Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSEP PERILAKU ORGANISASI


( STRUKTUR ORGANISASI, BUDAYA ORGANISASI, KEPRIBADIAN
( PERSONALITY ), KEMAMPUAN (ABILITY),MOTIVASI, KEPUASAN KERJA,
DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ).

DISUSUN OLEH :

1. TITIN ANGGRAINI (2022 6013 120)


2. DENI RESTU NINGSIH (2022 6013 073)
3. YOO JINHEE (2022 6013 083)
4. YAYUK AGUSTINA (2022 6013 114)
5. MARLIANI (2022 6013 117)

KELAS : PALEMBANG 1
DOSEN PENGAMPU : Dr. Hj. Meilia Rosani, S.H., M.H.
Dr. Hj. Nurlina, M.M.

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Perilaku
Organisasi (Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, Kepribadian (Personality), Kemampuan
(Ability), Motivasi, Kepuasan Kerja, Dan Pengambilan Keputusan)”.

Penyusunan makalah ini merupakan tugas kelompok pada mata kuliah Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi Pendidikan sebagai bahan untuk dipresentasikan memenuhi syarat
penilaian mahasiswa S2 Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang.

Kami banyak mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu, Ibu Dr. Hj.
Nurlina, M.M. yang telah memberikan bimbingan . Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.

Palembang, Maret 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1


1. RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 2
2. TUJUAN .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN KONSEP PERILAKU ORGANISASI 3


1. STRUKTUR ORGANISASI ......................................................................... 3
2. BUDAYA ORGANISASI .............................................................................. 10
3. KEPRIBADIAN (PERSONALITY) .............................................................. 13
4. KEMAMPUAN (ABILITY) .......................................................................... 15
5. MOTIVASI ................................................................................................... 15
6. KEPUASAN KERJA .................................................................................... 17
7. PENGAMBILAN KEPUTUSAN .................................................................. 18

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 22

A. KESIMPULAN ............................................................................................ 22
B. SARAN ........................................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 24

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang


perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok maupun
organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal dengan studi tentang organisasi. Studi
ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi
dengan memanfaatkan metode - metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik,
antropologi, atau psikologi.

Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Sistem makna
bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh
organisasi.

Dalam sebuah penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport


( Calvin S.Hall dan Gardner Lindzey, 2005 ) menurut pendapatnya bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-
fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya. Kemampuan dalam suatu organisasi merupakan kemampuan yang
dapat membantu dalam menggunakan waktu, sumber daya, hingga energi secara
efisien untuk menyelesaikan tugas, dengan kemampuan ini dapat memprioritaskan
dan merencanakan hal yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan pekerja.

Semakin tinggi motivasi kerja maka semakin tinggi kepuasan kerja dan
sebaliknya semakin rendah motivasi kerja semakin rendahnya kepuasan
kerja.Menurut Herzberg ( dalam Robbins, 2008 ) motivasi adalah suatu faktor
penyebab kepuasan kerja.Pengambilan keputusan kerja dapat dianggap suatu hasil
atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu
jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan

1
keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur organisasi ?
2. Bagaiman budaya organisasi ?
3. Bagaimana kepribadian ( personality )
4. Bagaiman kemampuan ( ability )
5. Bagaimana motivasi kerja ?
6. Bagaimana kepuasan kerja organisasi ?
7. Bagaimana pengambilan keputusan kerja ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui struktur organisasi
2. Mengetahui budaya organisasi
3. Mengetahui kepribadian ( personality )
4. Mengetahui motivasi kerja
5. Mengetahui kepuasan kerja organisasi
6. Mengetahui pengambilan keputusan kerja

2
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP PERILAKU ORGANISASI

1. STRUKTUR ORGANISASI
A. Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai
komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya
Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan fungsinya
masing-masing. Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan
dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai dengan
bidang dan keahliannya. Bagi HRD sendiri, dengan adanya struktur organisasi, kita
dapat mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-karyawannya.

B. Fungsi Struktur Organisasi`


Adapun beberapa hal yang membuat struktur organisasi dalam perusahaan
kemudian menjadi sangat penting, adalah karena berbagai fungsinya, sebagai
berikut :
a. Memberi Kejelasan Tanggung Jawab
Masing-masing anggota dalam hierarki sebuah struktur organisasi dalam
perusahaan memiliki tanggung jawab tentang tugas-tugas dan segala kewajiban
yang harus mereka pertanggungjawabkan pada atasannya langsung yang telah
memberikan wewenang terhadapnya.

b. Menjelaskan Kedudukan dan Koordinasi Masing-masing Penyusun Perusahaan


Seorang karyawan, yang namanya tercantum dalam hierarki struktur organisasi
sebuah perusahaan, sebenarnya dapat lebih mempermudah dalam
mengkoordinasikan kedudukan dan hubungannya dengan fungsi pekerjaan yang
telah dipercayakan kepadanya. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menghindari
adanya kesalahan informasi atau komunikasi (missed communication) yang
berdampak negatif pada bisnis Anda yang sedang berkembang, serta dapat
digunakan sebagai landasan dalam menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan

3
komunikasi dan diskusi antar jenjang atau jabatan dalam struktur organisasi
tersebut.

c. Menjelaskan Bagaimana Jalur Hubungan antara Masing-masing Hierarki


Dalam sebuah organisasi, sangat dibutuhkan kejelasan hubungan yang tergambar
dalam hierarki atau jenjang struktur organisasi tersebut. Ini dibutuhkan untuk
mengefektifkan jalur penyelesaian sebuah pekerjaan sehingga dapat saling
memberikan keuntungan pada masing-masing

d. Memberikan Uraian Tugas yang Dibebankan Secara Jelas


Setiap tugas atau deskripsi pekerjaan yang terdapat dalam sebuah struktur
organisasi dalam perusahaan tentunya akan sangat membantu semua pihak yang
terkait di dalamnya. Baik itu atasan, maupun bawahannya dalam struktur
organisasi tersebut.

C. Jenis-Jenis Struktur Organisasi


Terdapat 6 jenis struktur organisasi yang dikenal dalam sebuah perusahaan, berikut
ini beberapa diantaranya :
a. Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization)

Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur organisasi yang


paling umum digunakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam struktur
organisasi fungsional, pembagian kerjanya kemudian dilakukan berdasarkan
pada fungsi masing-masing manajemen. Diantaranya Manajemen Keuangan,
Manajemen Pemasaran dan Sumber Daya Manusia, Manajemen Produksi, dan
lain-lain. Setiap karyawan yang memiliki skill dan keterampilan yang sama,
akan dikelompokkan ke dalam satu unit kerja.Inilah yang menyebabkan jenis
struktur organisasi ini sangat tepat diterapkan pada sebuah organisasi maupun
perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk atau jasa layanan.

Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah dapat menekan biaya


operasional perusahaan, dan memudahkan tim manajerial untuk melakukan
pengawasan dan evaluasi pada kinerja karyawan. Namun sayangnya,

4
menerapkan jenis organisasi ini dapat berdampak pada kesulitan dalam
berdiskusi dan berkomunikasi antara unit kerja yang satu dengan lainnya. Selain
itu, pelatihan manajemen umum bagi karyawan juga memiliki keterbatasan.

b. Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization)

Struktur organisasi divisional adalah jenis struktur organisasi yang


melakukan pengelompokan berdasarkan pada kesamaan produk,
jasa/servis/layanan, pasar, dan letak geografisnya. Jenis struktur organisasi ini,
lazimnya diterapkan pada sebuah perusahaan berskala menengah hingga
perusahaan besar, karena biasa operasional yang dikeluarkan akan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan struktur organisasi fungsional. Dengan menerapkan
struktur organisasi divisional, berarti perusahaan Anda lebih memiliki
kemudahan pengelolaan karena memecah divisi-divisi dalam perusahaan
menjadi bagian yang lebih kecil.

Sedangkan kelemahannya terletak pada masalah alokasi sumber daya, serta


distribusi biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

c. Struktur Organisasi Lini

Jenis struktur organisasi ketiga yang akan kita bahas adalah struktur
organisasi lini. Dalam struktur organisasi lini, hubungan antara atasan dengan
bawahan terjadi secara langsung dan vertikal. Dimana sejak dari pimpinan
tertinggi sampai dengan karyawan dengan jabatan terendah dalam struktur
organisasi ini dihubungkan dengan garis komando atau garis wewenang.

Itulah sebabnya, jenis struktur organisasi ini juga lebih dikenal dengan
struktur organisasi militer. Kelebihan menggunakan struktur organisasi lini
adalah kesatuan pimpinan terletak pada satu orang. Sedangkan kelemahannya
adalah adanya ketergantungan pada satu orang dalam struktur hirarkinya. Jenis
organisasi ini sangat tepat jika diterapkan pada organisasi kecil seperti kedai
nasi, warung tegal, bengkel, maupun rukun tetangga.

5
d. Struktur Organisasi Lini dan Staff

Jenis struktur organisasi ini adalah penggabungan antara beberapa


kombinasi dari struktur organisasi lini dengan asas komando, akan tetapi tugas
pimpinan dibantu oleh beberapa staff. Setiap staff pada struktur organisasi lini
dan staff memiliki peran dalam memberikan saran, masukan, bantuan pikiran,
ide-ide dan gagasan baru, serta data-data informasi yang dibutuhkan oleh
pimpinannya.

Struktur organisasi lini dan staff sangat cocok diterapkan pada perusahaan
berskala kecil karena memiliki kelebihan yaitu pada tingginya disiplin moral
para karyawan sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing. Akan tetapi,
solidaritas para karyawannya masih kurang karena banyak dari mereka yang
tidak saling mengenal satu sama lain.

e. Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)

Struktur organisasi matriks adalah sebuah struktur organisasi yang


merupakan penggabungan antara struktur organisasi fungsional dengan struktur
organisasi divisional dengan tujuan untuk saling melengkapi dan menutupi
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua struktur organisasi tersebut.
Struktur organisasi jenis ini sering juga dikenal dengan nama struktur organisasi
proyek karena setiap karyawan pada unit kerja struktur organisasi fungsional
harus mengerjakan proyek-proyek organisasi yang dibebankan kepadanya.

Penerapan jenis struktur organisasi ini menyebabkan terjadinya sistem


komando dimana seorang karyawan diharuskan memberikan laporan kepada dua
orang pimpinan yaitu pimpinan pada unit kerja divisional dan fungsional.
Struktur organisasi matriks sangat cocok diterapkan pada perusahaan berskala
besar hingga perusahaan-perusahaan tingkat multinasional karena
kemampuannya mencapai tingkat koordinasi yang sangat diperlukan dalam
menjawab tuntutan ganda pada lingkungan perusahaan.

6
Namun sayangnya, struktur organisasi matriks juga memiliki kelemahan,
dimana terkadang karena adanya tuntutan ganda tersebut malah menimbulkan
adanya kebingungan.

f. Struktur Organisasi Komite atau Proyek

Jenis struktur organisasi terakhir yang lazim digunakan oleh perusahaan


adalah struktur organisasi komite. Dalam struktur organisasi ini, setiap tugas
kepemimpinan dan tugas-tugas khusus lainnya harus dilaksanakan dan
dipertanggungjawabkan secara kolektif oleh sekelompok pejabat yang berupa
dewan atau komite. Organisasi dalam Komite biasanya terdiri dari pimpinan
komite (Executive Committee) yang merupakan pimpinan dengan kewenangan
lini, dan staff committee yang merupakan karyawan dengan kewenangan staff.

Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah pelaksanaan pengambilan


keputusan yang berlangsung dengan baik karena melalui musyawarah bersama
antara pemegang saham dengan dewan. Sedangkan kelemahannya terletak pada
penghindaran tanggung jawab jika terjadi masalah.

Contoh Jabatan Pada Struktur Organisasi

7
Terdapat beberapa nama jabatan yang setidaknya akan selalu terpampang
dalam sebuah struktur organisasi, namun tidak terbatas pada empat jabatan berikut.
Sekali lagi, semua tergantung kepada industri, jenis perusahaan, skala perusahaan,
dan kebutuhan perusahaan.

1. Direksi

Direksi merupakan orang yang bertanggung jawab dan memiliki wewenang


dalam mengurus perseroan terbatas. Jajaran direksi merupakan bagian yang
penting. Posisinya berada di paling atas dari seluruh jabatan.

2. Manajer

Jabatan manajer adalah jabatan yang bertanggung jawab untuk


mengintegrasikan macam-macam variabel dan karakteristik dari pegawainya dalam
mencapai tujuan perusahaan. Tugas dari manajer adalah membuat pengarahan dan
keputusan, kebijakan, supervisi, dan mengembangkan potensi karyawan agar dapat
memajukan perusahaan.

3. Divisi atau Departemen

Bagian ini dipimpin oleh kepala divisi (atau disebut juga kepala
departemen) yang memiliki tugas untuk memimpin bidang tugas dari
departemennya. Ada berbagai departemen atau divisi yang ada di sebuah struktur
organisasi perusahaan sesuai dengan karakteristik perusahaan. Di antaranya adalah
departemen pemasaran dan penjualan, departemen HRD & GA, departemen
produksi, dan lain sebagainya.

4. Administrasi dan Gudang

Jabatan ini terdiri dari accounting, CMT, dan kasir. Tugasnya adalah
mengatur keuangan perusahaan dan mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan
bahkan mengurus hal-hal yang berhubungan dengan outsourcing.

8
D. Saran Merancang Struktur Organisasi

1. Rancang Struktur Organisasi Sesuai Dengan Visi Dan Misi

Sebelum membuat susunan organisasi perusahaan yang baku, maka pastikan


dulu bahwa visi, misi, dan tujuan atau sasaran organisasi telah dibuat dengan
jelas. Tak jarang beberapa pihak, terutama perusahaan startup yang terburu-buru
dalam membuat struktur tanpa memperhatikan kejelasan tentang apa yang
diharapkan dari organisasi perusahaan yang dibangunnya.

2. Rancang Struktur Organisasi Setelah Merumuskan Bisnis

Poin penting yang juga diperhatikan untuk membuat struktur organisasi


perusahaan adalah mengetahui sasaran bisnis yang ingin dicapai. Rumuskan apa
saja bisnis yang ingin dijalani dan apa saja sasarannya.

3. Pertimbangkan Bakat Serta Talenta Pekerja

Langkah berikutnya yang wajib dilakukan adalah melakukan analisis dan


pengamatan terhadap kemungkinan tersimpannya keahlian-keahlian pada
pekerja Anda. Bisa saja selama ini organisasi Anda memiliki banyak talenta
tersimpan, tapi tidak ditemukan, digunakan atau dioptimalkan untuk
pertumbuhan perusahaan.

4. Pertimbangkan Usia Pekerja

Dalam jenjang karir, ada enam tahapan yang dilalui seseorang, mulai dari
masa Trial, Establishment, Transition, Growth, Maintenance dan Withdrawal.
Dalam agenda membentuk struktur organisasi perusahaan, faktor usia menjadi
salah satu yang patut dipertimbangkan, sehingga Anda mampu menempatkan
mereka pada posisi atau jabatan-jabatan yang sudah dirancang. Usia merupakan
indikator umum dari tingkat kedewasaan, kematangan, dan kecekatan
melakukan kerja.

9
5. Posisi/Jabatan yang Tidak Sesuai dengan Kompetensi Karyawan

Bukan rahasia lagi, jika di setiap perusahaan tidak akan selalu ada posisi
yang terbaik buat setiap pekerja. Sering kali talenta, background pendidikan, dan
kemampuan yang dibutuhkan tidak selalu ada pada pekerja. Atau juga posisi
yang ditempati pekerja tidak selalu sesuai dengan bakat dan talentanya.
Membentuk susunan organisasi yang tepat dengan mempertimbangkan bakat
dan kemampuan yang dimiliki pekerja adalah sesuatu yang ideal. Namun, ketika
hal ini tidak selalu terwujud dan menimbulkan masalah pada di lapangan, perlu
dilakukan evaluasi terhadap struktur yang ada.

6. Berlakukan Self – Assessment

Pada Pekerja Ketika operasional perusahaan sudah berjalan sekian waktu,


mungkin anda perlu melakukan evaluasi ulang terkait penempatan posisi setiap
pekerja. Kegiatan self assessment (menilai diri sendiri) mungkin perlu dilakukan
untuk memastikan bahwa jabatan mereka saat ini masih relevan dengan bakat
dan talenta mereka.

7. Buat Struktur Organisasi Perusahaan yang Ramping

Ramping namun efisien, itulah bentuk struktur organisasi terbaik yang


diimpikan oleh setiap pemilik perusahaan. Struktur organisasi perusahaan
sebaiknya memang harus memperhatikan prinsip kerampingan untuk
menghindari birokrasi rumit yang memperlambat operasional.

2. BUDAYA ORGANISASI

A. Konsep Budaya Organisasi

Budaya merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipengang


oleh anggota-anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dari
organisasi lainnya. Sistem pengamatan bersama ini, dalam pengamatan yang lebih
seksama, merupakan serangkaian karakter penting yang menjadi nilai bagi suatu
organisasi. Penelitian terakhir menyatakan bahwa terdapat tujuh karakter utama,
yang kesemuanya menjadi eleman-elemen penting suatu budaya organisasi yakni.

10
1. Inovasi dan pengambilan resiko

2. Perhatian terhadap detail

3. Orientasi terhadap hasil

4. Orientasi terhadap individu

5. Orientasi terhadap tim

6. Agresivitas

7. Stabilitas
Masing-masing karakter tersebut berada dalam suatu kesatuan, dari tingkat
yang rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan
menggunakan tujuh karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya
organisasi tersebut. Gambaran tersebut kemudian menjadi dasar untuk perasaan
saling memahami yang dimiliki anggota organisasi mengenai organisasi mereka,
bagaimana segala sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut,
dan cara-cara anggota organisasi seharusnya bersikap. (Robins, 2002)

B. Fungsi dan Peran Budaya Organisasi


Dalam bagian ini akan dibahas dengan mengenai fungsi-fungsi kinerja budaya dan
menilai apakah budaya tersebut dapat diandalkan bagi suatu organisasi.

1. Fungsi-Fungsi Budaya
Budaya memiliki beberapa fungsi di dalam suatu organisasi, yaitu:
1) Budaya memiliki suatu peran batas-batas penentu, yaitu budaya
menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
2) Budaya menyampaikan rasa identitas kepada anggota-anggota organisasi.
3) Budaya mempermudah penerusan komitmen hingga mencapai batas yang
lebih luas, melebihi batas ketertarikan individu.
4) Budaya mendorong stabilitas sistem ekonomi.
5) Budaya bertugas sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian
yang memberikan panduan dan bentuk perilaku serta sikap karyawan.

C. Awal Terbentuknya Budaya Organisasi

11
Kebiasaan, tradisi, dan cara-cara umum dalam mengerjakan sesuatu yang
sudah ada dalam suatu organisasi berkaitan erat dengan apa yang telah dilakukan
sebelumnya dan dengan tingkat keberhasilan organisasi tersebut dengan upaya-
upayanya. Dengan demikian sumber utama budaya organisasi adalah para
pendiri.
Para pendiri suatu organisasi secara tradisional memiliki pengaruh yang
dominan dalam membentuk budaya awal.
Mereka memiliki visi bagaimana wujud organisasi tersebut. Mereka tidak
dibatasi oleh kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu atau oleh
ideologi-ideologi sebelumnya. Pemberian karakter terhadap organisasi-
organisasi baru, dengan ruang lingkup yang masih kecil mempermudah para
pendiri dalam menerapkan visinya pada keseluruhan anggota organisasinya.
Budaya organisasi dihasilkan dari interaksi antara fakta dan asumsi para pendiri
dengan apa yang dipelajari selanjutnya oleh anggota awal organisasi, dari
pengalaman mereka sendiri.

D. Menjaga Suatu Budaya Tetap Hidup

Bila suatu budaya sudah berlaku, praktek-praktek dalam organisasi


berfungsi untuk menjaga budaya tersebut dengan cara mengekspose karyawan
agar memiliki pandangan yang serupa. Tiga kekuatan yang memainkan peranan
penting dalam mempertahankan suatu budaya oganisasi, yaitu praktek- praktek
seleksi, tindakan-tindakan manajemen dan metode sosialisasi.

1). Seleksi

Tujuan seleksi adalah untuk mengidentifikasi dan mempekerjakan


individu-individu yang memiliki wawasan, keterampilan dan kemampuan dalam
melakukan pekerjaan untuk keberhasilan perusahaan. Keputusan akhir
mengenai siapa yang akan dipekerjakan sangat dipengaruhi oleh penilaian
pembuatan keputusan, yaitu seberapa bagus kandidat-kandidat tersebut memiliki
kesesuaian dengan organisasi.

12
2). Manajemen Puncak
Tindakan manajemen puncak juga memiliki dampak utama terhadap
budaya organisasi. Para eksekutif membentuk norma-norma penyaring yang
menyeluruh di dalam organisasi melalui apa yang mereka katakan dan lakukan,
apakah pengambilan resiko lebih dikehendaki, seberapa banyak keleluasaan
yang harus diberikan manajer kepada bawahannya, seragam apa yang dipakai,
tindakan apa yang harus dilakukan untuk kenaikan gaji, promosi dan
penghargaan- penghargaan lainnya.
3). Sosialisasi
Organisasi perlu membantu karyawan- karyawan baru tersebut dalam
beradaptasi dengan budaya mereka. Proses adaptasi ini disebut sosialisasi.
Sosialisasi dapat dikonsepkan sebagai suatu proses yang terdiri dari tiga tahap
yakni : kedatangan, orientasi dan metamorfosis.

3. KEPRIBADIAN (PERSONALITY)
A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian memiliki pengertian yang luas, hal ini sebagaimana diartikan para ahli
sebagai berikut;
 sesuatu (yang unik) yang terdapat dalam diri individuyang membimbing dan
memberi arah pada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.(E.
Koswara,1991).
 keseluruhan sifat dan perilaku dari seorang individu dengan sistem
kecenderungan tertentu ketika berinteraksi dengan serangkaian situasi (Paul B.
Horton dan Charter L. Hunt, 1987)
 sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman hidupnya
(Stephen P. Robbins, 1996).
B. Penentu Kepribadian
berikut merupakan penentu kepribadian seseorang yaitu:
1). Keturunan
Keturunan berhubungan dengan faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. ukuran
fisik, wajah yang menarik, jenis kelamin, temperamen, komposisi dari refleksi
otot tingkat energi dan ritme biologis adalah karakteristik yang umumnya
dianggap sepenuhnya dipengaruhi oleh kedua orang tuanya. Pendekatan

13
keturunan berpendapat bahwa kepribadian seseorang adalah struktur molekul
dari gen yang berlokasi dalam kromosom yang diturunkan orang tua ke
anaknya. Oleh karenanya bila karakteristik kepribadian seseorang sepenuhnya
ditentukan oleh keturunan, ciri-ciri tersebut telah ada sejak dilahirkan, dan
tidak ada pengaruh lain yang menggantikannya.
2). Lingkungan
Kepribadian kita sangat dipengaruhi oleh budaya dimana kita dibesarkan,
kondisi awal kita, norma yang ada ditengah keluarga, teman dan kelompok
sosial serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Lingkungan dimana kita
berada sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian kita.
3). Situasi
Faktor situasi mempengaruhi efek dan keturunan serta lingkungan terhadap
kepribadian. kepribadian seorang individu cenderung berubah dalam situasi-
situasi yang berbeda. Permintaan yang bervariasidari situasi yang berbeda
menimbulkan aspek yang berbeda dari kepribadian seseorang.

C. Karakteristik Kepribadian
Berdasarkan hasil-hasil penelitian, ada lima dimensi besar yang menggambarkan
karakteristik kepribadian seorang individu, yaitu:
1). Extroversion (Extroversi/mampu bersosialisasi)
2). Agreeableness (Kemampuan bersepakat)
3). Conscientiousness (Sifat berhati-hati)
4). Emotional Stability (Kestabilan emosi)
5). Openness to experience (Keterbukaan terhadap pengalaman)

D. Teori Kepribadian
Secara umum dalam ilmu Psikologi terdapat tiga teori kepribadian yaitu
1). Trait Theory (Teori sifat)
2). Psychodynamic Theory (Teori Psikodinamik)
3). Humanistic Theory (Teori Humanistik)

14
4. KEMAMPUAN (ABILITY)
Tingkat kemampuan (Ability Level) orang berbeda-beda. ada sejumlah orang yang
sangat pintar menulis, cepat memahami sesuatu, mampu melihat penyebab suatu
masalah, terampil membuat barang yang bagus, cepat memahami keinginan orang
lain, mampu bekerja sama dengan orang lain dll. sementara, sejumlah orang yang lain
memiliki kemampuan terbatas seperti hanya memiliki kemampuan memahami
keinginan orang lain, dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain, kemampuan-
kemampuan ini ada yang dibawa sejak lahir dan ada yang karena belajar dengan tekun.
Berbagai kemampuan yang dimiliki manusia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
1). Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
aktivitas-aktivitas mental. Kemampuan intelektual lebih besar memainkan peran
pada pekerjaan-pekerjaan yang rumit yang menuntut berbagai persyaratan
pemrosesan informasi.

2). Kemampuan Fisik


Kemampuan fisik lebih banyak diperlukan pada aktivitas atau tugas-tugas yang
menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan atau bakat-bakat yang
sejenis.

5. MOTIVASI

A. Arti Penting Motivasi

Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang mendorong seseorang


untuk melakukan sesuatu agar memperoleh hasil atau tujuan yang diharapkan.
Dalam lingkup organisasi, Motivasi kerja (work motivation) merupakan tekanan
psikologis dalam diri seorang yang menentukan arah perilakunya dalam
organisasi, tingkat usahanya, maupun tingkat ketahanannya dalam menghadapi
hambatan- hambatan. Karyawan akan termotivasi untuk memberikan hasil kerja
yang baik apabila dia memperoleh imbalan (reward) yang memadai seperti
bonus, penghargaan, ekstra cuti dan sebagainya.

15
Motivasi sangat diperlukan dalam organisasi karena berhubungan dengan
usaha memberikan dorongan pada para karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi. Tujuan organisasi tidaklah mungkin dicapai tanpa adanya komitmen
yang bertahan lama dari para anggotanya.Pemahaman tentang motivasi perlu di
dasarkan pada asumsi bahwa motivasi adalah sebagai hal yang baik, sebagai
penentu prestasi kerja, sebagai hal yang tidak pernah berhenti, dan sebagai alat
pengukur hubungan pekerjaan dalam organisasi. Oleh karena itu para manajer
organisasi dituntut memiliki kemampuan memotivasi karyawannya yaitu melalui
pemahaman tentang teori-teori motivasi seperti misalnya teori kebutuhan (needs
theory), teori pengharapan (expectancy theory), maupun teori keadilan (equity
theory), dan teori-teori lainnya, (Ratmawati & Herachwati, 2007).

B. Konsep Dasar Motivasi

Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat
intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang
termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan
tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga
dikatakan seorang melakukan pekerjaan yang merupakan hobbynya. Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen-elemen di luar pekerjaan yang
melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang
termotivasi seperti status ataupun kompensasi, (Ratmawati & Herachwati, 2007).

C. Motivasi Internal

Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan
motivasi internalnya. Kekuatan ini akan mempengaruhi pikirannya, yang
selnjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut.

Penggolongan motivasi internal yang dapat diterima secara umum belum mendapat
kesepakatan para ahli. Namun demikian, psikolog-psikolog menyetujui bahwa
motivasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:

a). Motivasi Fisiologis, yang merupakan motivasi alamiah (biologis), seperti


lapar, haus, dan seks

16
b). Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar,
yaitu:
a. Motivasi kasih sayang (affectional motivation); motivasi untuk
menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan dan kepuasan
batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.
b. Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation); motivasi untuk
melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan psikologis,
menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka,
mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan diri.
c. Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation); motivasi untuk
mengembangkan kepribadian, berprestasi menaikkan prestasi dan
mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan
penguasaannya terhadap orang lain.

D. Motivasi eksternal

Teori motivasi eksternal tidak mengabaikan teori motivasi internal. Tetapi justru
mengembangkannya.Teori motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-kekuatan
yang ada dalam individu yang dipengaruhi faktor-faktor ekstern yang
dikendalikan oleh manajer, yaitu meliputi; suasana kerja seperti gaji, kondisi
kerja, dan kebijaksanaan perusahaan, dan hubungan kerja, penghargaan, kenaikan
pangkat dan tanggung jawab.

6. KEPUASAN KERJA

A. Konsepsi Tentang Kepuasan Kerja

Robbins and Judge (2015), menyatakan bahwa kepuasan kerja (job


satisfaction) mengacu pada sikap individu secara total terhadap pekerjaannya.
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif
terhadap pekerjaannya; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya memiliki
sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut. Bila orang berbicara tentang sikap
karyawan, sering kali mereka bermaksud mengatakan kepuasan kerja. Kedua
istilah tersebut sering digunakan secara bergantian.

17
B. Faktor Yang Menentukan Kepuasan Kerja

Fakta menunjukkan bahwa faktor penting yang lebih banyak


mendatangkan kepuasan kerja adalah pekerjan yang secara mentalitas memberi
tantangan, penghargaan yang layak, kondisi kerja yang menunjang, dan rekan
kerja yang mendukung. Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan
yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan
kemampuan mereka dan menawarkan tugas-tugas yang bervariasi, kebebasan dan
umpan balik tentang seberapa baik mereka berkerja. Karakteristik-karakteristik ini
membuat pekerjaan secara mentalitas menantang. Pekerjaan- pekerjaan yang
terlalu kecil tantangannya menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak tantangan
menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Di bawah kondisi tantangan yang
sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.

C. Kepuasan dan Produktivitas

Pandangan awal mengenai hubungan antara kepuasan dengan


produktivitas pada dasarnya dapat disimpulkan dalam suatu pernyataan, yaitu
“seorang pekerja yang merasa bahagia merupakan seorang pekerja yang
produktif.” Banyak dari pola yang diperlihatkan oleh para manajer pada tahun
1930-an, 1940-an, dan 1950-an dengan membentuk tim-tim bowling dan koperasi
simpan pinjam perusahaan, mengadakan piknik perusahaan dan pelatihan bagi
para penyelia agar sensitif terhadap persoalan- persoalan karyawan.

7. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. Proses Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

1. Hakikat keputusan
Proses utama dalam mengelola tugas organisasi adalah proses
pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan melibatkan pemilihan
dari berbagai alternatif tindakan. Proses pengambilan keputusan merupakan
aktivitas yang fundamental dalam organisasi. Setiap orang menghadapi dan
melaksanakan keputusan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan demikian
setiap keputusan memiliki fundamental. Pertama, pengambil keputusan
menghadapi beberapa alternatif pilihan berkaitan dengan tindakan yang akan

18
diambil. Kedua, berbagai kemungkinan hasil atau akibat dapat terjadi,
tergantung pada alternatif tindakan mana yang akan diambil. Ketiga, masing-
masing alternatif memiliki peluang untuk berhasil dan gagal. Keempat,
pengambil keputusan harus menentukan nilai, manfaat dari hasil yang
kemungkinan dicapai.

2. Elemen-elemen Dasar Dalam Proses Pengambilan Keputusan

Elemen-elemen dasar dalam proses pengambilan keputusan meliputi:


penetapan tujuan, mengidentifikasi permasalahan, mengembangkan berbagai
alternatif solusi, evaluasi dan memilih sebuah alternatif, melaksanakan
keputusan dan evaluasi, pengendalian dan tindakan koreksi.

1). Menetapkan tujuan


Tanpa penetapan tujuan, pengambilan keputusan tidak bisa menilai
alternatif atau memilih suatu tindakan. Keputusan pada tingkat individu,
tujuan ditentukan oleh masing-masing orang sesuai dengan sistem nilai
seseorang. Pada tingkat kelompok dan organisasi tujuan ditentukan oleh
pusat kekuasaan melalui diskusi kelompok, konsensus bersama,
pembentukan kualisi dan berbagai macam proses mempengaruhi.

2). Mengidentifikasi permasalahan

Permasalahan merupakan kondisi di mana ada ketidaksamaan antara


kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Permasalahan dalam
organisasi dapat berupa rendahnya produktivitas, adanya konflik
disfungsional, biaya operasional yang terlalu tinggi, perputaran tenaga kerja
yang tinggi, banyaknya produk yang ditolak konsumen dan lain sebagainya.
Keputusan yang efektif memerlukan adanya identifikasi yang tepat atas
penyebab permasalahan. Bila penyebab timbulnya permasalahan tidak dapat
diidentifikasi dengan cepat, maka permasalahan yang ada tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Ada tiga kesalahan yang sering terjadi dalam
mengidentifikasi permasalahan yaitu: mengabaikan permasalahan yang ada,
memusatkan perhatian pada gejala dan melindungi diri.

3). Mengembangkan berbagai alternatif solusi

19
Setelah permasalahan diidentifikasi, kemudian dikembangkan serangkaian
alternatif untuk menyelesaikan permasalahan. Organisasi harus mengkaji
berbagai informasi baik internal maupun eksternal organisasi untuk
mengembangkan serangkaian alternatif yang diharapkan dapat
memecahkan permasalahan yang terjadi.

4). Penilaian dan pemilihan alternatif

Alternatif yang terbaik adalah yang ada hubungannya dengan sasaran atau
tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi
merupakan model yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah
dikembangkan. Alat dan proses pengambilan keputusan yang tepat
tergantung pada sejumlah pengetahuan yang tersedia dan kondisi yang
berkaitan dengan keputusan yang akan diambil. Ada tiga kondisi proses
pengambilan keputusan yang dapat diidentifikasi, yaitu ; kepastian,
ketidakpastian dan resiko.

5). Melaksanakan keputusan

Keberhasilan penerapan keputusan yang diambil oleh manajer atau


pimpinan organisasi, bukan semata-mata tanggung jawab dari pimpinan
organisasi akan tetapi komitmen dari bawahan untuk melaksanakannya
juga menjadi peranan penting. Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif
suatu keputusan seharusnya juga mempertimbangkan kemungkinan
penerapan dari keputusan tersebut. Betapapun baiknya suatu keputusan
apabila keputusan itu sulit diterapkan maka keputusan tersebut juga tidak
ada artinya. Pengambilan keputusan di beberapa organisasi adalah mereka
yang tidak terlibat dengan operasional harian, mereka membuat keputusan
berkaitan dengan tujuan yang ideal dan hanya sedikit mempertimbangkan
penerapan operasionalnya.

6). Evaluasi dan pengendalian dan tindakan koreksi.

Setelah keputusan diterapkan, pengambil keputusan tidak begitu saja


menganggap bahwa hasil yang diinginkan akan tercapai. Mekanisme sistem
pengendalian dan evaluasi perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari

20
keputusan tersebut dapat terealisir. Penilaian didasarkan atas sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang bersifat khusus dan mudah diukur
dapat mempercepat pimpinan untuk menilai keberhasilan keputusan
tersebut. Jika keputusan tersebut kurang berhasil, dimana permasalahan
masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil keputusan
kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari proses
pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati termasuk
dalam penetapan sasaran dan tujuan

21
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai
komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya
Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan fungsinya
masing-masing.Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan
dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai dengan
bidang dan keahliannya.
2. Budaya merupakan serangkaian karakter penting yang menjadi nilai bagi suatu
organisasi
3. Kepribadian memiliki pengertian yang luas, hal ini sebagaimana diartikan para ahli
sebagai berikut;
➢ sesuatu (yang unik) yang terdapat dalam diri individuyang membimbing dan
memberi arah pada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.(E.
Koswara,1991).
➢ keseluruhan sifat dan perilaku dari seorang individu dengan sistem
kecenderungan tertentu ketika berinteraksi dengan serangkaian situasi (Paul B.
Horton dan Charter L. Hunt, 1987)
➢ sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman hidupnya
(Stephen P. Robbins, 1996).
4. Berbagai kemampuan yang dimiliki manusia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
➢ Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas mental. Kemampuan intelektual lebih besar
memainkan peran pada pekerjaan-pekerjaan yang rumit yang menuntut
berbagai persyaratan pemrosesan informasi.
➢ Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik lebih banyak diperlukan pada aktivitas atau tugas-tugas yang
menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan atau bakat-bakat
yang sejenis.

22
5. Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu agar memperoleh hasil atau tujuan yang diharapkan. Dalam
lingkup organisasi, Motivasi kerja (work motivation) merupakan tekanan
psikologis dalam diri seorang yang menentukan arah perilakunya dalam
organisasi, tingkat usahanya, maupun tingkat ketahanannya dalam menghadapi
hambatan- hambatan.
6. Robbins and Judge (2015), menyatakan bahwa kepuasan kerja (job satisfaction)
mengacu pada sikap individu secara total terhadap pekerjaannya.
7. Proses pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang fundamental dalam
organisasi. Setiap orang menghadapi dan melaksanakan keputusan dalam setiap
aspek kehidupan. Dengan demikian setiap keputusan memiliki fundamental.
Pertama, pengambil keputusan menghadapi beberapa alternatif pilihan berkaitan
dengan tindakan yang akan diambil. Kedua, berbagai kemungkinan hasil atau
akibat dapat terjadi, tergantung pada alternatif tindakan mana yang akan diambil.
Ketiga, masing-masing alternatif memiliki peluang untuk berhasil dan gagal.
Keempat, pengambil keputusan harus menentukan nilai, manfaat dari hasil yang
kemungkinan dicapai.

B. SARAN
Setelah kita mempelajari dan memahami materi konsep perilaku organisasi,
semoga dapat menambah wawasan dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembuat
dan pembaca. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga kritik dan sarannya sangat di harapkan agar dalam perbaikan makalah ini
akan menjadi lebih baik lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.gramedia.com/literasi/struktur-organisasi/

2. Wayan Gede Supartha, Desak Ketut Sintaasih, 2017. Pengantar Perilaku Organisasi,
Denpasar: Setiabakti.

3. Badeni, 2017. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Bandung: Alfabeta.

24

Anda mungkin juga menyukai