Anda di halaman 1dari 10

HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian HAM
Pengertian HAM dan Macam HAM | HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak dasar
atau hak pokok yang dibawa oleh manusia sejak lahir yang secara kodrat melekat pada
setiap manusia dan tidak dapat diganggu gugat karena merupakan anugerah Allah
SWT. HAM adalah hak yang bersifat asasi. Artinya, hak-hak yang dimiliki oleh manusia
berdasarkan kodratnya yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga bersifat suci.
Dengan kata lain, HAMadalah bermacam-macam hak dasar yang dimiliki pribadi manusia
sebagai anugerah dari Allah SWT yang dibawa sejak lahir sehingga hak asasi itu tidak
dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri.
Sementara itu, Pengertian HAM juga disebut dalam pasal 1 butir 1 UU No. 39 Tahun
1999 yang berbunyi “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Allah SWT dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum,
pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”. Menurut G.J. Wolhots, Pengertian HAM adalah sejumlah hak yang melekat dan
berakar pada tabiat setiap pribadi manusia, dan justru karena kemanusiaannya itulah, hak
tersebut tidak dapat dicabut siapa pun juga karena jika dicabut akan hilang
kemanusiaannya.
Berdasarkan beberapa pengertian HAM di atas, dapat dikatakan bahwa hak asasi
manusia adalah hak-hak pokok yang bersifat universal. Dibuktikan oleh hak dasar ini
dimiliki setiap manusia dan tidak dapat dipisahkan dari pribadi siapa pun, dari mana, dan
kapan pun manusia itu berada.

2. Macam-Macam Hak Asasi Manusia (HAM)


1. Hak Asasi Pribadi (Perseonal Rights)
Hak Asasi Pribadi adalah hak yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, kebebasan dalam untuk aktif setiap
organisasi atau perkumpulan dan sebagainya.
Contohnya :
 Hak Kebebasan dalam mengutarakan atau menyampaikan pendapat.
 Hak Kebebasan dalam menjalankan kepercayaan dan memeluk atau memilih
agama.
 Hak Kebebasan dalam berpergian, berkunjung, dan berpindah-pindah tempat.
 Hak Kebebasan dalam memilih, menentukan organisasi dan aktif dalam organisasi
tersebut.

2. Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)


Hak Asasi Ekonomi adalah Hak untuk memiliki, membeli dan menjual, serta
memanfaatkan sesuatu.
Contohnya :
 Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam membeli.
 Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam mengadakan dan melakukan
perjanjian Kontrak.
 Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki sesuatu.
 Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam memiliki pekerjaan yang layak.
 Hak Asasi Ekonomi tentang kebebasan dalam melakukan transaksi.
 Hak Asasi Ekonomi dalam bekerja.

3. Hak Asasi Politik (Politik Rights)


Hak Asasi Politik adalah hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih maksudnya
hak untuk dipilih contohnya : mencalonkan sebagai Bupati , dan memilih dalam suatu
pemilu contohnya memilih Bupati atau Presiden), hak untuk mendirikan parpol, dan
sebagainya.
Contohnya :
 Hak Asasi Politik dalam memilih dalam suatu pemilihan contohnya pemilihan
presiden dan kepala daerah.
 Hak Asasi Politik dalam Dipilih dalam pemilihan contohnya pemilihan bupati atau
presiden.
 Hak Asasi Politik tentang kebebasan ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
 Hak Asasi Politik dalam mendirikan partai politik.
 Hak Asasi Politik dalam membuat organisasi-organisasi pada bidang politik.
 Hak Asasi Politik dalam memberikan usulan-usulan atau pendapat yang berupa
usulan petisi.

4. Hak Asasi Hukum (Rights Of Legal Equality)


Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakukan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan.
Contohnya :
 Hak dalam mendapatkan layanan dan perlindungan hukum.
 Hak dalam mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan.
 Hak yang sama dalam proses hukum.
 Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hukum.

5. Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)


Hak Asasi Sosial dan Budaya adalah hak yang menyangkut dalam masyarakat
yakni untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan
sebagainya.
Contohnya :
 Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
 Hak untuk mendapat pelajaran.
 Hak untuk memilih, menentukan pendidikan.
 Hak untuk mengembangkan bakat dan minat.
 Hak untuk mengembangkan Hobi.
 Hak untuk berkreasi.

6. Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights)


Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan
dan perlindungan (procedural rights), misalnya peraturan dalam hal penahanan,
penangkapan dan penggeledahan.
Contohnya :
 Hak mendapatkan perlakukan yang adil dalam hukum.
 Hak mendapatkan pembelaan dalam hukum.
 Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam berlangsungnya proses hukum baik
itu penyelidikan, Penggeledahan, penangkapan, dan penahanan.

3. Ciri-Ciri Hak Asasi Manusia HAM

Adapun ciri- ciri hak asasi manusia secara umum yang dapat kita simpulkan adalah
sebagai berikut :
a. HAM merupakan sesuatu yang otomatis telah ada pada diri manusia tanpa harus
membeli, meminta ataupun hasil variasi dari orang lain karena HAM mutlak ada pada
diri manusia sejak lahir sebagai anugerah dari tuhan YME.
b. HAM berlaku untuk siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, ras, suku, agama,
status sosial, asal-usul/daerah kelahiran, warna kulit, etnis, pandangan politik ataupun
budaya yang dianutnya.
c. Hak asasi tidak bisa dan tidak boleh dilanggar. Karena HAM mutlak dimiliki oleh
setiap orang sebagai anugerah dari tuhan YME maka tidak boleh satu orangpun
mengabaikan hak asasi orang lain apalagi untuk mempertahakan haknya sendiri.
Meskipun negara telah membuat hukum dan tatanan nilai serta norma yang telah
disepakati, manusia yang ada di dalamnya masih memiliki kesempatan untuk
mempertahankan haknya selama tidak melanggar jauh dari hukum dan norma yang
telah ditetapkan tersebut.

4. Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasa terjadi dalam 2 bentuk, yakni
sebagai berikut :

1. Diskriminasi. Yakni suatu pembatasan, pelecehan atau bahkan pengucilan secara


langsung maupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia, atas dasar
agama, suku, ras, kelompok, golongan, jenis kelamin, etnik, keyakinan beserta
politik yang selanjutnya berimbas pada pengurangan, bentuk penyimpangan atau
penghapusan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik secara
individu, maupun kolektif di dalam berbagai aspek kehidupan.
2. Penyiksaan. Yakni perbuatan yang dilakukan secara sengaja sehingga menimbulkan
rasa sakit yang teramat atau penderitaan baik itu jasmani maupun rohani pada
seseorang untuk mendapat pengakuan dari seseorang ataupun orang ketiga.

Berdasarkan sifatnya, pelanggaran dapat dibedakan menjadi 2 yakni :

1. Pelanggaran HAM berat, yakni pelanggaran HAM yang bersifat berbahaya, dan
mengancam nyawa manusia, seperti halnya pembunuhan, penganiayaan, perampokan,
perbudakan, penyanderaan dan lain sebagainya.
2. Pelanggaran HAM ringan, yakni pelanggaran HAM yang tidak mengancam jiwa
manusia, namun berbahaya apabila tidak segera diatasi/ditanggulangi. Misal, seperti
kelalaian dalam memberikan pelayanan kesehatan, pencemaran lingkungan secara
disengaja oleh masyarakat dan sebagainya.
Pelanggaran HAM berat, menurut Undang-Undang RI nomor 26 tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM, dapat diklasifikasikan menjadi 2 yakni :
1. Kejahatan Genosida. Merupakan setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud
menghancurkan atau memusnahkan seluruh maupun sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok, maupun agama dengan cara :
o Membunuh setiap anggota kelompok.
o Mengakibatkan terjadinya penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap
anggota kelompok.
o Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang bisa mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya.
o Memindahkan paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke dalam kelompok
yang lain.
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan. Merupakan suatu tindakan/perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk
sipil, yang berupa :
o Pembunuhan.
o Pemusnahan.
o Perbudakan.
o Pengusiran atau pemindahan penduduk yang dilakukan secara paksa.
o Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain dengan
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional.
o Penyiksaan.
o Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau segala bentuk
kekerasan seksual lainnya yang setara.
o Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu maupun perkumpulan yang
didasari dengan persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya,
agama, jenis kelamin atau alasan lainnya yang telah diakui secara universal
sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.
o Penghilangan orang secara paksa.
o Kejahatan apartheid, yakni sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh suatu
pemerintahan bertujuan untuk melindungi hak istimewa dari suatu ras atau
bangsa.

Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di atas pada dasarnya adalah bentuk
pelanggaran kepada hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak kebahagiaan yang dimiliki oleh
setiap manusia. Selain itu pula, pelanggaran HAM berat merupakan bentuk penghinaan
terhadap harkat, derajat dan martabat manusia. Maka dari itu, kalian wajib untuk
menghindarkan diri dari segala penyebab yang bisa mendorong kalian untuk melakukan
tindak pelanggaran HAM tersebut.

5. Pengaturan HAM dalam Konstitusi Negara


Jaminan perlindungan atas hak asasi manusia yang terdapat dalam Undang Undang
Dasar Tahun 1945, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Hak atas persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, Pasal 27 Ayat (1).
2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, Pasal 27 Ayat (2).
3. Hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, Pasal
28.
4. Hak memeluk dan beribadah sesuai dengan ajaran agama, Pasal 29 Ayat (2).
5. Hak dalam usaha pembelaan negara, Pasal 30.
6. Hak mendapat pengajaran, Pasal 31.
7. Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah, Pasal 32.
8. Hak di bidang perekonomi, Pasal 33.
9. Hak fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, Pasal 34.
10. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS).

6. Contoh Kasus Pelanggaran HAM


PEMBANTAIAN MESUJI LAMPUNG

Kasus pengelolaan lahan milik adat di areal kawasan Hutan Tanaman Industri Register
45 Way Buaya tepatnya di Talang Pelita Jaya Desa Gunung Batu oleh PT. Sumber Wangi
Alam. Pemicu konflik terkait perkebunan sawit adalah karena pihak perkebunan sawit
telah merampas dan menguasai tanah warga dalam waktu yang lama mulai 10 – 17 tahun.
Dan warga tidak satu rupiah-pun mendapatkan manfaat dari hasil kebun sawit itu. Padahal
sejak dimulainya lahan tersebut untuk dikelola telah ada perjanjian selama 10 tahun lahan
tersebut dikelola namun harus memberikan kompensasi terhadap warga yang
bersangkutan.

Tindakan sewenang-wenang perusahaan ini selalu berlindung atas UU perkebunan


Nomor 18 tahun 2004. Dimana UU ini telah memberikan legalitas yang sangat kuat
kepada perusahaan-perusahaan perkebunan untuk mengambil tanah-tanah yang dikuasai
rakyat. Pasal-pasal dalam UU ini dengan jelas memberikan ruang yang besar kepada
perusahaan perkebunan baik swasta maupun pemerintah untuk terus melakukan tindakan
kekerasan dan kriminalisasi terhadap petani.

1. Faktor yang Melatarbelakangi Kasus Pembantaian di Mesuji Lampung


Kasus pembantaian di Mesuji Lampung dan Sumatera Selatan bukanlah hal
kebetulan terjadi. Namun Undang-undang tentang perkebunan nomor 18 Tahun 2004
adalah penyebabnya. Pasalnya undang-undang tersebut keberpihakannya sangat nyata
kepada perusahaan perkebunan dan mengabaikan hak-hak masyarakat. UU
Perkebunan Nomor 18 tahun 2004 memberikan legalitas yang sangat kuat kepada
perusahaan-perusahaan perkebunan untuk mengambil tanah-tanah yang dikuasai
rakyat.
Bentrokan ini kemungkinan besar dipicu oleh konflik lahan antara warga dengan
pihak perusahaan. Sebab di akhir tahun 2010, warga Desa Sungai Sodong Kecamatan
Mesuji Kabupaten OKI melakukan panen di perkebunan sawit milik PT Sumber
Wangi Alam (PT SWA). Bahkan, saat itu, panen yang dilakukan warga di kebun inti
PT SWA seluas 298 hektar, diawasi satu pleton anggota Brimob. Pihak perusahaan
pernah menangkap warga yang mencuri sawit, tapi warga kemudian menyandera
karyawan perusahaan dan meminta teman-teman yang ditangkap dibebaskan.
Bentrokan dipicu oleh masalah lahan perkebunan. Konflik yang selama ini
terpendam kemudian memuncak saat tersiar kabar bahwa dua orang warga Sungai
Sodong, tewas dianiyaya oleh orang bayaran PT. SWA yang disewa untuk menduduki
lahan yang selama ini menjadi sengketa dengan warga. Warga yang marah kemudian
pada Kamis menyerang ke PT. SWA, dengan membawa beragam senjata.
Konflik mulai terjadi dengan PT. BSMI saat pembebasan lahan yang disebabkan
sekurangnya dua hal. Pertama masyarakat pemilik tanah langsung tidak dilibatkan
dalam permupakatan dalam menentukan nilai harga tanah, kedua masyarakat tidak
dilibatkan dalam pengukuran areal tanah. Masyarakat pun mentuntut hak mereka
karena merasa dirugikan.
Berbagai usaha telah dilakukan masyarakat namun tetap nihil hasil. Pada April
2007 sesungguhnya telah dilangsungkan rapat serius antara warga dengan PT. BSMI
melalui surat No. 130/1124/I.01/TB/2007 telah memberi peringatan kepada PT.BSMI
agar; 1. Tidak melakukan pengelolaan lahan yang disengketakan warga Desa
Sritanjung, Kagungan Dalam dan Nipah Kuning, 2.Diminta untuk melaksanakan
pengukuran ulang atas lahan. Hingga tahun 2010, pihak perusahaan tetap
tidakmengubris surat dari Bupati Tulang Bawang. Namun PT.BSMI menolak
pengukuran ulang.

2. Insiden dan Kronologis 10 November 2011


Sejak September 2011 masyarakat yang merasa tanahnya tidak pernah mendapat
ganti rugi melakukan panen kolektif secara bergilir diatas lahan plasma. Dan sebelum
melakukan panen masyarakat telah berkoordinasi dengan Polres Tulang Bawang.
Seperti biasanya setiap satu minggu sekali masyarakat melakukan panen dan
tepatnya dilakukan jam 10.00 WIB pada 10/11. Petani yang memiliki kendaraan
diparkir dipinggir jalan. Sekitar jam 13.00 Brimob mengambil paksa salah satu motor
milik petani yang sedang diparkir dengan diseret menggunakan truk ke markas Brimob
di lokasi pabrik.
Mendapat kabar tesebut sekitar jam 14.45 puluhan orang setelah selesai panen,
bersama-sama menuju pos jaga Brimob untuk menanyakan dan meminta dikembalikan
motor yang disita. Namun belum tiba dilokasi dan belum juga terucap kata, Brimob
telah menembak para petani yang sedang mengendarai motor menuju lokasi.
Penembakan tersebut tanpa peringatan tembakan keudara namun langsung membabi
buta dan berdurasi sekitar 15 menit sebagaimana diutarakan oleh korban.Saat itu
terdapat 130 brimob dan terdapat juga TNI Marinir, namun menurut korban lagi,
Marinir tidak melakukan tindakan apapun.
Penembakan tersebut terjadi sekitar pukul 15.00.Dan dalam insiden tersebut telah
jatuh korban:
1. Zaelani (45) warga Desa Kagungan Dalam meninggal ditempat karena luka
tembak dikepala yang menembus diatas telinga,
2. Rano Karno (28) luka perut dan lengan,
3. Muslim (18) luka berat di kaki dan harus diamputasi karena tulang pecah,
4. Reli (32) luka tembak di bahu kanan,
5. Hirun (18) luka tembak kaki kiri,
6. Lukman (25) luka tembak kaki kiri, dan
7. Matahan (38) luka dikaki kiri dan
8. Jefi (26) luka bakar

Mendapat kabar dari anak almarhum bahwa ayahnya meninggal karena ditembak
Brimob sekitar 500 orang dari 10 desa datang ke pos Brimob untuk melakukan
perlawanan, namun karena tidak ada lagi orang, maka pelampiasan kemarahan
dilakukan dalam bentuk pembakaran mes perkantoran dan sarana lainnya milik
PT.BSMI.
3. Hak yang dilanggar
1. UU Perkebunan Nomor 18 tahun 2004 tentang pengelolahan lahan.
2. UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 33 ayat 1 yang berbunyi :
“Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan
yang kejam, tidak manusiawi, merendahkan derajat dan martabat
kemanusiaannya.”
3. UUD 1945
 Pasal 28G ayat 1 yang berbunyi : “Setiap orang berhak atas perlindungan diri
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.”

Makna: setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan perlindungan dari Negara
baik bagi dirinya sendiri, keluarga, kehormatan maupun martabat dan harta benda yang
dia miliki dibawah kekuasaannya. Setiap orang pun berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman untuk berbuat atau bertindak yang tidak sesuai dengan hak
asasi manusia. Dan bagi orang yang melakukan kekerasan ataupun mencoba untuk
melakukan tindakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, maka orang tersebut
dapat dipidanakan dan mendapatkan hukuman yang telah diatur oleh Negara tersebut.

4. Upaya yang dilakukan Pemerintah dalam Menyelesaikan Kasus Pelanggaran HAM


yang terjadi di Mesuji
1. Kepala Bidang Humas Polda Lampung, menjelaskan 3 orang polisi yang akan
diperiksa secara pidana. Ketiga polisi tersebut dilakukan sidang disipli secara
terpisah dengan diberi sanksi kurungan badan selama 14 hari.
2. Tiga orang polisi di Polda Lampung yang terbukti melepaskan tembakan hingga
menewaskan banyak orang dijatuhi hukuman pidana.
3. Kemenkumham juga membuat tim gabungan pencari fakta Mesuji yang langsung
dipimpin oleh Wamenkumham.
4. Pemerintah memberikan sanksi tegas bagi perusahaan yang bersangkutan dan
membuat revisi tentang Undang-Undang perkebunan agar UU tersebut lebih efektif
dalam penggunaannya.

5. Solusi
1. Polisi sebagai aparat penegak hukum sudah saatnya meningkatkan kualitas
intelijennya untuk menghadapi terorisme yang juga semakin kompleks modus
operasinya. Sudah saatnya polisi maupun pihak terkait memiliki kemampuan untuk
mengendus jaringan-jaringan yang mampu dan memiliki kemungkinan untuk
melakukan aksi terorisme, sehingga penanggulangan yang dilaksanakan bukan
hanya reaktif pasca terjadinya terorisme saja.
2. Dan yang harus kita ingat bahwa aksi-aksi terorisme tidak bisa hanya dilakukan
dengan cara hard power saja seperti dengan kekerasan untuk menangkap atau
penyergapan teroris, namun dibutuhkan pula cara soft power seperti sosialisme nilai-
nilai pancasila, pemahaman ideologi, melakukan dialog-dialog dengan kelompok
yang memiliki kemungkinan dalam aksi terorisme serta deradikalisasi.
3. Peran serta masyarakat, baik masyrakat Indonesia pada umumnya maupun
masyarakat Bali pada khususnya dalam memberantas terorisme juga sangat
dibutuhkan. Karena teroris juga hidup di dalam masyarakat, sehingga seharusnya
masyarakat sudah mengenali sejak awal gerak-gerik serta karakter orang
disekitarnya. Kemudian segera laporkan kepada pihak berwajib apabila terdapat
keanehan serta kejanggalan di sekitar kita. Namun, meskipun demikian pihak yang
berwajib tersebut tidak seharusnya langsung begitu saja menangkap orang yang
dicurigai, selidiki dulu apakah benar mereka adalah teroris. Jangan sampai
penangkapan dan penyergapan teroris menjadi salah sasaran dan melanggar hak
asasi manusia.

6. Pencegahan:

Pemerintah :

1. Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi.


2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran HAM.
3. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
4. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat.

Masyarakat :
1. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan HAM yang dilakukan pemerintah.
2. Meningkatkan kerjasama yang harmonis antar kelompok dan golongan dalam
masyarakat.
3. Mempelajari, memahami dan menerapkan pentingnya Hak Asasi Manusia dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Menerapkan pentingnya HAM dalam kehidupan sehari-hari dapat dimulai dari
perbuatan yang baik.
Daftar Pustaka

https://blackholes777revelations.wordpress.com/2015/04/01/kasus-pelanggaran-ham-di-
indonesia/

http://aviandry.blogspot.co.id/2012/02/kasus-pembantaian-di-mesuji-adakah.html

http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/kasus-pembantaian-mesuji.html

https://awiarjo.wordpress.com/2012/04/23/mesuji/

http://beankr7.blogspot.co.id/2016/02/20-pelanggaran-ham-dan-solusinyabeankr7.html
TUGAS PKN
PELANGGARAN HAM

Disusun Oleh :

Nama : 1. Miftahul Jannah


2. Dita Aslamiyah
3. Adelia Meirosanti
4. Nadiyah Nuha Afifah
5. Irma Inayati
6. M. Akbar Nur Ramadhan
7. M. Akbar Maulana
8. Tomi Jevisa
9. M. Syukri
10. Ipardo
Kelas : XII MIPA 5

SMA UNGGUL NEGERI 8 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2017-2018

Anda mungkin juga menyukai