SEMESTER. III
SEMESTER GANJIL TAHUN 2023/2024
OLEH
Matakuliah organisasi dan manajemen merupakan salah satu matakuliah wajib bagi
dikategorikan sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri untuk mencapai kebutuhan
hidupnya. Baik itu kebutuhan secara fisik, keselamatan dan keamanan, memiliki dan kebutuhan
sosial, status dan penghargaan serta aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan ini dapat mudah
tercapai apabila manusia saling bekerjsama untuk mencapai kebutuhannya. Karena sebagai
makhluk sosial yang senang menjalin pertemanan dan berkelompok, maka manusia selalu ingin
berhubungan dengan orang lain, oleh karena itulah seseorang ingin bergabung dengan organisasi.
Di dalam organisasi terdapat manajemen yang mengatur berjalannya organisasi demi tercapainya
tujuan organisasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar organisasi, peran dan
model organisasi.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan karakter individu dan organisasi serta
Nilai (value) dan Keyakinan (belief) dalam Budaya Organisasi, Perbedaan dan
Suatu organisasi terbentuk oleh karena adanya kepentingan yang dimiliki Bersama
dengan tujuan tertentu. dapat dilihat dari berbagai faktor, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor
lingkungan sosial. Faktor Lingkungan Alam mempengaruhhi karakter dan perilaku manusia.
Faktor Lingkungan Sosial memaksa manusia berinteraksi dengan sesama manusia (interaksi
social). Manusia melakukan interaksi sosial dengan keluarga, teman, dan kelompok manusia.
Oleh sebab itu, ada pendapat mengungkapkan bahwa apabila anda ingin cerdas, maka bergaullah
dengan orang yang cerdas; apabila anda ingin kaya, maka bergaullah dengan orang kaya.
Manusia sebagai individu selain dia berada di dalam dimensi lingkungan alam, dia pun
berada dalam dimensi lingkungan sosial. Pandangan tersebut mengindikasikan bahwa manusia
diposisikan sebagai individu, eksistensinya pun memposisikan manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia tidak akan berada dalam kondisi yang sustain (tidak bisa mempertahankan hidupnya),
apabila manusia tidak berinteraksi dengan sesama manusia. Hal ini disebabkan oleh karena pada
diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Adanya kebutuhan
sosial (social need) untuk hidup berkelompok atau berorganisasi dengan orang lain. Terdapat
manusia yang memiliki kepentingan atas keberadaan manusia di luar dirinya. Oleh sebab itu,
Atas dasar manusia saling membutuhkan dengan manusia lain, maka mereka saling
berinteraksi, baik di dalam kelompok maupun di dalam organisasi. Dalam suatu interaksi tidak
selalu berakhir positif, melainkan ada pula interaksi yang berakhir dengan konflik. Penyebab
konflik oleh adanya perbedaan atau karena terjadi kompetisi di antara mereka. Oleh sebab itu,
untuk menjaga agar interaksi dapat berjalan teratur, maka manusia membutuhkan dan membuat
norma yang dimaksudkan untuk mengatur berjalannya suatu kelompok atau organisasi yang
Jadi Organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem peran, aliran aktivitas dan proses
(pola hubungan kerja) dalam melibatkan beberapa orang sebagai pelaksana tugas yang didisain
untuk mencapai tujuan Bersama. Organisasi menurut Robbins (1994) adalah suatu entitas social
yang terkoordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih dengan Batasan yang relative
Bersama.
society”. Menyatakan bahwa kita dilahirkan dalam organisasi, dididik oleh organisasi, dan
hampir semua di antara kita menghabiskan hidup bekerja untuk organisasi. Oleh sebab itu dapat
dikatakan bahwa organisasi adalah entitas social yang dikoordinasikan secara sadar dengan
Batasan yang dapat diidentifikasikan dan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan Bersama
yang merupakan entitas (kesatuan) social berarti bahwa unit itu terdiri dari orang atau
sekelompok orang yang saling berinteraksi. Dengan demikian, dalam berbagai hal dapat
dikatakan bahwa kelompok adalah bagian dari organisasi. Seperti halnya yang dikemukakan oleh
Trecker (Sutarto, 1984:24) menyebutkan bahwa organisasi adalah perbuatan atau proses yang
menghimpun atau mengatur kelompok-kelompok yang saling berhubungan dari bagian menjadi
a) Tujuan Organisasi: menurut Scott (1992), tujuan organisasi sebagai konsepsi yang
dikehendaki atau kondisi yang membuat para partisipan tergugah dengan pelaksanaan tujuan;
b) Filosofi dan tata nilai: filosofi adalah hal yang menyangkut hakekat adanya organisasi,
sedangkan tata nilai adalah apa yang dianggap baik dan tidak baik yang dijadikan pedoman
c) Komposisi personil: menurut Soediyanto (1980:34) komposisi personil terdiri dari beberapa
hal yang dimiliki personil organisasi, yaitu; kecakapan, Pendidikan, Latihan yang diikuti,
pengalaman kerja, kepribadian, moral, keterampilan, motivasi, seks, umur, hubungan dengan
orang lain, dan kepangkatan komposisi personil atau keanggotaan berkenaan dengan
pemilihan seseorang untuk melakukan tugas yang diharapkan dan membuat mereka
bahwa seseorang dapat mencapai hasil yang diharapkan karena kemampuan kepemimpinan,
d) Struktur organisasi: yang perlu diperhatikan berkaitan dengan struktur organisasi adalah
banyaknya anggota dan fasilitas yang digunakan (besarnya), diferensiasi tingkatan dan tugas,
rentang kendali, ketatnya pengendalian (pengenaan sanksi), dan pembagian peran kepada
e) Teknologi: suatu cara atau alat apa yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan
(Soediyanto:1980);
f) Lingkungan fisik (lingkungan sosial): menurut Scrott (1981:17) lingkungan fisik adalah
semua bentuk ketergantungan hubungan yang dapat membuat organisasi bertahan hidup di
g) Lingkungan sosial budaya: lingkungan ini terdiri atas sikap lingkungan, pengharapan, taraf
Pendidikan dan kecerdasan, kepercayaan, adat istiadat orang atau kelompok masyarakat
h) Sifat temporal: menurut Soediyanto (1980:45) sifat temporal adalah sifat yang berhubungan
dengan dimensi waktu seperti: berapa lamanya partisipasi anggota yang dikehendaki, berapa
lama kegiatan dilakukan, dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Organisasi dapat berjalan dengan baik jika di dalam organisasi tersebut terdapat suatu struktur
organisasi yang di dalamnya terjadi suatu proses. Proses dalam organisasi adalah aktivitas yang
menandai adanya dinamika dalam organisasi yang memberi tanda adanya kegiatan dalam
a) Hubungan antar peranan (role relationship); adalah hubungan formal dalam jalur organisasi
antara para anggota sesuai dengan peranan masing-masing. Menurut Beal (1977:100),
hubungan antar peranan adalah pemahaman dan tata cara antara peranan yang berhubungan
membandingkan hasil yang actual dan yang diharapkan, seta melakukan tindakan perbaikan
apabila diperlukan (Wilson, 1976:38). Pengendalian juga dapat disebutkan sebagai suatu cara
c) Koordinasi; menurut MCc Farland (Surtanto 1985:127) koordinasi adalah proses dimana
pemimpin mengembangkan pola yang diatur dari usaha kelompok di antara para bawahannya
d) Sosialisasi; proses penerapan nilai dan tata kerja organisasi kepada anggota baru agar mereka
a) Motivasi; merupakan sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi idividu atau kelompok untuk
b) Sikap mental (attitude); menurut Freedman et., (1974:244), sikap adalah suatu pernyataan
kesediaan mental yang diorganisasikan melalui pengalaman, usaha pengarahan atau pengaruh
dinamika terhadap respon individu terhadap semua obyek dan situasi yang berhubungan
dengannya;
c) Kapasitas kerja (aptitude) adalah kapasitas seseorang untuk belajar atau memperoleh
(Gibson,1984:53);
f) Kepribadian; menurut Hersey (1977:25) keperibadian adalah pola-pola atau kondisi respon
g) Ambisi (upward mobile); keinginan yang besar dimiliki oleh individu atau kelompok dalam
i) Acuh tak acuh terhadap pekerjaan (indifferent); sikap tidak peduli yang dimiliki.
Perilaku individu dalam organisasi tidak hanya dipengaruhi oleh interaksi dalam lingkungan
internal organisasinya, melainkan juga dipegaruhi oleh lingkungan eksternalnya. Lewin (Shaw,
1) Perilaku manusia merupakan hasil berbagai kekuatan (usaha) yang saling tergantung yang
2) Perilaku individu dan kelompok (masyarakat) merupakan bagian dari suatu sistem yang
saling terkait;
3) Perilaku manusia dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di dalam sistemnya.
Sedangkan dalam sudut pandang klasik, konsep dasar teori-teori organisasi
Dalam pandangan Aristoteles, manusia atau masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan
keberadaan negara. Oleh sebab itu, Aristoteles mengistilahkan masyarakat dengan “piolis”,
dengan mengartikan komunitas sipil sebagai sosial kodrati dari individu yang terdiri dari
meliputi dimensi komunitas atau kelompok. Kelompok terkecil adalah keluarga atau rumah
tangga (“oikos”) yang terbentuk dari naluri berpasangan yang dimiliki oleh manusia dan
binatang dalam cinta antara orangtua dan anak-anak. Keluarga adalah institusi seksual,
reproduksidan pengasuhan.
orang lain untuk bertahan hidup dan saling melengkapi. Namun alasan manusia
manusia bersifat buatan, yang berarti bahwa hubungan mereka adalah hasil dari perhitungan
dan persetujuan. Hubungan masyarakat didasarkan pada rasionalitas dan tidak semuanya
Adam Smith mengikuti Hobbes, bahwa setiap manusia lebih mementingkan dirinya sendiri
(egois) dari pada kepentingan orang lain. Menurut Smith, hidup di dalam masyarakat (atau di
dalam organisasi) berarti hidup Bersama dalam kedamaian agar terhindar dari kematian serta
melakukan kegiatan ekonomi untuk mempertahankan hidup. Hal yang utama adalah
keadilan, yaitu cara hidup dalam masyarakat agar manusia tidak saling konflik atau melukai.
Menurut Smith, banyaknya organisasi masyarakat berasal dari hubungan ekonomi, sehingga
suatu kelompok kerja sama dengan organisasi kemasyarakatan. Menurutnya, kelompok kerja
sama adalah suatu tata hubungan sosial yang dihubungkan dan dibatasi oleh aturan-aturan.
Aturan-aturan ini sejauh mungkin dapat memaksa seseorang untuk melakukan kerja sebagai
fungsinya yang ajek, baik dilakukan oleh pimpinan maupun oleh pegawai-pegawai lainnya.
Dalam pandangannya, Weber lebih menekankan pada sistem interaksi yang terjadi di dalam
1. Organisasi merupakan sebuah tata hubungan sosial. Artinya adalah di dalam organisasi
2. Organisasi memiliki batasan-batasan tertentu. Yang artinya, interaksi yang dilakukan seorang
3. Organisasi merupakan suatu kumpulan tata aturan, yang bisa membedakan suatu organisasi
interaksi di antara orang-orang yang menjalin hubungan kerja sama di dalamnya, sehingga
sebuah wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu. Istilah lainnya adalah HIRARKI (hierarchy) artinya pegawai rendahan berada
dibawah pengawasan dan mendapat supervise dari seseorang yang lebih tinggi. Konsekuensi
dari adanya sebuah hirarki adalah di dalam organisasi terdapat pimpinan atau kepala dan
Dikutip dari sebuah jurnal Entrepreneur, karena munculnya organisasi sebagai akibat dari
memunculkan suatu masalah tetapi di satu sisi juga dapat menjadi cara untuk pemecahan
masalah.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan; Karena ada banyaknya individu yang berkumpul di
dalam organisasi, menjadikan organisasi memiliki pola pikir yang beragam. Hal ini dapat
memberikan dampak positif seperti perkembangan dalam hal pengetahuan dan wawasan bagi
individu di dalamnya.
4. Memunculkan semangat bekerja sama; Individu yang berada dalam organisasi menjadi
terpacu ataupun merasa dituntut untuk ikut serta dalam setiap hal yang berkaitan dengan
organisasi. Karena bekerja secara kelompok maka beban kerja tidak bisa hanya diberikan ke
5. Mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum; Di kerja sama tersebut, tidak bisa
terlepas yang namanya keberanian dan kemampuan untuk berbicara. Baik itu berbicara di
depan umum, maupun dengan atasan atau rekan kerja. Keberadaan organisasi dapat
6. Melatih jiwa kepemimpinan; Organisasi bisa menjadi suatu tempat untuk mengasah jiwa
pribadi. Selain itu, dalam suatu organisasi juga seseorang diajarkan bagaimana mengambil
8. Belajar membagi waktu; Organisasi menjadi tempat yang baik untuk belajar menghargai
waktu dan juga mengatur jadwal dari kegiatan dalam organisasi tersebut.
1.3. Model-model Organisasi
melakukan kerjasama dengan pola hubungan yang bersifat sekunder, sehingga tidak memiliki
ikatan emosional, terintegrasi dalam sebuah lingkungan yang lebih luas, dan dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan. Untuk mencapai lingkungan yang ada
maka Henry membagi organisasi menjadi beberapa model-model, diuraikan sebagai berikut:
Sistem model tertutup mengasumsikan organisasi yang sangat konstan, tidak terjadi
perubahan yang cepat di dalam organisasi. Yang artinya kegiatan dan aktivitas bersifat stabil.
Organisasi ini biasanya sangat formalistik, sangat taat pada aturan, sebuah birokrasi yang
rigid. Di dalam sistem tertutup ini terdapat model yang disebut dengan birokrasi ala Weber
dan model Scientific Management (Taylor, Gilberth & Gilberth) dan model Administrative
Management (Mooney & Reiley, Gullick & Urwick, Fayol & Follet) (Sulistiyani & Rosidah,
1) Adanya tugas-tugas yang bersifat rutin yang berlangsung dalam kondisi stabil.
10) Dasar dari interaksi adalah kepatuhan, komando, dan hubungan vertikal.
11) Kesetiaan dan kepatuhan terhadap atasan dan organisasi lebih diutamakan.
12) Prestise atau gengsi seseorang dalam organisasi cenderung ditentukan oleh kantor atau
ranking.
Kekurangan dalam organisasi model ini adalah hampir tidak bisa melakukan
pengambilan keputusan yang tidak perlu mengikuti aturan formal atau diskresi administrasi.
Diskresi dalam hal ini dapat dianggap sebagai sebuah mal administrasi. Jika terjadi di
Indonesia hal ini merupakan tindakan kriminalisasi sehingga dapat menyebabkan pejabat
atau pegawai yang berkenaan dapat dihukum. Karena itulah Weber mendefinisikan
b) Adanya sebuah struktur kewenangan hierarkis dengan batas-batas tanggung jawab yang
jelas.
e) Adanya pemisahan urusan dinas dari urusan pribadi dipangang akan menjamin
aspek tersebut merupakan sebuah kritis terhadap model birokrasi Weber untuk meningkatkan
kemampuan organisasi dalam mencapai hasil yang lebih baik. Secara pasti dan meyakinkan,
a) Menunjukkan kerugian besar melalui inefisiensi di hampir semua tindakan kita sehari-
hari.
b) Meyakinkan bahwa solusi untuk ketidakefisienan terletak pada manajemen yang
c) Untuk membuktikan bahwa manajemen adalah sebuah kegiatan, dengan bertumpu pada:
kemampuan bawahan. Dalam hal ini Fayol membaginya menjadi 14 prinsip desain kerja,
yaitu: Spesialisasi / pembagian kerja; Otoritas; Disiplin; Kesatuan komando; Kesatuan arah;
pemberian gaji kepada staf; Sentralisasi; Rantai skalar / garis otoritas; Penempatan individual
sesuai dengan kemampuan dan keahliannya; Ekuitas; Stabilitas staf; Inisiatif; Esprit de corps
atau jiwa korsa. Administrative management ini dalam temuan Fayol lebih menekankan pada
Organisasi dengan model sistem terbuka memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Henry dalam
1) Adanya tugas yang tidak rutin dalam keadaan yang tidak stabil.
8) Pengetahuan bukan didominasi oleh atasan, tetapi dapat dimiliki oleh bawahan.
10) Gaya hubungan antara orang dalam organisasi lebih bersifat saran bukan komando atau
12) Prestise atau gengsi seseorang dalam organisasi lebih ditentukan oleh kemampuan
Organisasi dengan model terbuka sangat mudah mendapatkan input atau masukan dari
lingkungan luar, sehingga organigasi akan dapat berubah dengan cepat. Organisasi juga dapat
mengenal inovasi, kreativitas, dan banyaknya dikresi serta pengambilam kebijakan yang
didasarkan pada keperluan pasar. Semakin matang organisasi akan semakin terbuka pula
terhadap lingkungan luar dan dalamnya. Perlakuan organisasi terhadap anggota organisasi
Pembinaan organisasi ditekankan kepada atribut-atribut penting dari individual atau yang
disebut dengan aktualisasi diri (Argyris, 1964). Adapun atribut-atribut tersebut sebagai
berikut:
2) Mandiri.
Sedangkan prinsip penting untuk menghindari konflik dari aktualisasi diri adalah: Spesialiasi;
Sistem ini merupakan sistem campuran antara sistem terbuka dan tertutup. Integrasi ke
c) Organisasi dan manusia di dalamnya dapat dan benar-benar belajar dari berbagai
kesalahan mereka.
Model ini berusaha untuk menawarkan berbagai strategi dalam pencapaian organisasi
agar dapat tercapai tujuan organisasi mesikpun menggunakan dua model sistem yang saling
bertolak belakang.
c) Interaksi dan reaksi yang terjadi antara anggota terhadap sesamanya; anggota terhadap
BAB II
ASAS-ASAS ORGANISASI
2.1. Hakekat Organisasi
Menurut James (Sarwoto, 1983), organisasi adalah sebuah segi formal daripada
administrasi sekaligus mesin daripada administrasi serta menjadi alat untuk perencanaan dan
pelaksana kebijakan. organisasi adalah sebuah frame work daripada setiap bentuk kerja sama
Sebagai alat administrasi, organisasi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu:
1. Sebagai wadah kegiatan manajemen dijalankan. Setiap organisasi memiliki suatu pola dasar
struktur organisasi yang relatif permanen sifatnya. Tetapi dengan adanya perkembangan-
pimpinan; beralihnya kegiatan dan sebagainya dapat menjadi faktor pendorong perubahan-
perubahan dalam struktur suatu organisasi. Sehingga organisasi sebagai bersifat statis.
2. Sebagai proses terjadinya interaksi antar orang-orang yang menjadi anggota organisasi.
Tinjauan atas organisasi sebagai proses memperhatikan dan menyoroti interaksi antar
anggota organisasi. Karena hal inilah organisasi sebagai proses jauh lebih dinamik daripada
a. Hubungan formal. Hubungan formal nampak pada tata hubungan yang berupa susunan
tata kerja beserta segala tugas kewajiban daripada organisasi sesuai dengan yang telah
ditentukan secara resmi oleh pembentuk organisasi. Segi formal daripada organisasi
b. Hubungan informal. Hubungan informal nampak pada tingkah laku dan tindakan masing-
masing anggota dalam hubungan pribadi anggota, baik antara atasan dan bawahan
maupun hubungan pribadi anggota di tingkat bawah. Tata hubungan ini tidak dapat
organisasi didasarkan atas hubungan yang irasional dan emosional, yaitu erat
Dalam membahas organisasi, para ahli sering memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip
umum atau asas-asas daripada organisasi. Tapi sayangnya tidak pernah terdapat kesatuan
pendapat tentang apa prinsip-prinsip umum atau asas tersebut. inventarisasi asas-asas yang
dikemukakan berbagai ahli akan menjadi daftar yang berisi berpuluh bahkan beratus-beratus
asas.
1. Asas koordinasi.
organisasi (biro, bagian, direktorat, seksi dll) maka ada kecenderungan timbulnya suatu
kekuatan yang memisahkan diri dari induk atau pusatnya. Masing-masing unit yang memiliki
tugas khusus dan keahlian tersebut cenderung untuk hanya memberikan perhatian terhadap
keseluruhannya dalam lingkup yang luas. Oleh karena itulah, perlu adanya sebuah faktor lain
untuk mengembalikan kecenderungan memisahkan diri tersebut. Faktor lain ini disebut
koordinasi.
Menurut James D. Money, koordinasi yang merupakan suatu teknik dan cara untuk
Menurut William Newman, terdapat beberapa hal lain yang harus diperhatikan supaya
c. Adanya keteraturan pada prosedur kerja, metode kerja, hubungan antara atasan dan
d. Adanya kehendak baik yang timbul untuk dikoordinir dengan memupuk rasa solidaritas;
e. Koordinasi dalam hal pengawasan hendaknya dilakukan secara efektif oleh pimpinan.
2. Asas Hirarki.
Hirarki merupakan sebuah rangkaian anak tangga dari pembatasan wewenang dan tugas
masing-masing anggota, tingkatan derajat tinggi rendah dari wewenang, tugas dan kewajiban
serta tanggung jawab. Fungsi dari hirarki ini sendiri adalah untuk merealisasi asas koordinasi.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam asas hirarki, yaitu: leadership
tugas.
Menurut Warren Haynes dan Yoseph Massie, ada banyak asas yang dikemukakan
berbagai ahli. Namun di antaranya terdapat sejumlah kecil yang terkenal dan diterima oleh
banyak ahli lainnya, bahkan sudah merupakan bagian dari Bahasa manajemen. Di antara
asas-asas yang terkenal itu, Haynes dan Massie menekankan pada empat asas, yaitu:
1. Kesatuan komando.
Asas kesatuan terkenal dengan motto “tidak ada seorang pun yang dapat melayani dua
atasan sekaligus” (no man can serve two bosses). Meskipun demikian, dalam prakteknya
sering terjadi seorang anggota organisasi yang terpaksa mengabdi pada dua atasan atau
lebih. Dampak yang terjadi adalah adanya kemerosotan dalam produktivitas kerja. Hal ini
2. Rentang kendali.
Dalam asas rentang kendali, dijelaskan bahwa dalam organisasi setidaknya harus
Graicuma mengatakan bahwa jumlah maksimal bawahan yang bisa diawasi secara
langsung oleh pimpinan setidaknya berjumlah 5 atau 8 orang. Apabila berjumlah terlalu
banyak, pimpinan tidak akan mempunyai banyak waktu untuk mencurahkan perhatiannya
kesetiap bawahannya tersebut. Selain itu, kemungkinan besar waktunya juga akan habis
Niles, berpendapat bahwa ruang lingkup dari asas ini tergantung pada beberapa faktor,
yaitu:
a. Perencanaan. Semakin jelas rencana kerja organisasi dan semakin tegasnya batasan
wewenang, tugas dan tanggung jawab setiap eksekutif, maka semakin banyak orang
Semakin banyak hubungan antara pekerja yang satu dengan yang lain, maka semakin
d. Corak pekerjaan. Semakin sederhana dan seragam sifat suatu pekerjaan, maka akan
e. Tradisi. Organisasi yang sudah lama berdiri akan mempunyai tradisi tertentu. Rentang
yang baru saja berdiri dan belum mempunyai cukup tradisi, rentang pengendalian
3. Asas perkecualian.
Dalam asas ini menghendaki keputusan-keputusan yang harus diambil secara berulang
harus dianggap sebagai kegiatan rutin dan dilimpahkan kepada bawahan, sehingga atasan
memiliki lebih banyak waktu untuk memperhatikan masalah-masalah penting yang bersifat
pengecualian.
4. Asas skalar.
Asas skalar dijelaskan dalam setiap usaha bersama harus selalu terdapat hirarki dalam
hubungan atasan dan bawahan. Hirarki ini sendiri sangat umum berada di dalam organisasi
bahkan di dalam organisasi demokratis sekalipun. Tetapi tidak menutup kemungkinan, ada
sekelompok kecil dari organisasi yang saling bertemu untuk berekreasi ataupun mengobrol
Selain keempat asas di atas, terdapat beberapa asas lainnya yang terkenal, yaitu:
a. Asas tujuan. Setiap bagian harus merupakan manisfestasi sebuah sub tujuan tertentu yang
c. Asas kewenangan tertinggi. Tanggung jawab atasan terhadap kegiatan bawahan adalah
hal mutlak;
d. Asas penugasan. Tugas setiap orang dalam organisasi harus dibatasi supaya hanya
f. Asas homogenitas. Setiap unit organisasi hanya dapat dibebani tugas yang mengandung
g. Asas efektivitas organisasi. Kriteria baik buruknya organisasi pada hakekatnya terletak
jawabnya;
cukup praktis;
k. Suatu tanggung jawab tertentu dapat diselenggarakan dengan lebih baik oleh seorang
Organisasi adalah alat untuk mencapai suatu tujuan, tujuan ini sifatnya bermacam-
macam. Karena beraneka macamnya tujuan itu, maka beraneka macam pula bentuk dan susunan
sebuah organisasi. Seorang administrator sebagai policy dan decision maker organisasi perlu
melakukan penyesuaian bentuk dan susunan organisasi yang dipimpinnya dengan perkembangan
tujuan serta penambahan tugas pokok yang harus dipikul oleh organisasi.
vertikal berarti adanya penambahan unit-unit organisasi baru vertikal ke bawah. Hal ini juga
pengembangan horizontal berarti penambahan unit-unit fungsional baru ke samping yang berarti
pula bertambahnya bidang-bidang yang harus dipikirkan oleh para anggota organisasi.
1. George R. Terry
Terry memandang ragam fungsi dalam organisasi dari segi otoritasnya. Dari sudut pandang
ini, Terry membedakan adanya dua macam otoritas dalam organisasi, yaitu:
Di dalam otoritas staf, terdapat dua kategori yang luas, yaitu: Pertama, staf spesialis. Staf
spesialis terdiri dari empat macam, yaitu: staf penasihat (advisory staff); staf penyelenggara
jasa (service staff); staf pengawasan (control staff); staf fungsional (fungtional staff). Kedua,
staf personal. Staf personal terdiri dari: staf umum (general staff); asisten staf umum
2. Leonard White mengemukakan adanya tiga macam fungsi dalam organisasi, yaitu:
a. Fungsi lini. Fungsi lini merupakan fungsi yang erat hubungannya dengan pelaksanaan
tugas pokok organisasi yaitu langsung memberikan jasa kepada masyarakat atau langsung
mengatur tata kehidupan masyarakat dalam suatu bidang. Pejabat-pejabat yang berfungsi
pada lini ini adalah manajer tingkat atas, menengah dan bawah dalam unit administratif.
kewenangan yang dilimpahkan dari atas ke bawah. Menurut William Newman wewenang
kekuasaannya;
5) Mengusahakan agar tetap tercapainya efisiensi yang tinggi dalam usaha kerja sama.
b. Fungsi auxiliary (pelayanan). Fungsi auxiliary adalah fungsi memberikan bantuan
terhadap pejabat lini, bantuan yang dimaksud dapat berwujud: pembiayaan; tenaga
atas wewenang sendiri. Perintah-perintah yang diberikan adalah atas nama pejabat ini.
c. Fungsi staf. Seorang staf adalah unsur penasihat bagi seorang pejabat tinggi, tapi tanpa
Perilaku organisasi adalah studi tentang apa yang selalu (kebiasaan) dilakukan orang-
orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku tersebut menciptakan budaya organisasi. Dengan
demikian dimensi-dimensi yang biasanya dikaji dalam perilaku organisasi antara lain; dimensi
pengaruh struktur dan proses kelompok, pengembangan sikap dan persepsi, proses perubahan,
Oleh karena di dalam organisasi terdapat orang-orang yang saling bekerjasama, maka
secara otomatis organisasi tidak dapat dipisahkan dengan “perilaku” orang-orang yang
memahami hubungan antara rangsangan (stimulus) dengan tanggapan (respon) dalam memahami
aktivitas yang dilakukan individu. Teori ini memiliki alat analisis dalam memahami suatu
peristiw yang mencermati tindakan perilaku utama (actor) serta menuntun peramalan dan
yang tidak hanya ditentukan oleh kelakuan individu. Setiap organisasi berusaha untuk mampu
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif, Blumer (Rotzer, 1985:50).
Menurut Thoha (2002, 29) manusia adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang
amat penting, merupakan salah satu factor dan pendukung organisasi. Perilaku organisasi
hakekatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya. Dapat pula
dikatakan bahwa perilaku organisasi adalah suatu studi yang mempelajari aspek-aspek tingkah
laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Perilaku organisasi meliputi
aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula yang
(2) Pekerjaan
(3) Tugas-tugas
perilaku individu dalam organisasi. Maka “perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara
seseorang individu dengan lingkungan” yang selanjutnya dirumuskan oleh Thoha (2002:30)
sebagai berikut:
P=F(I+L)
Keterangan:
P = Perilaku
F = Fungsi
I = Individu
L = Lingkungan
Hal diatas dapat dikatakan bahwa seorang individu dengan lingkungannya menentukan
perilaku keduanya secara langsung. Individu dan lingkungannya mempunyai sifat-sifat khusus
atau karakteristik tersendiri dan jika kedua karakteristik ini berinteraksi maka akan menimbulkan
perilaku individu dalam organisasi. Karakteristik tersebut menurut Thoha (2002) sebagai berikut:
a. Karakteristik individu
Kemampuan
Kepercayaan
Pengalaman
Pengharapan
b. Karakteristik organisasi
Hirarki
Tugas
Wewenang
Tanggung jawab
System reward
System control
Winardi (1992, 36) mengungkapkan bahwa ada 3 kelompok variable yang secara
1) Variabel individual
2) Keorganisasian, dan
3) Psikologikal.
yang berpredikat sebagai anggota dan pengurus/karyawan dalam suatu organisasi. Walaupun
mereka mempunyai perilaku individu, namun di dalam organisasi mereka menyesuaikan diri
dengan peraturan yang berlaku dalam organisasi tersebut. oleh sebab itu perilaku muncul
Berdasarkan konsep perilaku yang telah disampaikan oleh beberapa ahli diatas, dapat
Kompetensi adalah suatu kemampuan (skill & knowledge) untuk melaksanakan atau
yang mendasari kinerja atau perilaku di dalam organisasi. Adapun yang menjadi
karakteristik kompetensi:
mencapai tujuannya.
b) Sifat adalah karakter fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi.
c) Konsep diri adalah sikap, nilai, citra diri, dan percaya diri.
dimiliki seseorang.
Sedangkan yang menjadi tipe dari kompetensi itu sendiri menurut Wibowo adalah:
dan strategi).
melakukan suesuatu/pekerjaan.
keberagaman.
8. Leadership competency adalah kemampuan kepemimpinan
11. Self management competency adalah kemampuan memotivasi diri, bertindak dengan
berinisiatif.
Kompetensi yang dimiliki oleh setiap orang dalam organisasi juga memiliki
1. Behavioral Tools
2. Image Attribute
Social role (pola perilaku orang dalam kelompok social atau organisasi,
menolak perubahan).
b. Motivasi. Motivasi adalah energi yang mengerakan individu untuk berusaha mencapai
tujuan yang diharapkan. Menurut Amstrong (1999:57) motivasi bersumber dari dua
dimensi yaitu: Extrinsic atau motivasi buatan (sesuatu yang dilakukan untuk memotivasi
individu); dan intrinsic atau motivasi hakiki (dorongan dari dalam diri individu).
Disamping itu, usman (2009) menjelaskan bahwa motivasi adalah proses psikis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat bersumber dari dorongan
dengan persoalan yang dapat mempengaruhi setiap karyawan dalam bekerja, yaitu
kemauan dan kemampuan. Motivasi seseorang dalam bekerja dapat dipengaruhi oleh
1) Rasa Aman
3) Tipe pekerjaan (sesuai latar belakang Pendidikan, pengalaman, bakat dan minat
karyawan).
4) Reputasi organisasi/perusahaan (memberikan kebanggaan bila bekerja pada
organisasi/perusahaan tersebut).
6) Upah (layak)
9) Kondisi kerja (kebersihan, suhu yang baik, ada ventilasi, tidak rebut dan bau).
Adapun yang menjadi pola pada motivasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini, menurut
Selain hal tersebut diatas, Usman (2099) juga menawarkan beberapa Teknik yang
dahului dengan dorongan atau sanjungan. Jangan mengkritik kinerja orang lain kalau
2) Menciptakan perubahan (dengan kalimat; “Saya juga bisa” dapat membuat perubahan
5) Membangkitkan orang lemah menjadi kuat (buktikan bahwa mereka dapat berhasil,
dan nyatakan bahwa anda akan membantu yang mereka butu, binalah keberanian,
pemimpin oleh karena pemimpin memiliki pengaruh yang sangat signifikan dalam
mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus memiliki
kompetensi atau pengetahuan (manajerial dan strategi) yang lebih, berperilaku yang baik,
Menurut Djatmiko (2003) ada beberapa syarat yang seharusnya dimiliki oleh setiap
pemimpin, yaitu:
3) Inklusif (punya rasa ingin tahu dan mampu mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal organisasi
4) Kemampuan analitik
10) Objektif
14) Secara naluriah dapat menentukan kapan bertindak dan kapan tidak
16) Naluri relevansi (mampu mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan langsung
17) Teladan
19) Adaptabilitas
20) Fleksibilitas
21) Tegas
23) Antisipatif.
dibentuk. Hal tersebut berarti bahwa seseorang hanya dianggap pemimpin apabila
orang tuannya adalah seorang pemimpin (raja) atau dapat dikatakan bahwa seseorang
bukanlah pemimpin apabila orang tuanya bukan seorang pemimpin (raja). Oleh sebab
itu, dalam sejarah kerajaan kepemimpinan diwariskan oleh bapak (raja) kepada
anaknya.
(2) Pendekatan sifat (traits approach), pendekatan sifat mengacu pada pemimpin yang
memiliki sifat atau karakter yang merupakan ciri tertentu, misalnya seperti; energi,
intuisi, daya imajinasi, daya ramal dan kekuatan mempengaruhi orang lain dan jarang
menegakan disiplin).
(4) Pendekatan gaya (stylistic approach). Menurut Rivai (2003), gaya kepemimpinan
otokratik atau otoriter tidak melibatkan orang lain atau bawahan melainkan
bertindak sendiri. Bawahnya hanya diharapkan melakukan keputusan yang telah
pada orientasi kekuasaan dan tidak menempatkan dirinya pada orientasi rasional
kekuasaan.
tugas. Pengutamaan orientasi hubungan oleh pemimpin yang bertipe laissez faire
Ada beberapa factor yang turut mempengaruhi kinerja organisasi atau yang disebut
system reward, dan system control. Selain beberapa factor tersebut, terdapat dua factor utama
1.) Kinerja.
Kinerja (performance) adalah kuantitas dan atau kualitas hasil kerja individu atau
sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang
berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah
1996), ada 11 (sebelas) indikator dalam menilai kinerja individu dalam organisasi, yaitu;
Selanjutnya dalam menilai kualitas kinerja organisasi atau dalam mengukur kualitas
jasa yang diberikan oleh organisasi, Zeithami et. At. (1990) menentukan 5 (lima)
indikator pelayanan atau kualitas kinerja, yaitu: 1) reliability (pelayanan harus sesuai
Selain beberapa indikator kinerja seperti yang telah diuraikan di atas, juga ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas kinerja individua tau
pembagian peran).
Untuk mengukur kinerja individu, Torrington and Hall dalam (Bachri, 2007),
yang terdiri dari attitudinal commitment (loyalitas untuk mendukung organisasi, kekuatan
organisasi, kepercayaan terhadap nilai dan tujuan serta perhatian pada organisasi)
hubungan antara individu dalam organisasi, dan f) proses pembelajaran sebagai cara
Selain keenam variable yang dapat digunakan untuk mengukur pengaruh terhadap
kinerja individu dalam organisasi, Mitcell (Bachri, 2007) juga menemukan 7 (tujuh)
E+A=P
E = Effort
A = Ability
P = Performance
Bahwa kinerja individu akan buruk apabila memiliki kompetensi yang rendah. Dari
rumus tersebut, juga dapat dikatakan bahwa kinerja ditentukan oleh kualitas usaha
motivasi dan kesempatan selanjutnya pendapat Robbins tentang kinerja tersebut dapat
A+M+O=P
A = Ability
M = Motivation
O = Opportunity
Bahwa kinerja tidak dapat dipisahkan dengan tingkat kepuasan kerja, imbalan,
keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Demikian pula Gibson et. Al (1996)
d) persepsi terhadap tugas, e) lingkungan eksternal dan internal, dan f) persepsi terhadap
pertentangan, klass, dan perselisihan. Oleh sebab itu, konflik merupakan masalah yang
dapat dikatakan serius atau sebaliknya (tidak serius) dalam setiap organisasi. Konflik
kinerja organisasi. Sebaliknya, konflik juga akan dapat memberi dampak positif
(functional) terhadap kinerja organisasi. Bahkan dapat dikatakan bahwa konflik juga
dibutuhkan untuk lebih mengefektifkan kinerja individu atau kelompok dalam organisasi.
Terjadinya konflik dalam organisasi dapat disebabkan oleh factor internal dan
eksternal, yaitu:
Dalam penyelesaian suatu konflik yang terjadi, negosiasi merupakan salah satu cara
yang dimaksudkan untuk mencapai kesepakatan Bersama antara satu pihak (organisasi)
dengan pihak (organisasi) yang lain. Negosiasi juga merupakan penyesuaian sengketa
secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa, Rivai (2003).
organisasi, yaitu:
Konflik mudah terjadi apabila terjadi saling ketergantungan kerja. Hal ini terjadi bila
dua atau lebih indiividu memiliki tugas/pekerjaan yang saling ketergantungan dalam
menyelesaikan tugas/pekerjaannya.
Apabila setiap kelompok memiliki tujuan yang berbeda, maka konflik akan terjadi.
Konflik yang diakibatkan dengan hal ini nerdampak disfungsi bagi organisasi.
Perbedaan tujuan dapat disertai oleh perbedaan-perbedaan persepsi (tidak setuju atas
c. Meningkatkan spesialisasi
Solusi konflik adalah cara yang dilakukan atau jalan keluar yang ditempuh dalam
memecahkan masalah. Musyawarah merupakan salah satu cara atau jalan keluar yang
Memilih solusi konflik yang tepat sangat tergantung pada situasi factor internal dan
atau situasi factor eksternal. Rivai (2003) mengidentifikasikan beberapa Teknik dalam
1) Superordinat. Tidak akan dicapai tanpa kerja sama antar individua tau beberapa
orang. Oleh sebab itu, dalam mengatasi konflik strategi ini mengutamakan Kerjasama
2) Penambahan sumber daya. Meningkatkan sumber daya adalah salah satu strategi yang
8) Kompromi. Salah satu di antara yang berkonflik harus berkorban sebagai konsesi.
Mengatasi konflik juga dapat dilakukan melalui stimulasi. Stimulasi dapat dilakukan
MANAJEMEN
memerlukan pemahaman yang lebih mendalam oleh segenap sumber daya manusia dalam
Pengertian Manajemen
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan Bersama, namun untuk mencapai
tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar. Terdapat berbagai pendapat
tentang pengertian manajemen, walaupun pada dasarnya mempunyai makna yang kurang lebih
sama.
Mary Parker Follrt menyatakan bahwa manajemen adalah the art of getting tinghs done
through people, yaitu sebagai suatu seni untuk mendapatkan segala sesuatu dilakukan melalui
orang lain. Hal ini meminta perhatian pada kenyataan bahwa manajer mencapai tujuan organisasi
dengan mengatur orang lain untuk melakukan pekerjaan yang dilakukan, tanpa melakukan
pekerjaan sendiri.
orang menjadi kelompok yang efektif, berorientasi pada tujuan, dan produktif. Sedangkan tugas
manajemen adalah membuat orang mampu bekerja Bersama, membuat efektif kekuatannya dan
kelemahannya menjadi tidak relevan (Drucker, 2003:172). Durbin (1990: 5) mengartikan
manajemen sebagai suatu proses menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi melalui fungsi planning dan decision making, organizing, leading, dan controlling.
pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia
untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas (Stoner dan Freeman, 1992: 4).
Robbins dan Coultar (1996: 6) memberikan defenisi manajemen sebagai suatu proses
untuk membuat aktivitas terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Efisiensi menunjukan hubungan antara input dan output dengan mencari biaya sumber daya
minimum sedangkan efektif menunjukan makna pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
a. Manajemen sebagai disiplin atau bidang studi. Manajemen merupakan bidang pengetahuan
seperti pengetahuan lainnya yang dapat dipelajari. Kebanyakan eksekutif puncak menguasai
b. Manajemen sebagai orang. Manajemen juga mengindikasikan manajer secara kolektif dalam
c. Manajemen sebagai karir. Banyak organisasi merekrut lulusan perguruan tinggi dengan
mengarahkan pada tanggungjawab yang lebih besar apabila calon menunjukan kompetensi
manajerial.
4.2. Prinsip Manajemen
Setiap orang dapat dipastikan memiliki prinsip, namun tak selamanya orang itu
memahami dan mampu menerapkan prinsip yang ia katakan sebagai pedoman hidup.
Kondisi ini bisa saja terjadi karena ketidakpahamannya tentang makna prinsip tersebut
atau memang karena ketidakmauannya untuk menerapkan prinsip itu dalam kegiatan
kesalahan dalam menjalankan pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiri pun akan
semakin besar, paling tidak dengan prinsip tersebut manajer dapat mengurangi ketidak-
benaran dalam pekerjaannya. Untuk itu perlu dikemukakan arti prinsip sebagai pengantar
umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. muncul dari hasil
penelitian dan pengalaman. Prinsip ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu
Pembagian. Kerja, (2) Otoritas Dan Tanggung Jawab, (3) Disiplin (4) Kesatuan Perintah,
Umum. (7) Penghargaan/ Balas Jasa, (8) Sentralisasi, (9) Rantai Bertangga, (10)
Keteraturan, (11) Keadilan (12) Stabilitas Pelaksanaan Pekerjaan, (13) Inisiatif (14) Jiwa
Korps.
1) Division of Work. Prinsip ini sangat penting, karena adanya limit factors, artinya adanya
untuk memperoleh efisiensi orga-nisasi dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi
sangat diperlukan, baik pada bidang teknis maupun pada bidang kepemimpinan. Asas
pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap organisasi karena tanpa pembagian
kerja berarti tidak ada organisasi dan kerja sama di antara anggotanya. Dengan pembagian
kerja maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi ter-capainya tujuan.
2) Authority and Responsibility. Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan
tanggung jawab antara atasan dan bawahan; wewenang harus seimbang dengan tanggung
jawab. Misalnya wewenang sebesar X maka tanggung jawab pun sebesar X. Wewenang
dan kewajiban menyebabkan adanya interaksi atau komunikasi antara atasan dan bawahan.
3) Discipline. Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan,
4) Unity of Command. Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah
dari seorang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Tetapi seorang
atasan dapat memberi perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini
perlu, karena jika seorang bawahan diperintah oleh beberapa orang atasan maka ia akan
bingung.
5) Unity of Direction. Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu
tujuan, satu perintah, dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak, dan
kesatuan tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of command berhubungan dengan
6) Subordination of Individual Interest into General Interest. Setiap orang dalam organisasi
7) Remuneration of Personnel. Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial
harus adil, wajar, dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang
8) Centralization. Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang, artinya wewenang itu
dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan mem-
berikan hasil keseluruhan yang memuaskan. Centraliza- tion ini sifatnya dalam arti relatif,
9) Scalar of Chain (Hierarchy). Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke
bawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas, tidak terputus, dan dengan jarak
terpendek. Maksudnya perintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah
10) Order. Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan
ketertiban dalam penempatan barang- barang dan karyawan. Material order artinya barang-
11) Equity. Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji dan
jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Perlakuan yang adil akan mendorong bawahan
mematuhi perintah-perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas dan
12) Initiative. Menurut asas ini, seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan kesempatan
kepada bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara
13) Esprit de Corps (Asas Kesatuan). Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan
dan dibina melalui sistem komunikasi yang baik, sehingga terwujud kekompakan kerja (team
work) dan timbul keinginan untuk mencapai hasil yang baik. Pimpinan perusahaan harus
membina para bawahannya sedemikian rupa, supaya karyawan merasa ikut memiliki
perusahaan itu.
14) Stability of Turn-over of Personnel (Kestabilan Jabatan Karyawan). Menurut asas ini,
pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya karyawan tidak
besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang berpengalaman. Pimpinan perusahaan
harus berusaha, agar setiap karyawan betah bekerja sampai masa pensiunnya. Jika karyawan
sering berhenti perlu manajer menyelidiki penyebabnya. Apakah karena gaji terlalu kecil,
perlakuan yang kurang baik, dan lain sebagainya. Perlu diketahui dan dihayati bahwa intisari
manajemen adalah mencapai tujuan yang optimal dengan meningkatkan daya guna.
4.3. Unsur-Unsur Manajemen
bagi setiap Manajer. Karena unsur yang ada diorganisasi itulah yang harus diatur
sedemikian rupa. Sehingga dapat diketahui unsur yang manakah yang belum atau kurang
atau tidak ada. Adapun Unsur-unsur manajemen itu terdiri dari orang (men), uang
pemasaran (market) disingkat dengan 6M. Berikut ini pemaparan masing- masing unsur-
1. Men yaitu tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja
operasional/pelaksana.
2. Money yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
tujuan.
6. Market yaitu pasar untuk menjual barang dan jasa-jasa yang dihasilkan.
satu dengan yang lain akan lebih mempunyai arti yang signifikan manakala semua unsur
itu bersinergis dan mempunyai nilai urgensitas yang sangat menentukan suksesnya
nilai kurang jika diterapkan secara parsial. Untuk itu implementasi sistem perlu
mempergunakan berbagai sumber daya atau faktor produksi yang tersedia dengan cara
yang efektif dan efisien, sumber atau faktor tersebut adalah materials, mechanics,
methods, money, mechanics dan market (6 M). Sumber atau faktor tersebut harus diatur
oleh manajemen agar mempunyai daya guna dan dapat ber-hasil guna, terintegrasi dan
terkoordinir dalam mencapai tujuan Sub-sistem maupun mencapai tujuan sistem dari
tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi aktivitas
manajemen.
Karena itu di dalam proses manajerial ada sejumlah unsur pokok yang
(materials), mesin (machines), metode (methods), uang (money) dan pasar atau (market).
Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi atau
secara efektif.