Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 2

Ardita Tama Silvadha 41183403190007

Yunisya Windarwati 41183403190036

Dosen Pengampu : N. Lasmita Susanti,S.E.,M.AK

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun agar
pembaca dapat lebih memahami tentang kewirausahaan. Makalah ini disusun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 12 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH................................................................................................................................i
KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN....................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
1.1 Pengertian Koordinasi............................................................................................................2
1.2 Kebutuhan Akan Koordinasi...................................................................................................2
1.3 Masalah-Masalah Pencapaian Koordinasi Yang Efektif..........................................................3
1.4 Pendekatan Untuk Mencapai Koordinasi Yang Efektif...........................................................4
1.5 Mekanisme Pengkoordinasi Dasar.........................................................................................5
1.6 Meningkatkan Koordinasi Potensial.......................................................................................5
1.7 Pengurangan Kebutuhan Akan Koordinasi.............................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
KESIMPULAN.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi
dapat dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang
dikenal sebagai rentang manajemen. Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan
tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi
dibutuhkan sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai
pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.

Sebelumnya manusia perlu mengerti arti kata organisasi. Di mana kata “organisasi“
mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau
kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintahan,
atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan proses
pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan
ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Di
dalam sebuah organisasi diperlukan adanya sebuah koordinasi antara manajer dan
bawahannya untuk kelangsungan organisasi itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
1.1 Apa Pengertian Koordinasi?
1.2 Bagaimana Kebutuhan Akan Organisasi?
1.3 Masalah-Masalah Pencapaian Koordinasi Yang Efektif?
1.4 Pendekatan Untuk Mencapai Koordinasi Yang Efektif?
1.5 Cara Mekanisme Pengkoordinasi Dasar?
1.6 Cara Meningkatkan Koordinasi Potensial?
1.7 Pengurangan Kebutuhan Akan Koordinasi?

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Koordinasi


Aspek utama dari proses pengorganisasian adalah pembagian kerja dan
departementasilasi, sedangkan aspek penting lainnya adalah koordinasi dan rentang
manajemen. Setelah kegiatan-kegiatan dibagi dan didepartementalisasikan, manajer perlu
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan itu untuk mencapai tujuan. Kemampuan manajer untuk
melakukan koordinasi secara efektif sebagian tergantung pada jumlah bawahan yang melapor
kepadanya, yang dikenal sebagai rentang manajemen atau rentang kembali.

Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-


kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional)
suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa koordinasi,
individu-individu dan departemen-departmen akan kehilangan pegangan atas peran mereka
dalam organisasi. Mereka akan memulai mengejar kepentingan sendiri, yang sering
merugikan pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.

1.2 Kebutuhan Akan Koordinasi


Kebutuhan akan organisasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam
pelaksanaaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan
pelaksananya. Jika tugas tersebut memerlukan aliran informasi antar satuan, derajat
koordinasi yang tinggi adalah paling baik. Derajat koordinasi yang tinggi ini sangat
bermanfaat untuk pekerjaan yang tidak rutin dan tidak dapat diperkirakan. Faktor-faktor
lingkungan yang selalu berubah-ubah serta saling ketergantungan adalah tinggi. Koordinasi
juga bsangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menerapkamnn tujuan yang tinggi.

Tiga macam ketergantungan antara satuan organisasi, menurut James D. Thompson yaitu :

1. Saling ketergantungan yang nyatu (proded interdependence), bila satuan-satuan


organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan
kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang
memuaskan untuk suatu hasil akhir.

2
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence), dimana suatu
satuan organisasi harus melakukan pekerjaanya terlebih dahulu sebelum satuan yang
lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence), merupakan
hubungan member dan menerima antar satuan organisasi.

1.3 Masalah-Masalah Pencapaian Koordinasi Yang Efektif


Peningkatan spesialisasi akan menaikan kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin besar
derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk mengkoordinasian kegiatan-kegiatan
khusus dari satuan-satuan yang berbeda. Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di
antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam organisasi menurut
Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:

1. Perbedaan Dalam Orientasi Terhadap Tujuan Tertentu.

Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka


sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.

2. Perbedaan Dalam Oriantasi Waktu.

Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau
dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan
masalah-masalah jangka panjang.

3. Perbedaan Dalam Orientasi Antar Pribadi.

Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih santai
dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.

3
4. Perbedaan Dalam Formalitas Struktur.

Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar
yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi
karyawan.

1.4 Pendekatan Untuk Mencapai Koordinasi Yang Efektif


Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara langsung tergantung
pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas
yang dikoordinasi, semakin membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan
pemrosesan informasi.

Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif:

1. Pendekatan Pertama: Teknik-Teknik Manajemen Dasar.


Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana
dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan
prosedur-prosedur.
2. Pendekatan Kedua: Meningkatkan Koordinasi Potensial.
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling
tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
3. Pendekatan Ketiga: Mengurangi Kebutuhan Akan Koordinasi.
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber
daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-

4
satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.

1.5 Mekanisme Pengkoordinasi Dasar


Komponen-komponen vital manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan, sbb:

1. Hirarki Manajerial.

Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenang formal, hubungan tanggung jawab dan
akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta
dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.

2. Aturan dan Prosedur.

Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian


rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan
rutin.

3. Rencana dan Penetapan Tujuan.

Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan


organisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak
mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.

5
1.6 Meningkatkan Koordinasi Potensial
Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, investasi dalam mekanisme-
mekanisme tambahan diperlukan dengan 2 cara, sbb:

1. Sistem Informasi Vertikal.

Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.


Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen
telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan
operasi-operasi internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan.

2. Hubungan-Hubungan Lateral (Harizontal).

Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi


dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan
ada. Beberapa hubungan lateral, yaitu:

a) Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan


efisiensi kerja.
b) Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga
mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c) Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal dengan
pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk
masalah-masalah khusus.
d) Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal manajer produk atau
proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e) Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan
anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan
bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak secara efektif
mengoordinasikan tugas tertentu.
f) Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi penanganan dan
penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.

6
1.7 Pengurangan Kebutuhan Akan Koordinasi
Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak mencukupi, potensial dapat ditingkatkan
dengan pengunaan metoda diatas. Kebutuhan akan koordinasi yang sangat besar dapat
menyebabkan kelebihan beban bahkan mamperluas makanisme pengkoordinasian, yaitu :

1. Penciptaan Sumber Daya-Sumber Daya Tambahan.

Sumber daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.


Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah
yang timbul berkurang.

2. Penciptaan Tugas-Tugas Yang Dapat Berdiri Sendiri.

Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan


organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh
salah satu organisasi operasi (perusahaan).

7
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Koordinasi sangatlah dibutuhkan dalam setiap organisasai ataupun kelompok apapun,
demi tercapainya segala tujuan yang hendak dicapai. Komunikasi merupakan suatu kunci
utama dalam tercapainya suatu koordinasi yang efektif. Pada dasarnya koordinasi merupakan
suatu pemrosesan informasi. Di sini peranan menejer sangat dibutuhkan dalam melaksanakan
tugasnya dalam bidang pengontrolan, pengawasan dan evaluasi. Kedekatan hubungan dan
kelancaran informasi antara menejer dengan bawahan pun juga sangat perlu diperhatikan agar
dalam pelakasanaan tugas tidak terdapat kesalahan informasi (miss comunications) ataupun
tekanan dalam bekerja.

Selain koordinasi yang efektif dalam pencapain tujuan juga perlu diperhatikan jumlah
bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau yang biasa disebut
rentang manajemen. Memeng sulit untuk menentukan jumlah yang ideal karena hal ini
tergantung pada banyak variabel, seperti besarnya organisasi, teknologi, spesialisasi,
kegiatan-kegiatan rutin, tingkat manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya, namun
setidaknya kita dapat menemukan rentang yang optimal untuk situasi khusus melalui
penentuan batasan rentangan bagi organisasi pada umumnya.. Terlalu melebarnya rentang
berarti manajer harus mengendalikan jumlah bawahan yang besar sehingga menyebabkan
tidak efisien. Sebaliknya jika rentang terlalu sempit dapat menyebabkan manajer tidak
digunakan sepenuhnya.

Dapat disimpulkan bahwa Semakin besar jumlah rentang, semakin sulit untuk


mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif. Dengan mempertimbangkan
uraian-uraian tersebut maka suatu organisasi diharapkan dapat berjalan dengan lancar serta
dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai.

8
DAFTAR PUSTAKA
Hani Hanadoko,1996. Manajemen Cetakan XII BPE, Jogja

https://arhamyuthami.blogspot.com/2015/11/makalah-koordinasi-dan-rentang-
manajemen.html

https://www.academia.edu/37753220/makalah_koordinasi_dan_rentang_manajemen_disusun
_oleh_kelompok_xiv

Anda mungkin juga menyukai