Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social, yang melakukan serta memerlukan hubungan
social dengan makhluk lain atau sejenisnya, yang biasa disebut interaksi social. Untuk
berinteraksi manusia memerlukan komunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik
dan efektif, mausia dituntut untuk tidak hanya memahami prosesnya, namun juga dapat
mengaplikasikan pengetahuan serta tindakan yang ingin kita lakukan dengan lebih kreatif
dan dapat tersampaikan ke pihak lain. Hal inilah yang disebut dengan etika dalam persepsi
penulis.
Dalam berkomunikasi, seseorang memerlukan etika. Etika dilakukan guna apa
yang dimaksud (informasi yang ingin diberikan) oleh pihak A dapat diterima dengan baik
oleh pihak B tanpa ada rasa ketidakrelaan dalam menerima informasi tersebut. Etika
memuat aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman
atau asas bagi suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Manusia
selalu menciptakan dan melakukan sesuatu yang akan dapat membantu kelangsungan
hidupnya, contohnya profesi dan berorganisasi. Dalam melakukan salah satu atau kedua
hal tersebut, manusia memerlukan komunikasi dan interaksi dengan yang lainnya. Yang
secara otomatis melahirkan sebuah etika agar apa yang ingin dilakukan atau ingin dicapai
bersifat baik dan benar. Karena etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya
segala hal yang dilakukan oleh setiap individu dalam kehidupan bermasyarakatnya. Etika
mencangkup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkat benar dan salahnya.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mencoba untuk menyajikan pemaparan
mengenai etika seseorang dalam berorganisasi dan berprofesi. Organisasi dan profesi
adalah dua hal yang saling berkaitan dan melekat erat pada diri setiap individu. Dalam
berorganisasi dan berprofesi ada etika-etika yang harus diikuti oleh setiap pesertanya, agar
tercipta kesesuaian dalam melakukan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Apa itu organisasi dan profesi serta bagaimana etika yang tepat dalam
melakukan hal tersebut?

C. Tujuan Penulisan
Untuk memaparkan mengenai definisi organisasi dan profesi serta etika yang
ada didalamnya.

D. Manfaat Penulisan
Sebagai bahan ajar bagi para pembaca untuk lebih mengetahui apa itu
organisasi dan profesi serta etika yang melekat didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, Nurul. (2021). Berkomunikasi Secara Efektif, Ciri Pribadi yang Berintegritas dan
Penuh Semangat. Diakses pada 24 Januari 2023,dari https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-
semarang/baca-artikel/13988/Berkomunikasi-Secara-Efektif-Ciri-Pribadi-yang-Berintegritas-Dan-
Penuh-Semangat.html

Wikipedia. (2023). Etika Komunikasi. Diakses pada 24 Januari 2023, dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_komunikasi
Nandy. (2022). Pengertian Etika: Macam-macam Etika & Manfaat Etika. Diakses pada 24 Januari
2023, dari https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/

Abdi, Husnul. (2021). Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli Beserta Jenis dan Tujuannya.
Diakses pada 24 Januari 2023, dari https://www.liputan6.com/hot/read/-4621531/pengertian-
organisasi-menurut-para-ahli-beserta-jenis-dan-tujuannya

Priyono. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jawa Timur, Indonesia. Zifatama Publishing

bdi, Husnul. (2021). 6 Tujuan Organisasi, Ciri-ciri, dan Jenis-jenisnya yang Perlu Dipahami.
Diakses pada 24 Januari 2023, dari https://www.liputan6.com/hot/read/4820184/6-tujuan-
organisasi-ciri-ciri-dan-jenis-jenisnya-yang-perlu-dipahami

Silviani, Irene. (2019). Komunikasi Organisasi. Surabaya, Indonesia. Scopindo Media Pustaka

Aurellia, Anindyadevi. (2022). Apa itu Organisasi, Kenali Ciri, Tujuan, dan Contohnya. Diakses
pada 16 Januari 2023, dari https://www.detik.com/jabar/berita/d-6186277/apa-itu-organisasi-
kenali-ciri-tujuan-dan-contohnya/amp

Ardiansyah, Gumelar. (2022). Pengertian Organisasi. Diakses pada 16 Januari 2023, dari
https://guruakuntansi.co.id/pengertian-organisasi/

Yuda, Alfi. (2021). Pengertian Organisasi, Unsur, Ciri, Bentuk, dan Jenisnya yang Perlu
Diketahui. Diakses pada 16 Januari 2023, dari
https://www.bola.com/ragam/read/-4555498/pengertian-organisasi-unsur-ciri-bentuk-dan-jenisnya-
yang-perlu-diketahui

Syukran, Muhammad dkk. (2022). Konsep Organisasi dan Pengorganisasian Dalam Perwujudan
Kepentingan Manusia. PUBLIK Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi Dan
Pelayanan Publik, 9(1).

Ahmad. Pengertian Organisasi: Konsep, Karakteristik dan Metafora Organisasi. Diakses pada 24
januari 2023, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-organisasi/

Qothrunnada, Kholida. (2022). Profesi : Arti, Perbedaan dengan Pekerjaan, Ciri, dan Macam-
macamnya. Diakses pada 16 Januari 2023, dari
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6253477/profesi--arti-perbedaan-dengan-pekerjaan-ciri-dan-
macam-macamnya

Psikologimania. (2016). CIRI-CIRI PROFESI-E-JURNAL. Diakses pada 17 Januari 2023, dari


https://www.e-jurnal.com/2013/12/ciri-ciri-profesi.html?m=1

Apapun, Pengertian. (2023). Pengertian Profesj dan Contohnya : Ciri, Syarat, hingga
Karakteristik. Diakses pada 17 Januari 2023, dari
https://www.pengertianku.net/2017/07/pengertian-profesi-dan-contohnya.html

Rahasia, Nadiyah. (2023). Etika Profesi: Pengertian, Prinsip, Tujuan, Manfaat, Skill yang
Diperlukan. Diakses pada 19 Januari 2023, dari
https://glints.com/id/lowongan/etika-profesi/#.Y8imMtPA0N

BAB II
PEMBAHASAN
A. Organisasi

a. Definisi
Secara Bahasa organisasi berasal dari bahasa Yunani organon yang berarti alat
bantu atau instrument. Dilihat dari asal katanya organisasi berarti alat bantu yang sengaja
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuannya. Secara istilah,
organisasi ialah system social yang dikoordinasikan secara sadar dengan aturan yang telah
dibuat dan disepakati Bersama untuk mencapai suatu tujuan.
Adapun definisi organisasi menurut para ahli :
1. W.J.S. Poerwadarminta, Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian
(orang atau kelompok) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan tertata.
2. Max Weber, Pengertian organisasi adalah suatu kerangka terstruktur yang di
dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk
menjalankan masing-masing fungsi tertentu.
3. Dahlan Al-Barry, organisasi adalah pengaturan dan penyusunan bagian-bagian
tertentu hingga menjadi satu kesatuan, aturan, dan susunan dari berbagai bagian
sehingga menjadi satu kesatuan yag teratur dan gabungan kerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
4. Chester I. Bernard, Pengertian organisasi adalah sebuah sistem kegiatan kerja sama
yang dilakukan oleh dua orang ataupun lebih untuk melaksanakan suatu aktivitas
yang didalamnya memerlukan komunikasi dengan pencapaian tujuan bersama.
Barnard menekankan peranan pada setiap orang anggotanya yang harus diberikan
informasi dan motivasi dan sebagian sebagian anggota lainnya yang harus membuat
keputusan.
5. Richard Scott, organisasi adalah suatu kolektivitas yang disengaja dan dibentuk
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang didasarkan pada asas kelangsungan.

b. Tujuan
Organisasi adalah sebuah kelompok berisi individu-individu yang memiliki
cita-cita yang sama, dan sedang mengerjakan serta akan meraih cita-cita itu Bersama.
Itulah tujuan dari organisasi. Namun, tujuan organisasi juga berkaitan dengan tujuan
masing-masing anggotanya. Setiap anggota dalam sebuah organisasi mempunyai tujuan
pribadi yang berbeda-beda, seperti menambah motivasi diri, ingin dipandang tinggi,
menjadi lebih berpengetahuan, mendapatkan penghasilan, dan lain sebagainya. Walaupun
seperti itu, tujuan tiap pribadi ini berjalan bersama dengan tujuan organisasi secara
umum, yakni meningkatkan produktivitas dan mendapatkan keuntungan yang pada
langkah-langkahnya atau pada akhirnya dapat mencapai tujuan dari pribadi masing-
masing anggotanya.
Dengan cita-cita kita dapat lebih maju dan berkembang, hal ini berlaku sama
pada organisasi. Dengan memiliki tujuan, organisasi dapat lebih berkembang dan
berpengaruh. Adapun tujuan organisasi secara umum sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemandirian serta kemampuan dari sumber daya yang dimiliki.
2. Mencapai atau merealisasikan keinginan atau cita-cita bersama dari masing-masing
anggotanya.
3. Sebagai wadah untuk memiliki pengawasan dan kekuasaan.
4. Membantu setiap anggotanya agar dapat meningkatkan pergaulan serta
memanfaatkan waktu luang secara lebih optimal dan bermanfaat.
5. Sebagai wadah untuk mendapatkan keuntungan baik secara materi maupun
nonmateri dengan kerja sama yang terkoordinir.
6. Membantu meningkatkan SDA dengan bentuk pengelolaan lingkungan secara
bersama-sama.
7. Mencapai tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan apa yang telah menjadi
tujuan awal dari organisasi tersebut.
c. Ciri-ciri
Organisasi memiliki ciri-ciri yang membedakan dirinya dengan aktivitas social
lainnya, berikut ciri-ciri organisasi :
1. Sebuah organisasi harus memiliki anggota yang berjumlah dua orang atau lebih dan
dapat menjalankan organisasi sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
2. Sebuah organisasi harus memiliki tujuan yang akan dicapai bersama dengan anggota-
anggotanya.
3. Untuk mencapai tujuan yang sama, setiap anggota organisasi harus bekerja sama
antara satu dengan yang lain. Jadi, kerja sama dalam organisasi itu adalah hal yang
penting.
4. Organisasi memiliki peraturan. Peraturan dibuat dengan kepentingan bersama agar
masing-masing anggota dapat bekerja dengan baik dan terorganisir dalam
menjalankan pekerjaannya.
5. Dengan adanya peraturan, penyertaan tugas dan tanggung jawab yang sinergis juga
dapat meningkatkan kemaksimalan kinerja organisasi. Pembagian tugas dan tanggung
jawab yang sinergis harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam
organisasi. Pertimbangan bidang keahlian berdasarkan kemampuan anggota juga
mempengaruhi pembagian tugas, maka harus dipertimbangkan agar tujuan organisasi
dapat tercapai dengan baik.

d. Unsur-unsur
Organisasi memiliki 3 unsur penting dalam pelaksanaanya, yaitu :
1. Man (Orang-orang)
Dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah
pegawai atau personel. Pegawai atau personel terdiri dari semua anggota atau warga
organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan
(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer
yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan
para pekerja (non management workers). Semua itu secara bersama-sama
merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama
Merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power).
3. Tujuan Bersama
Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan.
Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola
(network), kebijaksanaan (polig), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-
peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.

e. Konsep
Organisasi memiliki dua konsep, yaitu konsep statis dan konsep dinamis.
Dalam konsep statis, organisasi merupakan sebuah struktur atau jaringan hubungan
tertentu. Dalam artian, organisasi adalah sekelompok orang yang terikat bersama dalam
hubungan formal untuk mencapai tujuan bersama.
Dari segi konsep dinamis, organisasi merupakan sebuah proses dari aktivitas
yang sedang berlangsung. Dalam artian, organisasi adalah proses pengorganisasian,
pekerjaan, orang, dan system. Hal ini berkaitan dengan proses menentukan kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan sebuah kelompok.

f. Etika
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Dalam KBBI etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlaq (moral). Secara terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan, diantaranya:
1. Etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
2. Etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik-buruk, serta berusaha mempelajari
nilai-nilai dan merupakan juga nilai-nilai itu sendiri
3. Etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan tentang manusia dan
masyarakat sebagi antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik dan
hukum.
Etika dipakai dalam kehidupan sehari-hari kita, sering disebut sebagai model
bergaul, pola perilaku, serta sopan santun. Etika menggambarkan tentang pola perilaku
seseorang dimasyarakat yang berkaitan dengan nilai tentang mana yang benar dan mana
yang salah yang berlaku secara objektif dimasyarakat. Nilai-nilai yang ditunjukkan oleh
individu kepada individu lain atau kepada lingkungannya sangat dipengaruhi oleh nilai-
nilai yang dianut oleh individu tersebut.
Istilah etika meresap ke dalam organisasi sebagai norma-norma yang mengatur
dan mengukur perilaku professional seseorang. Saat ini, banyak etika yang
dikembangkan berkaitan dengan profesi, seperti etika dokter, etika guru, etika jurnalis,
bahkan sampai etika siswa. Profesi dimaksudkan sebagai pekerjaan yang mengandalkan
keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan dan persyaratan organisasi.
Etika dalam organisasi adalah sikap dimana seseorang menaati ketentuan dan
norma yang berlaku dalam suatu organisasi. Etika-etika tersebut diantaranya sebagai
berikut:
1. Memiliki niat dan tujuan yang mulia
Sebuah organisasi pasti didirikan karena ada niat dan tujuan. Niat dan tujuan
didirikan organisasi ini sangat menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam organisasi meskipun nantinya keberlangsungan organisasi akan bergantung
pada etos individu dan kelompok dalam organisasi. Jikalau niat dan tujuannya mulia,
maka dibentuknya organisasi akan lebih bermanfaat sesuai dengan niat dan
tujuannya. Rasulullah Saw. bersabda:

‫لم‬J‫ه وس‬J‫لى هللا علي‬J‫وْ َل هللاِ ص‬J‫ْت َر ُس‬ ُ ‫ ِمع‬J‫ َس‬: ‫ال‬Jَ َ‫هُ ق‬J‫ َي هللاُ َع ْن‬J‫ض‬ ِ ‫ب َر‬ِ ‫ر ب ِْن ْال َخطَّا‬Jَ ‫ص ُع َم‬ ٍ ‫ ْؤ ِمنِ ْينَ َأبِ ْي َح ْف‬J‫ع َْن َأ ِمي ِْر ْال ُم‬
َ ُ َ ُ ْ ُ
،‫ فَ َم ْن كَانَت ِهجْ َرتهُ ِإلى هللاِ َرسُوْ لِ ِه فَ ِهجْ َرتهُ ِإلى هللاِ َو َرسُوْ لِ ِه‬. ‫ت َوِإن َما لِك ِّل ا ْم ِرٍئ َما ن ََوى‬ َّ ِ ‫ ِإنَّ َما اَْأل ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬: ‫يَقُوْ ُل‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى َما هَا َج َر ِإلَ ْي ِه‬J‫ص ْيبُهَا وْ ا ْم َر ٍة يَ ْن ِك ُحهَا‬
ِ ُ‫َت ِهجْ َرتُهُ لِ ُد ْنيَا ي‬
ْ ‫ َو َم ْن كَان‬.

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khaththab ra. Berkata, aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda: “Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap
orang akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkan. Barangsiapa berhijrah karena
Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa
berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya
untuk apa yang ia tuju.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)
2. Amanah
Seseorang dalam organisasi haruslah memiliki sikap amanah dalam mengemban
tugas. Dengan adanya sikap amanah, pembagian tugas yang dilakukan oleh pembina
organisasi menjadi lebih optimal. Sikap ini menimbulkan kepercayaan organisasi
menjadi lebih tumbuh sehingga pemberi dan pelaksana tugas akan lebih ulet dalam
tindakan. Jika sikap amanah tidak dilakukan di dalam organisasi, maka berbagai
penyelewengan akan terjadi sehingga timbul keraguan untuk mempercayakan sebuah
tugas dalam organisasi. Kemudian organisasi akan mengalami penurunan dan
menghilang dari permukaan. Oleh karenanya sikap amanah adalah sikap yang harus
ada dalam organisasi. Rasulullas Saw. bersabda:
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi yang tidak
memegang janji” (HR. Ahmad)
Sebagai contoh sikap amanah adalah sikap kelompok organisasi yang menjalankan
perintah, tidak berusaha melalaikan perintah dari pembina organisasi dan menjaga
hubungan koordinasi yang baik antara pembina dan kelompok organisasi.
3. Saling Tolong Menolong
Dalam organisasi, pembagian tugas merupakan suatu unsur signifikan untuk
mencapai tujuan dalam organisasi. Oleh karena itu sikap saling-tolong menolong
merupakan sikap yang wajib dilakukan dalam organisasi. Allah Swt. berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya”. (QS. al-Ma`idah [5]: 2)
Satu hal yang perlu digaris bawahi dalam sikap tolong-menolong adalah kesesuaian
dengan pembagian tugas yang diberikan. Apabila tugas individu belum terselesaikan,
tidak sepatutnya untuk mencampuradukkan tugas individu dengan tugas lainnya.
Misalnya dalam pembuatan acara sekolah terdapat divisi dekorasi. Divisi dekorasi
tidak patut untuk mencampuri tugas divisi lainnya sebelum divisinya terselesaikan.
Divisi dekorasi hanya dapat memberikan masukan ketika rapat dilakukan atau
sekedar mengingatkan divisi humas ketika ada ketidaksesuaian antara pelaksanaan di
lapangan dengan putusan rapat yang telah disepakati. Apabila divisi dekorasi
mencampuradukkan tugasnya, maka proses dan hasil terhadap jalannya acara tidak
akan maksimal.
4. Berkomunikasi Dengan Baik
Untuk menjalankan organisasi yang baik, hubungan antar individu dan kelompok
dalam organisasi pun juga harus baik. Hubungan baik dapat ditumbuhkan dan dijaga
dengan komunikasi yang baik.
Dalam Islam, ada lima prinsip dalam berkomunikasi yaitu 1) Menggunakan kata-kata
yang mulia dan penuh penghormatan terhadap sesama atau diam jika tidak mampu
(Qaulan Karīman), 2) Perkataan dikakukan dengan lemah lembut meskipun dengan
lawan atau rival (Qaulan Layyinan), 3) Isi perkataan berupa sesuatu yang benar dan
jujur (Qaulan Sadīdan), 4) Pantas diucapkan sesuai dengan situasi dan kondisi
(Qaulan Balīghan), 5) Perkataan yang keluar mudah dimengerti oleh pendengar
(Qaulan Ma’rūfan/Masyuran).

B. Profesi

1. Definisi
Profesi adalah salah satu bidang dari pekerjaan yang didasari dengan keahlian
tertentu. Profesi memiliki sifat dan karakteristik yang tidak terdapat pada jenis
pekerjaan lainnya (bukan profesi).
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yakni "profession". Di
mana kata itu juga berasal dari bahasa Latin "profesus" artinya mampu atau ahli
dalam suatu bentuk pekerjaan.
Sementara, secara terminologi, pengertian profesi merupakan suatu pekerjaan
yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi para pelakunya. Jadi, apa yang
dimaksud profesi yaitu jabatan yang menuntut suatu keahlian, keterampilan,
maupun keilmuan tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti profesi adalah bidang
pekerjaan yang ditempuh melalui pendidikan keahlian, seperti kejuruan atau
keterampilan tertentu.
Suatu profesi harus memiliki 3 pilar pokok yaitu:
a. Keahlian
b. Pengetahuan
c. Persiapan akademik.
Dikutip dari e-book Etika Profesi Guru oleh Jumrah Jamil, SPd, MPd, keahlian
dan pengetahuan profesi didapatkan melalui pendidikan maupun pengalaman.
Pasalnya, seorang dengan profesi tertentu akan menggunakan suatu metode
ilmiah atau teori untuk bisa memecahkan suatu masalah dalam pekerjaannya.
Dalam melakukan tanggung jawab dan tugasnya, profesi memiliki kode etik dan
juga dikontrol oleh organisasi profesi melalui majelis etik profesi. Jabatan atau
pekerjaan profesi perlu mendapat pengakuan dari masyarakat, baik itu melalui
profesionalitas (tingkat kualitas) yang secara nyata atau melalui dukungan aspek
legal.
Artinya, pekerjaan yang disebut profesi tidak bisa dipegang oleh sembarang
orang. Jika disimpulkan, arti profesi adalah suatu kepandaian khusus miliki
seseorang, yang didapatkan melalui pendidikan, karena dia merasa terpanggil
untuk menjabat suatu pekerjaan tertentu.
2. Ciri
Ada beberapa ciri-ciri profesi, yaitu sebagai berikut :
 Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
 Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
 Mengabdi   pada   kepentingan   masyarakat,   artinya   setiap   pelaksana   profesi   harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
 Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.
 Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

3. Syarat
Beberapa syarat-syarat suatu profesi secara umum, diantaranya sebagai berikut ini:
 Mempelajari suatu bidang ilmu khusus.
 Melibatkan kegiatan-kegiatan intelektual.
 Membutuhkan persiapan secara profesional, jadi bukan hanya sekedar latihan saja.
 Membutuhkan latihan dalam suatu bidang secara berkelanjutan.
 Mementingkan pelayanan kepada masyarakat daripada kepentingan pribadi.
 Memiliki organisasi profesi sesuai bidang yang profesional yang kuat.
 Menjanjikan karir dan keanggotaan yang permanen.
4. Etika
a. Etika Profesi
Etika secara bahasa adalah ilmu yang berkenaan tentang yang buruk dan
tentang hak serta kewajiban moral. Etika juga bermakna nilai mengenai
benar dan salah yang dianut seseorang. Etika artinya tatasusila atau
tatacara pergaulan. Makna dasar dari etika adalah ethos (Yunani) yaitu
adat kebiasaan. Sebagaimana firman allah SWT :
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Surat Al-Qalam/68:
4).
Dalam islam, tuntunan bekerja adalah merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap muslim
agar kebutuhan hidupnya sehari-hari bisa terpenuhi. Salah satu jalan untuk memenuhi
kebutuhan itu antara lain melalui aktivitas bisnis seperti yang telah dicontohkan oleh
baginda Rasulullah Saw sejak beliau masih muda. Hanya saja beliau dalam berbisnis
benar-benar menerapkan standar moral yang digariskan dalam Al-Qur’an. Bekerja
merupakan kewajiban setiap muslim. Dengan bekerja seorang muslim akan dapat
mengekspresikan dirinya sebagai manusia, makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
didunia. Kerja atau amal adalah bentuk keberadaan manusia. Artinya manusia ada karena
kerja, dan kerja itulah yang membuat atau mengisi eksistensi kemanusiaan. Karena itu
Rene Descratres, seorang filosof Perancis, mengatakan “Aku berfikir, maka aku ada”
(Cogito ergo sum) – karena berfikir baginya adalah bentuk wujud manusia. Dalam ajaran
islam ungkapan itu seharusnya “Aku berbuat, maka aku ada.”
Dalam islam, harga (nilai) manusia tidak lain ialah amal perbuatannya atau kerjanya.
Inilah yang dimaksud manusia ada karena amalnya, dan bahkan dengan amalnya yang
baik itu manusia mampu mencapai derajat yang setinggi-tingginya, yaitu bertemu dengan
Tuhannya dengan penuh keridlaan. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Kahfi,
18:10 yang artinya “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan jangan ia mempersekutukan seorangpun
dalam beribadat kepada Tuhannya”.
Setiap pekerjaan yang baik yang dilakukan karena Allah sama halnya dengan melakukan
jihad fi sabilillah. Jihad memerlukan motivasi, sedangkan motivasi memerlukan
pandangan hidup yang jelas dalam memandang sesuatu. Itulah yang dimaksud dengan etos
dan etos kerja seorang muslim harus selalu dilandasi dengan Al-Qur’an dan Hadits.
b. Prinsip Profesi
 Prinsip tanggung jawab
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa semua profesional wajib bertanggung jawab atas
pekerjaan yang dilakukan.Hal ini pun meliputi hasil dari pekerjaan tersebut.Sebagai
profesional, kamu juga harus siap bertanggung jawab terhadap dampak dari keputusan dan
apa pun yang dibuat dalam pekerjaan pada kehidupan orang lain dan juga masyarakat
umum.
 Prinsip keadilan
Maksud dari prinsip ini adalah bahwa seorang profesional harus selalu mementingkan
nilai keadilan dalam pekerjaannya. Apapun yang dilakukan harus adil dan diberikan pada
siapapun yang berhak, apalagi bagi profesi yang melayani rakyat seperti petugas
kesehatan, polisi, dan lain-lain.
 Prinsip otonomi
Profesional dalam dunia kerja memiliki kebebasan dan wewenang untuk bekerja sesuai
dengan profesinya. Hal ini juga berarti seorang profesional memiliki hak untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan kode etik profesi yang berlaku.
 Prinsip integritas moral
Dalam etika profesi, integritas moral sangat penting karena merupakan kualitas kejujuran
dan prinsip moral yang dilakukan secara konsisten sebagai seorang profesional. Sebagai
seorang profesional, kamu harus ingat untuk menjaga kepentingan profesi, diri sendiri, dan
juga memikirkan kepentingan masyarakat.
c. Tujuan Etika Profesi
Bekerja bagi seorang muslim sudah jelas merupakan sebuah
keniscayaan. Namun demikian aktivitas yang dilakukan oleh seorang
Muslim bukanlah sekedar untuk memenuhi naluri yaitu hanya untuk
kepentingan perut. Jika memang demikian, maka eksistensi manusia
tidak akan beda dengan hewan yang dalam prakteknya “hidup untuk
makan dan makan untuk hidup”. Manusia merupakan makhluk
monodualis atau two in one yang meliputi dua elemen yang menyatu
dalam dirinya. Disamping itu manusia dilengkapi dengan hati nurani
(qalb) dan akal pikiran (‘aql) dan nafsu (nafs).
1) Kepentingan Ibadah untuk Meraih Mardlatillah
Islam sebagai agama yang haq jelas akan memberi petunjuk ke jalan yang
benar yang akan menuntun manusia untuk meraih kebahagiaan yang
hakiki baik di dunia maupun di akhirat. Ini berarti, dalam melakukan
apapun, manusia hendaknya tidak hanya mengejar kepentingan duniawi
yang profan dan sementara, namun sekaligus secara simultan perlu
mengejar kepentingan ukhrawi yang kekal dan abadi. Sebab itu, dalam
kaitan dengan aktivitas bisnis, hendaknya manusia tidak hanya mencari
harta kekayaan, namun sekaligus untuk litta’abbudiyah (penghambaan
diri) kepada Allah Swt, Dzat penguasa alam semesta dan pemberi rezeki.
Karena pada hakikatnya inilah tujuan pokok penciptaan makhluk manusia
oleh sang Khalik.
2) Memenuhi Kebutuhan hidup
Sebelum ini telah dikemukakan bahwa manusia monodualis yang menyatu
dua unsur dalam diri seorang, yaitu fisik dan psikis. Keduanya
membutuhkan energi yang seimbang dan proporsional agar manusia bisa
hidup secara sempurna baik lahir maupun batin. Unsur psikis misalnya,
butuh pengakuan, kesempatan berekspresi, rasa aman, rasa tenang dan lain
sebagainya. Sedangkan unsur fisik membutuhkan makan yang cukup,
sandang yang memadai untuk melindungi raga dari sengatan cuaca panas
dan deraan cuaca dingin, membutuhkan papan untuk berlindung dan
beristirahat dan lainnya.
3) Memenuhi kebutuhan keluarga
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan kehadiran orang lain
sebagai media untuk saling mencinta dan dicinta, saling membantu dan
mencurahkan isi hati dan lain sebagainya. Kebutuhan kehadiran orang
lain itu, antara lain berupa intuisi keluarga sebagai wadah yang diajarkan
oleh syariat islam. Dalam sebuah hadis yang sangat populer yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim (Muttafaq’allah) ditegaskan oleh
Rasulullah Saw yang artinya :
“Kamu sekalian adalah pengurus (pemimpin) dan akan dimintai
pertanggungjawaban dalam hal kepemimpinannya. Suami adalah
pemimpin terhadap keluarganya dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban dari kepemimpinannya.”
Kewajiban dan tanggung jawab tersebut menimbulkan konsekuensi bagi
seseorang suami. Antara lain fungsi dan tanggung jawab yang
mengharuskan ia semangat beraktivitas dan rajin bekerja. Karena jika
tidak, maka akan melahirkan berbagai problem dalam sebuah keluarga.
Sebagaimana firman Allah pada surah Al-Baqarah, 2 : 233 yang artinya :
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya.” Sebagaimana juga sabda Rasulullah :
“Apabila seseorang membelanjai istrinya dengan mengharap pahala dari
Allah, maka tercatat baginya sebagai sedekah” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Beberapa sumber tersebut menunjukan bahwa membelanjai keluarga
sebagai wujud ekspresi rasa tanggung jawab tidak hanya akan
membahagiakan mereka, melainkan juga merupakan kebajikan yang akan
memperoleh pahala.
4) Memenuhi Kepentingan Amal Sosial
Sebagai rahmatan lil ‘alamin, agama islam sarat dengan ajaran
kedermawanan yang menganjurkan agar manusia tidak saja
mementingkan dirinya sendiri, namun juga perlu memperhatiakan
kepentingan orang lain. Tangan diatas (yang memberi) lebih mulia
daripada tangan tangan yang di bawah (meminta-minta), ini menunjukkan,
bahwa Islam mengajarkan semangat hidup yang memberi manfaat bagi
orang lain, tidak justru membebani bagi yang lain. Kebutuhan manusia
adalah kompleks yang berupa berbagai macam kebutuhan fisik. Untuk
bisa memberi kebutuhan fisik itu tentu saja seseorang harus memiliki
harta yang bisa diperoleh dengan bekerja. Disinilah arti penting bekerja
keras, untuk mengumpulkan harta, karena dengan harta seorang Muslim
bisa banyak melakukan ibadah sosial yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Hal ini bisa dilakukan dengan syarat ada kemauan yang kuat dan
kepemilikan harta yang cukup (ghina).
5) Membangun Kemandirian
Islam menyatakan perang melawan kemiskinan. Hal ini perlu dilakukan
untuk melindungi keselamatan akidah dan moral, baik di kalangan
keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu, islam menghendaki agar
setiap individu yang ada di tengah masyarakat hidup secara layak dan
mandiri. Paling tidak, ia dapat memenuhi kebutuhan pokok yang berupa
pangan, sandang dan papan yang diperoleh dengan jalan bekerja sesuai
keahliannya agar bisa membina rumah tangga dengan bekal yang
memadai.

d. Manfaat Etika Profesi


Diantaranya :
 Memastikan profesionalisme
Profesionalisme dalam kerja sangat penting. Hal ini memang terdengar lumayan
menyeramkan, apalagi untuk fresh graduates. Akan tetapi, jika kamu selalu berpegang
pada etika profesi dan melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan, kemungkinan besar
kamu akan menjadi seorang profesional dengan mudah meski minim pengalaman. Oleh
karena itu, sangat penting untuk mengetahui batasan-batasan dan peraturan etika
profesional sebagai seorang pekerja.
 Meningkatkan tanggung jawab
Jika melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan etika yang berlaku, maka kamu akan
dinilai sebagai orang profesional yang mampu mengemban tanggung jawab lebih banyak.
Selain itu, hasil pekerjaanmu pun akan lebih berkualitas dan dapat dipercaya.
 Sistem kerja yang tertib
Jika semua karyawan sebuah perusahaan menjalankan pekerjaannya sesuai dengan etika
profesi, makan tugas akan dapat dilaksanakan dengan tepat dan sesuai. Dengan ini,
peluang penyimpangan di perusahaan dapat dihindari dan ketertiban sistem kerja akan
lebih terjaga.
 Meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja
Dengan mengikuti pedoman etika yang baik, sebuah perusahaan akan dapat membangun
suasana kerja yang nyaman. Hal ini disebabkan para karyawan yang bisa saling
menghargai, menjalin hubungan yang erat, namun tetap mengedepankan profesionalitas
sesuai dengan pedoman etika yang ada.

BAB III
KESIMPULAN

Allah memerintahkan kepada umat manusia agar bertiga dalam menjalani kehidupan.
Etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan
seseorang secara sadar untuk menaati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam
suatu kelompok masyarakat. Etika ini tertuang dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat,
seperti dalam berorganisasi dan mengerjakan profesi. Etika dalam berorganisasi dan etika
profesi haruslah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui ciri, syarat,
konsep, prinsip yang berlaku dalam dua kolom tersebut (organisasi dan profesi) kita dapat
mengamali etika yang berlaku dengan baik. Dengan mengaplikasikan etika yang berlaku,
kehidupan organisasi dan profesi kita menjadi lebih tertata, karena dam kehidupan
organisasi dan profesi terdapat berbagai permasalahan yang untuk memecahkannya perlu
menerapkan implikasi etika dan moral.
TUGAS MAKALAH AKIDAH AKHLAK

BBERAKHLAK MULIA DALAM BERIRGANISASI DAN PROFESI

OLEH

Kelas XII IPA-1

Kelompok 3

Ketua Kelompok : Alyya Azzahra (Aktif, materi : Pengertian, Tujuan, Konsep Organisasi)
Anggota
Adit Saputra (Aktif, materi : Ciri-ciri dan Unsur Organisasi)
Afrizal Baharudin (Aktif, materi : Ciri dan Syarat Profesi
Alisha Elshafira Kahar (Aktif, materi : Etika Profesi, Prinsip Etika Profesi, Tujuan Etika,
dan Manfaat Etika Profesi)
Mildatun Khairah (Aktif, materi : Pengertian Profesi)
Sitti Azzahra Dianya Kinanti Sambas (Aktif, materi : Etika dalam Berorganisasi)

MAN ONE AMBON


Ambon 2023

Anda mungkin juga menyukai