ESCO
Pembahasan:
Pada awal September, koalisi yang mendukung Anies Baswedan dan Muhaimin
Iskandar telah mendeklarasikan diri sebagai pasangan bakal capres dan cawapres pertama
dalam kontestasi Pilpres 2024. Selain itu, ada spekulasi tentang kemungkinan koalisi antara
Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan PKS, serta kemungkinan Prabowo Subianto diduetkan
dengan Anies Baswedan. SBY juga menulis esai "Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden
Jokowi," yang menarik perhatian publik. Pilpres 2024 di Indonesia menjadi topik hangat
dengan berbagai dinamika politik, koalisi, dan peran pemilih muda yang krusial dalam
menentukan arah masa depan negara. Potensi penyalahgunaan wewenang, terbajaknya sistem
demokrasi, hingga ancaman suburnya politik dinasti dinilai pengamat politik akan mewarnai
jalannya Pilpres 2024, menyikapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang batas usia
capres-cawapres pada Senin (16/10/2023). Keputusan tersebut diyakini akan membuka jalan
bagi putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabumin Raka, 36, Wali Kota Surakarta, untuk
mencalonkan diri pada pemilihan presiden berikutnya, dan kemungkinan besar Jokowi dan
Gibran akan terlibat dalam politik dinasti. kecurigaan bahwa pemerintah terus melakukan hal
tersebut. Gibran mendampingi Prabowo Subianto yang mencalonkan diri sebagai presiden
untuk ketiga kalinya. Hal ini disponsori oleh koalisi Indonesia Maju. Sebelumnya, Ketua
Umum Partai Kebangkitan Rakyat (PKB) Muhaimin Iskandar dilantik sebagai calon wakil
presiden bersama calon presiden Anies Baswedan yang didukung Koalisi Perubahan yang
beranggotakan Partai Nasdemo dan Kehendak Partai Demokrat dan Koalisi Nasional,
masyarakat kaget. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) – menimbulkan perpecahan dan
membentuk dua koalisi. Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud resmi terpilih
mendampingi Gunjal Pranowo pada pemilu 2024. Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati
Sukarnoputri mengumumkan hal itu di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Rabu
(18/10/2023). Dalam pemilu 2024 mendatang, generasi muda berusia usia 22-30 tahun akan
mendominasi pemilih secara nasional, dengan porsi 56%, atau sekitar 114 juta. Separuh dari
mereka akan menjadi pemilih pemula. Selain dinasti politik, potensi polarisasi, misinformasi
dan disinformasi di media sosial masih menjadi isu utama menjelang pemilu 2024.
Daftar pustaka:
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-66531834.