Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan manusia di dunia ini tidak ada yang luput dari


keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah
dimana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pemahaman organisasi ini menunjukkan bahwa dimana pun dan kapan pun
manusia berada (berinteraksi) maka disitu muncul organisasi. Pemahaman
organisasi tidak lagi sebagai suatu wadah organik dari orang-orang yang
berkumpul untuk suatu tujuan, tetapi berkebang pada interaksi orang untuk
maksud tertentu. Organisasi dapat di identifikasi sebagai keluarga, rukun
tetangga, rukun warga, kelurhan, kecamatan, kabupaten atau kota,
provinsi, negara, perserikatan dua negara atau lebih, perserikatan bangsa-
bangsa, dan lain sebagainya. Kemestian manusia saat ini, suatu organisasi
ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan efektif dan efisien,
bukan semata-mata suatu kondisi yang kebetulan. B. Rumusan
Masalah

1. Apa pengertian organisasi ?

2. Apa aspek-aspek organisasi ?

3. Apa saja jenis-jenis organisasi ?

4. Apa saja dimensi struktur organisasi ?

5. Apa saja desain organisasi ?

6. Apa yang dimaksud dengan sekolah sebagai organisasi sosial ?

7. Apa yang dimaksud dengan elemen kunci sekolah sebagai organisasi


sosial ?

1
8. Apa yang dimaksud dengan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
(Learning organization) ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian organisasi.

2. Untuk mengetahui aspek-aspek organisasi.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi.

4. Untuk mengetahui dimensi struktur organisasi.

5. Untuk mengetahui desain organisasi.

6. Untuk mengetahui sekolah sebagai organisasi sosial.

7. Untuk mengetahui elemen kunci sekolah sebagai organisasi sosial.

8. Untuk mengetahui sekolah sebagai organisasi pembelajaran


(Learning organization).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi

Organisasi didefinisikan secara beragam oleh berbagai ahli, yaitu :

1. Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1996:6) mendifinisikan


organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih
hasil yang sebelumnya tidapa dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.”
Lebih jauh ketiganya menyebutkan bahwa organisasi adalah suatu unit
terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang berfungsi mencapai satu sasaran
tertentu atau serangkaian sasaran. Definisi ini menekankan pada upaya
peningkatan pencapaian tujuan bersama secara lebih efektif dan efisien
melalui koordinasi antar unit organisasi.

2. Menurut Stephen P. Rob bins (1994:4) mendifinisasikan organisasi :


“kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.

Definisi dari Robbins tersebut, menekankan bahwa organisasi


adalah suatu sistem sosial yang perlu dikoordinasi dalam arti perlu
manajemen. Batasan organisasi menurut Robbins akan berubah
sebagaimana tuntutan lingkungan organisasi, sehingga dikatakan “relatif”.

3. Menurut Oteng Sutisna

3
Organisasi merupakan mekanisme yang mempersatukan kegiatan-
kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Defnisi ini menekankan pada
mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan.

4. Menurut Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2001:1)


menelusuri kajian organisasi dalam tiga pandangan, yaitu rational, natural,
dan open sistem.

a. A rational-sistem perspective views organizational goals;


structure is the most important feature. Telaahan ini menunjukkan bahwa
dalam pandangan sistem rational (logika) organisasi merupakan instrument
formal yang dibuat untuk mencapai tujuan organisasi dan struktur
merupakan aspek yang paling penting/utama.

b. Natural-sistems perspective views organizations as typical


sosial groups intent on surviving : people are the most infortant aspect.
Dalam pandangan sistem natural (alamiah) Robbins memandang
organisasi sebagai kelompok sosial khusus yang bertujuna untuk
pertahanan : orang-orang merupakan aspek yang paling penting/utama.

c. An open-sistems perspective has the potential to combine


rational and natural elemens in the same framework and provide amore
complete perspective. Robbins memandang organisasi dalam arti sebuah
sistem terbuka sebagai sesuatu yang potensial untuk menggabungkan
komponen rasional dan natural dalam satu kerangka dan memberikan satu
pandangan yang lebih lengkap.

Definisi lain mengenai organisasi dikemukakan oleh Oteng Sutisna


(1993:205) “organisasi yakni mekanisme yang mem[ersatukan kegiatan-
kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan.” Definisi ini
menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi.

4
Dari berbagai defini di atas, organisasi adalah suatu sistem
interaksi antar orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi,
dimana sistem tersebut memberikan arahan prilaku bagi anggota
organisasi. Definsi ini menekan pada keharusannya sebuah organisasi
didasarkan pada interaksi sosial diantara anggotanya dan anggota dengan
lingkungannya suapaya tujuan organisasi dapat dicapai secra efektif dan
efisien.

B. Aspek-aspek Organisasi

Aspek-aspek dalam organisasi adalah komponen-komponen yang


harus ada dalam suatu organisasi. Keberadaan kompenen ini sebagai pilar
dari suatu organisasi. Artinya jika salah satu komponen organisasi tidak
berfungsi, maka organisasi akan berjalan pincang atau sama sekali tidak
berjalan. Dalam pandangan sistem organisasi mengalami entrophy, yaitu
kondisi dimana organisasi dikategorikan hancur (dalam tanaman
digambarkan sebagai kondisi layu).

C. Jenis-jenis Organisasi

1. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan
hubungan kerja yang rasional. Organisasi ini dicirikan oleh struktur
organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara
organisasi formal dan informal. Struktur dalam organisasi formal
dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan
tanggungjawab kepada personil dan untuk membangun hubungan tertentu
diantara orang-orang pada berbagai kedudukan. (Oteng Sutisna,
1993:207). Sekolah dasar merupakan contoh sebuah organisasi formal.

5
Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur-unsur
administratif berikut.

a. Kedudukan. Struktur menggambarkan letak/posisi setiap


orang dalam organisasi tanpa terkecuali. Kedudukan seseorang dalam
struktur organisasi mencerminkan sejumlah kewajiban sebagai bagian dari
upaya pencapaian tujuan dan hak-hak yang dimiliki secara formal dalam
posisi yang didudukinya. Sebagai contoh, kepala sekolah adalah salah satu
contoh kedudukan dalam struktur organisasi sekolah. Kedudukan sebagai
kepala sekolah ini mencerminkan adanya sejumlah kewajiban yang harus
dilakukan pemangku jabatan sebagai pimpinan dan manajer sekolah, juga
memperlihatkan adanya hak-hak yang diterima secara formal manakala
seseorang menjabat sebagai kepala sekolah.

b. Hierarki kekuasaan. Struktur digambarkan sebagai suatu


rangkaian hubungan antara satu orang dengan orang lainnya dalam suatu
organisasi. Rangkaian hubungan ini mencerminkan suatu hirarki
kekuasaan yang inheren dalam setiap kedudukan. Tanggungjawab
merupakan suatu istilah yang melekat dalam setiap kedudukan dan hirarki
kekuasaan di dalam organisasi. Adanya hirarki kekuasaan menunjukkan
bahwa pencapaian tujuan organisasi dibagi kepada berbagai komponen
organisasi dan diimplementasikan secara sinergi melalui hirarki kekuasaan
masing-masing yang dikoordinasikan dan dipimpin oleh manajer puncak.
Dalam organisasi persekolahan, hirarki kekuasaan tertinggi adalah kepala
sekolah.

c. Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan


struktur pengambilan keputusan, jalan permohonan dan saluran
komunikasi resmi untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan
instruksi, perintah, dan petunjuk pelaksaan. Kedudukan garis ialah
kedudukan yang diserahi kekuasaan administrative umum dalam arus

6
langsung dari tempat paling atas ke tempat paling bawah. Kedudukan staf
mewakili keahlian-keahlian khusus yang diperlukan bagi berfungsinya
kedudukan garis tertentu dengan pasti. (Sutisna, 1993:208).

Salah satu contoh struktur organisasi formal sekolah :

2. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih


yang terlibat pada suatu aktivitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.

Walaupun sulit mengidentifikasi keberadaannya secara kasat mata,


namun keberadaan organisasi informal ini dapat dilihat dari tiga
karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan
kepemimpinan informal (Sutisna, 1993 : 221).

Norma Prilaku adalah standar prilaku yang diharapkan menjadi


perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam
organisasi) dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sangsinya pun
sangsi sosial.

Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang


akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri
dengan suatu kelompok tidak sekedar bergabung secara fisik dalam suatu
kumpulan, tetapi melibatkan sosio-emosional individu-individu dalam
organisasi informal tersebut.

Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah


satu komponen yang kuat mempengaruhi anggota di dalam organisasi,
bahkan memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin organisasi formal.
Pemimpin informal muncul dari kelompok dan membimbing serta
mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh. Kepemimpinan dalam
organisasi informal sangat kuat pengaruhnya, karena inilah kepemimpinan
yang sesungguhnya, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki

7
jabatan, tetapi ada kelebihan yang secara alamiah dan mampu
mempengaruhi orang lain tanpa paksaan.

D. DIMENSI ORGANISASI

Dalam kacamata para ahli organisasi, dimensi struktur organisasi


memiliki keragaman pandangan, bahkan dikatakan tidak ada kesepakatan
umum diantara para teoritikus mengenai apa yang diartikan sebagai
struktur organisasi. (Robbins, 1994:91).

Dalam konteks itu Robbins mengemukakan tiga komponen yang


menjadi dimensi struktur organisasi, yaitu :

1. Kompleksitas

Kompleksitas adalah tingkat diferensiasi (perbedaan) yang ada di


dalam sebuah organisasi (Robbins, 1994:91). Diferensiasi dapat dilihat
secara horizontal, vertikal, dan spasial.

2. Formalisasi

Formalisasi adalah tingkat sejauhmana pekerjaan di dalam


organisasi distandarkan. Konsekwensinya adalah pemegang pekerjaan
hanya mempunyai sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan,
bilamana mengerjakannya, dan bagaimana ia harus melakukannya.

3. Sentralisasi

Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan


dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Konsentrasi
keputusan yang tinggi adalah sentralisasi yang tinggi, sedangkan
konsentrasi keputusan yang rendah adalah sentralisasi yang rendah atau
disebut desentralisasi.

8
E. DESAIN ORGANISASI

Desain organisasi didasarkan pada elemen-elemen umum dalam


organisasi. Mintzberg (Robbins 1994 : 304) menyebutkan lima elemen
umum dalam suatu organisasi yaitu :

1. The operating core. Para pegawai yang melaksanakan


pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi dari produk dan jasa.

2. The strategic apec. Manager tingkat puncak yang diberi


tanggung jawab keseluruhan untuk organisasi. Pada organisasi sekolah,
orang ini adalah kepala sekolah.

3. The middle line. Para manager yang menjadi penghubung


operating core dengan strategic apex.

4. The techno structure. Para analis yang mempunyai tanggung


jawab untuk melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi.

5. The support staff. Orang-orang yang mengisi unit staf, yang


memberi jasa pendukung tidak langsung kepada organisasi. Di
persekolahan staf ini dikenal dengan tenaga administratif sekolah (TAS).

F. SEKOLAH SEBAGAI ORGANISASI SOSIAL

Organisasi sosial adalah organisasi yang dicirikan oleh saling


ketergantugan antara satu bagian dengan bagian lainnya, kejelasan
anggota, perbedaan dengan lingkungannya, hubungan sosial yang
kompleks, dan budaya orgnisasi yang khas.

Sekolah sebagai organisasi sosial merupakan pandangan sekolah


sebagai organisasi formal. Pandangan ini akan berimplikasi pada
bagaimana memperlakukan atau mengelola sekolah.

9
1. Element Kunci Sekolah Sebagai Organisasi Sosial

Setiap organisasi akan memiliki aktivitas untuk mencapai


tujuannya. Pencapian tujuan organisasi akan meminta sejumlah aktivitas
individu atau kolektif dari anggota organisasi yang harus dikoordinasikan
supaya terarah pada pencapaian tujuan. Disinilah interaksi sosial
berlangsung. Interaksi sosial ini tidak saja dipengaruhi oleh struktur
organisasi dan individu-individu yang mengisi struktur, tetapi juga
dipengaruhi oleh budaya, politik, teknik produksi, dan lingkungan
organisasi (khususnya lingkungan strategis).

2. Sekolah Sebagai Organisasi Pembelajaran (Learning


Organization)

Leithwood dan Louis (1998) (Hoy dan Miskel, 2001 : 32 )


mengemukakan “Learning Organization adalah satu cara dimana
seseorang dengan komitmen bersama menilai secara rutin tujuan-tujuan
mereka, memodifikasi tujuan-tujuan tersebut manakala sesuai dan secara
terus menerus mengembangkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan tersebut”

10
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Organisasi adalah suatu sistem interaksi antar orang yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku
bagi anggota organisasi. Pandangan organisasi saat ini tidak lagi sebagai mesin
birokrasi tetapi sebagai sistem sosial.

Pandangan organisasi sebagai sistem sosial adalah pandangan formal, namun


keberadaan organisasi formal tidak dapat menghindari keberadaan organisasi
informal. Keberadaan keduanya merupakan suatu sinergi upaya pencapaian tujuan
organisasi. Dalam konteks itu, organisasi formal dicirikan oleh tiga dimensi
utama, yaitu kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Keberagaman dalam
dimensi struktur organisasi ini kemudian membawa implikasi pada keragaman
desain organisasi.

Sekolah sebagai suatu organisasi juga dipandang sebagai sistem sosial yang
terbuka terhadap lingkungan organisasi. Upaya untuk merespon dan memenuhi
berbagai tuntutan dan perkembangan lingkungan, termasuk pelanggan sekolah
adalah dengan menjadikan sekolah sebagai Learning Organization yang
diwujudkan melalui dukungan organisasi yang kuat terhadap pengembangan dan
perbaikan secara signifikan.

11
Daftar Pustaka

http://www.apsu.edu/oconnort/4000/4000lect01.htm. [15 Juli 2008].

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sutisna, Oteng. 1993.Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis Untuk Praktek


Profesional. Bandung : Angkasa.

Umar Tirtarahardja dan La Solo.2005.Pengantar pendidikan.Jakarta: Rineka


Cipta.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Yuki, Gary. (1989). Leadership In Organization (second edition). New Jersey :


Prentice Hall.

12

Anda mungkin juga menyukai