Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH AKIDAH AKHLAK

BERAKHLAK MULIA DALAM BERIRGANISASI


DAN PROFESI

H
Kelas XII IPA-1

Kelompok 3

1. Ketua Kelompok : Alyya Azzahra (Aktif, materi : Pengertian, Tujuan,


Konsep Organisasi)
2. Adit Saputra (Aktif, materi : Ciri-ciri dan Unsur Organisasi)
3. Afrizal Baharudin (Aktif, materi : Ciri dan Syarat Profesi
4. Alisha Elshafira Kahar (Aktif, materi : Etika Profesi, Prinsip Etika
Profesi, Tujuan Etika, dan Manfaat Etika Profesi)
5. Mildatun Khairah (Aktif, materi : Pengertian Profesi)
6. Sitti Azzahra Dianya Kinanti Sambas (Aktif, materi : Etika dalam
Berorganisasi)

MAN ONE AMBON

Ambon 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social, yang melakukan serta memerlukan hubungan social
dengan makhluk lain atau sejenisnya, yang biasa disebut interaksi social. Untuk berinteraksi
manusia memerlukan komunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif, mausia
dituntut untuk tidak hanya memahami prosesnya, namun juga dapat mengaplikasikan
pengetahuan serta tindakan yang ingin kita lakukan dengan lebih kreatif dan dapat tersampaikan
ke pihak lain. Hal inilah yang disebut dengan etika dalam persepsi penulis.
Dalam berkomunikasi, seseorang memerlukan etika. Etika dilakukan guna apa yang
dimaksud (informasi yang ingin diberikan) oleh pihak A dapat diterima dengan baik oleh pihak B
tanpa ada rasa ketidakrelaan dalam menerima informasi tersebut. Etika memuat aturan, norma,
kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas bagi suatu individu
dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Manusia selalu menciptakan dan melakukan
sesuatu yang akan dapat membantu kelangsungan hidupnya, contohnya profesi dan berorganisasi.
Dalam melakukan salah satu atau kedua hal tersebut, manusia memerlukan komunikasi dan
interaksi dengan yang lainnya. Yang secara otomatis melahirkan sebuah etika agar apa yang ingin
dilakukan atau ingin dicapai bersifat baik dan benar. Karena etika adalah ilmu yang mempelajari
baik dan buruknya segala hal yang dilakukan oleh setiap individu dalam kehidupan
bermasyarakatnya. Etika mencangkup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkat
benar dan salahnya.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mencoba untuk menyajikan pemaparan mengenai
etika seseorang dalam berorganisasi dan berprofesi. Organisasi dan profesi adalah dua hal yang
saling berkaitan dan melekat erat pada diri setiap individu. Dalam berorganisasi dan berprofesi
ada etika-etika yang harus diikuti oleh setiap pesertanya, agar tercipta kesesuaian dalam
melakukan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Apa itu organisasi dan profesi serta bagaimana etika yang tepat dalam melakukan hal
tersebut?

C. Tujuan Penulisan
Untuk memaparkan mengenai definisi organisasi dan profesi serta etika yang ada
didalamnya.

D. Manfaat Penulisan
Sebagai bahan ajar bagi para pembaca untuk lebih mengetahui apa itu organisasi dan
profesi serta etika yang melekat didalamnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Organisasi

a. Definisi
Secara Bahasa organisasi berasal dari bahasa Yunani organon yang berarti alat bantu
atau instrument. Dilihat dari asal katanya organisasi berarti alat bantu yang sengaja diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuannya. Secara istilah, organisasi ialah
system social yang dikoordinasikan secara sadar dengan aturan yang telah dibuat dan disepakati
Bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun definisi organisasi menurut para ahli :
1. W.J.S. Poerwadarminta, Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang
atau kelompok) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan tertata.
2. Max Weber, Pengertian organisasi adalah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya
berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-
masing fungsi tertentu.
3. Dahlan Al-Barry, organisasi adalah pengaturan dan penyusunan bagian-bagian tertentu
hingga menjadi satu kesatuan, aturan, dan susunan dari berbagai bagian sehingga menjadi
satu kesatuan yag teratur dan gabungan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Chester I. Bernard, Pengertian organisasi adalah sebuah sistem kegiatan kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang ataupun lebih untuk melaksanakan suatu aktivitas yang
didalamnya memerlukan komunikasi dengan pencapaian tujuan bersama. Barnard
menekankan peranan pada setiap orang anggotanya yang harus diberikan informasi dan
motivasi dan sebagian sebagian anggota lainnya yang harus membuat keputusan.
5. Richard Scott, organisasi adalah suatu kolektivitas yang disengaja dan dibentuk untuk
mencapai suatu tujuan tertentu yang didasarkan pada asas kelangsungan.

b. Tujuan
Organisasi adalah sebuah kelompok berisi individu-individu yang memiliki cita-cita
yang sama, dan sedang mengerjakan serta akan meraih cita-cita itu Bersama. Itulah tujuan dari
organisasi. Namun, tujuan organisasi juga berkaitan dengan tujuan masing-masing anggotanya.
Setiap anggota dalam sebuah organisasi mempunyai tujuan pribadi yang berbeda-beda, seperti
menambah motivasi diri, ingin dipandang tinggi, menjadi lebih berpengetahuan, mendapatkan
penghasilan, dan lain sebagainya. Walaupun seperti itu, tujuan tiap pribadi ini berjalan bersama
dengan tujuan organisasi secara umum, yakni meningkatkan produktivitas dan mendapatkan
keuntungan yang pada langkah-langkahnya atau pada akhirnya dapat mencapai tujuan dari
pribadi masing-masing anggotanya.
Dengan cita-cita kita dapat lebih maju dan berkembang, hal ini berlaku sama pada
organisasi. Dengan memiliki tujuan, organisasi dapat lebih berkembang dan berpengaruh.
Adapun tujuan organisasi secara umum sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemandirian serta kemampuan dari sumber daya yang dimiliki.
2. Mencapai atau merealisasikan keinginan atau cita-cita bersama dari masing-masing
anggotanya.
3. Sebagai wadah untuk memiliki pengawasan dan kekuasaan.
4. Membantu setiap anggotanya agar dapat meningkatkan pergaulan serta memanfaatkan
waktu luang secara lebih optimal dan bermanfaat.
5. Sebagai wadah untuk mendapatkan keuntungan baik secara materi maupun nonmateri
dengan kerja sama yang terkoordinir.
6. Membantu meningkatkan SDA dengan bentuk pengelolaan lingkungan secara bersama-
sama.
7. Mencapai tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuan
awal dari organisasi tersebut.

c. Ciri-ciri
Organisasi memiliki ciri-ciri yang membedakan dirinya dengan aktivitas social
lainnya, berikut ciri-ciri organisasi :
1. Sebuah organisasi harus memiliki anggota yang berjumlah dua orang atau lebih dan dapat
menjalankan organisasi sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
2. Sebuah organisasi harus memiliki tujuan yang akan dicapai bersama dengan anggota-
anggotanya.
3. Untuk mencapai tujuan yang sama, setiap anggota organisasi harus bekerja sama antara satu
dengan yang lain. Jadi, kerja sama dalam organisasi itu adalah hal yang penting.
4. Organisasi memiliki peraturan. Peraturan dibuat dengan kepentingan bersama agar masing-
masing anggota dapat bekerja dengan baik dan terorganisir dalam menjalankan
pekerjaannya.
5. Dengan adanya peraturan, penyertaan tugas dan tanggung jawab yang sinergis juga dapat
meningkatkan kemaksimalan kinerja organisasi. Pembagian tugas dan tanggung jawab yang
sinergis harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam organisasi. Pertimbangan
bidang keahlian berdasarkan kemampuan anggota juga mempengaruhi pembagian tugas,
maka harus dipertimbangkan agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

d. Unsur-unsur
Organisasi memiliki 3 unsur penting dalam pelaksanaanya, yaitu :
1. Man (Orang-orang)
Dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai
atau personel. Pegawai atau personel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi,
yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai
unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan
kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management workers).
Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama
Merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua
warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer,
dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power).
3. Tujuan Bersama
Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan
tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan
(polig), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah
ditetapkan.
e. Konsep
Organisasi memiliki dua konsep, yaitu konsep statis dan konsep dinamis. Dalam
konsep statis, organisasi merupakan sebuah struktur atau jaringan hubungan tertentu. Dalam
artian, organisasi adalah sekelompok orang yang terikat bersama dalam hubungan formal untuk
mencapai tujuan bersama.
Dari segi konsep dinamis, organisasi merupakan sebuah proses dari aktivitas yang
sedang berlangsung. Dalam artian, organisasi adalah proses pengorganisasian, pekerjaan, orang,
dan system. Hal ini berkaitan dengan proses menentukan kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan sebuah kelompok.

f. Etika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam KBBI etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlaq
(moral). Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan, diantaranya:
1. Etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
2. Etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik-buruk, serta berusaha mempelajari nilai-
nilai dan merupakan juga nilai-nilai itu sendiri
3. Etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia dan masyarakat
sebagi antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik dan hukum.
Etika dipakai dalam kehidupan sehari-hari kita, sering disebut sebagai model bergaul,
pola perilaku, serta sopan santun. Etika menggambarkan tentang pola perilaku seseorang
dimasyarakat yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan mana yang salah yang
berlaku secara objektif dimasyarakat. Nilai-nilai yang ditunjukkan oleh individu kepada
individu lain atau kepada lingkungannya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh
individu tersebut.
Istilah etika meresap ke dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur dan
mengukur perilaku professional seseorang. Saat ini, banyak etika yang dikembangkan berkaitan
dengan profesi, seperti etika dokter, etika guru, etika jurnalis, bahkan sampai etika siswa.
Profesi dimaksudkan sebagai pekerjaan yang mengandalkan keahlian dan keterampilan sesuai
tuntutan dan persyaratan organisasi.
Etika dalam organisasi adalah sikap dimana seseorang menaati ketentuan dan norma
yang berlaku dalam suatu organisasi. Etika-etika tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Memiliki niat dan tujuan yang mulia
Sebuah organisasi pasti didirikan karena ada niat dan tujuan. Niat dan tujuan didirikan
organisasi ini sangat menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam organisasi
meskipun nantinya keberlangsungan organisasi akan bergantung pada etos individu dan
kelompok dalam organisasi. Jikalau niat dan tujuannya mulia, maka dibentuknya organisasi
akan lebih bermanfaat sesuai dengan niat dan tujuannya. Rasulullah Saw. bersabda:

ِ‫ إِنَّ َما اْأل َ ْع َما ُل بِان ِنّيَّات‬: ‫س ْى َل هللاِ ملسو هيلع هللا ىلص يََُ ْى ُل‬ َ : ‫ع ْنهُ قَا َل‬
ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ِ ‫ب َر‬ِ ‫َطا‬ َّ ‫ع َم َر ب ِْن ْانخ‬ ُ ‫ص‬ ٍ ‫ع ْن أ َ ِمي ِْر ْان ُمؤْ ِمنِيْنَ أ َ ِب ْي َح ْف‬ َ
‫ُص ْيبُ َها أَ ْو‬ِ َ‫ي‬ ‫ا‬ ‫ي‬‫ن‬ْ ُ ‫د‬ ‫ن‬
ِ ُ ‫ه‬ُ ‫ت‬‫ر‬َ ‫ه‬
ْ‫ِج‬ ْ
‫َت‬ ‫ن‬ ‫َا‬‫ك‬ ‫ن‬ ْ ‫م‬ ‫و‬
َ َ ، ‫ه‬ ِ ‫ن‬
ِ ‫ى‬ ‫س‬
ُ ‫ر‬
ْ َ َ ِ‫و‬ ‫هللا‬ ًَ ‫ن‬‫إ‬ ُ ‫ه‬
ِ َ ُِ ‫ت‬‫ر‬ ْ‫ج‬‫ه‬ َ ‫ف‬ ‫ه‬
ِ ‫ن‬
ِ ‫ى‬ ‫س‬
ُ
ْ َ ِ‫ر‬ ‫هللا‬ ً َ ‫ن‬‫إ‬
ِ َ ُ ‫ه‬ُ ‫ت‬‫ر‬ ‫ه‬
ْ‫ِج‬ ْ
‫َت‬ ‫ن‬ ‫َا‬
‫ك‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
َ َ ‫ف‬ . ‫ي‬ ‫َى‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ َ ٍ ِ ِ ‫ئ‬ ‫ر‬ ‫ام‬ْ ّ
‫م‬ ُ
‫ك‬ ‫ن‬
ِ ‫ا‬ ‫م‬ َّ
َ ِ ‫َو‬
‫ن‬‫إ‬
‫ام َرأةٍ يَ ْن ِك ُح َها فَ ِهجْ َرتُهُ إِنًَ َما هَا َج َر إِنَ ْي ِه‬. َ ْ

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khaththab ra. Berkata, aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda: “Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang
akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan
Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa berhijrah karena
dunia yang ia cari atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya untuk apa yang ia tuju.”
(HR. Al-Bukhari & Muslim)

2. Amanah
Seseorang dalam organisasi haruslah memiliki sikap amanah dalam mengemban tugas.
Dengan adanya sikap amanah, pembagian tugas yang dilakukan oleh pembina organisasi
menjadi lebih optimal. Sikap ini menimbulkan kepercayaan organisasi menjadi lebih
tumbuh sehingga pemberi dan pelaksana tugas akan lebih ulet dalam tindakan. Jika sikap
amanah tidak dilakukan di dalam organisasi, maka berbagai penyelewengan akan terjadi
sehingga timbul keraguan untuk mempercayakan sebuah tugas dalam organisasi. Kemudian
organisasi akan mengalami penurunan dan menghilang dari permukaan. Oleh karenanya
sikap amanah adalah sikap yang harus ada dalam organisasi. Rasulullas Saw. bersabda:

“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi yang tidak
memegang janji” (HR. Ahmad)
Sebagai contoh sikap amanah adalah sikap kelompok organisasi yang menjalankan perintah,
tidak berusaha melalaikan perintah dari pembina organisasi dan menjaga hubungan
koordinasi yang baik antara pembina dan kelompok organisasi.
3. Saling Tolong Menolong
Dalam organisasi, pembagian tugas merupakan suatu unsur signifikan untuk mencapai
tujuan dalam organisasi. Oleh karena itu sikap saling-tolong menolong merupakan sikap
yang wajib dilakukan dalam organisasi. Allah Swt. berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-nya”. (QS. al-Ma`idah [5]: 2)
Satu hal yang perlu digaris bawahi dalam sikap tolong-menolong adalah kesesuaian dengan
pembagian tugas yang diberikan. Apabila tugas individu belum terselesaikan, tidak
sepatutnya untuk mencampuradukkan tugas individu dengan tugas lainnya. Misalnya dalam
pembuatan acara sekolah terdapat divisi dekorasi. Divisi dekorasi tidak patut untuk
mencampuri tugas divisi lainnya sebelum divisinya terselesaikan. Divisi dekorasi hanya
dapat memberikan masukan ketika rapat dilakukan atau sekedar mengingatkan divisi humas
ketika ada ketidaksesuaian antara pelaksanaan di lapangan dengan putusan rapat yang telah
disepakati. Apabila divisi dekorasi mencampuradukkan tugasnya, maka proses dan hasil
terhadap jalannya acara tidak akan maksimal.
4. Berkomunikasi Dengan Baik
Untuk menjalankan organisasi yang baik, hubungan antar individu dan kelompok dalam
organisasi pun juga harus baik. Hubungan baik dapat ditumbuhkan dan dijaga dengan
komunikasi yang baik.
Dalam Islam, ada lima prinsip dalam berkomunikasi yaitu 1) Menggunakan kata-kata yang
mulia dan penuh penghormatan terhadap sesama atau diam jika tidak mampu (Qaulan
Karīman), 2) Perkataan dikakukan dengan lemah lembut meskipun dengan lawan atau rival
(Qaulan Layyinan), 3) Isi perkataan berupa sesuatu yang benar dan jujur (Qaulan Sadīdan),
4) Pantas diucapkan sesuai dengan situasi dan kondisi (Qaulan Balīghan), 5) Perkataan yang
keluar mudah dimengerti oleh pendengar (Qaulan Ma‟rūfan/Masyuran).
B. Profesi

1. Definisi
Profesi adalah salah satu bidang dari pekerjaan yang didasari dengan keahlian tertentu.
Profesi memiliki sifat dan karakteristik yang tidak terdapat pada jenis pekerjaan lainnya
(bukan profesi).
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yakni "profession". Di
mana kata itu juga berasal dari bahasa Latin "profesus" artinya mampu atau ahli dalam suatu
bentuk pekerjaan.
Sementara, secara terminologi, pengertian profesi merupakan suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi para pelakunya. Jadi, apa yang dimaksud profesi
yaitu jabatan yang menuntut suatu keahlian, keterampilan, maupun keilmuan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti profesi adalah bidang pekerjaan
yang ditempuh melalui pendidikan keahlian, seperti kejuruan atau keterampilan tertentu.
Suatu profesi harus memiliki 3 pilar pokok yaitu:

a. Keahlian
b. Pengetahuan
c. Persiapan akademik.

Dikutip dari e-book Etika Profesi Guru oleh Jumrah Jamil, SPd, MPd, keahlian dan
pengetahuan profesi didapatkan melalui pendidikan maupun pengalaman. Pasalnya, seorang
dengan profesi tertentu akan menggunakan suatu metode ilmiah atau teori untuk bisa
memecahkan suatu masalah dalam pekerjaannya.
Dalam melakukan tanggung jawab dan tugasnya, profesi memiliki kode etik dan juga
dikontrol oleh organisasi profesi melalui majelis etik profesi. Jabatan atau pekerjaan profesi
perlu mendapat pengakuan dari masyarakat, baik itu melalui profesionalitas (tingkat kualitas)
yang secara nyata atau melalui dukungan aspek legal.
Artinya, pekerjaan yang disebut profesi tidak bisa dipegang oleh sembarang orang.
Jika disimpulkan, arti profesi adalah suatu kepandaian khusus miliki seseorang, yang
didapatkan melalui pendidikan, karena dia merasa terpanggil untuk menjabat suatu pekerjaan
tertentu.

2. Ciri
Ada beberapa ciri-ciri profesi, yaitu sebagai berikut :
 Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
 Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi haru
s meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
 Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.
 Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

3. Syarat
Beberapa syarat-syarat suatu profesi secara umum, diantaranya sebagai berikut ini:
 Mempelajari suatu bidang ilmu khusus.
 Melibatkan kegiatan-kegiatan intelektual.
 Membutuhkan persiapan secara profesional, jadi bukan hanya sekedar latihan saja.
 Membutuhkan latihan dalam suatu bidang secara berkelanjutan.
 Mementingkan pelayanan kepada masyarakat daripada kepentingan pribadi.
 Memiliki organisasi profesi sesuai bidang yang profesional yang kuat.
 Menjanjikan karir dan keanggotaan yang permanen.

4. Etika
a. Etika Profesi
Etika secara bahasa adalah ilmu yang berkenaan tentang yang buruk dan tentang
hak serta kewajiban moral. Etika juga bermakna nilai mengenai benar dan salah yang
dianut seseorang. Etika artinya tatasusila atau tatacara pergaulan. Makna dasar dari
etika adalah ethos (Yunani) yaitu adat kebiasaan. Sebagaimana firman allah SWT :
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Surat Al-
Qalam/68: 4).
Dalam islam, tuntunan bekerja adalah merupakan sebuah keniscayaan bagi
setiap muslim agar kebutuhan hidupnya sehari-hari bisa terpenuhi. Salah satu jalan
untuk memenuhi kebutuhan itu antara lain melalui aktivitas bisnis seperti yang telah
dicontohkan oleh baginda Rasulullah Saw sejak beliau masih muda. Hanya saja beliau
dalam berbisnis benar-benar menerapkan standar moral yang digariskan dalam Al-
Qur‟an. Bekerja merupakan kewajiban setiap muslim. Dengan bekerja seorang muslim
akan dapat mengekspresikan dirinya sebagai manusia, makhluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna didunia. Kerja atau amal adalah bentuk keberadaan manusia. Artinya
manusia ada karena kerja, dan kerja itulah yang membuat atau mengisi eksistensi
kemanusiaan. Karena itu Rene Descratres, seorang filosof Perancis, mengatakan “Aku
berfikir, maka aku ada” (Cogito ergo sum) – karena berfikir baginya adalah bentuk
wujud manusia. Dalam ajaran islam ungkapan itu seharusnya “Aku berbuat, maka aku
ada.”
Dalam islam, harga (nilai) manusia tidak lain ialah amal perbuatannya atau
kerjanya. Inilah yang dimaksud manusia ada karena amalnya, dan bahkan dengan
amalnya yang baik itu manusia mampu mencapai derajat yang setinggi-tingginya,
yaitu bertemu dengan Tuhannya dengan penuh keridlaan. Sebagaimana firman Allah
dalam surah al-Kahfi, 18:10 yang artinya “Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan jangan ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.
Setiap pekerjaan yang baik yang dilakukan karena Allah sama halnya dengan
melakukan jihad fi sabilillah. Jihad memerlukan motivasi, sedangkan motivasi
memerlukan pandangan hidup yang jelas dalam memandang sesuatu. Itulah yang
dimaksud dengan etos dan etos kerja seorang muslim harus selalu dilandasi dengan
Al-Qur‟an dan Hadits.
b. Prinsip Profesi
 Prinsip tanggung jawab
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa semua profesional wajib bertanggung
jawab atas pekerjaan yang dilakukan.Hal ini pun meliputi hasil dari pekerjaan
tersebut.Sebagai profesional, kamu juga harus siap bertanggung jawab terhadap
dampak dari keputusan dan apa pun yang dibuat dalam pekerjaan pada
kehidupan orang lain dan juga masyarakat umum.
 Prinsip keadilan
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa seorang profesional harus selalu
mementingkan nilai keadilan dalam pekerjaannya. Apapun yang dilakukan
harus adil dan diberikan pada siapapun yang berhak, apalagi bagi profesi yang
melayani rakyat seperti petugas kesehatan, polisi, dan lain-lain.
 Prinsip otonomi
Profesional dalam dunia kerja memiliki kebebasan dan wewenang untuk bekerja
sesuai dengan profesinya. Hal ini juga berarti seorang profesional memiliki hak
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan kode etik profesi
yang berlaku.
 Prinsip integritas moral
Dalam etika profesi, integritas moral sangat penting karena merupakan kualitas
kejujuran dan prinsip moral yang dilakukan secara konsisten sebagai seorang
profesional. Sebagai seorang profesional, kamu harus ingat untuk menjaga
kepentingan profesi, diri sendiri, dan juga memikirkan kepentingan masyarakat.
c. Tujuan Etika Profesi
Bekerja bagi seorang muslim sudah jelas merupakan sebuah keniscayaan.
Namun demikian aktivitas yang dilakukan oleh seorang Muslim bukanlah sekedar
untuk memenuhi naluri yaitu hanya untuk kepentingan perut. Jika memang demikian,
maka eksistensi manusia tidak akan beda dengan hewan yang dalam prakteknya
“hidup untuk makan dan makan untuk hidup”. Manusia merupakan makhluk
monodualis atau two in one yang meliputi dua elemen yang menyatu dalam dirinya.
Disamping itu manusia dilengkapi dengan hati nurani (qalb) dan akal pikiran („aql)
dan nafsu (nafs).
1) Kepentingan Ibadah untuk Meraih Mardlatillah
Islam sebagai agama yang haq jelas akan memberi petunjuk ke jalan yang benar
yang akan menuntun manusia untuk meraih kebahagiaan yang hakiki baik di
dunia maupun di akhirat. Ini berarti, dalam melakukan apapun, manusia
hendaknya tidak hanya mengejar kepentingan duniawi yang profan dan
sementara, namun sekaligus secara simultan perlu mengejar kepentingan ukhrawi
yang kekal dan abadi. Sebab itu, dalam kaitan dengan aktivitas bisnis, hendaknya
manusia tidak hanya mencari harta kekayaan, namun sekaligus untuk
litta‟abbudiyah (penghambaan diri) kepada Allah Swt, Dzat penguasa alam
semesta dan pemberi rezeki. Karena pada hakikatnya inilah tujuan pokok
penciptaan makhluk manusia oleh sang Khalik.
2) Memenuhi Kebutuhan hidup
Sebelum ini telah dikemukakan bahwa manusia monodualis yang menyatu dua
unsur dalam diri seorang, yaitu fisik dan psikis. Keduanya membutuhkan energi
yang seimbang dan proporsional agar manusia bisa hidup secara sempurna baik
lahir maupun batin. Unsur psikis misalnya, butuh pengakuan, kesempatan
berekspresi, rasa aman, rasa tenang dan lain sebagainya. Sedangkan unsur fisik
membutuhkan makan yang cukup, sandang yang memadai untuk melindungi raga
dari sengatan cuaca panas dan deraan cuaca dingin, membutuhkan papan untuk
berlindung dan beristirahat dan lainnya.
3) Memenuhi kebutuhan keluarga
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan kehadiran orang lain sebagai
media untuk saling mencinta dan dicinta, saling membantu dan mencurahkan isi
hati dan lain sebagainya. Kebutuhan kehadiran orang lain itu, antara lain berupa
intuisi keluarga sebagai wadah yang diajarkan oleh syariat islam. Dalam sebuah
hadis yang sangat populer yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
(Muttafaq‟allah) ditegaskan oleh Rasulullah Saw yang artinya :
“Kamu sekalian adalah pengurus (pemimpin) dan akan dimintai
pertanggungjawaban dalam hal kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin
terhadap keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban dari
kepemimpinannya.”
Kewajiban dan tanggung jawab tersebut menimbulkan konsekuensi bagi
seseorang suami. Antara lain fungsi dan tanggung jawab yang mengharuskan ia
semangat beraktivitas dan rajin bekerja. Karena jika tidak, maka akan melahirkan
berbagai problem dalam sebuah keluarga. Sebagaimana firman Allah pada surah
Al-Baqarah, 2 : 233 yang artinya :
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara
ma‟ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.”
Sebagaimana juga sabda Rasulullah :
“Apabila seseorang membelanjai istrinya dengan mengharap pahala dari Allah,
maka tercatat baginya sebagai sedekah” (HR. Bukhari dan Muslim).
Beberapa sumber tersebut menunjukan bahwa membelanjai keluarga sebagai
wujud ekspresi rasa tanggung jawab tidak hanya akan membahagiakan mereka,
melainkan juga merupakan kebajikan yang akan memperoleh pahala.
4) Memenuhi Kepentingan Amal Sosial
Sebagai rahmatan lil „alamin, agama islam sarat dengan ajaran kedermawanan
yang menganjurkan agar manusia tidak saja mementingkan dirinya sendiri,
namun juga perlu memperhatiakan kepentingan orang lain. Tangan diatas (yang
memberi) lebih mulia daripada tangan tangan yang di bawah (meminta-minta),
ini menunjukkan, bahwa Islam mengajarkan semangat hidup yang memberi
manfaat bagi orang lain, tidak justru membebani bagi yang lain. Kebutuhan
manusia adalah kompleks yang berupa berbagai macam kebutuhan fisik. Untuk
bisa memberi kebutuhan fisik itu tentu saja seseorang harus memiliki harta yang
bisa diperoleh dengan bekerja. Disinilah arti penting bekerja keras, untuk
mengumpulkan harta, karena dengan harta seorang Muslim bisa banyak
melakukan ibadah sosial yang sangat dianjurkan dalam Islam. Hal ini bisa
dilakukan dengan syarat ada kemauan yang kuat dan kepemilikan harta yang
cukup (ghina).
5) Membangun Kemandirian
Islam menyatakan perang melawan kemiskinan. Hal ini perlu dilakukan untuk
melindungi keselamatan akidah dan moral, baik di kalangan keluarga maupun
masyarakat. Oleh karena itu, islam menghendaki agar setiap individu yang ada di
tengah masyarakat hidup secara layak dan mandiri. Paling tidak, ia dapat
memenuhi kebutuhan pokok yang berupa pangan, sandang dan papan yang
diperoleh dengan jalan bekerja sesuai keahliannya agar bisa membina rumah
tangga dengan bekal yang memadai.

d. Manfaat Etika Profesi


Diantaranya :
 Memastikan profesionalisme
Profesionalisme dalam kerja sangat penting. Hal ini memang terdengar lumayan
menyeramkan, apalagi untuk fresh graduates. Akan tetapi, jika kamu selalu
berpegang pada etika profesi dan melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan,
kemungkinan besar kamu akan menjadi seorang profesional dengan mudah
meski minim pengalaman. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui
batasan-batasan dan peraturan etika profesional sebagai seorang pekerja.
 Meningkatkan tanggung jawab
Jika melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan etika yang berlaku, maka kamu
akan dinilai sebagai orang profesional yang mampu mengemban tanggung
jawab lebih banyak. Selain itu, hasil pekerjaanmu pun akan lebih berkualitas
dan dapat dipercaya.
 Sistem kerja yang tertib
Jika semua karyawan sebuah perusahaan menjalankan pekerjaannya sesuai
dengan etika profesi, makan tugas akan dapat dilaksanakan dengan tepat dan
sesuai. Dengan ini, peluang penyimpangan di perusahaan dapat dihindari dan
ketertiban sistem kerja akan lebih terjaga.
 Meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja
Dengan mengikuti pedoman etika yang baik, sebuah perusahaan akan dapat
membangun suasana kerja yang nyaman. Hal ini disebabkan para karyawan
yang bisa saling menghargai, menjalin hubungan yang erat, namun tetap
mengedepankan profesionalitas sesuai dengan pedoman etika yang ada.
BAB III

KESIMPULAN

Allah memerintahkan kepada umat manusia agar bertiga dalam menjalani kehidupan. Etika
adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar
untuk menaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Etika ini
tertuang dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, seperti dalam berorganisasi dan mengerjakan profesi.
Etika dalam berorganisasi dan etika profesi haruslah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
mengetahui ciri, syarat, konsep, prinsip yang berlaku dalam dua kolom tersebut (organisasi dan profesi)
kita dapat mengamali etika yang berlaku dengan baik. Dengan mengaplikasikan etika yang berlaku,
kehidupan organisasi dan profesi kita menjadi lebih tertata, karena dam kehidupan organisasi dan profesi
terdapat berbagai permasalahan yang untuk memecahkannya perlu menerapkan implikasi etika dan moral.
DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, Nurul. (2021). Berkomunikasi Secara Efektif, Ciri Pribadi yang Berintegritas dan Penuh
Semangat. Diakses pada 24 Januari 2023,dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-semarang/baca-
artikel/13988/Berkomunikasi-Secara-Efektif-Ciri-Pribadi-yang-Berintegritas-Dan-Penuh-Semangat.html

Wikipedia. (2023). Etika Komunikasi. Diakses pada 24 Januari 2023, dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_komunikasi

Nandy. (2022). Pengertian Etika: Macam-macam Etika & Manfaat Etika. Diakses pada 24 Januari 2023,
dari https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/

Abdi, Husnul. (2021). Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli Beserta Jenis dan Tujuannya. Diakses
pada 24 Januari 2023, dari https://www.liputan6.com/hot/read/-4621531/pengertian-organisasi-menurut-
para-ahli-beserta-jenis-dan-tujuannya

Priyono. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jawa Timur, Indonesia. Zifatama Publishing

bdi, Husnul. (2021). 6 Tujuan Organisasi, Ciri-ciri, dan Jenis-jenisnya yang Perlu Dipahami. Diakses
pada 24 Januari 2023, dari https://www.liputan6.com/hot/read/4820184/6-tujuan-organisasi-ciri-ciri-dan-
jenis-jenisnya-yang-perlu-dipahami

Silviani, Irene. (2019). Komunikasi Organisasi. Surabaya, Indonesia. Scopindo Media Pustaka

Aurellia, Anindyadevi. (2022). Apa itu Organisasi, Kenali Ciri, Tujuan, dan Contohnya. Diakses pada 16
Januari 2023, dari https://www.detik.com/jabar/berita/d-6186277/apa-itu-organisasi-kenali-ciri-tujuan-
dan-contohnya/amp

Ardiansyah, Gumelar. (2022). Pengertian Organisasi. Diakses pada 16 Januari 2023, dari
https://guruakuntansi.co.id/pengertian-organisasi/

Yuda, Alfi. (2021). Pengertian Organisasi, Unsur, Ciri, Bentuk, dan Jenisnya yang Perlu Diketahui.
Diakses pada 16 Januari 2023, dari https://www.bola.com/ragam/read/-4555498/pengertian-organisasi-
unsur-ciri-bentuk-dan-jenisnya-yang-perlu-diketahui

Syukran, Muhammad dkk. (2022). Konsep Organisasi dan Pengorganisasian Dalam Perwujudan
Kepentingan Manusia. PUBLIK Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi Dan Pelayanan
Publik, 9(1).

Ahmad. Pengertian Organisasi: Konsep, Karakteristik dan Metafora Organisasi. Diakses pada 24 januari
2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-organisasi/

Qothrunnada, Kholida. (2022). Profesi : Arti, Perbedaan dengan Pekerjaan, Ciri, dan Macam-
macamnya. Diakses pada 16 Januari 2023, dari https://www.detik.com/jabar/berita/d-6253477/profesi--
arti-perbedaan-dengan-pekerjaan-ciri-dan-macam-macamnya
Psikologimania. (2016). CIRI-CIRI PROFESI-E-JURNAL. Diakses pada 17 Januari 2023, dari
https://www.e-jurnal.com/2013/12/ciri-ciri-profesi.html?m=1

Apapun, Pengertian. (2023). Pengertian Profesj dan Contohnya : Ciri, Syarat, hingga Karakteristik.
Diakses pada 17 Januari 2023, dari https://www.pengertianku.net/2017/07/pengertian-profesi-dan-
contohnya.html

Rahasia, Nadiyah. (2023). Etika Profesi: Pengertian, Prinsip, Tujuan, Manfaat, Skill yang Diperlukan.
Diakses pada 19 Januari 2023, dari https://glints.com/id/lowongan/etika-profesi/#.Y8imMtPA0N

 Buku LKS Akidah Akhlak Kelas XII MA


 Buku Elektronik Akidah Akhlak Kelas XII MA

Anda mungkin juga menyukai