Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI INDUSTRI

“DINAMIKA ORGANISASI”

DOSEN PENGAMPU : Dra.Asmar Yulastri, M.Pd., Ph.D


Ranggi Rahimul Insan, SP., M.Si

Nama : Khansa Kamilah


NIM : 22079038

PRODI TATA BOGA


DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang, 25 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ..................................................................................
1.2 TUJUAN PENULISAN PENULISAN MAKALAH ........................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................
2.1 STRUKTUR ORGANISASI .............................................................................................
2.2 DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI............................................................................
2.3 CONTOH STRUKTUR ORGANISASI TRADISIONAL DAN NON TRADISIONAL.
2.4 BUDAYA ORGANISASI .................................................................................................
2.5 PERKEMBANGAN ORGANISASI.................................................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................................
3.2 SARAN .............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
LAMPIRAN ............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang hidup secara berkelompok yang
terdiri dari satuan -satuan organisasi.
Organisasi adalah sebuah system yang terdiri dari berbagai macam-macam komponen
yang saling terkait dan berhubungan, serta saling bergantung satu sama lain dan dalam
proses Kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Kita dilahirkan dalam organisasi,
di didik, dibesarkan bahkan bekerja pun tidak terlepas dari organisasi, dan tidak dapat kita
pungkiri hampir semua dari kita melewati masa hidup dengan bekerja untuk kepentingan
organisasi (Etzioni, 1985). Menurut Etzioni (1985) bahwa peradaban modern pada
hakekatnya menunjukkan bahwa organisasi sebagai bentuk pengelompokkan sosial yang
paling rasional dan efisien, sehingga dengan mengkoordinasikan sejumlah besar Tindakan
manusia, organisasi mampu menciptakan suatu alat sosial yang ampuh dan dapat
diandalkan.
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berkelompok. Seperti yang kita
lihat akhir-akhir ini, banyak sekali muncul kelompok, komunitas, ataupun organisasi
dengan berbagai latar belakang. Sebuah organisasi, tentu tidak akan pernah menjadi besar
jika anggotanya hanya berfikir bahwa keberadaannya dalam organisasi tersebut hanya
didasarkan atas kesamaan nasib belaka. Tentu dalam perjalannya anggota organisasi yang
seperti itu haruslah melakukan redefinisi atas eksistensinya tersebut. Manusia merupakan
makhluk sosial dimana dapat diapahami bahwa manusia selalu hidup bersama (dalam
kelompok atau organisasi), dan melalui hidup secara bersama dan bekerjasama sehingga
tujuan-tujuan dapat dicapai dengan lebih mudah. Manusia melakukan kegiatan dan
bereaksi terhadap kegiatan orang lain dalam organisasi baik pimpinan atau sesama
anggota, menimbulkan bermacam-macam dinamika perilaku dalam berorganisasi.
Namun dilain pihak sering terjadi ketidakmampuan orang untuk dapat bekerjasama dan
seringkali gagal dalam mencapai tujuan bersama. Semakin besar dan kompleks suatu
organisasi, maka akan semakin besar pula tuntutan akan fasilitas, keahlian dalam
melakukan pekerjaan tertentu, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk berbuat
sesuatu, dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu, dan
kemampuan menggunakan konsep-konsep manajemen atau mengelola organisasi. Dalam
teori organisasi, kehidupan organisasi tidak hanya ditandai oleh adanya kegiatan interaksi
anggota-anggotanya secara perorangan ataupun secara bersama, tetapi ditandai pula oleh
adanya proses pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu dalam organisasi yang sesuai dengan
struktur yang telah ditunjukkan.

1.2 TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka tujuan dari penulisan makalah ini ialah
sebagai berikut :
 Menjelaskan struktur organisasi
 Menjelaskan dimensi struktur organisasi
 Menjabarkan contoh struktur organisasi tradisional dan non tradisional
 Menjelaskan budaya organisasi
 Menjelaskan perkembangan organisasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi
Menurut Robbins & Judge (2014 :231) Struktur organisasi adalah untuk
menunjukkan bagaimana tugas pekerjaan secara formal dibagi, dikelompokkan dan
dikoordinasikan secara formal. (how job tasks are formally dividend, grouped, and
coordinated). Selanjutnya masih Robbins dan Coulter (2016 : 322) mendefinisikan
bahwa Struktur organisasi adalah pengaturan formal pekerjaan dalam suatu
organisasi. Struktur ini, yang dapat ditampilkan secara visual dalam bagan organisasi,
juga melayani banyak tujuan “Organizational structure is the formal arrangement of
job within an organization. This structure, which can be shown visually in an
organizational charts, also serves many purpose”
Demikian pula Menurut Azhar Susanto (2013 : 98) mengungkapkan bahwa
Struktur organisasi adalah kerangka menyeluruh untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan aktivitas yang dilakukan oleh pihak manajemen.
Disampaikan pula oleh Griffin & Moorhead (2014 : 430) mengungkapkan bahwa
“Organization structure is the system of task, reporting and authority relationship
within which the organization does it’s work” kutipan tersebut dapat disimpulkan
bahwa Struktur organisasi merupakan sistem tugas, pelaporan, dan hubungan otoritas
di mana organisasi melakukannya.
Menurut James A. Hall (2011 : 15) “The structure of an organization reflects the
distribution of responsibility, authority, and accountability through out the
organization” bahwa Struktur organisasi adalah pendistribusian tanggung jawab,
wewenang dan akuntabilitas masing – masing bagian dalam suatu organisasi.
Selanjutnya menurut McShane & Glinow (2012 : 386) “Organizational structure
is the division of labour as well as the patterns of coordination, communication,
workflow, and formal power that direct organizational activities” disimpulkan
struktur organisasi adalah sistem yang melakukan tugas, pelaporan dan hubungan
otoritas di dalam sebuah organisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa struktur
organisasi menggambarkan kerangka menyeluruh menentukan tugas pekerjaan yang
dibagi, dikelompokkan, dikoordinasikan untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan aktivitas yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam suatu organisasi.
Indikator struktur organisasi menurut dasar pemikiran dari Robbin & Judge (2014 :
231) yang mengatakan bahwa : “managers need to address six keys elements when
they design their organizational structure : work specialization, departmentalization,
chain of command, span of control, centralization and decentralization,
formalization.” Pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat enam
karakteristik yang digunakan manajer untuk mendesain struktur organisasi seperti
spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi
dan desentralisasi, formalisasi.
Adapun selanjutnya menurut Colquitt et al (2015 : 50) indikator struktur organisasi
menjadi 5 (lima) yaitu:
1) Spesialisasi kerja dimana setiap pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan
spesialisasinya.
2) Rantai komando, menjawab pertanyaan “siapa melapor kepada siapa?”. Hal ini
menunjukkan hubungan kewenangan formal.
3) Rentang kendali, mewakili berapa banyak karyawan yang menjadi tanggung
jawab hubungan manajer dalam organisasi.
4) Sentralisasi, menuju kearah keputusan secara resmi yang dibuat organisasi.
5) Formalisasi, sejauh mana aturan dan prosedur yang digunakan untuk membuat
standarisasi perilaku dan keputusan dalam sebuah organisasi.
Pendapat yang sama disampaikan oleh Robbin & Coulter (2016 : 322) yang
menjelaskan bahwa struktur organisasi memiliki 6 (enam) karakteristik seperti : work
specialization, departmentalization, chain of command, span of control,
centralization and decentralization, and formalization.
Berdasarkan uraian diatas, maka indikator struktur organisasi yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu kepada teori dasar pemikiran menurut Robbin & Judge
(2014:231), Robbin & Coulter (2016:322), Colquitt et al (2015:50) yang mengatakan
bahwa :
1. Work Specialization (Spesialisasi Kerja) Spesialisasi kerja adalah dimana setiap
pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan spesialisasinya.
2. Chain Of Command (Rantai Komando) Rentang kendali yaitu garis wewenang
yang tidak terputus dari puncak organisasi ke eselon bawah organisasi dan
menjelaskan siapa yang melapor ke siapa
3. Span Of Control (Rentang Kendali) Rentang kendali yaitu hubungan yang terjadi
antara atasan dan bawahan yang dapat diatur secara efektif dan efisien.

B. Dimensi Struktur Organisasi


Dimensi struktur organisasi terdiri dari 3 bagian yakni :
1. Kompleksitas
Kompleksitas merujuk pada tingkatan diferensiasi yang ada didalam sebuah
organisasi termasuk di dalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian
kerja, jumlah tingkatan di dalam hirarki organisasi serta tingkat sejauh mana unit-
unit organisasi tersebar secara geografis. Pada kompleksitas organisasi terdapat 3
bentuk diferensiasi, yaitu :
a) Diferensiasi Horizontal
Merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi
para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan dan tingkat
pendidikan dan pelatihannya. Semakin banyak jenis pekerjaan yang ada
dalam organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang
istimewa, semakin kompleks pula organisasi tersebut.
Bukti nyata pada organisasi yang menekankan diferensasi horizontal
adalah spesialisasi dan depertementalisasi.
 Spesialisasi merujuk pada pengelompokkan aktivitas tertentu yang
dilakukan suatu individu: - spesialisasi fungsional yang mana
spesialisasi pada pembagian kerja. – spesialisasi sosial yang mana
spesialisasi pada individu.
 Departementalisasi, adalah cara organisasi secara khas
mengkoordinasikan aktivitas yang telah dideferensiasi secara
horizontal, berdasarkan fungsi, geografis, produk atau proses.
b) Diferensiasi Vertikal
Merujuk pada kedalaman struktur. Misal : organisasi berbentuk tall atau
flat, tergantung dari rentang kendali (span of control). Makin banyak
tingkatan yang terdapat diantara top management dan tingkat hirarki yang
paling rendah, makin besar pula terjadinya distrosi dalam komunikasi dan
makin sulit mengkoordinasikan pengambilan keputusan dari pegawai
manajerial, serta makin sulit pula bagi top manajer untuk mengawasi
kegiatan bawahannya.
c) Diferensiasi Spasial
Tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik, dan personalia sebuah
organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi spasial dapat dilihat
sebagai perluasan dari dimensi horizontal dan vertical, artinya adalah
memungkinkan untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara
geografis, pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah dan jarak.
2. Formalisasi
Merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan dalam organisasi menyandarkan
dirinya pada standarisasi peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku dari
para pegawainya. Jika sebuah pekerjaan distandarisasikan/diformalisasikan maka
pemegang pekerjaan sudah memiliki kejelasan tentang apa yang harus dikerjakan,
kapan, dan bagaimana harus mengerjakannya.
Keterkaitan antara derajat formalisasi dengan kompleksitas organisasi
bukan merupakan hubungana yang sederhana. Dari suatu sudut pandang
formalisasi d a n k o m p l e k s i t a s o r g a n i s a s i m e m a n g c e n d e r u n g
m e n i n g k a t k a n d e r a j a t pengendalian dalam suatu organisasi. Semakin
tinggi derajat profesionalisasi suatu organisasi maka tingkat formalisasi
cenderung akan berkurang. Sebagai contoh, untuk mengatur tenaga
spesialis atau professional yang sangat terlatih tidak akan membutuhkan
terlalu banyak peraturan maupun prosedur .Dengan demikian, berarti bahwa
arah tindakan dalam melakukan diferensiasi akan menentukan corak
hubungan yang terjadi antara formalisasi dengan kompleksitas suatu
organisasi.
Formalisasi akan diukur dengan menentukan apakah organisasi tersebut
mempunyai manual (instrument) kebijakan dan atau pun prosedur. Jika
membicarakan mengenai formalisasi maka akan merujuk pada peraturan tertulis
organisasi (standarisasi). Keuntungan dari standarisasi ialah akan mengurangi
keanekaragaman tindakan pegawai yang tidak terkait dengan pencapaian tujuan,
dan memudahkan koordinasi antar pegawai, serta adanya penghematan (biaya,
waktu, tenaga).
Teknik-teknik formalisasi
 Seleksi karyawan
 Persyaratan peran
 Peraturan, prosedur, kebijaksanaan
 Pelatihan
 Ritual (kegiatan yang terus menerus dibiasakan dalam organisasi)
3. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi merupakan tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan
pada suatu titik tunggal didalam organisasi sedangkan Desentralisasi merupakan
tingkat dimana pengambilan keputusan dapat dilakukan oleh pejabat yang
memiliki otoritas tertentu dalam organisasi.
Keuntungan desentralisasi :
 Setiap manajer mempunyai keterbatasan terhadap jumlah informasi
 Dapat menanggapi perubahan dengan cepat
 Memberi masukan lebih rinci bagi pengambilan keputusan
 Memotivasi pegawai untuk memberi kesempatan dalam pengambilan
keputusan
 Memberi peluang pelatihan bagi manajer tingkat rendah
Keuntungan sentralisasi:
 Keputusan yang diambil secara terpusat akan bersifat komprehensif
(organisasi secara menyeluruh)
 Lebih efisien (proses pengambilan keputusan lebih sedikit)
 Lebih efektif (pengambilan keputusan lebih terarah pada pencapaian
tujuan utama organisasi secara menyuluruh)

C. Contoh Struktur Organisasi Tradisional Dan Non Tradisional


Menurut teori organisasi tradisional, organisasi merupakan struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi
dan faktor-faktor lain pada saat orang bekerja sama. Organisasi tradisional mempunyai
unsur-unsur pokok yang akan selalu muncul dalam organisasi formal antara lain :
 System kegiatan yang yang terkoordinasi, termasuk pembagian kerja
 Kerjasama
 Saling melayani
 Kedesiplinan
 Kekuasaan dan kepemimpinan
 Kelompok orang
Sedangkan teori modern mulai berkembang pada tahun 1950 akibat dari adanya
ketidaksesuaian dan dipandang sudah kunonya model tradisional sebelumnya. Teori
modern juga terkenal dengan teori terbuka atau teori analisa sistem, yang mana teori ini
muncul dari perkembangann teori tradisional. Teori modern menggambarkan bahwa
semua unsur organisasi merupakan satu kesatuan yang saling bergantung satu sama lain
dan tidak dapat dipisahkan. Organisasi modern bukan lagi organisasi yang eksklusif atau
organisasi yang tertutup, organisasi modern sudah menjadi organisasi yang terbuka dan
bersifat fleksibel. Organisasi modern saling berkaitan dengan lingkungan, oleh sebab itu
manusia yang ingin bertahan hidup harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya.
6 jenis struktur organisasi yang paling umum digunakan oleh perusahaan atau bahkan
organisasi non-komersial dari segi bentuknya.
a. Struktur Organisasi Hirarkis (lini)

Organisasi yang menggunakan struktur hierarki tradisional mengandalkan rantai


komando vertikal sebagai metode utama pengorganisasian karyawan dan
tanggung jawab mereka. Militer, pemerintah, dan organisasi besar lainnya
menggunakan hierarki untuk menentukan tingkat kontrol yang dimiliki karyawan
atas pekerjaan mereka serta pangkat mereka relatif terhadap orang lain. Ini adalah
struktur organisasi paling tradisional yang digunakan bisnis. Ada seorang
eksekutif di puncak tumpukan, orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap
area (tingkatan direktur adalah untuk bisnis yang lebih besar), dan tim orang yang
melakukan pekerjaan di setiap departemen. Keuntungan dari jenis struktur
organisasi terletak pada kesederhanaan. Kerugian terletak pada kekakuan dan
lamanya waktu yang diperlukan untuk informasi mengalir melalui
organisasi. Semua orang langsung menyelesaikan tugas yang dialokasikan.
Struktur hierarki biasanya menampilkan banyak lapisan manajemen dan oleh
karena itu rentan terhadap birokrasi dan pembuatan silo yang mencegah
kolaborasi lintas tim, karena berbagai informasi tidak lewat secara bebas di
seluruh bagian.
b. Struktur Organisasi Matriks

Setiap pemimpin tim diberikan perwakilan atau tim dari setiap area fungsional
tradisional yang akan diterapkan pada proyek dan timnya. Anggota tim
fungsional ini melapor kepada pemimpin proyek serta manajer fungsional di
bidang spesialisasinya. Betul sekali; ada dua “bos”. Itu bisa berhasil, tetapi juga
bisa menghadirkan tantangan. Tugas manajer fungsional adalah memastikan
bahwa karyawan dan aktivitasnya selaras dengan kebijakan dan standar
perusahaan. Tugas ketua tim adalah memastikan bahwa tim menyelesaikan
proyek sesuai rencana.
c. Struktur Organisasi Fungsional

Dalam contoh struktur organisasi ini, kita dapat melihat bahwa meskipun kedua
direktur memiliki orang yang memiliki wewenang langsung, mereka juga dapat
mengirimkan informasi kepada manajer yang tidak mereka kendalikan secara
langsung. Hal yang sama berlaku untuk hubungan manajer dengan tim.
Departemen pembelian mungkin ingin manajer keuangan membayar pemasok
resmi. Tidak masalah. Anggota tim langsung menemui manajer
keuangan. Seorang pemimpin tim dalam produksi membutuhkan bantuan dari
manajer SDM, atau HR ingin menugaskan sesuatu kepada pemimpin tim
produksi. Ada jalur komunikasi langsung yang terbuka. Keuntungan dari jenis
struktur ini adalah fungsi dipisahkan oleh keahlian tetapi tantangan datang ketika
area fungsional yang berbeda berubah menjadi silo yang hanya berfokus pada
area tanggung jawab mereka dan tidak mendukung fungsi departemen lain.
d. Struktur Organisasi Lini dan Staf

Anggota staf adalah penasihat. Mereka memberikan informasi teknis, saran, dan


pendapat. Mereka mungkin dapat mengotorisasi aktivitas tertentu, dan mereka
mungkin mengumpulkan laporan yang membantu pengambilan keputusan. Jenis
struktur organisasi ini bekerja paling baik untuk perusahaan di bidang
spesialis. Ini tipikal bisnis yang membutuhkan ahli di bidang pengetahuan seperti
teknik, sains, hukum, atau asuransi.

e. Struktur Organisasi Produk

Struktur organisasi berdasarkan produk yang paling umum adalah struktur


fungsional, di mana karyawan dikelompokkan berdasarkan tugas utama yang
menjadi tanggung jawab mereka. Misalnya, semua karyawan penjualan berada
yang di departemen penjualan, yang dipimpin oleh manajer penjualan dan
direktur penjualan. Mereka dikelompokkan karena memiliki peran fungsional
yang sama dalam menjual barang kepada pelanggan perusahaan. Demikian pula,
karyawan pemasaran ada di departemen pemasaran, dan karyawan pabrik ada di
departemen manufaktur.

Organisasi produk menggunakan pendekatan fungsional tetapi juga menciptakan


unit bisnis besar di dalam perusahaan untuk setiap produk utama yang ditawarkan
perusahaan. Dengan demikian, setiap unit divisi produk tersebut terdiri dari
departemen fungsional yang diperlukan untuk mendukung produk tersebut.

Misalnya, jika sebuah perusahaan memiliki divisi roti dan divisi pakaian, masing-
masing divisi berbasis produk tersebut akan memiliki departemen penjualan,
departemen pemasaran, departemen manufaktur, dan grup fungsional
lainnya. Struktur organisasi berbasis produk paling baik untuk bisnis yang
memiliki grup produk berbeda yang memerlukan tim fungsional khusus untuk
mendukung setiap produk.

f. Struktur Organisasi Berbasis Produk


Contoh dari struktur organisasi ini berubah setiap saat. Direktur menunjuk
seorang pemimpin untuk setiap proyek dan menjadikan orang yang memiliki
keahlian yang diperlukan sebagai bagian dari tim. Saat proyek selesai, pemimpin
dan manajer tim ditugaskan ke proyek baru. Keuntungan besarnya adalah kita
selalu dapat memilih tim terbaik untuk proyek tertentu. Campur dan cocokkan
tim sesuai kebutuhan. Kekurangan dari struktur ini adalah tim harus beradaptasi
dengan sekumpulan kolega baru, dan terkadang manajer baru, setiap kali mereka
menangani tugas baru. Manajer harus serba bisa, mengendalikan semua fungsi
manajemen tradisional keuangan, pemasaran, SDM, operasi, dan
sebagainya. Salah satu cara untuk menyiasatinya adalah dengan memiliki struktur
fungsional yang melayani semua pemimpin proyek dalam struktur berbasis
proyek.

D. Budaya Organisasi

Dalam mengelola perusahaan, para manajer di Indonesia pada umumnya sudah


mengenal dan menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern, seperti misalnya
penggunaan dekatan struktur, sistem, strategi, management by objective (MBO), dan
sebagainya, meskipun ada juga beberapa perusahaan yang masih dikelola secara
tradisional. Namun rupa-rupanya masih banyak para pakar dan praktisi yang perhatiannya
terhadap budaya organisasi (budaya perusahaan), padahal budaya organisasi dapat
digunakan sebagai salah satu alat manajemen untuk mencapai efisiensi, efektivitas,
produktivitas, etos kerja, seperti yang ditunjukkan di berbagai perusahaan di Jepang,
Amerika, dan beberapa negara Eropa, dan ternyata dapat membuat perusahaan berhasil
efektif.

Penggunaan istilah budaya organisasi dengan mengacu pada budaya yang berlaku
dalam perusahaan, karena pada umumnya perusahaan itu dalam bentuk organisasi, yaitu
kerja sama antara beberapa orang yang membentuk kelompok atau satuan kerja sama
tersendiri.

Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai (values),


keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang
telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai
pedoman perilaku dan pemecahan masalahmasalah organisasinya. Budaya organisasi juga
disebut budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah
relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai
norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). Dalam
budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para
anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan demikian, maka budaya
organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi (Kilmann dkk,
1988).

Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat
menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja.
Secara tidak sadar tiap-tiap orang di dalam suatu organisasi mempelajari budaya yang
berlaku di dalam organisasinya. Apalagi bila ia sebagai orang baru supaya dapat diterima
oleh lingkungan tempat bekerja, ia berusaha mempelajari apa yang dilarang dan apa yang
diwajibkan, apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah; dan
apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di dalam organisasi tempat
bekerja itu. Jadi, budaya organisasi mensosialisasikan dan menginternalisasi pada para
anggota organisasi. Budaya organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan perusahaan,
sebaliknya yang lemah atau negatif menghambat atau bertentangan dengan tujuan-tujuan
perusahaan. Dalam suatu perusahaan yang budaya organisasinya kuat, nilai-nilai bersama
dipahami secara mendalam, dianut, dan diperjuangkan oleh sebagian besar para anggota
organisasi (karyawan perusahaan).

Dari sisi fungsi, budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi. Pertama, budaya
mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya kerja menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain. Kedua, budaya organisasi
membawa suatu masa identitas bagi anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya
organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan diri individual. Keempat, budaya organisasi itu meningkatkan
kemantapan sistem sosial (Robbins, 2001).

E. Perkembangan Organisasi

Pengembangan organisasi (organization development) dapat diartikan dengan berbagai


macam pendapat dan beragam dari pada pendapat para para ahli. Pengembangan
organisasi merupakan suatu usaha atau upaya yang terprogram dan terencana yang dapat
dilakukan pada tingkat organisasi yang membantu setiap organisasi untuk membangun
kualitas, kuantitas dan kapasitas organisasi untuk selalu berubah dan berkembang dengan
cara meningkatkan, mengembangkan, dan memperkuat strategi dan proses kerja serta
struktur organisasi. Untuk lebih jelasnya, penulis akan membahas beberapa pokok kajian
di bawah ini.

Toha, (2002:25) berpendapat bahwa tujuan dari pengembangan organisasi, antara lain:

a. Untuk memberikan dukungan dan kepercayaan diantara anggota. Semua


anggota selalu memberikan dukungan terhadap anggotanya dalam
menjalankan tugasnya, serta saling percaya diantara sesama anggota.
b. Untuk memberikan kesadaran bersama terkait adanya permasalahan dalam
organisasi. Hal ini dimaksudkan agar setiap permasalahan segera dapat
diatasi secara bersama-sama untuk, tidak untuk dibiarkan.
c. Untuk memberikan kewenangan tugas kepada para anggota. Kewenangan
tugas, ini didasarkan atas pengetahuan yang dimilikinya dan memiliki
keterampilan kerja. Dalam menjalankan kewenangan tugas yang telah
dibebankan kepada para anggota ini didasarkan pada pengetahuan dan
keterampilan kerja yang dimilikinya dan sesuai dengan tupoksinya.
d. Untuk memberikan keterbukaan. dalam berkomunikasi. Dalam hal ini
setiap anggota dapat memberikan keterbukaan baik secara vertikal,
horizontal, maupun secara diagonal. Dengan adanya keterbukaan dalam
berkomunikasi, tidak akan terjadi saling curiga dan buruk sangka serta
tidak ada rahasia diantara anggota.
e. Untuk memberikan semangat dan kepuasana kerja. Adanya semangat dan
kepuasan kerja dapat membangkitkan semangat dan gairah dalam bekerja.
f. Untuk pemecahan masalah yang sinergitik. Biasanya dalam suatu
organisasi ada yang mempunyai masalah dalam frekuensi yang sangat
besar. Dengan pemecahan semacam ini, masalah dapat segera seleaikan dan
dikendalikan.
g. Untuk memberikan pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban ini
dibebankan kepada dirinya sendiri dan kepada kelompoknya, baik di dalam
organisasi maupun di luar organisasi.

Selain itu, terdapat 4 (empat) tujuan lain dari pengembangan organisasi, yang antara lain
seperti:

1. Sebagai alat dalam mengidentifikasi perubahan

2. Alat untuk mencari dan mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dalam sebuah
organisasi.

3. Dapat mengelola dan mempromosikan untuk pertumbuhan organisasi.

4. Mendukung inovasi produk. Inovasi produk ini akan dapat mendukung dan membantu
dalam menganalisis setiap bagian.
5. Menganalisis proses kerja Apabila dalam pengembangan organisasi ada hal-hal yang
perlu dianalisa, agar proses kerja berjalan dengan lancar.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Struktur organisasi menggambarkan kerangka menyeluruh menentukan tugas pekerjaan


yang dibagi, dikelompokkan, dikoordinasikan untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan aktivitas yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam suatu organisasi.
Dimensi struktur organisasi terdiri dari 3 bagian yakni : Komplesitas, Formalisasi, dan
Sentralisasi serta Desentralisasi. 6 jenis struktur organisasi yang paling umum digunakan
oleh perusahaan atau bahkan organisasi non-komersial dari segi bentuknya yaitu Struktur
Organisasi Hirarkis (lini), struktur organisasi matriks, struktur organisasi fungsional,
struktur organisasi lini dan staf, stuktur organisasi berbasis produk, struktur organisasi
produk. Penggunaan istilah budaya organisasi dengan mengacu pada budaya yang berlaku
dalam perusahaan, karena pada umumnya perusahaan itu dalam bentuk organisasi, yaitu
kerja sama antara beberapa orang yang membentuk kelompok atau satuan kerja sama
tersendiri. Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai
(values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma
yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai
pedoman perilaku dan pemecahan masalahmasalah organisasinya. Budaya organisasi juga
disebut budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah
relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai
norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). Dalam
budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para
anggota, menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan demikian, maka budaya
organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi (Kilmann dkk,
1988).

3.2 SARAN

Pada dasarnya sebuah organisasi akan terus mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan jaman. Sebab organisasi yang baik harus dapat menjaga keberlangsungan
organisasi untuk jangka yang panjang, sehingga penyesuaian terhadap lingkungan sangat
perlu agar tidak bersifat kaku dan mengikat. Organisasi menurut jamannya memiliki
pertumbuhan yang cukup signifikan sesuai dengan kondisi yang ada, hal tersebut sangat
menarik untuk dibahas. Pada suatu masa pasti memiliki keberagaman pola pikir dan
kondisi masyarakatnya pada umumnya akan mengalami peningkatan, untuk itu suatu
organisasi jika ingin bertahan harus ikut menyesuaikan dengan berkembangnya jaman. Hal
tersebut akan memberi kemudahan pada organisasi untuk tetap bertahan dari suatu masa
ke masa yang berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu. (2021, April 23). Organisasi Tradisional dan Modern: Pengertian dan Jenis. Retrieved
from Organisasi co.id: organisasi.co.id/organisasi-tradisional-dan-modern-pengertian-
dan-jenis/
Kamaroellah, A. (2014). Pengantar Budaya Organisasi. Surabaya: Buku Pustaka Radja.
Sahadi, Sunarti, N., & Puspitasari, E. (2022). PENGEMBANGAN ORGANISASI. Jurnal
MODERAT.
http://e-journal.uajy.ac.id/652/3/2EM16484.pdf

https://belajarekonomi.com/struktur-organisasi/

https://mahendrafakhri.staff.telkomuniversity.ac.id/files/2018/02/Week-4-Struktur-
Organisasi.pdf

https://www.academia.edu/24588995/Dimensi_struktur_organisasi

https://www.researchgate.net/publication/359993516_Struktur_Organisasi

Anda mungkin juga menyukai