Anda di halaman 1dari 8

TUGAS III

MANAJEMEN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

RESUME:
ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Riska Ahmad, M.Pd, Kons

NAMA : AMINAH DAULAY


NIM :19006006

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
a. Pengertian organisasi
Terdapat banyak pendapat mengenai definisi dari organisasi. Salah satunya yaitu
pendapat dari James L. Gibson yang menyatakan organisasi merupakan ententitas-
ententitas
yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin
dilaksanakan oleh individu-individu yang bertindak secara sendiri. Organisasi
dicirikan oleh
perilaku yang diarahkan ke arah pencapaian tujuan. Mereka mengupayakan
pencapaian
tujuan dan sasaran, yang dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Hal itu melalui

tindakan-tindan individu-individu serta kelompok-kelompok secara terpadu1. Seorang


pakar tentang teori organisasi Stephen. R. Robbins merumuskan organisasi
sebagai berikut : organisasi secara sadar dikoordinasikan entitas sosial, dengan batas
yang
relatif dapat diidentifikasi, fungsi yang secara relatif terus menerus untuk mencapai
tujuan
bersama atau serangkaian tujuan2. Terdapat kemiripan dari dua pakar diatas yaitu
adanya
sekumpulan orang yang diembani tugas dengan upaya mencapai tujuan yang
diiginkan. Terdapat dua pengertian umum mengenai kata organisasi. Pengertian
pertama
menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan,
rumah
sakit, pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Dalam pengertian pertama
mengangartikan bahwa organisasi adalah sebuh kumpulan dari bebapa orang yang
terdapat
dalam suatu instansi tertentu yang memepunyai perannnya masing- masing dengan
tujuan
menjalankan dan mencapai target-target yang sudah ditentukan oleh instansi tersebut.
Pengertian kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara yang
didalamnya suatu kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para
anggotanya
agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien3. Dari pengertian kedua
mengartiakn
bahwa proses organisasi adalah bagaimana cara orang-orang yang terkumpul dalam
suatu
organisasi tersebut menjalankan tugasnya. Mempelajari bagaiman cara kerja para
anggota,
bagaiman sistem yang diterapkan dalam organisas tersebut, dan sebagainya. Jadi
kedua
pengertian tersebut saling berhubungan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu
wadah atau kumpulan beberapa orang dalam suatu lembaga atau instansi yang diberi
tugas
untuk mencapai tujuan atau hal-hal yang dicita-citakan lembaga atau instansi tersebut.

1 J. Winardi, “Teori Organisasi dan Pengorganisasian”, Jakarta : Rajawali Pers, 2014,


hlm. 13 2 Stephen Robbins “Organization Theory: Structure, Design, and Application.
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice
Hall Inc. 1990, hlm. 4 3 Tani Handoko, manajemen edisi 2 , Yogjakarta: BPFE
Yogyakarta, 2009, hlm. 167

b. Pengorganisasian
Menurut David H. Holt pengorganisasian adalah fungsi mengumpulkan sumber daya,
mengalokasikan, sumber daya, dan tugas penataan untuk memenuhi rencana
organisasi.
Dari pepengertian diatas dapat dipahami bahwa dalam pengorganisasian pihak
manajemen perlu menetapkan tugas-tugas apa yang perlu dilaksanakan, siapa yang
harus melaksnakan, dan siapa saja yang akan mengambil keputusan-keputusan
tentang tugas tersebut4. Pengorganisasian (organizing) merupakan prooses
penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumer daya yang dimiliinya, dan lingkungan
yang
melingkupinya5. Merupakan proses penyusunan sesuai dengan tujuan organisasi yang
berarti
bahwa lembaga yang igin menyusun sebuah organisasi harus menentukan tujuan atau
target –
target yang akan dicapai oleh lembaga tersebut. Hal ini bertujuan agar ketika
organisasi
tersebut sudah berjalan, mereka mengetahui hal apa yang harus dikerjakan untuk
mencapai
tujuan tersebut. Juga dalam pelaksanaannya tidak melenceng dari target yang sudah
ditentukan. Sebuah organisasi juga harus memerhatikan sumber daya yang tersedia
baik itu
sumber daya manusia ataupun alam. Hal ini akan memengaruhi jalannya organisasi
juga
kebijakan-kebijakan yang akan diputuskan. Berkaitan pula dengan tujuan
didirikannya
organisasi tersebut. Sehingga terdapat suatu hubungan yang saling mendukung dan
berhubungan antara ketiga nya dalam penyususan organisasi. Pada intinya
pengorganisasian adalah suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas–tugas atau pekerjaan diantara
para
anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses
pengorganisasi dapat ditunjukan dengan tiga langkah prosedur berikut ini6 : 1.
Pemerincian seluruh pekerjaan ynag harus dilaksanakan untu mencapai tujuan
organisasi. 2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
decara logis
dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja juga harus efisien, dalm arti
tidak memberikan tugas yang terlalu ringan atau barat. 3. Pengadaan dan
pengembangan suatau mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi satu kesatuan yang terpadu dan
harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan memebuat para anggota
organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak
efisienan dan konflik-konflik yang merusak.
4 J. Winardi, “Teori Organisasi dan Pengorganisasian”, Jakarta : Rajawali Pers, 2014,
hlm 20. 5 Tani Handoko, manajemen edisi 2 , Yogjakarta: BPFE Yogyakarta, 2009,
hlm 167 6 Ernest Dare, Organization , American Management Associations, New
York, 1967, hlm. 9, dalam, Tani
Handoko, Ibid., hlm. 168 Pengorganisasian yang berjalan secara efektif akan
menghasilkan manfaat atau
keuntungan diantaranya : 1. Kejelasan tentang tujuan kerja individual dan tugas-tugas
yang terspesialisasi. 2. Pembagian kerja yang efektif. 3. Terciptanya arus aktivitas
kerja yang logis, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk
individu atau kelompok. 4. Terciptanya komunikasi ynag baik yang memudahkan
dalm hal pengawasan dan
pengambilan keputusan. 5. Terbentuknya rasa harmoni antar anggota yang kerap
terlibat dalam satu kegiatan. 6. Tujuan yang terfokus. 7. Penempatan struktur yang
baik akan memudahkan dalam pengawasan pada setiap
anggota. Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membeuat suatu
organisasi
dapat mencapai tujuannnya. Apapun yang dikerjakan setiap individu ataupun
kelompok
dalam organisasi akan memberikan dampak pada organisasi tersebut. Optimalisasi
pekerjakan
ketika dalam organisasi sangat dibutuhkan karena hal inilah yang akan menentukan
apakah
tujuan organisasi tersebut dapat tercapai atau sebaliknya. Sehingga kesuksesan
organisasi
berakaitan dengan hasil dari proses pengorganisasian.

c. Struktur organisasi
Menurut James A. Stoner struktur organisasi dapat dikatakan sebagai pengaturan
antar hubungan bagian-bagian komponen-komponen dan posissi-posisi suatu
perusahaan.
Sedangkan menurut miles stuktur organisasi adalah suatu yang menunjukan hierarki
organisasi yang bersagkutan, strktur otoritas, dan hubungan antara atasan dan
bawahan.
Dalam referensi lain dijelaskan bahwa struktur organisasi adalah struktur yang
menunjukan
kerangka dan susunan perwujutan pola tetap hubugan diantara fungsi-fungsi, bagian-
bagian
atau posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan tugas dan wewenang
dan
tanggung jawab ysng berbeda-beda dalam suatu organisasi. Dalam stuktrur ini juga
mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi dan
desentralisasi dalam pembuata keputusan dan besaran (ukuraan) suatu kerja 7 . Jadi
dapat
disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah suatu strukur yang menerangkan tata
organisasi
7 Tani Handoko, manajemen edisi 2 , Yogjakarta: BPFE Yogyakarta, 2009,hal 169

yang berkenaan dengan struktur kepemimpinan dalm hal jabatan, wewenang, tugas
dan juga
pengorganisasian.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah

sebagai berikut : 1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuan. Strategi akan


menjelaskan bagaimana
aliran kerja yang terjadi antara manager dan karyawan. Aliran kerja sangat
dipengaruhi strategi, sehingga jika strategi berubah maka struktur juga berubah. 2.
Teknologi yang digunakan. 3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat
dalam organisasi. Pola pikir dari
antar angota organisasi dalam menjalankan tugasnya, berkenaan dengan hal
komunikasi dan tingkat wewenang yang diberikan. 4. Ukuran organisasi. Besarnya
organisai berpengaruh pada struktur organisasi karena
jika organisasi tersebut besar maka akan diperlukan struktur yang lebih kompleks
dengan pembagian devisi yang lebih terstruktur dan dipilih pula bentuk struktur yang
tepat. Dalam sebuh organisasi stuktrur organisasi sangat diperlukan untuk
menjelaskan dan
menerangkan tata kepemimpinan yang terdapt dalam organisasi tersebut. Disamping
itu
struktur oganiasi juga memepermudah bagi siapapun untuk mengetahui subjek-subjek
yang
diberi wewenang dan tugas-tugas yang dijalankan. Oleh karena itu struktur organisasi
memiliki unsur-unsur yang terdiri dari (Tani Handoko, 2009:170): 1. Spesialisasi
pekerjaan mengenai spesifikasi tugas-tugas individu dan kelompok kerja
dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi
suatuan-satuan kerja (departementalisasi). 2. Standarisasi kegiatan, merupakan
prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk
menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan. 3. Koordinasi kegiatan,
menunjukan prosedur-prosedur yang meningkatkan fungs-fungsi
satuan-satuan kerja dalam organisasi. 4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan
keputusan, yang menunjukan lokasi (letak)
kekuasaan pembuatan keputusan. 5. Ukuran satuan kerja, menunjukan jumlah
karyawan dalam satuan kelompok kerja.

d. Pembagian kerja dan Depertementalisasi


Organisasi yang terstruktur secara optimal memudahkan koordinasi antar aanggota,
mencegah dan meminimalisir konflik. Selain itu dalam hal ini juga dapat memperjelas
peran
dan fungsi pada setiap individu atau kelompok organisasi sehingga akan diperoleh
suatu
proses pekerjaan yang efisien. Kejelasan yng akan terjadi nantinya akan menimbulkan
sebuah
keharmonisasian dalam melaksanakan aktivitas organisasi yang hasil akhirnya
diharapkan
dapat memberikan prestasi yang optimal14. Departementalisai adalah proses
penentuan cara bagaimana kegiatan-kegiatan
dikelompokan. Dalam setiap organisasai pasti terdapat sistem departementalisasi atau
pembagian kelompok kerja untuk memudahkan pelaksanaan kerja. Dalam
pembagiannya
terdapat sektor-sektor yang telah dibagi dan nantinya akan dikoordinaksikan oleh satu
atau
lebih anggota. Terdapat bebberapa cara yang dilakukan orgaisasi untuk memutuskan
pola
organisasi yang akan digunakan untuk mengelompokan kegiatan-kegiatan yang
bermacam-
14 Tanri Abeng, Profesi Manajemen, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006, hlm.
118
macam untuk dilaksanakan. Biasanya perusahaan akan membagi pembagian kerja
berdasarkan hal-hal berikut15 : 1. Berdasarkan fungsinya (functional
departementalization) 2. Berdasarkan Produk (product departementalization) 3.
Berdasarkan wilayah geografis (geographic departementalization) 4. Berdasarkan
langganan (customer departementalization) 5. Berdasarkan proses atau peralatan
(prosess departementalization) 6. Berdasarkan waktu (time departementalization) 7.
Berdasarkan pelayanan (servis departementalization) 8. Berdasrkan alpha-numerical.
Alasan–alasan pengelompokan tersebut tergantung pada kebutuhan untuk
mengkoordinasikan kegiaan tersebut. Pekerjaan spesialisasi dipisahkan dari pekerjaan
lain
namun tetap mempunyai hubungan satu sama lain, saling berhubungan dengan
keseluruhan
tugas dan pencapaina keseluruhan pekerjaan yang berkaitan. Hal yang penting dalm
pembentukan departemen adalah penetuan dasar-dasar pengelompokan pekerjaan
yang
nantinya setiap departemen melapor langsung pada posisi manajemen puncak agar
didapatkan sebuah kesinambungan yang baik antar departemen16.

15 Tani Handoko, manajemen edisi 2 , Yogjakarta: BPFE Yogyakarta, 2009, hlm. 176
16 John M., Robert K,. Michael T., Perilaku dan Manajemen Organisasi, jilid 2,
Jakarta: Erlangga, hlm, 241

Anda mungkin juga menyukai