Disusun Oleh :
Salsabila Karima ( 2002010279 )
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA 2022 / 2023
DATA DAN SUMBER
NO PEMBAHASAN SUMBER
1 Teori Konsep
Organisasi https://mathniyya.wordpress.com/2016/05/13/konsep-
dasar-organisasi/
2 Contoh Kasus
Penerapan
Konsep
Organisasi Pada https://id.booksc.org/book/72725654/43b2f4
PT. Madu Baru
Bantul
Yogyakarta
KONSEP DASAR ORGANISASI
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam
kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju-mundurnya suatu
bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya bagi
kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehinggamemperoleh hasil yang diharapkan.
Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga pendidikan sampai pada usaha
peningkatan mutu tenaga kependidikan. Kemarnpuan guru sebagai tenaga kependidikan, baik secara personal,
sosial, maupun profesional, harus benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan
merupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kependidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan
pendidikan.
Untuk itu, ilmu pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan merupakan ilmu yang mempersiapkan
tenaga kependidikan yang profesional, sebab kemampuan profesional bagi guru dalam melaksanakan proses
belajar-mengajar merupakan syarat utama. Oleh karena itu, didirikanlah organisasi profesi sebagai
saranamenyalurkan, memberikan, maupun menampung profesionalitas seorang profesional.
2. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ORGANISASI
Dapat dikatakan bahwa organisasi sebagai proses pembagian tugas mamandang organisasi dari segi sistem
distribusitugas sehingga masing-masing pejabat atau masing-masing unit satuan kerja memegang tugas
tertentu.Disamping itu, masih banyak definisi organisasi sebagai proses yang dikemukakan oleh para ahli, dengan
cara dan bahasa yang berbeda-beda. Dua diantaranya adalah
1. Organization as the process of dividing up work or arranging personal to handle the work of the enterprise.
Artinya organisasiadalah sebagai proses pembagian tugas, mengatur pegawai-pegawai untuk memikul
tugas atau pekerjaan dari suatu badan usaha(Yoseph Kingsbury & Robert Wilcox 1961).
2. Organization is the act or process of bringing together or arranging the related groups of the agency into a
working whole. Artinya organisasi merupakan suatu kegiatan atau suatu proses menghimpun atau
mengatur kelomok-kelompok yang saling mengadakan hubungan dari unit perwakilan ke dalam suatu
pekerjaan yang menyeluruh (Harleigh B. Trecker 1950).
Iklan
LAPORKAN IKLAN INI
James D. Mooney : Organization is the form of every human association for the attainment of common
purposes. Artinya organisasi merupakan bentuk dari setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu
tujuan bersama.
John D. Millet : Organization is people working together, and so it takes on characteristics of human
relationships which are involved in group detivity.Artinya organisasi adalah orang-orang yang
bekerjasama dengan mengandung cirri-ciri dari hubungan kemanusiaan yang timbul di dalam kegiatan
kelompok.
Dwight Waldo : Organization is the structure of authoritative and habitual personal interrelations in an
administrative system. Artinya satu organisasi merupakan struktur daripada hubungan-hubungan atas
dasar wewenang dan bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi.
Chester I. Barnard : Organization is a system of cooperation activities of two or more persons something
intangible and impersonal, largely a matter of relationships.Artinya organisasi merupakan suatu sistem
usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidakberwujud dan tidak bersifat pribadi, yang
sebagian besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan.
Herbert A. Simon : Organization is the complex pattern of communication and other relations in a group
of human being.Artinya organisasi merupakan pola komunikasi yang kompleks dan hubungan-hubungan
lain dalam suatu kelompok manusia.
Prajudi Atmosudirdjo : Organisasi itu sebagi struktur-tatapembagian kerja dan struktur tata-hubungan
kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-
sama mencapai suatu tujuan yang tertentu.
Sondand P. Siagian : Organisasi adalah setiap bentuk persekutuanantara dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk mencapai tujuanbersama dan terikat secara formal dalam suatu ikatan hirarki di
manaselalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yangdisebut pimpinan dan seorang
atau sekelompok orang yang disebutbawahan.
Edgar Schein (1973) ‘’An organization is the rational coordination ofthe activities of a numberof people
for the achievement of somecommon explicit purpose or goal, through devision of labor function,and
through a hierarchy of outhority and responcibility’’.
Ananda W.P. Guruge (1977)‘’Organization is defined as arraging acomplex of tasks intomanageable units
and defining the formalrelationships among the people who are assigned the various tasks.’’
Definisi-definisi tersebut diatas masing-masing memberikan pengertian yang semakin memperjelas apa
hakekat organisasi tersebut.
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui
pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi
menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain
untuk mengkoordinasikanaktivitas di dalamnya.
Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu (Kochler).
Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan bersama.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa:
Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji,
kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan
organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka
diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota
organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab,
sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota
organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang.
B. UNSUR-UNSUR ORGANISASI
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif
Sebuah organisasi memiliki unsur-unsur yang saling terkait didalamnya, diantaranya adalah:
Manusia : sebagai unsur terpenting dalam sebuah organisasi, artinya manusia sebagai penggerak
organisasi tersebut dalam usaha mencapai tujuannya.
Team work : Kerja sama tim sangat diperlukan dalam sebuah organisasi, hal ini menentukan tingkat
kesuksesan organisasi tersebut.
Tujuan utama : sebuah organisasi harus memiliki visi dan misi serta tujuan yang jelas.
Peralatan dan Perlengkapan : peralatan dan perlengkapan dibutuhkan oleh manusia sebagai sumber daya
terpenting untuk mempermudah jalannya proses manajemen organisasi.
Sumber daya alam : sumber daya alam juga memegang peranan penting dalam sebuah organisasi. Manusia
sebagai pelaku harus bisa memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia demi tercapainya tujuan
organisasi.
Manajemen organisasi : adanya pembagian tugas dan kewajiban serta hak dan wewenang bagi setiap
masing-masing anggota organisasi.
Lingkungan : adanya lingkungan yang kondusif artinya, terjadinya komunikasi positif antar sesama
anggota organisasi.
C. BENTUK-BENTUK ORGANISASI
Dalam perkembangan untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk organisasi yang perlu diperhatikan. Bentuk
organisasi tersebut adalah:
a. ORGANISASI LINI (LINE ORGANIZATION)
Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung
secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang
terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau
komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam
organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Memiliki ciri-ciri:
Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
Jumlah karyawan sedikit
Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
Belum terdapat spesialisasi
Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
Struktur organisasi sederhana dan stabil
Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi.
Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri.
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak
fleksibel).
Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengambil inisiatif sendiri.
Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan.
Kurang tersedianya saf ahli
Organisasi Lini
b. ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF ORG)
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas
pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data
informasi yang dibutuhkan:
Memiliki ciri-ciri:
Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana.
Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun
kecil.
Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.
Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya.
Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.
Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.
Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat.
Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal.
Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah
yang penting.
Pimpinan lini mengabaikan advis staf.
Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajat garis dan staf tidak tegas, maka
akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang.
Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar.
Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan
pegawai lini.
Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-
tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
Organisasi
Bentuk Fungsional
d. ORGANISASI LINI & FUNGSIONAL (LINE & FUNCTIONAL ORG)
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit
dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan
wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya
diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Memiliki ciri-ciri:
Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
Terdapat spesialisasi yang maksimal.
Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja.
Solodaritas tinggi.
Disiplin tinggi.
Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal.
Pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan
1. Executive Committee ( Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini.
2. Staff Committee, yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf.
Memiliki ciri-ciri :
Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham
maupun dewan.
Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat kecil.
Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin.
Sedangkan keburukannya :
D. TUJUAN ORGANISASI
Tujuan organisasi kependidikan, yaitu: meningkatkan danmengembangkan:
Karier,
Kemampuan,
Kewenangan profesional,
Martabat, dan
Kesejahteraan seluruh tenaga kependidikan.
Sedangkan visinya secara umum ialah terwujudnya tenaga kependidikanyang profesional.Penjabaran lima
tujuan dan misi pendidikan adalah sebagai berikut:
E. EFEKTIVITAS ORGANISASI
Konsep efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang luas, mencakup berbagai faktor di dalam
maupun di luar organisasi. Konsep efektivitas ini oleh para ahli belum ada keseragaman pandangan, dan hal
tersebut dikarenakan sudut pandang yang dilakukan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga
melahirkan konsep yang berbeda pula di dalam pengukurannya. Namun demikian, banyak juga ahli dan peneliti
yang telah mengungkapkan apa dan bagaimana mengukur efektivitas itu.
Emitai Etzioni (1982:54) mengemukakan bahwa “efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat
keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.” Komaruddin (1994:294) juga
mengungkapkan “efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan
manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”
The Liang Gie (2000:24) juga mengemukakan “efektivitas adalah keadaan atau kemempuan suatu kerja yang
dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan.”
Sedangkan menurut pendapat Gibson (1984:28) mengemukakan bahwa “efektivitas adalah konteks perilaku
organisasi merupakan hubungan antar produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan
pengembangan.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat
penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi
yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gibson (1984:38) mengungkapkan tiga pendekatan mengenai efektivitas yaitu:
1. Pendekatan Tujuan.
Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi efektivitas merupakan pendekatan tertua dan
paling luas digunakan. Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Pendekatan tujuan menekankan peranan sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk menilai
efektivitas serta mempunyai pengaruh yang kuat atas pengembangan teori dan praktek manajemen dan perilaku
organisasi, tetapi sulit memahami bagaimana melakukannya. Alternatif terhadap pendekatan tujuan ini adalah
pendekatan teori sistem.
2. Pendekatan Teori Sistem.
Teori sistem menekankan pada pertahanan elemen dasar masukan-proses-pengeluaran dan mengadaptasi
terhadap lingkungan yang lebih luas yang menopang organisasi. Teori ini menggambarkan hubungan organisasi
terhadap sistem yang lebih besar, diman organisasi menjadi bagiannya. Konsep organisasi sebagian suatu sistem
yang berkaitan dengan sistem yang lebih besar memperkenalkan pentingnya umpan balik yang ditujukan sebagai
informasi mencerminkan hasil dari suatu tindakan atau serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok atau
organisasi. Teori sistem juga menekankan pentingnya umpan balik informasi. Teori sistem dapat disimpulkan: (1)
Kriteria efektivitas harus mencerminkan siklus masukan-proses-keluaran, bukan keluaran yang sederhana, dan (2)
Kriteria efektivitas harus mencerminkan hubungan antar organisasi dan lingkungn yang lebih besar dimana
organisasai itu berada. Jadi: (1) Efektivitas organisasi adalah konsep dengan cakupan luas termasuk
sejumlah konsep komponen. (3) Tugas manajerial adalah menjaga keseimbangan optimal antara komponen dan
bagiannya
3. Pendekatan Multiple Constituency.
Pendekatan ini adalah perspepktif yang menekankan pentingnya hubungan relatif di antara kepentingan
kelompok dan individual dalam hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu
organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan pentingnya hubungan relatif diantara kepentingan kelompok
dan individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan mengkombinasikan tujuan dan
pendekatan sistem guna memperoleh pendekatan yang lebih tepat bagi efektivitas organisasi.
Robbins (1994:54) mengungkapkan juga mengenai pendekatan dalam efektivitas organisasi:
Pendekatan ini memandang bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari pencapaian tujuannya (ends)
daripada caranya (means). Kriteria pendekatan yang populer digunakan adalah memaksimalkan laba,
memenangkan persaingan dan lain sebaginya. Metode manajemen yang terkait dengan pendekatan ini dekenal
dengan Manajemen By Objectives (MBO) yaiutu falsafah manajemen yang menilai keefektifan organisasi dan
anggotanya dengan cara menilai seberapa jauh mereka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pendekatan sistem.
Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan kelangsungan hidup organisasi, maka perlu
diperhatikan adalah sumber daya manusianya, mempertahankan diri secara internal dan memperbaiki struktur
organisasi dan pemanfaatan teknologi agar dapat berintegrasi dengan lingkungan yang darinya organisasi tersebut
memerlukan dukungan terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.
3. Pendekatan konstituensi-strategis.
Pendekatan ini menekankan pada pemenuhan tuntutan konstituensi itu di dalam lingkungan yang darinya orang
tersebut memerlukan dukungan yang terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.
4. Pendekatan nilai-nilai bersaing.
Pendekatan ini mencoba mempersatukan ke tiga pendekatan diatas, masing-masing didasarkan atas suatu
kelompok nilai. Masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai. Masing-masing nilai selanjutnya lebih
disukai berdasarkan daur hidup di mana organisasi itu berada.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa pendekatan tujuan didasarkan pada pandangan organisasi
diciptakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam teori sistem, organisasi dipandang sebagai suatu unsur dari
sejumlah unsur yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Sedangkan pendekatan Multiple Constituency merupakan pendekatan yang menggabungkan pendekatan tujuan
dengan pendekatan sistem sehingga diperoleh satu pendekatan yang lebih tepat bagi tercapainya efektifitas
organisasi. Sedangkan untuk pendekatan nilai-nilai bersaing merupakan pendekatan yang menyatukan ketiga
pendekatan yang telah dikemukakan di atas yang disesuaikan dengan nilai suatu kelompok.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi yang telah dikemukakan sebelumnya maka
dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai berikut:
Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya tujuan akan memberikan motivasi
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi
diantaranya yaitu memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan yang akan datang yang
senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat perhatian yang serius apabila ingin mewujudkan
suatu efektivitas. Richard M Steers (1985:209) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas, yaitu:
1. Karakteristik Organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti susunan sumber daya manusia
yang terdapat dalam organisasi. Struktur merupakan cara yang unik menempatkan manusia dalam rangka
menciptakan sebuah organisasi. Dalam struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan
yang relatif tetap yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas.
2. Karakteristik Lingkungan, mencakup dua aspek. Aspek pertama adalah lingkungan ekstern yaitu
lingkungan yang berada di luar batas organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi, terutama
dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan. Aspek kedua adalah lingkungan intern yang
dikenal sebagai iklim organisasi yaitu lingkungan yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi.
3. Karakteristik Pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas. Di dalam diri setiap
individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran individu akan perbedaan itu sangat
penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi apabila suatu rganisasi menginginkan keberhasilan,
organisasi tersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi.
4. Karakteristik Manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang untuk mengkondisikan
semua hal yang di dalam organisasi sehingga efektivitas tercapai. Kebijakan dan praktek manajemen
merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan kebijakan dan praktek manajemen harus memperhatikan manusia, tidak hanya
mementingkan strategi dan mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan strategis,
pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan lingkungan prestasi, proses komunikasi,
kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan inovasi
organisasi.
Organisasi terdiri atas berbagai unsur yang saling berkaitan, jika salah satu unsur memiliki kinerja yang
buruk, maka akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan;
Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang baik dengan lingkungan;
Kelangsungan hidup organsiasi membutuhkan pergantian sumber daya secara terus menerus.
Suatu perusahaan tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi, akan
mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya tetapi apabila suatu perusahaan memperhatikan faktor-faktor
tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dapat lebih mudah tercapai hal itu dikarenakan efektivitas akan selalu
dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi
Tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi perlu memperhatikan kriteri-kriteri efektivitas sebagaimana yang
dikemukakan oleh Richard M Steers (1985:46) sebagai berikut:
Produktivitas
Kemampuan berlaba.
Kesejahteraan pegawai
Secara lebih operasional, Emitai Atzoni yang dikutip oleh Indrawijaya (1989:227) mengemukakan “efektivitas
organisasi akan tercapai apabila organisasi tersebut memenuhi kriteria mampu beradaptasi, berintegrasi, memiliki
motivasi, dan melaksanakan produksi dengan baik”.
Gibson (1984:32-34) berpendapat bahwa kriteria efektivitas meliputi:
Sondang P Siagian (2000:32) mengungkapkan beberapa hal yang menjadi kriteria dalam pengukuran
efektivitas:Efektivitas dapat diukur dari berbagai hal, yaitu: kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan
strategi pencapaian tujuan, proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap, perencanaan yang matang,
penyusunan program yang tepat, tersedianya sarana dan prasarana kerja, pelaksanaan yang efektif dan efisien,
sistem pengawasan dan pengendalian yang mendidik.
F. PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI
Henry fayol mengusulkan 14 prinsip diantaranya :
1. Pembagian kerja
Proses ini berhubungan dengan siapa melakukan apa. Pembagian kerja ini memungkinkan adanya penyusunan
struktur atau kabinet kepengurusan atau pembentukan kepanitiaan suatu kegiatan. Ada yang menjadi ketua,
sekretaris, bendahara, koordinator bidang, atau staf-staf. Perjalanan organisasi akan menjadi sinergi bila selama
perjalanannya mengedepankan pembagian kerja yang proporsional. Penempatan atau penugasan diharapkan
sesuai dengan minat, kapasitas, dan kesempatan seseorang. Bila ada yang memiliki kemampuan intelektual tinggi
sebaiknya ditempatkan dalam bidang pengkajian ilmu pengetahuan, bila memiliki kemampuan kerohanian yang
memadahi seyogyanya menjadi pengurus bidang pengembangan keagamaan, bila ada yang mumpuni kemampuan
pelatihan alangkah baiknya diposisikan dalam bidang perkaderan dan atau pengembangan sumber daya manusia.
Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.
2. Wewenang
Menager harus dapat memberi perintah, wewenang memberikan hak ini kepadanya, wewenang berjalan
dengan tanggung jawab.
3. Disiplin
Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur organisasi.Disiplin yang baik
merupaka hasil dari kepemimpinan yang efektif.
4. Kesatuan komando
5. Kesatuan arah
Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang manajer
dengan menggunakan sebuah rencana.
Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan kepentingan organisasi
secara keseluruhan.
7. Remunarasi
Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.
8. Sentralisasi
Ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan.Apakah pengambilan
eputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang
tepat.Kuncinya terletak pada bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.
9. Rantai Scalar
Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai
scalar.Komunikasi harus mengikuti rantai ini.Tetapi, jika dengan mengikuti rantai tersebut malah tercipta
kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui oleh semua pihak, sedangkan atasan harus
diberitahu.
Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.
11. Keadilan
Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien.Manajemen harus menyediakan perencanaan
personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus selalu ada pengganti.
13. Inisiatif
Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras.
Mendorong team spirit akan membangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi.
G. FUNGSI ORGANISASI
Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruhanggota profesi dalam kiprahnya
menjalankan tugas keprofesiannya, danmemiliki fungsi peningkatan kemampuan profesional profesi ini.
1. Fungsi Pemersatuyaitu dorongan yang menggerakkan paraprofesional untuk membentuk suatu organisasi
keprofesian. Motiftersebut begitu bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi,kultural, dan
falsafah tentang sistem nilai. Motif tersebut terdiri dari motif intrinsik dan ekstrinsik.Secara intrinsik, para
profesional terdorong oleh keinginannya medapatkan kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas profesi
yang diembannya, bahkan mungkin mereka terdorong olehsemangat menunaikan tugasnya sebaik dan
seikhlas mungkin. Secara ekstrinsik, mereka terdorong oleh tuntutanmasyarakat pengguna jasa suatu
profesi yang semakin hari semakinklompleks. Kedua motif tersebut sekaligus merupakan tantangan
bagipengemban suatu profesi, yang secara teoritis sangat sulit dihadapidan diselesaikan secara individual.
Kesadaran atas realitas inimenyebabkan para profesional membentuk organisasi profesi.Demikian pula
organisasi profesi kependidikan , merupakanorganisasi profesi sebagai wadah pemersatu berbagai potensi
profesikependidikan dalam menghadapi kopleksitas tantangan dan harapanmasyarakat pengguna jasa
kependidikan. Denganmempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi profesikependidikan
memiliki kewibawaan dan kekuatan dalam menentukankebijakan dan melakukan tindakan bersama, yaitu
upaya untukmelindungidan memperjuangkan kepentingan para pengembanprofesi kependidikan itu sendiri
dan kepentingan masyarakatpengguna jasa profesi ini.
2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional
Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkankemampuan profesional pengemban profesi
kependidikan ini. Fungsiini secarajelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yangberbunyi:“Tenaga
kependidikan dapat membentuk ikatan profesisebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan
karier,kemampuan, kewenangan profesional, martabat, dan kesejahteraantenaga kependidikan”.Bahkan dalam
UUSPN tahun 1989, pasal 31, ayat 4 dinyatakan bahwa: “Tenaga kependidikan berkewajiban untukberusaha
mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai denganperkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi sertapembangunan bangsa”.
CONTOH KASUS
melaikey@gmail.com
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT
This research is motivated by the presence of problems of the many employees
who left the company at PT Madu Baru Bantul, Yogyakarta. Moreover, according
to the pre-survey interviews that have been done, there is a lack of communication
between the leaders with employees. Objective of this study was to analyze the
influence of organizational commitment, leadership, employee performance, and
job satisfaction as intervening variables in PT Madubaru Bantul Yogyakartace.
Method of analysis of the data used in this research is descriptive and
quantitative. The samples in this study were employees of PT Madubaru amounted
to 77 people. Data collection was carried out by using a questionnaire that has
been tested for validity and reliability. Data analysis method was using classic
assumption test, path analylisis, as well as the coefficient of determination.
Descriptive analysis shows that organizational commitment, leadership, job
satisfaction and employee performance was moderate. Based on the results of
multiple linear analysis and test of Sobel test indicates that organizational
commitment, leadership, positive influence on employee performance and job
satisfaction mediate organizational commitment and leadership on employee
performance. The coefficient of determination shows that the work satifaction of
PT Madubaru Bantul Yogyakarta are influenced by organizational commitment,
leadership and job satisfaction by 32.o%, while the remaining 68,0% are
influenced by other variables in which the research did not examined in this study.
The coefficient of determination shows that the employees performance of PT
Madubaru Bantul Yogyakarta are influenced by organizational commitment,
leadership and job satisfaction by 47,7%, while the remaining 52,3% are
influenced by other variables in which the research did not examined in this study
Tabel 1.1
Tabel Penilaian Kinerja Karyawan PT. Madu Baru Bantul
D.I Yogyakarta Tahun 2013 - 2014
No Bagian Tahun 2013 Tahun 2014
B BS B BS
1 SDM & Umum 28 0 23 0
2 Akuntansi & Keuangan 13 1 16 1
3 Pemasaran 2 0 1 0
4 SPI 2 0 0 0
5 Tanaman 40 8 29 5
6 T&A 11 0 2 1
7 Instalasi 84 0 76 0
8 Pabrikasi PG 5 2 4 2
9 Pabrikasi SP 8 1 9 0
10 Jumlah 193 12 160 9
Persentase 67,48 4,20 53,69 3,02
Sumber : PT. Madu Baru Bantul, 2014
Keterangan :
B : Baik
BS : Baik Sekali
Tabel 1.2
Data Karyawan Keluar dan Masuk PT. Madu Baru Bantul
Tahun Keluar Total Karyawan Persentase Keluar
2012 14 242 5,79
2013 19 286 6,64
2014 25 298 8,39
Sumber : PT. Madu Baru Bantul
Dadie and Nugraheni/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni 1 – 13
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Komitmen
Organisasi (X1)
H3
H1
Kinerja
Kepuasan
Karyawan (Y)
Kerja (Z) H5
H2
Kepemimpinan H4
(X2)
Sumber :Moncreif (1997), Alberto et al (2005), Bass (1990), dan Robins (1996)
Tabel 3
Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin
Pria 65 84,4
Wanita 12 15,6
Jumlah 77 100,0
Usia
< 30 tahun 13 16,9
30 - 40 tahun 30 39,0
41 - 50 tahun 22 28,6
> 50 tahun 12 15,6
Jumlah 77 100,0
Pendidikan
SMP 6 7,8
SMA 53 68,8
D3 3 3,9
Sarjana 15 19,5
Jumlah 77 100,0
Masa Kerja
< 5 tahun 16 20,8
5-10 tahun 18 23,4
11-15 tahun 12 15,6
>15 tahun 31 40,3
Jumlah 77 100,0
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda (Regresi I)
Variabel Standardized thitung Sign. t Keterangan
Coefficients
Konstanta 1,665
Komitmen organisasi 0,388 3,703 0,000 Signifikan
Dadie and Nugraheni/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni 1 – 13
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
Tabel 5
Hasil Pengujian R Square
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,581a ,338 ,320 ,4271
a. Predictors: (Constant), KepemimpinanX2, KomitmenOrganisasiX1
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Tabel 6
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda (Regresi II)
Variabel Standardized thitung Sign. t Keterangan
Coefficients
Konstanta 0,908
Komitmen organisasi 0,210 2,102 0,039 Signifikan
Kepemimpinan 0,206 2,132 0,036 Signifikan
Kepuasan kerja 0,440 4,320 0,000 Signifikan
Adjusted R2 = 0,477
Variabel dependen : Kinerja
Sumber : Data Primer yang diolah, 2015
bahwa koefisien regresi semua variabel dari nilai signifikan 0,05 atau (0,036 <
adalah positif. 0,05), maka dapat dinyatakan
Hipotesis 3 (H3): Komitmen kepemimpinan berpengaruh signifikan
organisasi memiliki nilai signifikan terhadap kinerja, sehingga hipotesis
tsebesar 0,039. Dikarenakan nilai keempat yang menyatakan terdapat
signifikan t lebih kecil dari nilai pengaruh antara kepemimpinan terhadap
signifikan 0,05 atau (0,039 < 0,05), kinerja karyawan diterima atau terbukti.
maka dapat dinyatakan komitmen Hipotesis 5 (H5): Kepuasan
organisasi berpengaruh signifikan kerja memiliki nilai signifikan tsebesar
terhadap kinerja, sehingga hipotesis 0,000. Dikarenakan nilai signifikan t
ketiga yang menyatakan terdapat lebih kecil dari nilai signifikan 0,05atau
pengaruh antara komitmen organisasi (0,000 < 0,05), maka dapat dinyatakan
terhadap kinerja karyawan diterima atau kepuasan kerja berpengaruh signifikan
terbukti. terhadap kinerja, sehingga hipotesis
Hipotesis 4(H4): Kepemimpinan kelima yang menyatakan terdapat
memiliki nilai signifikan tsebesar 0,036. pengaruh antara kepuasan kerja terhadap
Dikarenakan nilai signifikan t lebih kecil kinerja karyawan diterima atau terbukti.
Tabel 7
Hasil Pengujian R Square
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 ,706a ,498 ,477 ,37978
a. Predictors: (Constant), KepuasanKerjaZ, KepemimpinanX2,
KomitmenOrganisasiX1
Sumber : Data primer yang diolah, 2015
Gambar 2
Diagram Analisis Path
e1 e2
= 0,680 =0,523
Komitmen 0,306
Organisasi (X1) (0,083)
0,447
Kepuasan Kinerja
0,237 Kerja (Z) (0,103) (Y)
(0,084)
Kepemimpinan
(X2)
Dadie and Nugraheni/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni 1 – 13
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
1. Nilai t hitung dan berdasarkan hasil maka akan semakin tinggi tingkat
Sobel Test sebesar 2,8097 yaitu kepuasan kerja karyawan
lebih besar dari t tabel 1,96 dengan 3. Hipotesis ketiga (H3): Komitmen
nilai signifikan 0,000 sehingga sig. organisasi berpengaruh positif
< 0,05 yang berarti bahwa terhadap kinerja.Hal ini berarti
parameter mediasi tersebut positif semakin tingginya komitmen
signifikan. Hal tersebut organisasi yang ditunjukkan
menunjukkan bahwa kepuasan keja karyawan dalan perusahaan akan
karyawan memediasi pengaruh menjadikan kinerja karyawan
komitmen organisasi terhadap semakin baik.
kinerja karyawan, sehingga 4. Hipotesis keempat (H4):
hipotesis keenam yang menyatakan Kepemimpinan berpengaruh positif
terdapat pengaruh komitmen terhadap kinerja. Hal ini berarti
organisasi terhadap kinerja semakin baik tingkat
karyawan melalui kepuasan kerja kepemimpinan maka akan semakin
diterima atau terbukti. tinggi kinerja karyawan
2. Nilai t hitung dan berdasarkan hasil 5. Hipotesis kelima (H5): Kepuasan
Sobel Test sebesar 2,3654 yaitu kerja berpengaruh positif terhadap
lebih besar dari t tabel 1,96 dengan kinerja. Hal ini menunjukan
nilai signifikan 0,000 sehingga sig. semakin tinggi tingkat kepuasan
< 0,05 yang berarti bahwa karyawan maka akan semakin
parameter mediasi tersebut positif tinggi pula tingkat kinerja
signifikan. Hal tersebut karyawan.
menunjukkan bahwa kepuasan keja 6. Kepuasan kerja memediasi
karyawan memediasi pengaruh komitmen organisasi terhadap
kepemimpinan terhadap kinerja kinerja karyawan, yang berarti
karyawan, sehingga hipotesis pengaruh langsung komitmen
ketujuh yang menyatakan terdapat organisasi terhadap kinerja
pengaruh kepemimpinan terhadap karyawan lebih kecil dibandingkan
kinerja karyawan melalui kepuasan pengaruh tidak langsung yaitu
kerja diterima atau terbukti. komitmen organisasi terhadap
kinerja karyawan melalui kepuasan
KESIMPULAN DAN kerja karyawan, sehingga kepuasan
KETERBATASAN kerja karyawan dapat berperan
Kesimpulan sebagai variabel intervening.
Kesimpulan yang diperoleh 7. Kepuasan kerja memediasi
berdasarkan hasil penelitian ini dapat pengaruh kepemimpinan terhadap
ditunjukkan sebagai berikut : kinerja karyawan, yang berarti
1. Hipotesis pertama (H1): Komitmen pengaruh langsung kepemimpinan
organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan lebih
terhadap kepuasan kerja. Hal ini kecil dibandingkan pengaruh tidak
berarti bahwa makin tingginya langsung yaitu kepemimpinan
komitmen organisasi karyawan terhadap kinerja karyawan melalui
maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan, sehingga
kepuasan kerja karyawan. kepuasan kerja karyawan dapat
2. Hipotesis kedua (H2): berperan sebagai variabel
Kepemimpinan berpengaruh positif intervening.
terhadap kepuasan kerja. Hal ini Keterbatasan
berarti semakin baik kepemimpinan Penelitian ini tidak terlepas dari
keterbatasan. Karena keterbasatan yang
Dadie and Nugraheni/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni 1 – 13
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
ada, hal tersebut dapat dijadikan sebagai dan tegas dalam memberikan tugas.
bahan perbaikan bagi penelitian Dan mempererat hubungan antara
selanjutnya. Adapun keterbatasan dari atasan bawahan misalnya diadakan
penelitian ini adalah : acara Family Gathering atau
1. Pada hasil pengisian kuesioner outbound sehingga dapat terjalin
terutama untuk jenis pertanyaan komunikasi yang baik antara atasan
terbuka masih terdapat beberapa dengan karyawan.
jawaban kosong, sehingga Berdasarkan analisis mengenai
informasi yang diperoleh dalam kepuasan kerja, analisis indeks
penelitian ini terbatas. indikator menikmati bekerja dengan
2. Dalam proses pengisian kuesioner, teman-teman sendiri mempunyai
diperoleh adanya sifat responden nilai indeks terendah. Hal ini
sendiri yakni ketakutan dalam berdasarkan pada rata-rata jawaban
menjawab pertanyaan yang responden yang menunjukan nilai
diberikan dengan sebenarnya. kategori sedang Berkaitan dengan
Saran hal tersebut maka pihak perusahaan
Saran-saran yang dapat harus memperhatikan kepuasan
diberikan sehubungan dengan hasil kerja karyawan di pandang dari segi
analisis pada bab sebelumnya adalah : karyawan dalam menikmati
1. Bagi Perusahaan : pekerjannya dengan teman-teman
Berdasarkan hasil analisis kerja misal dengan mengadakan
mengenai komitmen organisasi, outbound sehingga mempererat
analisis indeks indikator memiliki komunikasi dan silahturahmi antar
sedikit pilihan bila ingin karyawan.
meninggalkan organisasi Berdasarkan analisis mengenai
mempunyai nilai yang terendah. kinerja karyawan, indikator
Berdasarkan pada rata-rata jawaban skill/keahlian melebihi rata-rata
responden yang menunjukan nilai karyawan lain mempunyai nilai
kategori sedang. Berkaitan dengan indeks terendah .Hal ini
hal tersebut maka pihak perusahaan berdasarkan pada rata-rata jawaban
bisa lebih memperhatikan responden yang menunjukan nilai
karyawan dalam hal keinginan kategori sedang. Berkaitan dengan
untuk tetap di perusahaan atau tidak hal tersebut maka pihak perusahaan
meninggalkan perusahaan.Dan bagi sebaiknya mengadakan program
karyawan yang telah lama bekerja pelatihan kerja bagi karyawan guna
bisa diberikan kenaikan pangkat. membantu meningkatkan
Berdasarkan analisis mengenai skill/keahlian kerja karyawan.
kepemimpinan, analisis indeks 2. Bagi Penelitian Yang Mendatang
indikator atasan menekankan tugas Bagi peneliti lain yang ingin
yang harus dikerjakan secara melakukan penelitianmengenai
langsung dan atasan tegas dalam kinerja karyawan, model ini dapat
memberikan tugas mempunyai nilai dikembangkan dengan menambah
indeks terendah .Berdasarkan pada variabel lain yang mungkin dapat
rata-rata jawaban responden yang mempengaruhi kepuasan kerja dan
menunjukan nilai kategori sedang kinerja karyawan, seperti variabel
Berkaitan dengan hal tersebut maka kompensasi, lingkungan kerja,
pihak perusahaan harus budaya organisasi dan disiplin
memperbaiki kepemimpinannya kerja.
dalam hal menekankan tugas yang Menggunakan ruang lingkup
harus dikerjakan secara langsung populasi yang lain, dan
Dadie and Nugraheni/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni 1 – 13
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
REFERENSI
Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus & Solusi. BPFE UGM, Yogyakarta.
Allen, N.J. and Meyer, J.P. 1990, The Measurement and Antecedents of Affective,
continuance and Normative Commitment, Journal of Occupational
Psychology, 63, 1, pp.1-18.
Amilin, Rosita Dewi. 2008. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan
Kerja Akuntan Publik Dengan Role Stress sebagai Variabel Moderating.
JAAI Vol.12. No.1, Juni 2008:13-24.
Arikunto, Suharsimi. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
As’ad, Moh. 2002. Psikologi Perusahaan, Yogyakarta: Liberty.
Bass, B.M dan Avolio. 1990. “The Implications of Transaksional and
Transformational”, Team and Organization Development, 4, p.231-273
Cecilia, Engko. 2008. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual
Dengan Self Esteem dan Self Efficacy Sebagai Variabel Intervening,
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1, April
Daft, R. L. 2003. Manajemen. Jilid 2, Alih Bahasa : Emil Salim & Iman
Karmawan, Jakarta : Penerbit Erlangga.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Ghozali, Prof. Dr.h. Imam, M.Com,Akt . 2011. Aplikasi Analisis Multivariate
Dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima.) Semarang: Universitas
Diponegoro.
Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang. 2008. Filasafat Ilmu dan
Metode Riset, Usu Press, Medan
Guritno, Bambang dan Waridin. 2005, “Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai
Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja”. Jurnal Riset Bisnis Indonesia, Vol.1 No.1, p. 63-74
Greenberg, J. & Baron, R. A . 2003. Behaviour in Organization,. Edisi Ke-8,
New Jersey : Prentice Hall, Alih Bahasa Agus Maulana. Penerbit
Binarupa Aksara. Jakarta.
Handoko T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, Edisi
II, Cetakan Keempat Belas, Penerbit BPFE, Yogyakarta
. 2003. Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hasibuan, S. P. Melayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.
Bumi Aksara: Jakarta.
Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. 2002. Metode Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen, Edisi 1, Yogyakarta : BPFE.
Kartono, Kartini. 2005, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Penerbit ANDI
Mathis, Robert. L, 2000. Manajemen Sumber daya Manusia Jilid 1, Jakarta :
Salemba Empat.
Dadie and Nugraheni/Jurnal Studi Manajemen & Organisasi 13 (2016) Juni 1 – 13
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo