Anda di halaman 1dari 1

Suatu hari, datang sorang pria mengunjungi rumah maya, ia bernama Darmon.

Kedatanganya
disambut oleh ayah Maya yang sedang menyirami pot-pot bonsai di halaman rumahnya. Pada saat itu,
sang ayah menjelasakan pada darmon bahwa Maya masih berada di kampus dan belum pulang
kerumah. Namun Darmon seolah tidak menghiraukan informasi tersebut, ia malah mengajak ayah maya
untuk berbincang-bincang mengenai politik di Indonesia.
Awalnya sang ayah tidak menyukai darmon karena penampilanya yang kurang baik, bahkan beliau
juga tidak tertarik akan perbincangan yang tengah berlangsung tersebut. Akhirnya beliau mencoba
mengalihkan perbincangan itu dan beralih memperbincangankan mengennai tanam-tanaman. Namun
darmon yang sebbenarnya adalah mahasiswa fakultas pertanian malah tidak tertarik sama sekali , dan ia
tetap bersikukuh ingin memperbincangkan kondisi pilitik negeri.
Akhirnya entah menangapa sang ayah merasa percakapan tersebut menarik. beliaun juga
merasakan adanya kepolosan, kejujuran keberanian dan kepintaran yang dimilki oleh darmon. sampai
akhirnya percakapan tersebut beralangsung hingga senja tiba, bahkan hingga maya pulang kerumah.
Namun saat itu, darmon dan maya hanya saling tersenyum dan setelah itu darmon pulang.
Padaa saat makan malam, sang ayah bertanya mengenai darmon pada maya di hadapan seluruh
anggota kelurga termasuk inah pembantunya , namun maya menjawab bahwa darmon hanya
mahasiswa pendemo yang nilainya anjlok. Bahkan rani, istri sang ayah juga ikut berkomnetar dan ia
berkata pada sang ayah :
“untuk apa berbincang-bincang dengan mahasiswa gembel seperti darmon, Sedangakan tempo
hari sanip teman sekantor ayah mengajak berdiskusi untuk menggaet proyek, malah disuruh pergi oleh
ayah.”
Sang ayah langsung terdiam dan tidak mengelurakna kata-kata lagi
Keesokan harinya, sang ayah pergi kekantor. Tak lama setelah kedatangannya, sanip teman
kerjanya datang. Kemudian sang ayah mengajak sanip minum kopi dan ngobrol di kantin. Namun, ayah
tiba-tiba merasa ingin menggantikan sanip menjadi darmon. Ia juga menceritakan kepada sanip agar
sanip dapat meniru vitalitas kejujuran, keberanian, dan kepintaran seperti darmon.
Terlihat raut wajah heran dari sanip dan ia mulai bertanya pada ayah siapa itu darmon, kemudian
sang ayah menceritakan darmon pada sanip, akan tetapi sanip merasa tersinggung dengan apa yang
dikatakan oleh sang ayah. Dan selanjutnya ia berkata bahwa memang dia hanya lulusan SMA namun ia
berharap anaknya yang lulus UMPTN fakultas pertanian itu menjadi sarjana, namun sampai saat ini ia
sedang istirahat dari kuliahnya karena sanip tidak bisa lagi membiayai kuliah anaknya yang ternyata
bernama DARMON.

Anda mungkin juga menyukai