi dan juga nilai yang terkandung di dalamnya yang nanti

akan tercermin dalam perilaku anggota, mulai dari inner working,interaksi

dengan lingkungan di luar organisasi, sampai di masa depan.

Osborn dan Plastic menjelaskan budaya organisasi sebagai seperangkat

perilaku, perasaan dan kerangka psikologis yang terinternalisasi sangat

mendalam dan dimiliki bersama oleh anggota organisasi.14 Sedangkan dalam

pandangan yang berbeda Robbins15 menjelaskan bahwa budaya organisasi

merupakan persepsi bersama yang dianut anggota organisasi sebagai suatu sistem

yang dimaknai bersama.

Budaya organisasi adalah nilai-nilai informal dan norma yang mengontrol

bagaimana individu dan kelompok dalam organisasi saling berinteraksi serta

berhubungan dengan masyarakat diluar organisasi. Dalam sebuah budaya

12 Terrence E. Deal dan Allan A. Kennedy, Corporate Cultures: The Rites and Rituals of Corporate
Life (t.t.; Basic Books, 1982), h. 46-48.
13 Asep Sunandar, “ Keterhubungan Struktur”…, h.404

14 Asep Sunandar, “ Keterhubungan Struktur”…, h.404

15 Asep Sunandar, “ Keterhubungan Struktur”…, h.405

9
organisasi dikenal adanya budaya etik, yang diartikan sebagai nilai-nilai moral

dan norma yang ditetapkan secara tepat sebagai cara organisasi dan anggotanya

bersepakat satu dengan yang lainnya serta dengan orang-orang yang ada di luar

organisasi. Budaya yang berikutnya adalah budaya kuat dan lemah. Beberapa

peneliti telah mengidentifikasi perbedaan organisasi dari sisi budaya kuat dan

budaya lemah, budaya kuat diidentifikasikan dengan adanya satu kesatuan nilai

dan norma yang menjadi pegangan bersama anggota organisasi untuk

mendorong terbentuknya komitmen pegawai dalam mencapai tujuan organisasi.

Sementara itu budaya lemah hanya menyajikan satu panduan kecil kepada para
pegawai tentang bagaiman seharusnya mereka berperilaku.

Budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai dalam

organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktekan oleh anggota organisasinya

sehingga pola tersebut memberikan makna tersendiri bagi organisasi yang

bersangkutan dan menjadi dasar aturan berperilaku.16

Hal ini berarti setiap organisasi mempunyai sistem makna yang berbeda.

Perbedaan ini menyebabkan setiap organisasi mempunyai karakteristik yang unik

dan berbeda serta respon yang berbeda ketika menghadapi masalah yang sama.

Di samping itu perbedaan sistem makna ini dapat menyebabkan perbedaan

perilaku para anggota organisasi dan perilaku organisasi itu sendiri. Akar

perbedaan ini bersumber pada asumsi-asumsi dasar yang meliputi keyakinan,

nilai-nilai, filosofi atau ideologi organisasi yang digunakan dalam memecahkan

persoalan organisasi.17

Budaya dalam organisasi setidaknya memainkan tiga peranan penting,

yaitu memberikan identitas bagi anggotanya, meningkatkan komitmen terhadap

16 Asep Sunandar, “ Keterhubungan Struktur”…, h.405


17 Asep Sunandar, “ Keterhubungan Struktur”…, h.404

10
visi dan misi organisasi serta memperkuat standar perilaku. Ketika budaya

organisasi melekat kuat, maka masing-masing anggota akan merasa bahwa

mereka adalah bagian dari organisasi. Perasaan sebagai bagian dari organisasi

akan memperkuat komitmennya terhadap visi dan misi organisasi. Budaya juga

akan mengarahkan perilaku anggota organisasi. Budaya organisasi memberikan

banyak pengaruh kepada individu dan proses organisasi. Budaya memberikan

tekanan pada individu untuk bertindak ke arah tertentu, berfikir serta bertindak

dengan cara yang konsisten dengan budaya organisasinya. Tidak ada satupun tipe

budaya organisasi yang terbaik yang dapat berlaku universal. Yang terpenting

adalah organisasi harus mengetahui potret budaya organisasi saat ini dan

mengevaluasinya apakah budaya yang berlaku tersebut dapat mendukung

program perubahan organisasi.

Untuk membangun budaya organisasi yang dapat mendukung perubahan

organisasi dibutuhkan alat. Alat utamanya adalah komunikasi yang efektif yaitu

komunikasi yang sifatnya segala arah tidak hanya dari atas ke bawah saja,

sehingga akan memperlancar usaha pencapaian tujuan organisasi.18

3.4 Fungsi Kultural Organisasi

Seperti dijelaskan dalam pengertian budaya organisasi di atas, leader

memberi peranan penting dalam membentuk budaya kerja pada organisasi.

Sehingga, fungsi budaya organisasi secara umum terbagi dalam beberapa hal,

meliputi:

1. Menambahkan rasa kepemilikan dan menaikkan loyalitas karyawan dalam

perusahaan

2. Digunakan sebagai alat untuk mengorganisasikan anggota

18 Asep Sunandar, “ Keterhubungan Struktur”…, h.405

11
3. Memperkuat nilai organisasi

4. Sebagai mekanisme untuk mengontrol perilaku di dalam lingkungan kerja

5. Mendorong semua struktur untuk meningkatkan kinerja baik itu untuk jangka

pendek atau jangka panjang

6. Budaya organisasi juga berfungsi sebagai penentu arah, mana yang boleh

dilakukan dan mana yang tidak.

4. Kesimpulan

Suatu organisasi tidak mungkin dapat berjalan dengan baik dan mampu

melayani konsumen dengan optimal tanpa adanya struktur organisasi. Sebuah

struktur akan tercipta akibat adanya nilai-nilai budaya organisasi, dan nilai

budaya organisasi sendiri tercipta sebagai hasil dari interaksi para personil yang

mengisi struktur organisasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Cherrington, David. 1994. Organizational Behavior: The Management of Individual and


Organizational Performance. Cita Pustaka Media Perintis, 2013.
Daft, Richard. 2020. Organization Theory & Design An International Perspective. t.t.,:
Cengage Learning
Deal , Terrence E. dan Allan A. Kennedy. 1982. Corporate Cultures: The Rites and Rituals of Corporate
Life. t.t.; Basic Books
Kusumadmo. 2012. Manajemen Strategik Pengetahuan Aliran, Implementasi, dan Metateori dalam
Manajemen Perusahaan. Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka
Kusumaryoko, Prayogo. 2021. Manajemen Sumber Daya Manusia di Era Revolusi Industri
4.0, Yogyakarta:DEEPUBLISH.
Moleong. 2007. Metode penelitian kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Rifa’i, Muhammad dan Muhammad Fadhli. 2013. Manajemen Organisasi. Bandung :
Robbins, P Stephen. 2015. Organizational Behavior. t.t.,: Pearson. 2015
Simanjuntak, Mariana. 2021. Perancangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia. Yayasan
Kita Menulis.
Sunandar, Asep. 2012. Keterhubungan Struktur dan Budaya Organisasi. Jurnal
Manajemen Pendidikan. Vol. 23, No. 6.
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta. Penerbit Teras.

13

Anda mungkin juga menyukai