Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Pendidikan Terhadap Anak Pedalaman

Bukan rahasia umum lagi bila anak anak yang tinggal di daerah pedalaman sangat sulit
mendapatkan kehidupan yang layak sepert anak anak jaman sekarang pada umumnya. Ditinjau
dari keanekaragaman budaya Indonesia serta luasnya daerah Indonesia yang terdiri dari 17.504
pulau tidak memugkiri jika pendidikan tidak tersebar luas dan merata pada tiap pulau tersebut.
Dilihat lagi ada beberapa pulau yang masih sangat primitive bukan mereka tidak ingin hidup
modern di era 4.0 seperti saat ini, namun mereka lebih menjunjung tinggi budaya serta adat
istiadat yang kental. Era modern yang sangat cepat menyebar saja tidak dapat terjangkau ke
pelosok dan pedalaman lalu bagaimana dengan anak anak pedalaman yang memang tertinggal
seperti halnya sulitnya mengikuti atau bahkan tidak tahu dengan teknologi seperti kecanggihan
telepon genggam saat ini dan lebih parahnya lagi mereka tidak mendapatkan pendidikan yang
layak.
Hal pokok yang menjadi fokus utama yaitu bagaimana susahnya mereka anak anak
pedalaman yang tidak mendapat pendidikan formal 12 tahun. Semua ini bukan sepenuhnya
salah mereka, bahkan mereka anak anak pedalaman tersebut juga menginginkan hak mereka
untuk menempuh pedidikan wajib 12 tahun secara layak. Namun pada faktanya, situasi dan
kondisi lokasi sekolah yang lagi dan lagi menjadi latar belakang terbengkalainya pendidikan
di Indonesia. Lokasi sekolah yang jauh dari rumah atau lokasi sekolah yang tidak mendapat
bantuan infrastruktur yang baik menjadi batu penghalang bagi mereka anak bangsa yang ingin
menempuh pendidikan. Mereka harus berjalan kaki hingga berpuluh puluh kilometer bahkan
ada pula yang tidak memakai alas kaki untuk pergi ke sekolah dan yang terbaru sebagian dari
mereka harus mempertaruhkan nyawa mereka untuk berangkat seolah dengan menyebrang
sungai yang tidak memiliki jembatan dan hanya seutas tali yang menyambungkan layaknya
jembatan. Ironis bukan ? Ya, sungguh ironis memang melihat kenyataan pendidikan Indonesia
saat ini. Dikala anak seusia mereka menempuh pedidikan dengan layak dibarengi dengan
kecanggihan gadget saat ini lalu apa kabar dengan mereka anak pedalaman yang menjadikan
pendidikan 12 tahun sebagai pelengkap hidup bukan sebagai kewajiban atau bahkan bukan
pula sebagai kebutuhan premier.
Kurangnya tenaga pelajar di daerah pedalaman disebabkan oleh susahnya mencari
tenaga pendidik untuk mendidik anak anak pedalaman sangat disayangkan. Fakta yang ada
masih banyak lulusan sarjana prodi keguruan yang belum bekerja sesuai bidangnya atau
bahkan mereka tidak menginginkan itu. Namun disisi lain negeri ini membutuhkan mereka,
generasi emas penerus bangsa ini membutuhkan mereka calon tenaga pendidik untuk mengabdi
pada negeri Indonesia tercinta ini dengan mengajar di daerah pedalaman. Memang sulit untuk
mengajar di daerah pedalaman dengan banyak rintangan yang harus dihadapi namun apa
artinya semua itu jika anak didik pedalaman mencapai kesuksesan dan mampu mengharumkan
nama Indonesia melebihi anak kota yang menempuh pendidikan formal 12 tahun dengan layak.
Oleh karena itu pemerintah harus sigap dan lebih peduli dengan kenyataan pendidikan
Indonesia yang terbengkalai di daerah terpencil ini, karena jika pemerintah sadar akan
kewajiban pendidikan 12 tahun maka hal ini tidak akan terjadi. Kurangnya kesadaran akan
memfasilitasi anak bangsa dan kurang perhatiannya pemerintah terhadap infrastruktur
pembangunan jalanan di daerah terpencil menjadi salah satu faktor bagi anak anak pedalaman
dalam menuntut ilmu. Dengan kepedulian pemerintah melihat sendiri kenyataan yang ada serta
didukung oleh semua sarana dan prasarana yang menndukung untuk pendidikan maka
diharapakan pendidikan di daerah pedalaman tidak akan tertinggal dan menjadi lebih layak lagi
kedepannya. Mengingat generasi penerus bangsa kita adalah tiang penyangga bagsa ini.
Bagaimana tidak, mereka anak anak yang nantinya akan meneruskan perjuangan orang
terdahulu, mereka yang akan menjadi kebanggan bangsa dengan prestasi yang ditoehkan untuk
Indonesia. Lagipula kualitas seseorang diukur melalui seberapa jauh pendidikan yang dia
tempuh karena saat seseorang lulusan SD akan berbeda dengan seseorang lulusan sarjana.
Perbedan ini akan sangat kentara saat mereka bersaing dalam lingkup kerja mulai dari
perbedaan kedudukan hingga perbedaan gaji. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan
itu sangat penting, dari pendidikan wajib 12 tahun maupun pendidikan tambahan setelah 12
tahun seperti kuliah. Maka sudah seharusnya pemerintah lebih peduli dengan kualitas
pendidikan anak pedalaman.

Anda mungkin juga menyukai