Kelompok 2 :
BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan manusia (antroposentris) bukan
manusia diciptakan untuk kepentingan organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak oleh
organisasi, tetapi manusialah yang harus memperbudak organisasi.
Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Maka
dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan organisasi dalam kehidupannya, walaupun
pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan
ada pula yang negatif tetapi manusia tetap memerlukan organisasi. Adanya pertentangan ini
sebagai konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan.
Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman, status sosial ekonomi,
budaya, usia dan sebagainya yang berbeda. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan
membahas mengenai pengorganisasian dalam manajemen pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian Organisai Pendidikan?
2. Apa tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan?
3. Apa sajakah jenis dan tipe Organisasi Pendidikan?
4. Apa sajakah Asas-asas dan pronsip Pengorganisasian?
5. Apa saja perencanaan Organisasi Pendidikan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami Pengertian Organisai Pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan.
3. Untuk mengetahui dan memahami jenis dan tipe Organisasi Pendidikan.
4. Untuk mengetahui asas-asas dan prinsip Pengorganisasian.
5. Untuk mengetahui perencanaan Organisasi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Unsur-unsur dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah sebagai berikut:
1. Adanya tujuan bersama. Organisasi mensyaratkan sesuatu yang akan diinginkan, biasanya
terumuskan dalam visi, misi, target, dan tujuan. Tujuan inilah yang menyatukan berbagai
unsur dalam organisasi.
2. Adanya kerja sama dua orang atau lebih. Organisasi terbentuk karena adanya kerja sama
untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
3. Adanya pembagian tugas. Untuk efektifitas, efisiensi, dan produktivitas organisasi dibutuhkan
pembagian tugas.
4. Adanya kehendak untuk bekerja sama. Anggota organisasi mempunyai kemauan atau
kehendak untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan
struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal. Struktur
organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung
jawab kepada personel dan membangun hubungan tertentu diantara orang-orang pada
berbagai kedudukan.4 Lembaga pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMU/MA) merupakan
contoh organisasi formal.
Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur-unsur administrasi sebagai
berikut.
a) Kedudukan. Struktur menggambarkan letak atau posisi setiap orang dalam organisasi.
b) Hierarki kekuasaan. Struktur digambarkan sebagai suatu rangkaian hubungan antara satu
orang dan orang lain dalam suatu organisasi.
c) Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur pengambilan keputusan,
jalan permohonan, dan saluran komunikasi resmi untuk melaporkan informasi dan
mengeluarkan instruksi, perintah, dan petunjuk pelaksana.
Bentuk atau skema struktur organisasi formal dapat berbentuk pyramidal, mendatar, atau
melingkar. Skeme-skema di bawah ini adalah contoh skema struktur organisasi.
4
2. Organisasi Informal
Sulit mendefinisikan organisasi informal akan tetapi keberadaan dan karakteristiknya
sangat akrab di tengah-tengah masyarakat kita. Karakteristik organisa informal ini adalah
adanya norma perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan adanya kepemimpinan
informal.5
Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang
ditetapkan oleh kelompok dalam sebuah kesepakatan social sehingga sanksinya pun berupa
sangsi sosial. Norma perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana organisasi
formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-orang atau anggota kelompok/
organisasi.
Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan
suatu kelompok informal. Tergabungnya seseorang dalam kelompok informal bukan semata-
mata fisik, melainkan melibatka sosio-emosionalnya sehingga menjadi satu kesatuan dan
saling memiliki di antara anggota.
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang
sangat kuat mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi, bahkan dimungkinkan melebihi
5
kepemimpinan dalam organisasi formal. Pemimpin informal munculdari kelompok dan
membimbing serta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh. Kepemimpinan semacam ini
dapat dilihat dalam kepemimpinan adat suku tertentu, kelompok, agama, dan lain-lain.
Prinsip-prinsip pengorganisasian:
1. Tujuan organisasi sebagai acuan dalam proses menstrukturkan kerja sama
2. Kesatuan tujuan, sasaran-sasaran unit kerja harus bermuara pada tujuan organisasi
3. Kesatuan komando: struktur organisasi harus dapat menggambarkan sumber kewenangan
yang berhak menentukan kebijakan
4. Span of control : harus memperhatikan batas kemampuan manajer dalam mengkoordinasikan
unit kerja yang ada
5. Pelimpahan wewenang: keterbatasan kemampuan manajer dalam mengkoordinasikan unit
kerja yang ada
6. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab, makin berat tanggung jawab yang diberikan
makin besar wewenang yang dilimpahkan
7. Bertanggung jawab: meskipun sudah melimpahkan tanggung jawab kepada staf, manajer
tetap bertanggung jawab kepada apa yang dilimpahkannya
8. Pembagian kerja: manajer harus dapat membagi habis semua pekerjaan yang ada
9. The right-man on the right place : menetapkan personalia yang sesuai dengan fungsi dan
tugasnya
10. Hubungan kerja: merupakan rangkaian hubungan fungsional (horizontal) dan hubungan
tingkat kewenangan (vertikal)
11. Efisiensi: struktur organisasi mengacu pada pencapaian hasil yang optimal
12. Koordinasi: rangkaian kerja sama perlu dikoordinasikan, diintegrasikan, disederhanakan dan
disinkrinisasikan.
Dengan demikian dapat ditegaskan disini, bahwa dalam proses pengorganisasian, semua
sumber daya organisasi diorganisir dan digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan tidak terlepas dari
unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah lingkungan
sekolah yang terdiri atas lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar,
peran penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para
karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas
pembelajaran. Semua itu secara keseluruhan terlibat langsung dalam suasana interaktif yang
membentuk kultur lembaga pendidikan. Adapun lingkungan lembaga pendidikan yang
bersifat eksternal adalah yang keberadaanya di luar lembaga, misalnya lingkungan
masyarakat, hubungan struktural sekolah dengan pemerintah dan interaksi pihak lembaga
dengan keluarga seluruh anak didik.
E. PERENCANAAN ORGANISASI PENDIDIKAN
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen secara umum, dimana langkah awal dalam
pengelolaan suatu aktivitas bisnis diawali dengan perencanaan. Perencanaan juga biasanya
berhubungan dengan penetapan visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi serta alokasi sumber daya-
sumber daya pada umumnya, yang lazimnya digambarkan dalam struktur program dasar. Apa yang
ingin diraih oleh setiap organisasi, pada dasarnya adalah bagaimana Menyusun dan menetapkan
rencana pencapaian sasaran dan rencana kegiatan yang benar-benar sesuai dengan arahan visi, misi,
tujuan, sasaran serta strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Dalam organisasi Pendidikan, perencanaan pendidikam juga merupakan salah satu bagian dari
manajemen Pendidikan, sebagaimana dijelaskan oleh Saihu dan Taufik (2019) yang mengutip dari
beberapa sumber, bahwa manajemen Pendidikan secara konseptual meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan mengenai (sumber daya manusia, sumber belajar,
kurikulum, dana dan fasilitas) untuk mencapai tujuan Pendidikan secara efektif dan efisien.
Adapun definisi tentang perencanaan organisasi Pendidikan menurut beberapa ahli adalah:
Dari beberapa definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan organisasi Pendidikan
adalah sebuah proses penyusunan serangkaian kebijakan Pendidikan dalam mengendalikan masa
depan di bidang Pendidikan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organum yang berarti alat.
Sedangkan, organize (bahasa inggris) berarti mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau
usaha untuk mencapai sesuatu. Organizing (pengorganisasian) menunjukkan sebuah proses untuk
mencapai sesuatu. organisasi adalah sebuah wadah, tempat, atau system untuk melakukan
kegiatan bersama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan, pengorganisasian
(organizing) merupakan proses pembentukan wadah atau system dan penyusunan anggota dalam
bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Lalu dalam proses pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir dan
digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan tidak terlepas dari
unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah lingkungan
sekolah yang terdiri atas lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran
penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para karyawan
sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran.
B. Penutup
Dalam proses pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir dan digerakkan
sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan tidak terlepas dari
unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah lingkungan
sekolah yang terdiri atas lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran
penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para karyawan
sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniadin, Didin dan Imam Machali. 2013. Manajemen pendidikan konsep dan prinsip
pengelolaan pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz media.
Purwanto, Ngalim. 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
http://nikendwirahmawati.blogspot.com/2012/03/pengorganisasian-dalam-manajemen.html