Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOORDINASI DAN RENTANG KENDALI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pengantar Manajemen”

Dosen Pengampu : Dr.Dumiyati,M.pd

Disusun Oleh :

Itsna Roikhatul Jannah (1102210008)

Vera Melinda Agustina (1102210009)

Siti Nur Rohmah (1102210010)

Indah Widyawati (1102210011)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN

2021

1
KATA PENGANTAR

segala puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
“Pengantar Manajemen” dengan judul “Koordinasi dan Rentang Kendali”

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dr. Dumiyati, M.Pd. selaku dosen
pengampu Pengantar Mananjemen yang telah membimbing kami. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang setia membantu dalam proses pengumpulan data-data
makalah ini.

Penulis kepada dosen khususnya, umumnya para pembaca barang kali menemui
kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini baik dari segi bahasa maupun isinya harap
maklum. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
semua pembacademi kesempurnaan makalah ini.

Tuban,19 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................4
A. TUJUAN MASALAH...................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Koordinasi......................................................................................................................5
B. Rentang kendali...........................................................................................................10
BAB III....................................................................................................................................15
PENUTUP...............................................................................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang kami menulis ini, karena untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa
dan mahasiswi tentang bagaimana cara koordinasi dan rentang manajemen dalam suatu
kehidupan dimasyarakat.Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan
perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu-satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali oleh
para karyawan, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus
diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.

Kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi secara efektif sebagian besar


tergantung pada jumlah bawahan yang melapor kepadannya, yang dikenal sebagai “ Rentang
Manajemen “ atau “ Rentang Kendali”.

Rentang manajemen dan koordinasi adalah saling berhubungan erat; ada anggapan
bahwa semakin besar jumlah rentangan semakin sulit untuk mengkoordinasi kegiatan-
kegiatan bawahan secara efektif. Tetapi hubungan tersebut tidak semudah itu. Karena bila
jumlah bawahan yang melapor kesetiap manajer lebih banyak, organisasi hanya
membutuhkan sedikit manajer.

B. RUMUSAN MASALAH
C. Apa pengertian koordinasi ?
D. Apa saja karakteristik koordinasi ?
E. Apa saja prinsip, syarat, manfaat, dan tujuan koordinasi ?
F. Apa pengertian rentang kendali ?
G. Apa saja macam-macam faktor rentang kendali ?

A. TUJUAN MASALAH
1. Memahami pengertian koordinasi
2. Memahami karakteristik koordinasi
3. Memahami prinsip, syarat, manfaat, dan tujuan koordinasi
4. Memahami pengertian rentang kendali
5. Memahami macam-macam faktor rentang kendali

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Koordinasi
1. Pengertian Koordinasi
Sutisna (1989) medefinisikan koordinasi ialah proses mempersatukan
sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kearah
tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan. Anonim (2003) mendefinisikan
koordinasi ialah suatu sistem dan proses interaksi untuk mewujudkan keterpaduan,
keserasian, dan kesederhanaan berbagai kegiatan inter dan antar institusi-institusi di
masyarakat melalui komunikasi dan dialog-dialog antar berbagai individu dengan
menggunakan sistem informasi manajemen dan teknologi informasi.1 Menurut G.R.
Terry, koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan
jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan
suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.2
Berdasarkan pendapat para pakar dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
koordinasi ialah proses mengintegrasikan (memadukan), menyinkronisasikan, dan
menyederhanakan pelaksanakan tugas yang terpisah-pisah secara terus-menerus untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. Karakteristik Koordinasi
a. Tujuan berkoordinasi tercapai dengan memuaskan semua pihak terkait
b. Koordinator sangat proaktif dan stakeholders kooperatif
c. Tidak ada yang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya (egosektoral)
d. Tidak terjadi tumpang tindih tugas
e. Komitmen semua pihak tinggi
f. Informasi keputusan mengalir cepat ke semua pihak yang ada dalam sistem
jaringan koordinasi
g. Tidak merugikan pihak-pihak yang berkoordinasi
h. Pelaksanaan tepat waktu
i. Semua masalah terpecahkan
j. Tersedianya laporan tertulis yang lengkap dan rinci oleh masing- masing
stakeholder.

5
3. Tipe-Tipe Koordinasi Menurut Hasibuan, Terdapat dua tipe koordinasi yaitu:
a. Koordinasi vertikal (vertical coordination) adalah kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit kesatuan-
kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya. Tegasnya
atasan mengkoordinasikan semua anggota yang ada dibawah tanggung
jawabnya secara langsung. Koordinasi vertikal ini secara relatif mudah
dilakukan, karena atasan dapat memberikan sangsi kepada aparat yang sulit
diatur.
b. Koordinasi horisontal (horizontal coordination) adalah mengkoordinasikan
tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi yang setingkat.
Koordinasi horisontal ini dibagi ke dalam dua bagian yaitu:
a) Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan,
menyatukan tindakan–tindakan, mewujudkan, dan menciptakan disiplin
antara unit yang satu dengan unit yang lain secara intern ataupun secara
ekstern pada unit yang sama tugasnya.
b) Interrelated adalah koordinasi antar badan atau unit yang fungsinya berbeda,
tetapi instansi yang satu dengan yang lain saling bergatung atau mempunyai
kaitan baik, cara intern maupun ekstern yang levelnya setaraf, koordinasi
horizontal ini relatif sulit dilakukan, karena koordinator tidak dapat
memberikan sangsi kepada pejabat yang sulit diatur sebab kedudukannya
setingkat.
4. Prinsip-Prinsip Koordinasi
Prinsip merupakan kebenaran yang pokok atau apa yang diyakini menjadi
kebenaran pada suatu waktu tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip koordinasi adalah kebenaran-kebenaran yang pokok atau apa yang
diyakini menjadi kebenaran-kebenaran dalam bidang koordinasi.
Menurut George R Terry dan Stephene G. franklin mengatakan bahwa prinsip
dapat dirumuskan sebagai suatu pernyataan atau kebenaran yang pokok yang
memberikan suatu petunjuk untuk berpikir atau bertindak. Pernyataan yang pokok
memberitahukan hasil-hasil apakah yang dikemukakan bila prinsip itu diterapkan.
Berikut adalah beberapa prinsip yang dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu :
a. George R. Terry, mengatakan bahwa koordinasi itu membantu
memperbesar hasil kerja suatu kelompok dengan jalan mendapatkan

6
keseimbangan dan menyatupadukan kegiatan bagian-bagian yang penting,
menunjukkan partisipasi kelompok dalam tahap awal perencanaan dan
mendapatkan penerimaan tujuan kelompok dari setiap anggota.
b. Menurut Dann Sugandha, mengatakan bahwa beberapa prinsip yang perlu
diterapkan dalam menciptakan koordinasi antara lain adalah :
a) Ada kesepakatan dan kesatuan pengertian mengenai sasaran yang
harus dicapai sebagai arah kegiatan bersama.
b) Adanya kesempatan mengenai kegiatan atau tindakan yang harus
dilakukan oleh masing-masing pihak, termasuk target dan
jadwalnya.
c) Adanya kegiatan atau loyalitas dari setiap pihak terhadap bagian
tugas masing-masing serta jadwal yang telah ditetapkan.
d) Adanya saling tukar informasi dari semua pihak yang berkerja sama
mengenai kegiatan dan hasilnya pada suatu saat tertentu, termasuk
masalah-masalah yang dihadapi masing-masing.
e) Adanya koordinasi yang dapat memimpin dan menggerakkan serta
memonitor kerja sama tersebut, serta memimpin pemecahan
masalah bersama.
f) Adanya informasi dari berbagai yang mengalir kepada koordinator
sehingga koordinator dapat memonitor seluruh pelaksanaan kerja
sama dan mengerti masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh
semua pihak.
g) Adanya saling hormati terhadap wewenang fungsional masing-
masing pihak sehingga tercipta semangat untuk saling bantu.
5. Syarat-Syarat Koordinasi
Menurut Tripethi dan Reddy, syarat untuk mencapai koordinasi manajemen yang
efektif ada sembilan, syarat yaitu :
a. Hubungan langsung
Koordinasi dapat lebih mudah dicapai melalui hubungan pribadi langsung
diantara orang-orang yang bertanggung jawab. Melalui hubungan pribadi
langsung, ide-ide, cita-cita, tujuan-tujuan, pandangan-pandangan dapat
dibicarakan dan salah paham dapat dijelaskan jauh lebih baik ketimbang melalui
metode apapun lainnya.

7
b. Kesempatan awal
Koordinasi dapat dicapai lebih mudah dalam tingkat-tingkat awal perencanaan
dan pembuatan kebijaksanaan. Misalnya, sambil mempersiapkan rencana itu
sendiri hanya ada konsultasi bersama. Dengan cara demikian tugas penyesuaian
dan penyatuan dalam proses pelaksanaan rencana lebih mudah.
c. Konstitusi
Koordinasi merupakan suatu proses yang kontinyu dan harus berlangsung pada
semua waktu, mulai dari tahapan perencanaan. Oleh karena itu koordinasi
merupakan dasar struktur organisasi, maka koordinasi harus berlangsung selama
perusahan berfungsi.
d. Dinamisme
Koordinasi harus secara terus menerus diubah mengingat perubahan- perubahan
lingkungan intern maupun ekstern. Dengan kata lain koordinasi itu jangan kaku.
Koordinasi akan meredakan masalah- masalah apabila timbul koordinasi yang
baik akan mengetuai masalah secara dini dan mencegah kejadiannya.
e. Tujuan yang jelas
Tujuan yang jelas itu penting untuk memperoleh koordinasi yang efektif dalam
suatu perusahan, manajer-manajer bagian harus diberitahu tentang tujuan
perusahan dan diminta agar berkerja untuk tujuan bersama perusahan. Suatu
tujuan yang jelas dan diberikan keselarasan tindakan.
f. Organisasi yang sederhana
Struktur organisasi yang sederhana memudahkan koordinasi yang efektif.
Penyusunan kembali bagian-bagian dapat dipertimbangkan untuk memiliki
koordinasi yang lebih baik diantara bagian. Pelaksanaan pekerjaan dan fungsi
yang erat berhubungan dapat ditempatkan di bawah beban seorang pimpinan
apabila hak ini akan mempermudah pengambilan tindakan yang diperlukan untuk
koordinasi agar semua bagian yang saling berhadapan dapat dibicarakan kepada
seorang atasan bersama untuk menjamin koordinasi yang lebih baik. Suatu sub
bagian merupakan suatu contoh jelas pengelompokan ini. Suatu sub bagian
membuat koordinasi lebih mudah dan membantu penyusunan yang cepat terhadap
perubahan lingkungan.
g. Perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas
Faktor lain yang memudahkan koordinasi adalah wewenang dan tanggung jawab
yang jelas untuk masing-masing individu dan bagian. Wewenang yang jelas tidak

8
harus mengurangi pertentangan diantara pegawai-pegawai yang berlainan, tetapi
juga membantu mereka dalam pelaksanaan pekerjaan dengan kesatuan tujuan.
Selanjutnya, wewenang yang jelas membantu manajer dalam mengawasi
bawahan bertanggung jawab atas pelanggaran pembatasan-pembatasan.
h. Komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif merupakan salah satu persyaratan untuk koordinasi yang
baik. Melalui saling tukar informasi secara terus menerus, perbedaan individu dan
bagian dapat diatasi dan perubahan- perubahan kebijaksanaan, penyesuaian
program-program, untuk waktu yang akan datang, dan sebagainya, dapat
dibicarakan. Melalui komunikasi yang efektif tindakan-tindakan atau
pelaksanaan- pelaksanaan pekerjaan yang bertentangan dengan tujuan-tujuan
perusahan dapat dihindarkan dan kegiatan-kegiatan keseluruhan staf dapat
diarahkan secara harmonis menuju ke pelaksanaan tujuan perusahan yang
ditentukan.
i. Kepemimpinan dan supervisi yang efektif Suksesnya koordinasi banyak
dipengaruhi oleh hakikat kepemimpinan dan supervisi. Kepemimpinan yang
efektif menjamin koordinasi kegiatan orang-orang, baik pada tingkatan
perencanaan maupun pada tingkat pelaksanaan. Kepemimpinan yang efektif
merupakan metode koordinasi yang paling baik dan tidak ada lain yang dapat
menggantikannya.
6. Manfaat dan Tujuan Koordinasi

Manfaat koordinasi yaitu sebagai berikut :

a) Menciptakan keseimbangan tugas maupun hak antara setiap bagian dalam


organisasi maupun antara setiap anggota dalam bagian-bagian tersebut.
b) Mengingatkan setiap anggota bahwa mereka bekerja untuk tujuan bersama,
sehingga tujuan-tujuan individu yang bertentangan dengan tujuan bersama
tersebut dapat dihilangkan.
c) Menciptakan efisiensi yang tinggi. Pekerjaan-pekerjaan yang terkoordinasi akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari pada pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukakan tanpa koordinasi
d) Menciptakan suasana kerja yang rukun, damai, dan menyenangkan. Para
anggota saling menghargai satu sama lain karena mereka sadar bahwa mereka
bekerja sama untuk kepentingan bersama.

9
Tujuan koordinasi yaitu sebagai berikut :

a) Untuk mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran kea rah
tercapainya sasaran perusahaan
b) Untuk menjuruskan keterampilan spesialis kea rah sasaran perusahaan
c) Untuk menghindari kekosongan dan tumpang tindih pekerjaan
d) Untuk menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari sasaran
e) Untuk mengintegrasikan tindakan kea rah sasaran organisasi atau perusahaan
f) Untuk menghindari tindakan overlapping fari sasaran perusahaan

B. Rentang kendali
1. Pengertian Rentang kendali
Rentang Kendali adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan
dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Rentang Kendali (span of
control) sangat perlu dalam pengorganisasian, karena berhubungan dengan
pembagian kerja, koordinasi, dan kepemimpinan seorang pemimpin (manajer).
Rentang Kendali diperlukan dalam suatu organisasi karena adanya “limits
factor(keterbatasan)” manusia, yaitu keterbatasan waktu, pengetahuan,
kemampuan, dan perhatian.

Pengertian lain:

Rentang kendali (span of management/span of control/span of executive/span of


authority) sangat diperlukan dalam pengorganisasian karena berhubungan dengan
pembagian kerja, koordinasi, dan kepemimpinan (manajerial). Malayu S.P. Hasibuan
(2006:133)

b. Keterbatasan waktu, artinya bahwa pada saat yang bersamaan seorang


pemimpin melakukan pekerjaan yang beraneka macam.
c. Keterbatasan pengetahuan, artinya bahwa seorang pemimpin tidak mungkin
dapat mengetahui semua pekerjaan dalam perusahaan karena itu perlu
diadakan pembagian pekerjaan kepada bawahannya.
d. Keterbatasan kemampuan, artinya bahwa seorang pemimpin perusahaan
kemampuannya terbatas, karena itu perlu diadakan batas jumlah bawahan
langsungnya.
e. Keterbatasan perhatian, artinya bahwa seorang pemimpin terbatas
perhatiannya, ia tidak dapat memperhatikan semua masalah yang dilakukan

10
bawahannya sehingga perlu diadakan pembatasan jumlah bawahan langsung
yang dipimpinnya.
1. Faktor-faktor Rentang kendali

Ada dua kelompok faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan berapa
sebaiknya jumlah pejabat bawahan yang langsung dapat dipimpin dengan baik oleh
seorang pejabat atasan tertentu :

  Faktor Subyektif ialah faktor yang melekat pada pejebatnya :

1) Kepandaian
2) Pengalaman
3) Kesehatan
4) Umur
5) Kejujuran
6) Keahlian
7) Kecakapan

Faktor Objektif ialah faktor yang berada di luar pejabatnya :

1) Corak pekerjaan
2) Jarak antar para pejabat bawahan
3) Letak para pejabat bawahan
4) Stabil labilnya organisasi
5) Jumlah tugas pejabat
6) Waktu penyelesain pekerjaan

Pedoman lainnya yang dapat dipakai untuk menemukan rentang kendali mencakup
beberapa factor yang berhubungan dengan situasi, bawahan, atasan, yang secara singkat
dapat ditunjukkan sebagai berikut :

2. Factor-faktor yang berhubungan dengan situasi. Rentang kendali dapat relative


melebar bila :
a) Pekerjaan bersifat rutin.
b) Operasi-operasi stabil. 
c) Pekerjaan bawahan sejenis.
d) Bawahan dapat bekerja tidak tergantung satu dengan yang lain.
e) Prosedur-prosedur dibuat secara baik dan telah diformalisasi.

11
f) Pekerjaan tidak membutuhkan tingkat pengawasan yang tinggi.
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan bawahan. Rentang kendali dapat relative
melebar bila :
a) Bawahan adalah terlatih baik untuk pekerjaan tertentu.
b) Bawahan lebih senang bekerja tanpa pengawasan ketat.
4. Factor-faktor yang berhubungan dengan atasan. Rentang kendali dapat relative
melebar bila :
a) Manajer adalah terlatih baik dan berkemampuan tinggi.
b) Manajer menerima bentuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pengawasannya.
c) Manajer tidak mempunyai kegiatan-kegiatan tambahan selama
pengawasan dilaksanakan.
d) Manajer lebih mempunyai gaya pengawasan yang lepas daripada
ketat.

Pejabat atasan yang pandai, cakap ataupun ahli dapat memimpin sejumlah pejabat
bawahan yang lebih banyak dibanding dengan pejabat atasan yang masih kurang
kepandaiannya, kecakapannya ataupun keahliannya. .

Pejabat atasan yang telah berpengalaman tentunya dapat memiliki sejumlah pejabat
bawahan langsung yang lebih banyak dibanding dengan pejabat atasan yang belum
berpengalaman.

Pejabat atasan yang memiliki kesehatan jasmani ataupun rohani tentunya dapat
memimpin sejumlah pejabat bawahan yang lebih banyak dibanding dengan pejabat atasan
yang kurang kesehatannya. Pejabat yang sehat mampu bekerja dengan baik, setiap hari dapat
masuk kerja sehingga dapat mengontrol, dengan baik, dapat menjadi teladan kerja para
pejabat bawahannya.Pajabat pimpinan yang berusia 25-60 tahun kemampuan kerjanya sedang
tinggi maka pejabat berusia demikian dapat memimpin sejumlah bawahan yang lebih banyak
dibanding dengan pejabat atasan yang telah berusia lebih lanjut misalnya 65 tahun atau lebih.

Pejabat atasan yang memiliki sifat jujur tentunya baik apabila diserahi sejumlah
bawahan yang banyak dibanding dengan pejabat atasan yang tidak jujur. Biasanya apabila
pejabat atasannya jujur maka akan berpengaruh jujur pula pada bawahannya.

12
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa apabila factor subyektif dalam keadaan
baik maka rentangan control dapat luas, sedang bila factor subyektif dalam keadaan kurang
baik maka rentangan control sebaiknya sempit.

Apabila corak pekerjaan para pejabat bawahan itu satu macam maka lebih mudah
dipimpin, maka jumlah pejabat bawahan langsung dapat lebih banyak dibanding dengan
apabila mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bercorak aneka ragam. Karena pejabat
bawahan yang melakukan pekerjaan yang bercorak aneka ragam lebih sukar bagi pimpinan
untuk memimpinnya.

Sebagai contoh misalnya perbandingan jumlah pejabat bawahan yang harus di awasi
oleh pengawas yang bekerja pada proyek pembangunan bendungan tentunya tidak akan dapat
dipaksakan sama dengan jumlah pejabat bawahan yang diawasi oleh seorang pengawas yang
bekerja dalam pembangunan perbaikan jalan. Pada proyek pembangunan bendungan, corak
pekerjaan sangat beraneka macam sehingga lebih sulit mengawasinya, sedang pada proyek
perbaikan jalan macamnya pekerjaan tidak banyak dan bersifat lebih sederhana. Maka
pengawas pada proyek pembangunan bendungan harus memiliki sejumlahpajabat bawahan
langsung yang lebih sedikit, sedang pengawas pada proyek perbaikan jalan dapat memiliki
sejumlah pejabat bawahan langsung yang lebih banyak.

Jumlah pejabat bawahan bagi seorang pejabat atasan itu dapat banyak apabila
pekerjaan yang dilakukan oleh para pejabat bawahan itu termasuk pekerjaan yang tidak
memerlukan waktu lama untuk penyelesaiannya, sebaliknya apabila untuk tiap-tiap pekerjaan
yang harus dikerjakan oleh para pejabat bawahan itu selalu memakan waktu yang lama
sehingga pejabat atasan harus selalu mengontrol beberapa kali atau membimbing beberapa
kali maka sebaiknya jumlah yang dipimpin oleh pejabat atasan itu sedikit saja. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa apabila :

1. Corak pekerjaan pejabat bawahan itu semacam rentangan control luas, sedang apabila
corak pekerjaan para pejabat bawahan itu aneka ragam rentangan control sempit.
2. Jarak atau letak para pejabat bawahan itu berdekatan rentangan control luas, sedang
apabila jarak atau letak para pejabat bawahan itu saling berjauhan rentangan control
sempit.
3. Apabila organisasi masih labil rentangan control sempit, tetapi apabila organisasi telah
stabil rentangan control luas.

13
4. Apabila jumlah tugas pokok pejabat atasan itu banyak rentangan control sempit demikian
pula apabila jumlah tugas bagi para pejabat bawahan masing-masing berjumlah
sebanberjumlah banyak, rentangan control sempit
5. Apabila waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekkerjaan itu singkat, rentangan
control luas, sebaliknya apabila waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap
pekerjaan itu lama rentangan control sempit.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian bahasan “koordinasi dan tentang kendali "dapat disimpulkan
bahwa:
a) Pengertian Koordinasi ialah proses mempersatukan sumbangan-sumbangan dari
orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain kearah tercapainya maksud-maksud
yang telah ditetapkan.
b) Adapun karakteristik Koordinasi
1.Tujuan berkoordinasi tercapai dengan memuaskan semua pihak terkait
2.Koordinator sangat proaktif dan stakeholders kooperatif
3.Tidak ada yang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya (egosektoral)
c) Adapun tipe-tipe koordinasi yaitu tipe vertikal dan horizontal
d) syarat syarat koordinasi yaitu : hubungan langsung, Kesempatan awal, konstitusi,
dinamisme, tujuan yang jelas, organisasi yang sederhana, Perumusan wewenang dan
tanggung jawab yang jelas , komunikasi yang efektif dan Kepemimpinan dan
supervisi yang efektif Suksesnya koordinasi
e) Manfaat koordinasi yaitu sebagai berikut :
1.Menciptakan keseimbangan tugas maupun hak antara setiap bagian dalam
organisasi maupun antara setiap anggota dalam bagian-bagian tersebut.
2.Mengingatkan setiap anggota bahwa mereka bekerja untuk tujuan bersama,
sehingga tujuan-tujuan individu yang bertentangan dengan tujuan bersama tersebut
dapat dihilangkan.
Menciptakan efisiensi yang tinggi. Pekerjaan-pekerjaan yang terkoordinasi akan
menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari pada pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukakan tanpa koordinasi .
f) Tujuan koordinasi yaitu sebagai berikut :
1.Untuk mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran kea rah
tercapainya sasaran perusahaan
2.Untuk menjuruskan keterampilan spesialis kea rah sasaran perusahaan
3.Untuk menghindari kekosongan dan tumpang tindih pekerjaan

15
4.Untuk menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari sasaran
5.Untuk mengintegrasikan tindakan kea rah sasaran organisasi atau perusahaan
6.Untuk menghindari tindakan overlapping fari sasaran perusahaan
g) pengertian Rentang Kendali adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin
dan dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Rentang Kendali (span of
control) sangat perlu dalam pengorganisasian, karena berhubungan dengan pembagian
kerja, koordinasi, dan kepemimpinan seorang pemimpin (manajer). Rentang Kendali
diperlukan dalam suatu organisasi karena adanya “limits factor(keterbatasan)”
manusia, yaitu keterbatasan waktu, pengetahuan, kemampuan, dan perhatian.
h) Retang kendali memiliki dua faktor yaitu faktor subjektif dan objektif.
I) tentang kendali di perlukan karena :
1.      Keterbatasan waktu,
2.      Keterbatasan pengetahuan,
3.      Keterbatasan kemampuan,
4.      Keterbatasan perhatian,

B. Saran
Berdasarkan judul makalah kami, yaitu Pengamalan "koordinasi dan rentang kendali",
maka saya menyarankan bagi seluruh pelaku ekonomi dan organisasi terutama yang
menyangkut di bidang manajemen, terutama pembaca makalah ini yang telah mengetahui
pengertian koordinasi dan rentang kendali dapat memahami dan mengamalkan kan
koordinasi dan rentang kendali dengan baik Indonesia, saling mengingatkan satu sama lain,
dan dapat saling bekerjasama demi kemajuan bangsa. Terutama bagi pembaca makalah ini
agar dapat meningkatkan pemahaman terhadap koordinasi dan rentan kendali dan
mengamalkan jadi tidak sebatas teori tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

16
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Dikutip dari Sutisna,

1989), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 439

2 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2014), h. 85

3 Ibid. 4 Ibid

5 Moekijat, Koordinasi, (Jakarta : Graha, 1994). h. 86-87

Moekijat, Koordinasi, (Jakarta : Graha, 1994). h. 36

7 Moekijat, Koordinasi, (Jakarta : Graha, 1994). h. 39-42

8 Irene Diana Sari Wijayanti, Manajemen, (Yogyakarta: Mitra Cendikia, 2008). h. 13

9 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), h. 88

Dr. Badrudin, M.Ag. , dasar-dasar manajemen,(Bandung : penerbit alfabet, 2015)

17

Anda mungkin juga menyukai