DISUSUN OLEH :
KELAS : PALEMBANG 1
DOSEN PENGAMPU : Dr. Hj. Meilia Rosani, S.H., M.H.
Dr. Hj. Nurlina, M.M.
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Perilaku
Organisasi (Struktur Organisasi, Budaya Organisasi, Kepribadian (Personality), Kemampuan
(Ability), Motivasi, Kepuasan Kerja, Dan Pengambilan Keputusan)”.
Penyusunan makalah ini merupakan tugas kelompok pada mata kuliah Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi Pendidikan sebagai bahan untuk dipresentasikan memenuhi syarat
penilaian mahasiswa S2 Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang.
Kami banyak mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu, Ibu Dr. Hj.
Nurlina, M.M. yang telah memberikan bimbingan . Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
i
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 22
B. SARAN ........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 24
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Sistem makna
bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh
organisasi.
Semakin tinggi motivasi kerja maka semakin tinggi kepuasan kerja dan
sebaliknya semakin rendah motivasi kerja semakin rendahnya kepuasan
kerja.Menurut Herzberg ( dalam Robbins, 2008 ) motivasi adalah suatu faktor
penyebab kepuasan kerja.Pengambilan keputusan kerja dapat dianggap suatu hasil
atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu
jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan
1
keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur organisasi ?
2. Bagaiman budaya organisasi ?
3. Bagaimana kepribadian ( personality )
4. Bagaiman kemampuan ( ability )
5. Bagaimana motivasi kerja ?
6. Bagaimana kepuasan kerja organisasi ?
7. Bagaimana pengambilan keputusan kerja ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui struktur organisasi
2. Mengetahui budaya organisasi
3. Mengetahui kepribadian ( personality )
4. Mengetahui motivasi kerja
5. Mengetahui kepuasan kerja organisasi
6. Mengetahui pengambilan keputusan kerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP PERILAKU ORGANISASI
1. STRUKTUR ORGANISASI
A. Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai
komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya
Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan fungsinya
masing-masing. Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan
dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai dengan
bidang dan keahliannya. Bagi HRD sendiri, dengan adanya struktur organisasi, kita
dapat mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-karyawannya.
3
komunikasi dan diskusi antar jenjang atau jabatan dalam struktur organisasi
tersebut.
4
menerapkan jenis organisasi ini dapat berdampak pada kesulitan dalam
berdiskusi dan berkomunikasi antara unit kerja yang satu dengan lainnya. Selain
itu, pelatihan manajemen umum bagi karyawan juga memiliki keterbatasan.
Jenis struktur organisasi ketiga yang akan kita bahas adalah struktur
organisasi lini. Dalam struktur organisasi lini, hubungan antara atasan dengan
bawahan terjadi secara langsung dan vertikal. Dimana sejak dari pimpinan
tertinggi sampai dengan karyawan dengan jabatan terendah dalam struktur
organisasi ini dihubungkan dengan garis komando atau garis wewenang.
Itulah sebabnya, jenis struktur organisasi ini juga lebih dikenal dengan
struktur organisasi militer. Kelebihan menggunakan struktur organisasi lini
adalah kesatuan pimpinan terletak pada satu orang. Sedangkan kelemahannya
adalah adanya ketergantungan pada satu orang dalam struktur hirarkinya. Jenis
organisasi ini sangat tepat jika diterapkan pada organisasi kecil seperti kedai
nasi, warung tegal, bengkel, maupun rukun tetangga.
5
d. Struktur Organisasi Lini dan Staff
Struktur organisasi lini dan staff sangat cocok diterapkan pada perusahaan
berskala kecil karena memiliki kelebihan yaitu pada tingginya disiplin moral
para karyawan sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing. Akan tetapi,
solidaritas para karyawannya masih kurang karena banyak dari mereka yang
tidak saling mengenal satu sama lain.
6
Namun sayangnya, struktur organisasi matriks juga memiliki kelemahan,
dimana terkadang karena adanya tuntutan ganda tersebut malah menimbulkan
adanya kebingungan.
7
Terdapat beberapa nama jabatan yang setidaknya akan selalu terpampang
dalam sebuah struktur organisasi, namun tidak terbatas pada empat jabatan berikut.
Sekali lagi, semua tergantung kepada industri, jenis perusahaan, skala perusahaan,
dan kebutuhan perusahaan.
1. Direksi
2. Manajer
Bagian ini dipimpin oleh kepala divisi (atau disebut juga kepala
departemen) yang memiliki tugas untuk memimpin bidang tugas dari
departemennya. Ada berbagai departemen atau divisi yang ada di sebuah struktur
organisasi perusahaan sesuai dengan karakteristik perusahaan. Di antaranya adalah
departemen pemasaran dan penjualan, departemen HRD & GA, departemen
produksi, dan lain sebagainya.
Jabatan ini terdiri dari accounting, CMT, dan kasir. Tugasnya adalah
mengatur keuangan perusahaan dan mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan
bahkan mengurus hal-hal yang berhubungan dengan outsourcing.
8
D. Saran Merancang Struktur Organisasi
Dalam jenjang karir, ada enam tahapan yang dilalui seseorang, mulai dari
masa Trial, Establishment, Transition, Growth, Maintenance dan Withdrawal.
Dalam agenda membentuk struktur organisasi perusahaan, faktor usia menjadi
salah satu yang patut dipertimbangkan, sehingga Anda mampu menempatkan
mereka pada posisi atau jabatan-jabatan yang sudah dirancang. Usia merupakan
indikator umum dari tingkat kedewasaan, kematangan, dan kecekatan
melakukan kerja.
9
5. Posisi/Jabatan yang Tidak Sesuai dengan Kompetensi Karyawan
Bukan rahasia lagi, jika di setiap perusahaan tidak akan selalu ada posisi
yang terbaik buat setiap pekerja. Sering kali talenta, background pendidikan, dan
kemampuan yang dibutuhkan tidak selalu ada pada pekerja. Atau juga posisi
yang ditempati pekerja tidak selalu sesuai dengan bakat dan talentanya.
Membentuk susunan organisasi yang tepat dengan mempertimbangkan bakat
dan kemampuan yang dimiliki pekerja adalah sesuatu yang ideal. Namun, ketika
hal ini tidak selalu terwujud dan menimbulkan masalah pada di lapangan, perlu
dilakukan evaluasi terhadap struktur yang ada.
2. BUDAYA ORGANISASI
10
1. Inovasi dan pengambilan resiko
6. Agresivitas
7. Stabilitas
Masing-masing karakter tersebut berada dalam suatu kesatuan, dari tingkat
yang rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan
menggunakan tujuh karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya
organisasi tersebut. Gambaran tersebut kemudian menjadi dasar untuk perasaan
saling memahami yang dimiliki anggota organisasi mengenai organisasi mereka,
bagaimana segala sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut,
dan cara-cara anggota organisasi seharusnya bersikap. (Robins, 2002)
1. Fungsi-Fungsi Budaya
Budaya memiliki beberapa fungsi di dalam suatu organisasi, yaitu:
1) Budaya memiliki suatu peran batas-batas penentu, yaitu budaya
menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
2) Budaya menyampaikan rasa identitas kepada anggota-anggota organisasi.
3) Budaya mempermudah penerusan komitmen hingga mencapai batas yang
lebih luas, melebihi batas ketertarikan individu.
4) Budaya mendorong stabilitas sistem ekonomi.
5) Budaya bertugas sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian
yang memberikan panduan dan bentuk perilaku serta sikap karyawan.
11
Kebiasaan, tradisi, dan cara-cara umum dalam mengerjakan sesuatu yang
sudah ada dalam suatu organisasi berkaitan erat dengan apa yang telah dilakukan
sebelumnya dan dengan tingkat keberhasilan organisasi tersebut dengan upaya-
upayanya. Dengan demikian sumber utama budaya organisasi adalah para
pendiri.
Para pendiri suatu organisasi secara tradisional memiliki pengaruh yang
dominan dalam membentuk budaya awal.
Mereka memiliki visi bagaimana wujud organisasi tersebut. Mereka tidak
dibatasi oleh kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu atau oleh
ideologi-ideologi sebelumnya. Pemberian karakter terhadap organisasi-
organisasi baru, dengan ruang lingkup yang masih kecil mempermudah para
pendiri dalam menerapkan visinya pada keseluruhan anggota organisasinya.
Budaya organisasi dihasilkan dari interaksi antara fakta dan asumsi para pendiri
dengan apa yang dipelajari selanjutnya oleh anggota awal organisasi, dari
pengalaman mereka sendiri.
1). Seleksi
12
2). Manajemen Puncak
Tindakan manajemen puncak juga memiliki dampak utama terhadap
budaya organisasi. Para eksekutif membentuk norma-norma penyaring yang
menyeluruh di dalam organisasi melalui apa yang mereka katakan dan lakukan,
apakah pengambilan resiko lebih dikehendaki, seberapa banyak keleluasaan
yang harus diberikan manajer kepada bawahannya, seragam apa yang dipakai,
tindakan apa yang harus dilakukan untuk kenaikan gaji, promosi dan
penghargaan- penghargaan lainnya.
3). Sosialisasi
Organisasi perlu membantu karyawan- karyawan baru tersebut dalam
beradaptasi dengan budaya mereka. Proses adaptasi ini disebut sosialisasi.
Sosialisasi dapat dikonsepkan sebagai suatu proses yang terdiri dari tiga tahap
yakni : kedatangan, orientasi dan metamorfosis.
3. KEPRIBADIAN (PERSONALITY)
A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian memiliki pengertian yang luas, hal ini sebagaimana diartikan para ahli
sebagai berikut;
sesuatu (yang unik) yang terdapat dalam diri individuyang membimbing dan
memberi arah pada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.(E.
Koswara,1991).
keseluruhan sifat dan perilaku dari seorang individu dengan sistem
kecenderungan tertentu ketika berinteraksi dengan serangkaian situasi (Paul B.
Horton dan Charter L. Hunt, 1987)
sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman hidupnya
(Stephen P. Robbins, 1996).
B. Penentu Kepribadian
berikut merupakan penentu kepribadian seseorang yaitu:
1). Keturunan
Keturunan berhubungan dengan faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. ukuran
fisik, wajah yang menarik, jenis kelamin, temperamen, komposisi dari refleksi
otot tingkat energi dan ritme biologis adalah karakteristik yang umumnya
dianggap sepenuhnya dipengaruhi oleh kedua orang tuanya. Pendekatan
13
keturunan berpendapat bahwa kepribadian seseorang adalah struktur molekul
dari gen yang berlokasi dalam kromosom yang diturunkan orang tua ke
anaknya. Oleh karenanya bila karakteristik kepribadian seseorang sepenuhnya
ditentukan oleh keturunan, ciri-ciri tersebut telah ada sejak dilahirkan, dan
tidak ada pengaruh lain yang menggantikannya.
2). Lingkungan
Kepribadian kita sangat dipengaruhi oleh budaya dimana kita dibesarkan,
kondisi awal kita, norma yang ada ditengah keluarga, teman dan kelompok
sosial serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Lingkungan dimana kita
berada sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian kita.
3). Situasi
Faktor situasi mempengaruhi efek dan keturunan serta lingkungan terhadap
kepribadian. kepribadian seorang individu cenderung berubah dalam situasi-
situasi yang berbeda. Permintaan yang bervariasidari situasi yang berbeda
menimbulkan aspek yang berbeda dari kepribadian seseorang.
C. Karakteristik Kepribadian
Berdasarkan hasil-hasil penelitian, ada lima dimensi besar yang menggambarkan
karakteristik kepribadian seorang individu, yaitu:
1). Extroversion (Extroversi/mampu bersosialisasi)
2). Agreeableness (Kemampuan bersepakat)
3). Conscientiousness (Sifat berhati-hati)
4). Emotional Stability (Kestabilan emosi)
5). Openness to experience (Keterbukaan terhadap pengalaman)
D. Teori Kepribadian
Secara umum dalam ilmu Psikologi terdapat tiga teori kepribadian yaitu
1). Trait Theory (Teori sifat)
2). Psychodynamic Theory (Teori Psikodinamik)
3). Humanistic Theory (Teori Humanistik)
14
4. KEMAMPUAN (ABILITY)
Tingkat kemampuan (Ability Level) orang berbeda-beda. ada sejumlah orang yang
sangat pintar menulis, cepat memahami sesuatu, mampu melihat penyebab suatu
masalah, terampil membuat barang yang bagus, cepat memahami keinginan orang
lain, mampu bekerja sama dengan orang lain dll. sementara, sejumlah orang yang lain
memiliki kemampuan terbatas seperti hanya memiliki kemampuan memahami
keinginan orang lain, dan kemampuan bekerjasama dengan orang lain, kemampuan-
kemampuan ini ada yang dibawa sejak lahir dan ada yang karena belajar dengan tekun.
Berbagai kemampuan yang dimiliki manusia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
1). Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
aktivitas-aktivitas mental. Kemampuan intelektual lebih besar memainkan peran
pada pekerjaan-pekerjaan yang rumit yang menuntut berbagai persyaratan
pemrosesan informasi.
5. MOTIVASI
15
Motivasi sangat diperlukan dalam organisasi karena berhubungan dengan
usaha memberikan dorongan pada para karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi. Tujuan organisasi tidaklah mungkin dicapai tanpa adanya komitmen
yang bertahan lama dari para anggotanya.Pemahaman tentang motivasi perlu di
dasarkan pada asumsi bahwa motivasi adalah sebagai hal yang baik, sebagai
penentu prestasi kerja, sebagai hal yang tidak pernah berhenti, dan sebagai alat
pengukur hubungan pekerjaan dalam organisasi. Oleh karena itu para manajer
organisasi dituntut memiliki kemampuan memotivasi karyawannya yaitu melalui
pemahaman tentang teori-teori motivasi seperti misalnya teori kebutuhan (needs
theory), teori pengharapan (expectancy theory), maupun teori keadilan (equity
theory), dan teori-teori lainnya, (Ratmawati & Herachwati, 2007).
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat
intrinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang
termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan
tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga
dikatakan seorang melakukan pekerjaan yang merupakan hobbynya. Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen-elemen di luar pekerjaan yang
melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang
termotivasi seperti status ataupun kompensasi, (Ratmawati & Herachwati, 2007).
C. Motivasi Internal
Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan
motivasi internalnya. Kekuatan ini akan mempengaruhi pikirannya, yang
selnjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut.
Penggolongan motivasi internal yang dapat diterima secara umum belum mendapat
kesepakatan para ahli. Namun demikian, psikolog-psikolog menyetujui bahwa
motivasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:
16
b). Motivasi psikologis, yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar,
yaitu:
a. Motivasi kasih sayang (affectional motivation); motivasi untuk
menciptakan dan memelihara kehangatan, keharmonisan dan kepuasan
batiniah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.
b. Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation); motivasi untuk
melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan psikologis,
menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka,
mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaan diri.
c. Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation); motivasi untuk
mengembangkan kepribadian, berprestasi menaikkan prestasi dan
mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan
penguasaannya terhadap orang lain.
D. Motivasi eksternal
Teori motivasi eksternal tidak mengabaikan teori motivasi internal. Tetapi justru
mengembangkannya.Teori motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-kekuatan
yang ada dalam individu yang dipengaruhi faktor-faktor ekstern yang
dikendalikan oleh manajer, yaitu meliputi; suasana kerja seperti gaji, kondisi
kerja, dan kebijaksanaan perusahaan, dan hubungan kerja, penghargaan, kenaikan
pangkat dan tanggung jawab.
6. KEPUASAN KERJA
17
B. Faktor Yang Menentukan Kepuasan Kerja
7. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Hakikat keputusan
Proses utama dalam mengelola tugas organisasi adalah proses
pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan melibatkan pemilihan
dari berbagai alternatif tindakan. Proses pengambilan keputusan merupakan
aktivitas yang fundamental dalam organisasi. Setiap orang menghadapi dan
melaksanakan keputusan dalam setiap aspek kehidupan. Dengan demikian
setiap keputusan memiliki fundamental. Pertama, pengambil keputusan
menghadapi beberapa alternatif pilihan berkaitan dengan tindakan yang akan
18
diambil. Kedua, berbagai kemungkinan hasil atau akibat dapat terjadi,
tergantung pada alternatif tindakan mana yang akan diambil. Ketiga, masing-
masing alternatif memiliki peluang untuk berhasil dan gagal. Keempat,
pengambil keputusan harus menentukan nilai, manfaat dari hasil yang
kemungkinan dicapai.
19
Setelah permasalahan diidentifikasi, kemudian dikembangkan serangkaian
alternatif untuk menyelesaikan permasalahan. Organisasi harus mengkaji
berbagai informasi baik internal maupun eksternal organisasi untuk
mengembangkan serangkaian alternatif yang diharapkan dapat
memecahkan permasalahan yang terjadi.
Alternatif yang terbaik adalah yang ada hubungannya dengan sasaran atau
tujuan yang hendak dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi
merupakan model yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang telah
dikembangkan. Alat dan proses pengambilan keputusan yang tepat
tergantung pada sejumlah pengetahuan yang tersedia dan kondisi yang
berkaitan dengan keputusan yang akan diambil. Ada tiga kondisi proses
pengambilan keputusan yang dapat diidentifikasi, yaitu ; kepastian,
ketidakpastian dan resiko.
20
keputusan tersebut dapat terealisir. Penilaian didasarkan atas sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang bersifat khusus dan mudah diukur
dapat mempercepat pimpinan untuk menilai keberhasilan keputusan
tersebut. Jika keputusan tersebut kurang berhasil, dimana permasalahan
masih ada, maka pengambil keputusan perlu untuk mengambil keputusan
kembali atau melakukan tindakan koreksi. Masing-masing tahap dari proses
pengambilan keputusan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati termasuk
dalam penetapan sasaran dan tujuan
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai
komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya
Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan fungsinya
masing-masing.Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan
dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai dengan
bidang dan keahliannya.
2. Budaya merupakan serangkaian karakter penting yang menjadi nilai bagi suatu
organisasi
3. Kepribadian memiliki pengertian yang luas, hal ini sebagaimana diartikan para ahli
sebagai berikut;
➢ sesuatu (yang unik) yang terdapat dalam diri individuyang membimbing dan
memberi arah pada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.(E.
Koswara,1991).
➢ keseluruhan sifat dan perilaku dari seorang individu dengan sistem
kecenderungan tertentu ketika berinteraksi dengan serangkaian situasi (Paul B.
Horton dan Charter L. Hunt, 1987)
➢ sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman hidupnya
(Stephen P. Robbins, 1996).
4. Berbagai kemampuan yang dimiliki manusia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
➢ Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melaksanakan aktivitas-aktivitas mental. Kemampuan intelektual lebih besar
memainkan peran pada pekerjaan-pekerjaan yang rumit yang menuntut
berbagai persyaratan pemrosesan informasi.
➢ Kemampuan Fisik
Kemampuan fisik lebih banyak diperlukan pada aktivitas atau tugas-tugas yang
menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan atau bakat-bakat
yang sejenis.
22
5. Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu agar memperoleh hasil atau tujuan yang diharapkan. Dalam
lingkup organisasi, Motivasi kerja (work motivation) merupakan tekanan
psikologis dalam diri seorang yang menentukan arah perilakunya dalam
organisasi, tingkat usahanya, maupun tingkat ketahanannya dalam menghadapi
hambatan- hambatan.
6. Robbins and Judge (2015), menyatakan bahwa kepuasan kerja (job satisfaction)
mengacu pada sikap individu secara total terhadap pekerjaannya.
7. Proses pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang fundamental dalam
organisasi. Setiap orang menghadapi dan melaksanakan keputusan dalam setiap
aspek kehidupan. Dengan demikian setiap keputusan memiliki fundamental.
Pertama, pengambil keputusan menghadapi beberapa alternatif pilihan berkaitan
dengan tindakan yang akan diambil. Kedua, berbagai kemungkinan hasil atau
akibat dapat terjadi, tergantung pada alternatif tindakan mana yang akan diambil.
Ketiga, masing-masing alternatif memiliki peluang untuk berhasil dan gagal.
Keempat, pengambil keputusan harus menentukan nilai, manfaat dari hasil yang
kemungkinan dicapai.
B. SARAN
Setelah kita mempelajari dan memahami materi konsep perilaku organisasi,
semoga dapat menambah wawasan dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembuat
dan pembaca. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
sehingga kritik dan sarannya sangat di harapkan agar dalam perbaikan makalah ini
akan menjadi lebih baik lagi.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.gramedia.com/literasi/struktur-organisasi/
2. Wayan Gede Supartha, Desak Ketut Sintaasih, 2017. Pengantar Perilaku Organisasi,
Denpasar: Setiabakti.
24