Anda di halaman 1dari 26

PENGANTAR MANAJEMEN

KELAS CC

“MENDESAIN STRUKTUR ORGANISASI”’

Oleh Kelompok 2 :

1. Islam Samodra Arfiyan (205020300111046)

2. Khikmatul Khusna (205020301111029)

3. Putri Andriany Agus Tianingrum (205020300111036)

4. Theresia Pramesthi Hapsari (205020307111027)


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, atas rahmat dan hidayah dari Allah SWT yang


diberikan kepada kelompok kami, sehingga kami bisa mengerjakan dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Mendesain Struktur Organisasi”. Untuk
memenuhi penugasan membuat makalah mata kuliah Pengantar Manajemen.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Risca Fitri Ayuni selaku dosen mata
kuliah Pengantar Manajemen karena telah memberikan penugasan ini, sehingga
memberikan banyak manfaat terhadap diri kami. Dari proses pengerjaan makalah
ini kami memperoleh banyak sekali wawasan mengenai cara dalam menyusun
desain dan struktur organisasi. Selain itu, kami juga bisa berlatih untuk
meningkatkan keterampilan menulis sebuah makalah. Selain itu, saya juga
menyampaikan kepada semua pihak yang telah membagikan materi yang relevan,
sehingga bisa kami jadikan referensi dalam pembuatan karya tulis ini.
Kami juga tak lupa berterima kasih kepada keluarga kami, yang telah
memberikan dukungan moral maupun material sehingga kami bisa termotivasi
dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah yang kami
tulis ini memang masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran terhadap penulisan makalah ini.
Sehingga, bisa kami jadikan pelajaran untuk menulis makalah dan karya tulis lain
yang jauh lebih baik kedepannya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………….. 1
Kata Pengantar………………………………………………………………….. 2
Daftar Isi………………………………………………………………………… 3
BAB 1
PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 4
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………… 5
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………... 6
1.3 TUJUAN……………………………………………………………. 7
BAB II ISI…..
…………………………………………………………………………….9
2.1 MERANCANG STRUKTUR ORGANISASI…………………… 10
2.2 STRUKTUR MEKANISTIK DAN ORGANIK…………………. 11
2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTURORGANISASI
2.4 DESAIN STRUKTUR ORGANISASI……………………………13
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………….14
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………14
3.2 SARAN……………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam sebuah organisasi tidak pernah terlepas dari adanya struktur organisasi
yang penting untuk memudahkan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan
struktur organisasi maka diharapkan tidak terjadi timpang tindah tugas dan
kewajiban antar anggota organisasi.
Struktur organisasi adalah sebuah garis hierarki atau bertingkat yang
mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun perusahaan, dimana
setiap individu atau SDM yang berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki
posisi dan fungsinya masing-masing.
Struktur organisasi dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan
menempatkan orang-orang yang berkompeten sesuai dengan bidang dan
keahliannya. Dengan adanya struktur organisasi, seorang HR juga bisa
mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-karyawannya. Dengan
menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai dengan
kemampuannya juga bisa menjadi patokan HR dalam menentukan jumlah gaji
karyawan bersangkutan.
Struktur tersebut juga tidak lepas dari desain struktur. Desain organisasi
adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi.
Desain organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena
struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota
organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat
mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana cara merancang struktur organisasi?
1.2.2 Apa perbedaan struktur mekanistik dan organik?
1.2.3 Apa saja faktor yang mempengaruhi struktur organisasi?
1.2.4 Bagaimana desain struktur organisasi?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui cara merancang struktur organisasi.
1.3.2 Mengetahui dan memahami perbedaan antara struktur mekanistik dan
organik.
1.3.3 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi.
1.3.4 Mengetahui model desain struktur organisasi.
BAB II
ISI

2.1 Merancang struktur organisasi

a. Definisi pengorganisasian

Pengorganisasian didefinisikan sebagai kegiatan manajamen yang mengatur dan


menyusun kegiatan pekerjaan untuk mencapai tujuan dari sebuag organisasi.
Disini merupakan proses yang penting di mana manajer harus merancang sebuah
struktur.

Tujuan pengorganisasian dalam proses manajemen, diantaranya:

1. Efektivitas organisasi melalui alokasi beban kerja yang berimbang.


2. Memfasilitasi selutuh proses manajemen dari perencanaan sampai
evaluasi.
3. Mencegah terjadinya kerancuan dalam tugas dan tanggung jawab yang
dapat menimbulkan konflik dan gangguan pada iklim kerja.
4. Memudahkan pengembangan tim manajemen secara lebih terencana.

b. Definisi struktur organisasi

Struktur organisasi adalah sebuah garis hierarki atau bertingkat yang


mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun perusahaan, dimana
setiap individu atau SDM yang berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki
posisi dan fungsinya masing-masing.

Struktur organisasi dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan menempatkan


orang-orang yang berkompeten sesuai dengan bidang dan keahliannya. Dengan
adanya struktur organisasi, seorang HR juga bisa mengetahui peran dan tanggung
jawab karyawan-karyawannya. Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah
posisi dalam struktur sesuai dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan
HR dalam menentukan jumlah gaji karyawan bersangkutan..
Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal yang digunakan untuk
mengelola pekerjaan dalam suatu organisasi. Struktur organisasi ini akan
berpengaruh ke sektor fungsi-fungsi, bagian-bagian, posisi-posisi, atau orang-
orang dengan kedudukan dan wewenangnya masing- masing. Struktur organisasi
yang dapat ditampilkan secara visual dalam bagan organisasi, juga melayani
banyak tujuan.

c. Fungsi Struktur Organisasi

 Dapat menjelaskan tanggung jawab setiap anggota organisasi atau


perusahaan.

Setiap anggota suatu organisasi atau perusahaan tentunya harus


bertanggung jawab kepada pimpinannya atau kepada atasannya yang telah
memberikan kewenangan, karena pelaksanaan atau implementasi
kewenangan tersebut yang perlu dipertanggungjawabkan.

 Dapat menjelaskan kedudukan setiap anggota organisasi atau perusahaan.

Kejelasan mengenai kedudukan disini artinya setiap anggota atau


seseorang yang ada di dalam struktur organisasi dapat mempermudah
dalam melakukan koordinasi dan hubungan. Hal ini dikarenakan adanya
keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah dipercayakan
kepada seseorang atau anggota.

 Kejelasan mengenai jalur hubungan dalam melaksanakan pekerjaan.

Artinya, semua orang dapat mengetahui batas tanggung jawab masing-


masing personil, juga tahu kapan dan bagaimana cara berkolaborasi untuk
memudahkan dalam mencapai tujuan atau kebutuhan.

 Kejelasan uraian tugas

Uraian tugas yang jelas akan sangat membantu pihak atasan maupun
pimpinan untuk dapat melakukan pengawasan dan pengendalian. Selain
itu, bagi bawahan juga dapat lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan
suatu tugas atau pekerjaan karena uraian yang jelas.

 Keberadaan struktur perusahaan akan memperjelas pembagian tugas untuk


masing-masing pemegang jabatan. Rincian pembagian tugas dalam
perusahaan tentu saja merupakan hal yang wajib dipahami oleh tim HRD.
Hal ini menyangkut fungsi HR sebagai jembatan informasi antara
perusahaan dengan seluruh karyawan.Dengan mengetahui pembagian
tugas untuk setiap jabatan, artinya tim HR telah mengetahui seperti apa
alur penyampaian informasi yang ideal dalam perusahaan tersebut.

Pertimbangkan hal ini dalam menyusun struktur organisasi:

 Rancang Struktur Organisasi Perusahaan Sesuai Dengan Visi Dan Misi

Sebelum membuat susunan organisasi perusahaan yang baku, maka


pastikan dulu bahwa visi, misi, dan tujuan atau sasaran organisasi telah
dibuat dengan jelas. Tak jarang beberapa pihak, terutama perusahaan
startup yang terburu-buru dalam membuat struktur tanpa memperhatikan
kejelasan tentang apa yang diharapkan dari organisasi perusahaan yang
dibangunnya. Oleh karena itu, hindarilah membuat bagan organisasi tanpa
memiliki simpulan tujuan organisasi yang jelas.

 Rancang Struktur Organisasi Setelah Merumuskan Bisnis

Poin penting yang juga diperhatikan untuk membuat struktur organisasi


perusahaan adalah mengetahui sasaran bisnis yang ingin dicapai.
Rumuskan apa saja bisnis yang ingin dilakoni dan apa saja sasarannya. Hal
ini akan membantu anda dalam mengenal bisnis, proses atau aktivitas apa
yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari organisasi perusahaan
Anda. Dengan demikian, akan lebih mudah mengembangkan struktur
dengan kejelasan aktivitas.

 Pertimbangkan Bakat Serta Talenta Pekerja


Langkah berikutnya yang wajib dilakukan adalah melakukan analisa dan
pengamatan terhadap kemungkinan tersimpannya keahlian-keahlian pada
pekerja anda. Bisa saja selama ini organisasi Anda memiliki banyak
talenta tersimpan, tapi tidak ditemukan, digunakan atau dioptimalkan
untuk kemajuan anda. Oleh karena itu, bagi pemilik perusahaan amatlah
penting mengenali karakter dan kemampuan bawahan anda, sehingga
dengan menggunakan talenta yang ada dan mengoptimalkan bakatnya
akan membuat bisnis anda berjalan baik.

 Pertimbangkan Umur Pekerja

Dalam jenjang karir, ada tujuh tahapan yang dilalui seseorang, mulai dari
masa Trial, Establishment, Transition, Growth, Maintenance dan
Withdrawal. Dalam agenda membentuk struktur organisasi perusahaan,
faktor umur menjadi salah satu yang patut dipertimbangkan, sehingga
Anda mampu menempatkan mereka pada posisi atau jabatan-jabatan yang
sudah dirancang. Umur merupakan indikator umum dari tingkat
kedewasaan, kematangan, dan kecekatan melakukan kerja.

 Penjelasan Terkait Posisi atau Jabatan yang Mungkin Tidak Sesuai dengan
Bakat Karyawan

Bukan rahasia lagi, jika di setiap perusahaan, tidak akan selalu ada posisi
yang terbaik buat setiap pekerja. Sering kali talenta, background
pendidikan, dan kemampuan yang dibutuhkan tidak selalu ada pada
pekerja. Atau juga posisi yang ditempati pekerja tidak selalu sesuai dengan
bakat dan talentanya. Membentuk susunan organisasi yang tepat dengan
mempertimbangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki pekerja adalah
sebuah keharusan. Namun, ketika hal ini tidak selalu terwujud, maka Anda
harus menjelaskan kepada pekerja terkait posisi atau jabatannya yang
mungkin saat ini masih belum sesuai dengan latar belakang dan
kemampuan mereka.

 Berlakukan Self – Assessment Pada Pekerja


Ketika operasional perusahaan berjalan sekian waktu, mungkin anda perlu
melakukan evaluasi ulang terkait penempatan posisi setiap pekerja.
Kegiatan self assesment (menilai diri sendiri) mungkin perlu dilakukan
untuk mendukung bahwa jabatan mereka saat ini masih relevan dengan
bakat dan talenta mereka. Seperti yang disebutkan di atas, hindarilah
menempatkan seseorang tanpa mempertimbangkan bakat dan talenta
mereka, karena hal ini dipastikan membuat mereka menghasilkan kinerja
rendah.Tidak semua bidang pekerjaan cocok bagi setiap orang. Bahkan
orang yang memiliki kinerja hebat pada bidang pekerjaan tertentu belum
tentu mampu mempunyai kinerja yang sama pada bidang pekerjaan lain.
Pertimbangkanlah prinsip ini bila Anda menempatkan seseorang pada
jabatan tertentu.

 Buat Struktur Organisasi Perusahaan yang Ramping

Ramping namun efisien, itulah visi terbaik yang diimpikan oleh setiap
pemilik perusahaan. Struktur organisasi perusahaan memang harus
memperhatikan prinsip kerampingan. Sebagai langkah awal, mungkin
Anda hanya perlu membuat struktur jabatan yang memang cukup vital
yang harus dimiliki perusahaan. Ketika perusahaan masih belum besar dan
personil-personil Anda masih bisa menangani beberapa bidang pekerjaan,
maka Anda bisa membuat struktur organisasi perusahaan yang
ramping.Mungkin Anda tidak perlu membuat divisi Humas ketika urusan
itu masih bisa ditangani oleh divisi lain. Namun, ketika perusahaan sudah
berkembang besar dan urusan yang ditangani sudah semakin kompleks,
maka perlu untuk mengembangkan struktur organisasi tersebut.

Saat manajer membuat atau mengubah struktur, mereka terlibat dalam desain
organisasi, proses yang melibatkan keputusan tentang enam elemen utama:

1. Spesialisasi Pekerjaan

Spesialisasi pekerjaan atau pembagian pekerjaan berkenaan dengan sejauh mana


tugas organisasi diemban oleh pegawai. Hakikat spesialisasi pekerjaan maksudnya
daripada pekerjaan dilakukan oleh satu orang namun mengenai banyak hal, lebih
baik pekerjaan tersebut dipecah menjadi sejumlah pekerjaan yang spesifik,
dimana pekerjaan spesifik tersebut diemban oleh seorang atau beberapa orang
pegawai. Manajer dapat melakukan efisiensi melalui spesialisasi pekerjaan.
Dengan spesialisasi pekerjaan, keterampilan pegawai akan meningkat, sebab
pegawai melaksanakan pekerjaannya dengan berulang. Dari sisi biaya pelatihan,
maka pelatihan untuk spesialisasi pekerjaan jauh lebih efektif dan efisien.

2. Rantai Komando

Rantai komando merupakan garis tidak putus dari rangkaian wewenang yang ada
dalam organisasi. Dalam konsep rantai komando, terdapat dua hal penting yaitu
wewenang dan kesatuan komando. Wewenang mengacu pada kemampuan untuk
memberi perintah dan mengharapkan perintah tersebut dipatuhi oleh pegawai.
Untuk mempermudah koordinasi, dan tiap manajer memiliki derajat wewenang.
Sedangkan asas kesatuan komando membantu mengamankan konsep garis
wewenang yang tidak terputuskan. Kesatuan ini menyatakan bahwa seorang
pegawai seharusnya mempunyai satu pemimpin dan hanya kepada satu pemimpin
dia bertanggung jawab langsung. Jika kesatuan komando ini putus, maka seorang
pegawai akan menghadapi pemimpinnya secara langsung.

3. Rentang kendali

Rentang kendali merujuk pada jumlah orang yang ada dalam organisasi dimana ia
bekerja dan berdampak pada efektivitas kerja. Berapa banyak bawahan dapat
diarahkan secara efektif dan efisien oleh seorang manajer? Pertanyaan rentang
kendali ini penting, karena sangat menentukan banyaknya tingkatan manajer yang
harus dimiliki organisasi. Bila disejajarkan, makin luas atau besar rentang
organisasi digunakan,maka semakin efisien organisasi itu.

4. Sentralisasi dan Desentralisasi


Berikut ini diuraikan tentang sentralisasi dan desentralisasi.
a. Sentralisasi, istilah sentralisasi mengacu pada pengambilan keputusan yang
terpusat pada suatu titik tertentu dalam organisasi. Konsep tersebut hanya
mencakup wewenang formal, yaitu hak-hak yang terkait dengan posisi pekerjaan.
Lazimnya dikatakan bahwa jika manajemen puncak mengambil keputusan
organisasi tanpa melibatkan pegawai dibawahnya, maka organisasi tersebut
menganut sistem sentralisasi.
b. Desentralisasi, organisasi yang terdesentralisasi, lebih cepat untuk memecahkan
masalah, karena lebih banyak pegawai yang memberikan masukan bagi keputusan
organisasi. Sering dengan tuntutan perubahan, maka akhir-akhir ini manajemen
membuat organisasi menjadi lebih fleksibel dan tanggap, dan cenderung ke arah
desentralisasi dalam pengambilan keputusan. Dalam organisasi besar, manajer lini
pertama (first line manager) mempunyai pengetahuan yang lebih rinci mengenai
masalah-masalah dari pada manajer puncak (top management).
5. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada pekerjaan di dalam organisasi itu dilakukan bagaimana
seharusnya. Selain itu juga dinyatakan bahwa formalisasi adalah derajat dimana
organisasi menstandarkan perilaku melalui aturan, prosedur, pelatihan, dan
mekanisme lain yang terkait. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka
pelaksana pekerjaan itu mempunyai kuantitas keleluasaan yang minium mengenai
apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya
mengerjakannya. Para pegawai melaksanakan pekerjaan yang sama dengan cara
yang sama persis dan menghasilkan output yang sama. Formalisasi dapat
meningkatkan efesiensi dan pemenuhan, tetapi dapat juga menimbulkan masalah.
6. Departementalisasi
Departementalisasi, rentang kendali, sentralisasi, dan formalisasi adalah elemen
penting dalam struktur organisasi namun hampir semua orang berpikir tentang
bagan organisasi apabila berdiskusi tentang struktur organisasi. Bagan organisasi
tersebut disebut dengan departementalisasi. Suatu Departementalisasi merupakan
dasar yang dipakai dalam mengelompokkan pekerjaan, yaitu menspesifikasi
bagaimana suatu pekerja dan aktivitasnya dikelompokan. Departementalisasi
merupakan strategi dasar untuk aktivitas koordinasi dalam organisasi karena
departementalisasi mempengaruhi perilaku dengan cara:
a. Departementalisasi memunculkan rantai komando, yaitu sistem supervisi;
b. Departementalisasi memfokuskan orang-orang pada model mental atau cara
berfikir yang umum, seperti melayani klien, pengembangan produk, atau
mendukung keterampilan khusus;
c. Depertementalisasi menciptakan koordinasi melalui komunikasi informal
diantara subunit dan pegawai.

2.2 Struktur Mekanistik dan Organik


 Organisasi menistik
Merupakan struktur yang kaku dan terkontrol ketat dan dirincikan dengan
spesialisasi yang tinggi, departementalisasi yang kaku, rentang pengendalian
yang sempit, formalisasi yang tinggi serta jaringan informasi yang terbatas.
Struktur organisasi mekanistik menuntut efisensi dan sangat bertumpu pada
aturan, regulasi, tugas-tugas terstandarisasi, dan pengendalian yang seragam
 Organisasi organic
Suatu struktut yang amat adaptif dan fleksibel. Organisasi organic bisa jadi
memiliki pekerjaan terspesialisasi, namun pekerjaan tersebut
tidakterstandarisasi dan bisa berubah sesuai kebutuhan. Tugas-tugas organisasi
sering sekali dikelola tim pekerja. Para pekerja sangat terlatih dan
diberdayakan untuk menangani beragam permasalahan dan mereka hanya
membutuhkan aturan formal yang minim serta sedikit pengawasan lansung.

Faktor-faktor kontinjensi

1. Strategi dan struktu


Perubahan dalam strategi perusahaan menghasilkan perubahan dalam struktur
organisasi yang mendukung strateginya. Dan desain struktur tertentu berhasil
baik pada strategi organisasi yang berbeda.

2. Ukuran dan struktur


Ukuran organisasi dapat mempengaruhi strukturnya. Misalnya, suatu
organisasi yang sudah mencapai ukuran tertentu berarti sudah berada dalam
kondisi mekanistik. Tetapi apabila suatu organisasi melampaui ukuran tertentu
tersebut memiliki pengaruh lebih sedikit terhadap suatu organisasi.

3. Teknologi dan Struktur

Menurut penelitian Joan Woodward perusahaan dibagi menajdi tiga kategori


teknologi.

a. Produksi Unit (unit production), menggambarkan produksi barang-barang


ke dalam unit-unit atau batch kecil.

b. Produksi massal (mass production), menggambarkan proses manufaktur


dalam batch besar.

c. Produksi proses (process production), meliputi produksi dengan proses


kontinu.

4. Ketidakpastian Lingkungan dan Struktur

Lingkungan dibagi menjadi dua, yaiu lingkungan stabil dan sederhana dengan
ketidakpastian rendah. Yang kedua ialah lingkungan yang dinamis dan
kompleks dengan banyak ketidakpastian. Dalam lingkungan yang stabil dan
sederhana, desain mekanistik bisa lebih efektif. Akan tetapi dengan semakin
tingginya ketidakpastian yang ada, suatu organisasi semakin membutuhkan
fleksibilitas dari desain organik.

5. Sudut Pandang Sekarang

Manajer masa kini merestrukturisasi organisasi mereka agar lebih ramping,


gesit, dan fleksibel. Hal ini di Karenakan hadirnya persaingan global, semakin
pesatnya inovasi produk oleh pesaing, dan meningkatnya permintaan
konsumen akan produk berkualitas dan pelayanan cepat. Organisasi
mekanistik kesulitan dalam merespon perubahan ini. Akibatnya, semakin
banyak organisasi yang beralih ke struktur organik.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suatu struktur organisasi. Ernie


(2006), menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi
antara lain:

1. Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi.
Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian
tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi.
Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada
perubahan struktur organisasi.

2. Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya
adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja.
Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki
berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas,
dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun
tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada
berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk
konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang
luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam
mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor
yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala
kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar
yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit.
Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih
sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan
pekerjaan.
3. Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara
bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait
dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
Dengan adanya teknologi, tingkat efektivitas dan efesiensi suatu organisasi
pasti berbeda. Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah
input menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk
mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisiknya. Contohnya,
dengan adanya web cam, suatu organisasi dapat mengadakan net meeting meski
jarak memisahkan peserta rapat organisasi tersebut.

4. Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan
diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga
termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan
mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan
tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang
cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.

2.4 DESAIN STRUKTUR ORGANISASI

Desain organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai


komponen dan bagian organisasi. Desain organisasi memberikan kerangka yang
menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan
penghubung antar posisi para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki suatu
wewenang, maka dia harus dapat mempertanggungjawabkan wewenangnya
tersebut.
Desain organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses
penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek
pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusa
MACAM-MACAM DESAIN ORGANISASI
a. Tradisional
Saat merancang sebuah struktur , manajer bisa memilih salah satu dari
desain-desain Organisasi tradisional . Struktur ini cenderung bersifat mekanistik
Struktur simpel sebagian perusahaan merintis kewirausahawan nya dengan
menggunakan struktur simpel , yaitu desain organisasi dengan departementalisasi
rendah rentang mengendalikan yang luas , wewenang yang tersentralisasi pada
satu orang dan sedikitnya formali sasi .
Keuntungan memakai struktur simpel :
- cepat fleksibel , pemeliharaannya hemat akuntabilitasnya jelas .
Kelemahan :
- kurang layak ketika organisasi berkembang , bertumpu kepada orang saja
terlalu beresiko .
Struktur fungsional merupakan sitem organisasi yang
mengelompokkan keahlian pekerjaan yang serupa atau terkait .
Keuntungan memakai struktur fungsional :
- Menghemat biaya dari sepesialisasi , para pekerja dikelompokkan ke
dalam pembagian tugas kerja yang sejenis .
Kekurangan :
- Mengejar sasaran fungsional bisa mengakibatkan menejer kehilangan
arah tentang apa yang terbaik bagi organisasi secara keseluruhan .
Struktur divisonal merupakan struktur organisasi yang terdiri dari unit-unit
atau divisi bisnis yang terpisah . Dalam struktur ini setiap divinisi memiliki
otonomi terbatas dengan seorang menejer devisi yang memiliki wewenang atas
unitnya dan bertanggung jawab atas unit tersebut .
Kelebihan struktur devisional :
- berfokus pada hasil
- manajer devisi bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada produk dan
layanannya .
Kekurangan :
- duplikasi aktivitas dan sumber daya akan menambahkan biaya dan
mengurangi evisiensi.
b. Kontemporer
Manajer menemukan bahwa desain tradisional sering kali tidak cocok
dengan lingkungan sekarang yang lebih dinamis dan kompleks. Justru organisasi
harus lebih ramping, fleksibel, dan inovatif, dengan kata lain, organisasi harus
lebih organik. Jadi, manajer harus mengupayakan cara cara kreatif untuk
menstrukturisasi dan menyusun pekerjaan.
>STRUKTUR TIM
Merupakan bentuk dari keseluruhan organisasi yang terdiri dari tim-tim
kerja yang melakukan tugas-tugas organisasi. Dalam struktur ini, pemberdayaan
pekerja sangat penting karena tidak ada hierarki wewenang manajerial dari atas ke
bawah. Yang ada justru tim-tim pekerja mendesain dan melakukan pekerjaan yang
di anggap terbaik bagi mereka , tetapi mereka juga bertanggung jawab atas semua
hasil kinerja pekerjaan dalam bidang mereka masing-masing.
>STRUKTUR MATRIKS DAN PROYEK
Dalam struktur matriks, para spesialis/pakar dari beberapa departemen
fungsional bekerja bersama dalam proyek yang dipimpin oleh seorang manajer
proyek . selain satu aspek khas dari desain ini adalah bahwa desain tersebut
menciptakan rantai komando ganda di mana pekerja memiliki dua manajer-
manajer bidang fungsional dam manajer produksi atau proyek yang berbagai
wewenang. Manajer proyek memiliki wewenang atas anggota fungsionalnya yang
menjadi bagian dari tim proyeknya salam bidang-bidang yang terkait dengan
sasaran proyek. Namun, keputusan apa pun tentang promosi, rekomendasi gaji,
dan penilaian tahunan biasanya menjadi tanggung jawab manajer fungsional.
Dalam struktur proyek, dimana para pekerja senantiasa memberikan
kontribusi balam proyek-proyek. Tidak seperti struktur matriks, struktur proyek
tidak memiliki departemen formal di mana para pekerja akan kembali setelah
menyelesaikan satu pproyek. Justru, para pekerja menyumbangkan kemampuan,
keahlian, dan pengalaman mereka ke dalam proyek baru. Selain itu, seluruh
pekerjaan dalam struktur proyek dilakukan oleh tim pekerja. Sebbagai contoh,
dalam perusahaan desain IDEO, tim proyek di susun, dibubarkan, dan disusun
kembali sesuai tuntutan kerja.
>ORGANISASI TANPA BATAS
Di mana desain suatu organisasi tidak didefinisikan, atau dibatasi, pada
batas-batas horizontal, vertikal, eksternal yang diterapkan oleh struktur yang
dibuat sebelumnya.

Desain struktur organisasi yang umum

Struktur sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang
terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling
banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah
orang yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya
yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam
pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah
struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena
struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang
karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung
menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat
rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal,
tugas-tugas y ang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan
yang mengikuti rantai komando.
Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan
yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan
spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik subunit, karena
tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi.
Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja
dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien
sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi
dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.
Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang
ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur
matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang,
laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit,
lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan
perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk
departementalisasi: fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi
fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan
jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian
sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah
sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar
kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.
Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh,
departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua
kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan
kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan
kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia
mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur
matriks memiliki dua atasan –manajerdepartemen fungsional dan manajer produk.
Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.
Berikut adalah bentuk-bentuk rancangan dari struktur organisasi, diantaranya:
1. Rancangan Struktur Organisasi Atas Dasar Fungsi (Organisasi Fungsional)

Struktur Organisasi Fungsional (Achmad S Ruky, 2018)

Struktur organisasi fungsional adalah merupakan struktur yang


memperlihatkan fungsi dari beberapa satuan kerja, umumnya perusahaan
swasta menggunakan bagan seperti ini.
2. Rancangan Struktur Organisasi Atas Dasar Tahap-Tahap dari “Proses”

Struktur Organisasi Berdasarkan “Proses” (Achmad S Ruky, 2018)

Struktur organisasi berdasarkan proses menjelaskan bagaimana proses


pada satuan kerja, biasanya hanya pada satu fungsi pada satuan kerja ,
misalnya pada gambar tersebut merupakan satuan kerja operasi oleh
industri manufaktur.
3. Rancangan Struktur Atas Dasar Produk/Jasa

Struktur Organisasi Berdasarkan Produk/Jasa (Achmad S Ruky, 2018)

Struktur ini umumnya digunakan pada industri manufaktur makanan,


contohnyaa unilever, indofood, dan sebagainya, yang setiap satuan kerja
memiliki produk atau jasa yang ditawarkan berbeda dengan satuan kerja
lainnya.
4. Rancangan Struktur Atas Dasar “Pasar” & “Pelanggan”

Struktur Organisasi Berdasarkan “Pasar” & “Pelanggan” (Achmad S


Ruky, 2018)

Struktur ini umumnya menjelaskan hanya untuk fungsi pemasaran, bukan


melayani ke pasar tapi lebih melayani kepada fungsi pemasarannya.
5. Rancangan Struktur Atas Dasar “Wilayah Kerja”.

Struktur Organisasi Berdasarkan “Wilayah Kerja” (Achmad S Ruky,


2018)

Struktur ini sama halnya dengan struktur fungsional tetapi lebih


menjelaskan beberapa salah satu satuan kerja pada letak wilayah kerjanya.
6. Rancangan Struktur Organisasi Atas Dasar “Waktu Kerja”.

Struktur Organisasi Berdasarkan “Waktu Kerja” (Achmad S Ruky, 2018)

Struktur itu umumnya digunakan bagi perusahaan yang menerapkan waktu


shift, seperti rumah sakit, perhotelan, dan lain sebagainya.
7. Struktur A/D “Jumlah Orang” (Mirip Militer)
Gambar 10. Struktur Organisasi Mirip Militer (Achmad S Ruky, 2018)

Struktur ini memperlihatkan jumlah orang yang mengisi satuan kerja


tersebut. Lebih jelasnya mengenai bentuk-bentuk struktur organisasi
dipaparkan oleh Pak Ruky dalam kulgram tertanggal 22 Februari 2017
tentang “Merancang Struktur Organisasi”
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Organisasi merupakan kumpulan orang-orang dalam sebuah wadah yang


saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Untuk menghimpun kumpulan
tersebur dibutuhkan sebuah struktur organisasi agar tidak terjadi timpang tindih
fungsi dan tugas setiap anggota. Dengan adanya struktur maka akan memberikan
kejelasan tentang fungsi dan tugas setiap anggota organisasi. Struktur oragnisasi
juga tidak lepas dari desain organisasi yang terdapat banyak jenis dengan
kelemahan dan kelebihannya masing-masing.

3.2 SARAN

Dalam menyusun struktur organisasi, maka harus memperhatikan faktor-faktor


yang mempengaruhi struktur organisasi tersebut, dan dalam pembagian anggota,
manajer harus memahami keahlian setiap anggota agar bisa menempatkan anggota
pada bagian yang tepat. Seorang manajer juga harus bisa memahami jenis-jenis
dari desain dan struktur organisasi sehingga bisa tepat dalam menentukan desain
yang sesuai dengan kondisi organisasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Tri Putro. 2015. “Desain dan Struktur Organisasi”.


https://triputronugroho.wordpress.com/2015/12/26/3-3-desain-dan-struktur-
organisasi/, diakses 23 November 2020 pukul 08.27.

https://yogadetraveler.wordpress.com/2010/12/29/elemen-struktur-organisasi/

https://www.rumahmsdm.com/27049/merancang-struktur-organisasi-belajar-
bersama-praktisi/

https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/617-merancang-struktur-
organisasi-yang-baik

Anda mungkin juga menyukai