Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalah sebagai
berikut :
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan organisasi?
1.2.2 Apkah yang dimaksud dengan pengorganisasian?
1.2.3 Apakah yang dimakasud dengan struktur organisasi?
1.2.4 Apakah yang dimaksud dengan pembagian kerja?
1.2.5 Apakah yang dimaksud dengan bagan organisasi formal?
1.2.6 Apakah yang dimaksud dengan departementalisasi?
1.2.7 Bagaimanakah contoh Struktur Organisasi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari organisasi
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian pengorganisasian
1.3.3 Untuk mengetahui struktur organisasi
1.3.4 Untuk mengetahui pengertian pembagian kerja
1.3.5 Untuk mengetahui bagan organisasi formal
1.3.6 Untuk mengetahui departementalisasi
1.3.7 Untuk mengetahui contoh Struktur Organisasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisasi

Organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk


bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Pada umumnya organisasi akan
memanfaatkan berbagai sumber daya tertentu dalam rangka untuk mencapai tujuan, seperti;
uang, mesin, metode/ cara, lingkungan, sumber daya manusia, dan sumber daya lainnya, yang
dilakukan secara sistematis, rasional, dan terkendali.

2.2 Pengertian Pengorganisasian

pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting karena dengan
pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam organisasi,
baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainnya suatu
tujuan.

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat


digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif
sumber daya-sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, di mana setiap
pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk
mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan jabatan, tugas-tugas dan para
karyawan.
4. Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan
untuk mengerjakan tugas tersebut.

Berikut ini proses atau langkah-langkah dalam proses pengorganisasian


1. Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Karena organisasi itu dibentuk berdasarkan suatu tujuan, maka kita harus
merinci seluruh pekerjaan yang akan dilakukan agar dalam proses pencapaian tujuan bisa
sesuai dengan apa yang dikerjakan dalam organisasi.
2. Membagi pekerjaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan menyenangkan
dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang. Biasanya dalam organisasi
yang telah merinci pekerjaan apa yang akan dilakukan, organisasi tersebut akan membagi
pekerjaan tersebut ke dalam bidang-bidang tertentu, dengan kata lain yaitu pekerjaan
dikelompokan sesuai kualifikasinya lalu di bagi ke dalam  bidang-bidang dalam organisasi.
Bidang-bidang itu yang akan mengerjakan tugas tersebut.
3. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam cara yang logis dan efisien.
Setelah dibagi pekerjaan, maka perlu dibagi bagian-bagian atau divisi-divisi organisasi
untuk melaksakan pembagian pekerjaan tersebut.
4. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu
kesatuan yang harmonis. Setelah berhasil membagi pekerjaan sesuai bidang organisasi,
maka perlu dilakukan koordinasi antar bidang dan pengurus organisasi agar mempermudah
pelaksanaan pekerjaan. Terkadang ada suatu bidang dalam organisasi yang akan
membutuhkan sumber daya yang sama atau data yang sama, itulah perlunya koordinasi.
5. Memonitor efektivitas organisasi dan pengambilan langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

2.3 Struktur Organisasi

2.3.1 Pengertian Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan
antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam
struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada
siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan.

2.3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi struktur organisasi


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi adalah sebagai berikut:

1. Strategi Organisasi, strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan


organisasi. Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk
pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi
organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula
pada perubahan struktur organisasi.
2. Skala Organisasi, organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor
diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga  jumlah tenaga kerja.
Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai
cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian
memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang, organisasi
dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah ribuan seperti
pabrik-pabrik  garmen penghasil produk-produk konveksi. Organisasi yang berskala
besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian
wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu
mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut.
Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit
karena pangsa pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang
juga sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang
lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
3. Teknologi, faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara
bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan
penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
4. Lingkungan, lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri
secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk dalam
penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi
untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang
senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu
banyak mengubah struktur organisasi.

2.3.3 Fungsi Struktur Organisasi


Sedangkan fungsi dari struktur organisasi itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Kejelasan Tanggung Jawab, setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa
yang harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab
kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan
kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2. Kejelasan Kedudukan, kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi
sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena
adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.
3. Kejelasan Uraian Tugas, kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat
membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi
bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena
uraiannya yang jelas.

2.3.4 Elemen-Elemen Struktur Organisasi


Ada enam unsur yang perlu diperhatikan jika ingin merancang struktur organisasi.
Elemen tersebut terdiri dari :
1. Spesialisasi Kerja,Spesialisasi kerja adalah pembagian tenaga kerja untuk
mendeskripsikan sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah
menjadi pekerjaan-pekerjaan yang terpisah. Hakikat spesialisasi kerja adalah
bahwa, daripada dilakukan oleh satu individu, lebih baik seluruh pekerjaan itu
dipecah-pecah menjadi sejumlah langkah, dengan tiap langkah diselesaikan
oleh seorang individu yang berlainan. Pada hakikatnya, individu-individu
berspesialisasi dalam mengerjakan bagian dari suatu kegiatan, bukannya
mengerjakan seluruh kegiatan.
2. Departementalisasi, Begitu kita membagi-bagi pekerjaan lewat spesialisasi
kerja, anda perlu mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan ini sehingga tugas
yang sama/mirip dapat dikoordinasikan. Dasar yang dipakai dalam
pengelompokkan pekerjaan disebut departementalisasi. Salah satu cara yang
populer untuk mengelompokkan kegiatan adalah menurut fungsi yang
dijalankan.
3. Rantai Komando, Rantai komando merupakan garis tidak putus dari
wewenang yang terentang dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan
memperjelas siapa melapor ke siapa. Anda tidak dapat membahas rantai
komando tanpa membahas konsep komplementer : wewenang dan kesatuan
komando. Wewenang mengacu kepada hak-hak yang inheren untuk memberi
perintah dan mengharapkan perintah itu dipatuhi. Asas kesatuan komando
membantu mengamankan konsep garis wewenang yang tidak terputuskan.
Kesatuan ini menyatakan bahwa semua mempunyai satu atasan kepada siapa
ia harus bertanggung jawab.
4. Rentang Kendali, Pertanyaan tentang rentang kendali ini sangat penting,
karena sangat menentukan banyaknya tingkatan yang harus dimiliki oleh
suatu organisasi.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi, Sentralisasi adalah memusatkan seluruh
wewenang kepada sejumlah kecil pemimpin atau yang berada di posisi puncak
pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada
pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. 
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan
kebijakan di bawah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pusat,
sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama.
Kelebihan sistem ini adalah di mana pusat tidak harus pusing-pusing pada
permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena
seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pusat.
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan
dan kebijakan kepada orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu
struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi
yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat
memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu
organisasi.
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem
sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan
sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat
kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan
sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di
daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari
pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi pada
otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana
wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok
serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut
terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
6. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam
organisasi itu di bakukan. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka
pelaksana pekerjaan itu mempunyai kuantitas keleluasaan yang minimum
mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana
ia harus mengerjakan.

2.3.5 Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi.

Adapun terdapat beberapa macam bentuk struktur organisasi yaitu :


1.      Struktur organisasi lini
2.      Struktur organisasi lini dan staff
3.      Struktur organisasi fungsional
4.      Struktur organisasi lini dan fungsional

1.      Organisasi Lini
Organisasi Garis/ Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang
langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap bawahannya. Bentuk lini
juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling
tua dan digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini
diciptakan oleh Henry Fayol
Ciri :
1. Hubungan antara pimpinan & bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis
wewenang
2. Selain top manajer , manajer dibawahnya hanya sebagai pelaksana
3. Jumlah karyawan sedikit
4. Sarana dan alatnya terbatas
5. Bentuk lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top
manajer
6. Organisasi kecil
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
1. Atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando
2. Rasa solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar
3. Proses decesion making berjalan cepat
4. Disiplin dan loyalitas tinggi
5. Rasa saling pengertian antar anggota tinggi

Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :


1. Ada tendensi gaya kepernimpinan otokratis
2. Pengembangan kreatifitas karyawan terhambat
3. Tujuan top manajer sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi
4. Karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi
Gambar struktur organisasi Lini :

    2.      Organisasi Lini dan Staf


Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional.
Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan
pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola
organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para
staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data,
informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu
keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktur organisasi ini Hubungan antara atasan dengan
bawahan tidak secara langsung
Ciri :
1. Hubungan atasan dan bawahan tidak seluruhnya secara langsung
2. Karyawan banyak
3. Organisasi besar
4. Ada dua kelompok kerja dalam organisasi sehingga ditekankan adanya spesialisasi:
a. Personel lini
b. Personel staf
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
1. Ada pembagian tugas yang jelas
2. Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
3. Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin
4. Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right place
5. Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan
Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
1. Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan
2. Proses decesion makin berliku-liku
3. Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism spoilsystem
patronage
4. Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat lainnya

Gambar struktur organisasi Lini dan Staf


  

 3.      Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk organisasi di mana
kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di bawahnya
dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang
tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah
kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut
Ciri :
1. Organisasi kecil
2. Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
1. Program tearah, jelas dan cepat
2. Anggaran, personalia, dan sarana tepat dan sesuai
3. Kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat
4. Adanya pembagian tugas antara kerja pikiran dan fisik
5. Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang baik
6. Solidaritas antar anggota yang tinggi
7. Moral serta disiplin keija yang tinggi
8. Koordinasi antara anggota berjalan dengan baik
9. Mempromosikan ketrampilan yang terspesialisasi.
10. Mengurangi duplikasi penggunaan sumber daya yang terbatas
11. Memberikan kesempatan karir bagi para tenaga ahli spesialis
Keburukan dari struktur organisasi ini adalah :
1. Pejabat fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
2. Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi
sulit dilaksanakan
3. Insiatif perseorangan sangat dibatasi
4. Sulit untuk melakukan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam
satu bidang tertentu
5. Menekankan pada rutinitas tugas - kurang memperhatikan aspek strategis jangka
panjang
6. Menumbuhkan perspektif fungsional yang sempit
7. Mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi
8. Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi dan kadang membuat koordinasi dan
kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit dilakukan
Dan tipe fungsional ini relevan untuk situasi seperti berikut :
1. Lingkungan stabil
2.  Tugas bersifat rutin dan tidak banyak perubahan terjadi
3. Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas fungsional
Gambar struktur organisasi Fungsional

4.      Organisasi Lini dan Fungsional


Organisasi Lini dan Fungsional adalah organisasi yang masing-masing anggota
mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi Komite lebih
mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan “kolektif/
presidium/plural executive” dan komite ini bersifat managerial. Komite dapat juga bersifat
formal atau informal,komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur
organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang yang dibagi-bagi secara khusus.
Ciri :
1. Tidak tampak adanya pembedaan tugas pokok dan bantuan
2. Spesialisasi secara praktis pada pejabat fungsional
3. Pembagian kerja dan wewenang tidak membedakan perbedaan tingkat eselon
4. Strukutur organisasi tidak begitu kompleks. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris,
bendahara, ketua-ketua seksi, dan para perugas
5. Struktur organisasi secara relatif tidak permanea. Organisasi ini hanya dipakai sesuai
kebutuhan atau kegiatan
6. Tugas pimpinan dilasanakan secara kolektif
7. Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang sama
8. Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satgas
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah :
1. Solodaritas tinggi
2. Disiplin tinggi
3. Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimum
4. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan
5. Keputusan dapat diambil dengan baik dan tepat
6. Kecil kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan
7. Usaha kerjasama bawahan mudah digalang
Keburukan dari struktur organisasi ini adalah:
1. Kurang fleksibel dan tour of duty
2. Spesialisasi memberikan kejenuhan
3. Proses pengambilan keputusan agak larnban karena harus dibicarakan terlebih dahulu
dengan anggota organisasi
4. Kalau terjadi kemacetan kerja, tidak seorang pun yang mau bertanggung jawab
melebihi yang lain
5. Para pelaksana sering bingung, karena perintah datangnya tidak dari satu orang saja
6. Kreativitas nampaknya sukar dikembangkan, karena perintah pelaksanaan didasarkan
pada kolektivitas
Organisasi panitia biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi
Gambar struktur organisasi Lini dan Fungsional

2.4 Pengertian Pembagian Kerja


Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana individu-individu tidak dapat
mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara kooperatif
dan dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan. Konsep ini
disebut synergy. Tiang dasar pengorganisisian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor)
yang memurigkinkan synergy terjadi. Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola:
di mana ada manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain
lainnya. Pembagian kerja ini efektif karena bila hanya omponen kecil dari pekerjaan yang
dilaksanakan, kualifikasi personalia yang rendah digunakan, dan latihan jabatan lebih mudah.
Gerakan-gerakan dan perpindahan yang percuma dari komponen pekerjaan yang besar
diminimumkan. Lebih dari itu, pembagian kerja mengarahkan penanaman pada peralatan dan
mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktivitas. Namun demikian, beberapa penulis
telah menunjukkan adanya konsekuensi-konsekuensi pada perilaku karyawan sehubungan
dengan pembagian kerja, bila hal itu dilaksanakan secara ekstrim. Ini dapat menimbulkan
kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak
efisienan dan bukan efisiensi. Pembagian kerja merupakan penjadwalan kerja personila
karyawan di suatu perusahaan. Fungsi pembagian kerja ini untuk memudahkan dan
menghindarkan bentrok kerja. Diwujudkan untuk mengelompokan tugas sesuai dengan tanggung
jawab masing-masing personil atau unit kerja

2.5 Bagan Organisasi Formal


Struktur organisasi terlalu kompleks untuk disajikan secara verbal. Manajer perlu
menggambarkan bagan organisasi (organization chart) untuk menunjukkan struktur organisasi.
Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi.
Posisi organisasi menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan organisasi yang
terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, di mana dihubungkan satu dengan yang lain
dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi formal.

Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu sturktur organisasi, yang secara
ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan organisasi mana yang
bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkat spesialisasi yang
digunakan.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan hubungan
wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam
keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai
karyawan terendah dalam organisasi, Oleh karena itu, setiap anggota organisasi
mempunyai suatu kaitan dengan manajer-puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip
kesatuan perintah harus jelas, di mana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan
wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga
hanya kepada seorang manajer.

3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi pada tiap kotak menunjukkan
pekerjaan organisasional atau Ndang tanggung jawab yangberbeda.

4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukkan atas


dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional ataudivisional, atau
lainnya (departementalisasi).

5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan
tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
Seberapa luas tingkat spesialisasi kerja dalam organisasi dapat di perkirakan dengan
membaca label-label yang menunjukkan pekerjaan-pekerjaan yang berbeda dan bagaimana
tugas-tugas dikelompokkan. Garis menunjukkan rantai perintah yang merupakan aspek kunci
koordinasi dalam setiap organisasi. Bagan juga dapat menunjukkan besarnya (size) organisasi,
tetapi tanpa informasi tambahan akan menimbulkan gambaran yang tidak jelas.

Keuntungan dan kelemahan bagan organisasi telah menjadi subyek perdebatan cukuplama di
antara para penulis manajemen. Salah satu keuntungannya adalah bahwa karyawan dan lain-lain
diberi gambaran bagaimana organisasi disusun. Manajer, bawahan dan tanggung jawab
digambarkan dengan jelas. Bila seseorang dibutuhkan untuk menangani suatu masalah khusus,
bagan menunjukkan tempat di mana orang itu dapat ditemukan. Proses pembuatan bagan juga
memungkinkan manajer mengetahui dengan tepat kelemahan-kelemahan organisasi, seperti
sumber-sumber potensial terjadinya konflik atau bidang-bidang di mana duplikasi yang tidak
diperlukan terjadi.
Kelemahan atau kekurangan utama bagan adalah masih banyak hal-hal yang tidak jelas atau
tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh, tidak menunjukkan seberapa besar tingkat wewenang
dan tanggung jawab setiap tingkatan manajerial. Bagan juga tidak menunjukkan hubungan-
hubungan informal dan saluran komunikasi, di mana organisasi tidak dapat berfungsi secara
efisien tanpa hal-hal itu.

2.6 Departementalisasi
Departementalisasi merupakan proses penentuan bagian-bagian dalam organisasi yang akan
bertanggung jawab dalam melakukan bermacam jenis pekerjaan yang telah dikategorikan
berdasarkan faktor-faktor tertentu. Dalam mendesain organisasi, khususnya dalam proses
departementalisasi sebagaimana diuraikan di muka,

ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan oleh organisasi, yaitu pendekatan berdasarkan
fungsional, berdasarkan produk, berdasarkan Pelanggan, berdasarkan geografis, dan berdasarkan
matriks.

A. Pendekatan Fungsional

Penentuan sub-subbagian dari organisasi atau proses departementalisasi yang


pertama adalah berdasarkan fungsi (functional departmentalization). Berdasarkan
pendekatan ini, proses departementalisasi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu
yang mesti dijalankan dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi bisnis
misalnya, ada pekerjaan-pekerjaanyang terkait dengan fungsi produksi, ada pekerjaan-
pekerjaan yang terkait dengan pelanggan atau pasar, sehingga dinamakan dengan fungsi
pemasaran,dan lain sebagainya. Pada Gambar 8.6 ditunjukkan contoh sebuah desain
organisasi melalui departementalisasi yang dibentuk berdasarkan pendekatan
fungsional.
Seperti yang ditunjukkan oleh garis terputus-putus dalam Gambar di atas, setiap
bagian dalam struktur organisasi dibentuk untuk menjalankan berbagai fungsi yang
terkait dengan kegiatan bisnis perusahaan PT ABC. Bagian Keuangan, Produksi,
Pemasaran, dan SDM memiliki fungsi yang khas dalam setiap pekerjaan bisnisnya. Dan,
setiap bagian tersebut secara lebili rinci diturunkan menjadi subbagian promosi dan
penjualan (bagian Pemasaran), produksi dan pergudangan (bagian Produksi), serta
rekrutmen dan seleksi dan pelatihan dan pengembangan (bagian SDM).

B. Pendekatan Produk

Pendekatan kedua dalam departementalisasi adalah berdasarkan produk atau product


departmentalization. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam
organisasi ditentukan berdasarkan jenis produk yang dibuat oleh organisasi. Sebagai
contoh, PT ABC memiliki beberapa jenis produk dari mulai produk susu, sabun mandi,
pasta gigi, hingga mi instan, maka di bawah bagian produksi dapat juga dibuat
subbagian.
Bagian-bagian produk susu, sabun mandi, pasta gigi, dan mi instan, seperti
ditunjukkan dalam Gambar melalui garis putus-putus, merupakan contoh
departementalisasi berdasarkan produk. Pada pelaksanaannya, departementalisasi
berdasarkan produk ini tidak selalu harus berada di bawah bagian tertentu dalam
struktur organisasi tertentu, akan tetapi juga dapat dibuat tersendiri dalam suatu
organisasi. Seperti misalnya ditunjukkan dalam Gambar dibawah.

Pada Gambar diatas tersebut jelas bahwa bagian-bagian fungsional seperti


Pemasaran, Produksi, Keuangan, dan SDM tidak selalu harus berada di atas subbagian
berdasarkan produk, akan tetapi juga dapat menjadi subbagian dari departemen
berdasarkan produk.

C. Pendekatan Pelanggan

Pendekatan ketiga dalam departementalisasi adalah berdasarkan pelanggan atau


customer departmentalization. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian
dalam organisasi ditentukan berdasarkan karakteristik pelangganyang menjadi sasaran
pelanggan dari organisasi. Sebagai contoh, jika produk sabun mandi dari PT ABC di
atas ternyata tidak hanya satu, tetapi ada sabun mandi untuk bayi, anak, remaja, dan
dewasa, maka bentuk desain organisasi dapat dibuat sebagaimana ditunjukkan dalam
Gambar berikut ini.

D. Pendekatan
Geografis

Pendekatan
keempat dalam
departementalisasi
adalah berdasarkan faktor geografis. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-
bagian dalam organisasi ditentukan berdasarkan wilayah geografis di mana organisasi
beroperasi.
Jika PT ABC
memiliki
daerah
penjualan di
empat daerah,
misalnya
Jakarta,
Bandung,
Makassar, dan
Medan, maka desain organisasi yang dapat dibentuk adalah sebagaimana ditunjukkan
oleh Gambar berikut:
Berdasarkan Gambar di atas, tampak bahwa wilayah penjualan dari PT ABC
mencakup empat daerah sebagaimana disebutkan di atas. Agar penjualan lebih dapat
terkonsentrasi dan disebabkan karakteristik pelanggan dan lingkungan di wilayah
geografis berbeda-beda, maka departementalisasi berdasarkan geografis bisa dilakukan.
Pendekatan ini tidak saja dilakukan untuk menentukan bagian atau departemen di bawah
bagian penjualan, tetapi juga dapat dilakukan dalam berbagai jenis organisasi lainnya.
Organisasi yang memiliki berbagai cabang di berbagai daerah biasanya melakukan
desain organisasi berdasarkan pendekatan ini. Perusahaan perbankan juga termasuk ke
dalam organisasi yang melakukan departementalisasi berdasarkan geografis dikarenakan
perusahaan perbankan mengandalkan kantor-kantor cabangnya dalam meraih pangsa
pasarnya.

E. Pendekatan Matriks

Pendekatan departementalisasi terakhir adalah pendekatan matriks. Pendekatan ini


pada dasarnya merupakan proses departementalisasi yang menggabungkan antara
pendekatan fungsional dengan pendekatan lain, misalnya berdasarkan proyek tertentu,
produk tertentu, ataupun berdasarkan pendekatan lainnya. Setiap pekerja yang berada di
bawah departemen tertentu dalam kenyataannya juga merupakan bagian dari sebuah
proyek tertentu atau bagian pekerjaan yang lain dari perusahaan. Jika kita kembali
menggunakan contoh PT ABC tersebut di atas, dan melakukan penyesuaian desain
organisasinya menjadi bentuk matriks, maka desainorganisasi yang dapat dibuat adalah
seperti ditunjukkan dalam Gambar dibawah berikut ini. Berdasarkan Gambar diketahui
bahwa PT ABC memiliki struktur organisasifungsional di mana di dalamnya terdapat
dari mulai bagian Keuangan, Pemasaran, SDM, serta Riset dan Pengembangan. Masing-
masing bagian tersebut dikepalai oleh seorang manajer. Selain keempat fungsi tersebut,
ada juga fungsi profit dari PT ABC yaitu yang terkait dengan bisnis yang dijalankan PT
ABC untuk memperoleh profit yang terdiri dari produk susu, sabun mandi, pasta gigi,
dan mi instan. Masing-masing profit project ini memiliki pengaturan keuangan tertentu;
SDM tertentu yang dipekerjakan, Pemasaran tertentu, dan juga Riser serta
Pengembangan tertentu. Setiap pekerjaan ini mensyaratkan adanya tenaga kerja yang
dipekerjakan. Berdasarkan pendekatan matriks, tenaga kerja selain misalnya ditugaskan
di bawah sebuah departemen tertentu seperti Pemasaran, SDM, dan lain sebagainya,
juga merupakan bagian dari kegiatan peraihan profit atau profit project. Irisan kedua
bagian ini digambarkan melalui lingkaran atau bentuk lonjong sebagaimana ditunjukkan
oleh Gambar 8.11. Berdasarkan pendekatan ini tenaga kerja tidak saja bertanggung
jawab dan berkoordinasi kepada atasan fungsionalnya saja, tetapi juga kepada pimpinan
proyek di mana tenaga tersebut terlibat.

Setiap pendekatan tentunya memiliki berbagai kelebihan sekaligus keterbatasannya.


Pendekatan fungsional misalnya, memberikan kemudahan bagi organisasi untuk membagi-bagi
pekerjaan berdasarkan fungsi-fungsi yang harus dilakukan dalam organisasi bisnis. Namun di sisi
lain, pendekatan fungsional agak menyulitkan organisasi ketika misalnya terdapat perbedaan
kepentingan antarbagian yang berbeda. Bagian Pemasaran yang bermaksud untuk menaikkan
biaya promosi misalnya dapat konflik dengan bagian Keuangan, atau juga dengan bagian SDM
yang menerima tuntutan pegawai untuk kenaikan gaji. Kelemahan dari pendekatan fungsional ini
bisa diselesaikan dengan pendekatan produk misalnya. Di setiap produk misalnya terdapat
berbagai subbagian fungsional seperti Pemasaran, Produksi, dan lain-lain yangdengan demikian
konflik antarbagian dapat dihindari. Namun, pendekatan ini juga belum tentu sesuai ketika
misalnya organisasi memiliki cabang-cabang di berbagai daerah, atau organisasi tersebut bukan
berupa organisasi bisnis. Bagi organisasi nonprofit misalnya, pendekatan berdasarkan produk
belum tentu cocok, dan cenderung justru tidak efektif. Sebagai kesimpulan setiap pendekatan
memiliki keterbatasan sekaligus kelebihannya. Oleh karena itu penggunaannya juga sangat
situasional dengan berbagai faktor yang dimiliki dan dihadapi oleh organisasi.

2.7 Contoh Struktur Organisasi

Berikut ini disajikan contok struktur organisasi dari Koperasi Swastiastu

https://dykaandrian.blogspot.com/2014/12/pengantar-manajemen-5
pengorganisasian.html
https://pengantarmanajemen08.wordpress.com/ii-pengorganisasian-dan-tujuan-
organisasi/

Dari struktur organisasi di atas dapat dilihat bahwa koperasi suastiastu menyusun bagian-bagian
dalam organisasinya menggunakan pendekatan matrix. Dimana perusahaan menggabungkan
pendekatan fungsional dengan pendekatan geografis. Pendekatan fungsional yang dimaksud
adalah pembagian unit kerja yang terdiri dari Devisi Kredit, Devisi Akunting, Devisi
Permodalan, Devisi Audit Devisi Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Devisi Umum.
Sedangkan pendekatan geografis yang dimaksud adalah pembagian berdasarkan letak kantor
cabang dari Koperasi tersebut.
Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan dimana garis putus-putus
merupakan garis koordinasi yang menunjukan hubungan kerja atau koordinasi antar unit. Pada
struktur organisasi di atas, garis koordinasi menghubungkan antara pengurus dan pengawas yang
artinya dalam bekerja mereka akan selalu berkoordinasi satu sama lain. Garis lurus menunjukan
garis komando yang menunjukkan alur komando/perintah yang mengalir dari pimpinan
organisasi kepada unit dibawahnya sampai ke unit terendah pada organisasi tersebut. Pada
struktur organisasi di atas ditunjukkan bahwa garis komando menghubungkan manajer dengan
devisi audit yang artinya manajer dapat memberikan perintah kepada devisi audit namun juga
tetap melakukan koordinasi.

https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-organisasi.html
http://rachmabuana.blogspot.com/2013/11/pengertian-pengorganisasian-organizing.html
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-pengorganisasian-organizing-prinsip-
pengorganisasian/
https://dykaandrian.blogspot.com/2014/12/pengantar-manajemen-5-
pengorganisasian.html
http://armoz31.blogspot.com/2013/09/struktur-organisasi.html
https://www.academia.edu/11766132/_PENGORGANISASIAN_STRUKTUR_ORGANI
SASI_KEKUASAAN_DAN_DISTRIBUSI_WEWENANG_
file:///C:/Users/FRISKA%20JEGEG/Downloads/Documents/P3-Pengoraganisasian-dan-
Struktur-Organisasi.pdf
https://fatimahazz88.wordpress.com/2014/12/26/pengantar-manajemen-kelompok-3-
pembagian-struktur-kerja-struktur-organisasi-dan-koordinasi-dan-rentang-manajemen/

Anda mungkin juga menyukai