Disusun Oleh:
Friskal Fabian Abdul Malik – 7017215039
Muhammad Rizki Putra – 7218114790
Rezha Agaditya Hernansyah – 7017217033
Mata Kuliah:
Komunikasi Organisasi
1. Adalah suatu proses dinamik dalam mana pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan
diciptakan, ditampilkan dan dinterpretasikan yang hidup dan berkembang dalam sebuah
organisasi.
Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan, artinya komunikasi organisasi
bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti, melainkan komunikasi terjadi sepanjang
waktu. Guetzkow menyatakan bahwa aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi
dengan tiga cara, diantaranya : serentak, berurutan dan keduanya.
Sebagian besar dari komunikasi organisasi berlangsung dari orang ke orang (diadik), hanya
pelibatkan sumber pesan dan penerima- yang menginterpretasikan pesan- sebagai tujuan
akhir. Meskipun demikian, cukup sering seorang manajer menginginkan informasi
disampaikan kepada lebih dari satu orang, misalnya bila diperlukan perubahan jadwal kerja
atau bila sebuah kelompok harus diberi penjelasan mengenai suatu prosedur baru. Sering kali
pesan-pesan disebut memo atau memorandum- dikirim kepada sejumlah orang dalam sebuah
organisasi. Kadang-kadang, misalnya setiap pagi Bank senantiasa melakukan briefing
(pengarahan) yang dilakukan oleh kepala caban Bank kepala seluruh stafnya, semua
menerima suatu informasi dalam waktu yang bersamaan, proses ini dapat disebut
dengan penyebaran pesan secara serentak. Selain itu, penyebaran pesan serentak juga dapat
dilakukan/disampaikan melalui memo, internet, dll. Dengan berkembangnya media
telekomunikasi, tugas menyebarkan informasi kepada semua anggota secara serentak menjadi
lebih sederhana bagi sebagian organisasi. Dengan berkembangnya sistem kabel dan telepon
yang lebih canggih, dirangkaikan dengan video, semua organisasi dapat berhubungan secara
visual dan vokal antara satu dengan yang lainnya sambil tetap berada di tempat kerja masing-
masing. Penyebaran pesan secara serentak mungkin suatu cara yang lebih umum, lebih efektif
dan efisien daripada cara lainnya. untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi.
Penyebaran pesan secara serentak lebih melihat kepada bagaimana pesan tersebut
disampaikan, yaitu satu untuk semua. Bahkan banyak organisasi yang mengeluarkan
selembaran yang diposkan kepada semua anggota organisasi. Bila semua anggota dalam
organisasi tersebut menerima suatu informasi dalam waktu yang bersamaan, maka proses ini
bisa disebut proses penyabaran pesan secara serentak. Penyebaran informasi juga tidak harus
selalau bermedia namun tatap muka pun dapat dijadikan pilihan untuk menyampaikan pesan
secara serentak. Contoh rapat, pertemuan seluruh karyawan Simulasi dan contoh gambar
diatas menunjukan bahwa pesan disebarkan oleh sumber (Head of sales area) kepada para
stafnya yang terdiri dari customer service, chenel and distribution dan Marketing. Disini kita
melihat bahwa pesan dari atasan disebarkan secara bersamaan pada waktu yang sama, tanpa
membeda-bedakan waktu pengirimannya.
3. SERENTAK – BERURUTAN ; yaitu kombinasi kedua pola aliran yang telah disebutkan
sebelumnya.
1. Pola lingkaran.
Pola lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki
wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa
berkomunikasi dengan dua orang anggota lain di sisinya. Pola lingkaran ini cenderung lebih
baik dari pada pola roda- yang mencakup aliran komunikasi yang amat terpusat.
Mereka cenderung memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi
kelompok. Setiap anggota dapat berkomunikasi dengan dua naggota lain di sisinya. Pada pola
ini memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan lainnya hanya melalui sistem
pengulangan pesan. Hambatannya mereka cenderung lambat dalam pemecahan masalah
2. Pola Roda
Pola roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusat. Orang ini merupakan
satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu,
jika seseorang anggota ingin berkomunikasi dengan orang lain, maka pesannya harus di
sampaikan melalui pemimpinnya.
Gambar: Pola Roda
Pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral.
Orang dalam posisi tersebut menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota
organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya.
Burgess (1969) mengamati bahwa sebagai upaya untuk memecahkan masalah dalam
eksperimen-eksperimen, para anggota kelompok harus “belajar bagaimana mengenai
peralatan eksperimen dengan benar dan efisien, dan bagaimana mengefisienkan pengiriman
pesan kepada satu atau beberapa posisi yang dihubungkan dengan pesan-pesan tersebut”. Hal
ini berimplikasi bahwa perilaku-perilaku peranan tertentu yang rumit harus dipelajari, agar
pola komunikasi berfungsi secara optimal. Pola aliran informasi secara langsung dapat
mempengaruhi berjalannya jaringan komunikasi. Beberapa penelitian mengenai jaringan
komunikasi dalam organisasi besar menunjukan bahwa distribusi peranan jaringan penting
untuk keefisienan berfungsinya organisasi.
2. Lisan
1. Tulisan : dalam situasi bila diperlukan informasi untuk tindakan yang akan datang,
informasinya umum, tidak diperlukan kontak pribadi.
3. Lisan diikuti tulisan : dalam situasi yang membutuhkan tindakan segera tetapi kemudian
diikuti tindak lanjutnya yg bersifat umum, perlu pendokumentasian.
4. Tulisan diikuti lisan : dinilai tidak cukup efektif untuk setiap situasi.
1. Ketersediaan informasi.
2. Biaya
3. Pengaruh
5. Respons
2. Memberi informasi bagi atasan kapan bawahan siap menerima informasi dari mereka &
seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
4. Menumbuhkan apresiasi & loyalitas kpd organisasi dg memberi kesempatan kpd pegawai
untuk mengajukan pertanyaan & memberi masukan/gagasan serta saran.
5. Memberi informasi pada atasan apakah bawahan memahami apa yg diharapkan dari aliran
informasi ke bawah
1. Tentang apa yang telah dilakukan bawahan : prestasi, kemajuan, rencana yang akan
datang.
2. Persoalan pekerjaan yang dihadapi yang belum terpecahkan dan membutuhkan bantuan
penyelesaian.
4. Mengungkakan bagaima perasaan, pikiran bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja
mereka, & organisasi.
3. Kurangnya penghargaan & apresiasi bagi komunikasi ke atas yang dilakukan oleh
bawahan/karyawan
4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang
disamapikan pegawai.
PRINSIP KOMUNIKASI KE ATAS
1. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan & didorong atau dirangsang
agar tetap muncul / tersampaikan.
4. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam
pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah
6. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah
7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media & metode untuk
meningkatkan aliran informasi.
3. KOMUNIKASI HORISONTAL
Adalah penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja.
Rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telpon, memo / catatan,
kegiatan sosial, lingkaran kualitas (sebuah kelompok pekerja sukareka yang berbagi wilayah
tanggungjawab)
4. KOMUNIKASI INFORMAL, SELENTINGAN
Komunikasi yang dilakukan oleh orang organisasi tanpa mengindahkan posisinya dalam
organisasi. Selentingan (Grapevine) : metode penyampaian laporan rahasia dari orang ke
orang yang tidak dapatcdiperoleh melalui saluran biasa (Stein, 1967).
CIRI SELENTINGAN :
3. Penyebaran cepat.
3. Sampaikan bahwa atasan mengerti dan menerima informasi melalui selentingan tersebut
(khususnya yg menyangkut perasaan karyawan)