Anda di halaman 1dari 21

Organisasi

Kelompok IX

1. Tiara Novita Prinendia (101911535014)


2. Fitri Rohmatul Laili (101911535016)
3. Agnes Lucky F. A (101911535037)

Universitas Airlangga
di Banyuwangi
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah kepada tim penyusun sehingga dapat menyelesaikan dan menyusun
makalah ini. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar. Ucapan terima kasih kepada
pihak – pihak yang sudah membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini
disusun berdasarkan tugas mata kuliah Administrasi Kebijakan Kesehatan. Yang
membahas tentang organisasi.

Tim penyusun menyadari dalam menyelesaikan makalah ini masih kurang


sempurna, baik dalam penulisan, bahasan hingga penyusunan. Oleh karenanya, tim
penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat
memberi waasan pengetahuan bagi masyarakat dan sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan.

Banyuwangi, 27 Januari 2020

Tim Penyusun

Kelompok 01
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sudah tidak asing lagi bagi masyarakat dikala mendengar kata organisasi.
Di kehidupan sehari-hari organisasi dapat meningkatkan kualitas komunikasi
antar masyarakat. Organisasi sudah seperti budaya yang ada di tengah
kehidupan dalam bermasyarakat. Hal ini diperkuat oleh (Sobirin 2007)
mengungkapkan budaya organisasi adalah pola keyakinan dan nilai-nilai yang
dipahami serta dijiwai oleh anggota organisasi sehingga pola tersebut
memberikan makna tersendiri bagi organisasi yang bersangkutan dan menjadi
dasar aturan berperilaku dalam organisasi.

Memahami pengertian organisasi sangatlah penting karena dapat membantu


kita untuk membentuk suatu tim kerja atau aktifitas tertentu. Organisasi identik
dengan invidu ataupun sekelompok individu yang terstruktur dan sistematis
yang tergabung dalam suatu system. Pada umumnya kita menjalani sebagian
besar dari kehidupan dalam organisasi-organisasi (atau setidaknya, di
pengaruhi oleh berbagai macam organisasi). Kita merupakan anggota dari
organisasi yang dinamakan keluarga. Organisasi merupakan elemen yang
diperlukan di dalam kehidupan manusia apalagi pada zaman modern saat ini.
Organisasi membantu kita melaksanakan kegiatan-kegiatan yang tidak dapat
dilaksanakan dengan baik sebagai indivudu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori, bentuk dan prinsip Organisasi?

2. Bagaimana efektifitas, efisiensi, dan produktifitas Organisasi?

3. Bagaimana pengertian tupoksi dan uraian tugas (job description)?

4. Bagaimana jenis struktur Organisasi?

5. Bagaimana prinsip pengembangan Organisasi (organizational


development)?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui teori, bentuk dan prinsip Organisasi

2. Mengetahui efektifitas, efisiensi, dan produktifitas Organisasi

3. Mengetahui pengertian tupoksi dan uraian tugas (job description)

4. Mengetahui jenis struktur Organisasi

5. Mengetahui prinsip pengembangan Organisasi (organizational


development)?

1.4 Manfaat

Diharapkan makalah ini bisa menjadi referensi dan menambah wawasan


bagi mahasiswa sebagai bahan pelajaran dan penerapan Organisasi dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Robbins (1994: 4) mengatakan, bahwa: Organisasi adalah


kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang
relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Kemuadian, Hasibuan
(2011:120) memberikan pengertian organisasi sebagai berikut: Organisasi adalah
suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok
orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-
orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana,
data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan organisasi. Organisasi menurut Siagian (2008:6): Organisasi ialah setiap
bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara
formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam
ikatan yang terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan
seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Teori, Bentuk dan Prinsip Organisasi

3.1.1 Pengertian Organisasi

Menurut Robbins (1994: 4) mengatakan, bahwa: “Organisasi adalah


kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai quatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.”
Hasibuan (2011:120) memberikan pengertian organisasi sebagai berikut:
“Organisasi adalah suatu system perserikatan formal, berstruktur, dan
terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai
tujuan tertentu.” Syamsi (1994:13) menyatakan bahwa organisasi dapat
diartikan dua macam, yaitu: (1) Dalam arti statis, organisasi sebagai wadah
kerja sama sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tertentu; (2) Dalam arti dinamis, organisasi sebagai suatu sistem atau kegiatan
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Robbins dalam Ndraha (2011:235), organisasi adalah


kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
Batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif
terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Menurut Handayaningrat (1985:42) adalah wadah (wahana) kegiatan
daripada orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan.
Dalam wadah kegiatan tersebut, setiap orang harus jelas tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya. Sedangkan menurut
Hardjito (1997:5), organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, yang memungkinkan anggota mencapai tujuan yang tidak dapat
dicapai melalui tindakan individu secara terpisah.
3.1.2 Teori Organisasi

Dalam sejarah perkembangannya, organisasi memiliki banyak teori,


terutama bagaimana menyangkut pola serta arah kebijakan yang ada pada
organisasi tersebut. Berikut teori organisasi dalam sejarah perkembangannya:

a. Teori Organisasi Klasik

Teori ini biasa disebut dengan "teori tradisional" atau disebut juga "teori
mesin". Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi
digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku
tidak mengandung kreativitas. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini
menganggab manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa
dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin. Definisi organisasi
menurut teori klasik yaitu organisasi merupakan struktur hubungan,
kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama. Teori
Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.
Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal yaitu Sistem
kegiatan yang terkoordinasi, kelompok orang, kerjasama, dan kekuasaan &
kepemimpinan

b. Teori Neoklasik

Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik yang disebut juga
dengan "Teori Hubungan manusiawi". Teori ini muncul akibat ketidakpuasan
dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori
ini menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan social karyawan
sebagai individu ataupun kelompok kerja". Dalam pembagian kerja neoklasik
memandang perlunya partisipasi, perluasan kerja, manajemen bottom up.

c. Teori Modern
Teori Modern sering disebut dengan teori "Analiasa Sistem" atau "Teori
Terbuka" yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. Teori
Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu
kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan
sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi
organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan
apabila ingin survival atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan.

3.1.3 Bentuk Organisasi

Dalam suatu organisasi, dengan segala aktivitasnya, terdapat hubungan


diantara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut. Makin banyak
kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin kompleks pula
hubungan-hubungan yang ada. Untuk itulah dibuat bagan yang
menggambarkan hubungan tersebut, termasuk hubungan antara masing-
masing kegiatan atau fungsi. Bagan itu dikenal sebagai bagan organisasi atau
struktur organisasi. Dalam suatu organisasi, yang menjadi dasar adalah
pembagian kekuasaan (authority) dan tanggung jawab (responsibility). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada masing masing struktur organisasi yang akan
dibahas satu persatu di bawah ini.

1. Organisasi garis, adalah bentuk organisasi di mana wewenang


pimpinan langsung ditujukan kepada bawahan. Bawahan bertanggung jawab
langsung pada atasan. Bentuk organisasi garis sering disebut pula bentuk
organisasi militer. Bentuk organisasi garis cocok diterapkan pada organisasi
yang sederhana dan memiliki ciri antara lain jumlah karyawan sedikit dan
belum ada spesialisasi. Dengan ciri seperti itu, organisasi garis mempunyai
kebaikan sebagai berikut.

(a) Kesatuan komando terjamin, karena pimpinan berada di tangan satu orang.

(b) Pengambilan keputusan cepat, karena pimpinan berada di tangan satu


orang.
(c) Prinsip "the right man on the right place mudah diterapkan.

(d) Kemampuan dan sifat-sifat setiap karyawan dapat diketahui.

(e) Terdapat rasa kekeluargaan sesama karyawan dan pimpinan karena


jumlah anggota organisasi masih terbatas.

2. Organisasi Fungsional

Organisasi ini didasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi


tersebut, seperti fungsi produksi, keuangan, personalia, administrasi, dan lain-
lain. Dalam organisasi fungsional, seorang karyawan tidak bertanggung
jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan berwenang pada satuan-satuan
organisasi di bawahnya untuk bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan berhak
memerintah semua karyawan di semua bagian, selama masih berhubungan
dengan bidang kerjanya. Pada organisasi jenis ini, terdapat sejumlah spesialis
fungsional yang mengawasi kegiatan masing-masing karyawan, sehingga
berbagai unit staf mempunyai wewenang garis atas orang yang sama.
Sebagaimana dua struktur organisasi sebelumnya, dalam organisasi
fungsional juga dijumpai adanya kebaikan dan keburukan.

Kebaikan organisasi fungsional:

• Pembagian tugas jelas

• Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal


mungkin

• Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam bidangnya,


sehingga terdapat keserasian antara tugas dan keahliannya

Keburukan organisasi fungsional:

• Tidak ada kesatuan perintah karena karyawan dapat menerima perintah dari
beberapa atasan yang sama-sama memiliki kekuasaan

• Karyawan yang telah merasa ahli dalam bidangnya sulit bekerja sama,
karena masing-masing merasa bidang spesialisasinyalah yang Terpenting
Karena suatu organisasi perusahaan memiliki sifat yang dinamis,
organisasi itu harus memilih bentuk organisasi yang sesual dengan
kepentingan/kebutuhan organisasi tersebut. Pada umumnya bentuk
organisasi yang kita kenal adalah

1. organisasi lini/garis (lino organization),

2. organisasi lini dan staf (line and staff organization),

3. organisasi fungsional (functional organizational), dan

4. organisasi tipe panitia (committee type of organization).

1. Organisasi Lini/Garis (Line Organization) Pada umumnya organisasi lini


memiliki sifat-sifat

a. organisasinya kecil;

b. jumlah pegawainya masih sedikit;

c. pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan organisasi;

d. hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan masih bersifat langsung;

e. tingkat spesialisasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas pokok dan


fungsi organisasi masih rendah;

f. susunan organisasi atau struktur organisasi belum begitu rumit;

g. produksi yang dihasilkan belum begitu beraneka ragam;

h. alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka


mencapai tujuan juga belum beranek-ragam.

2. Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Organization) Organisasi lini dan
staf memiliki sifat-sifat

a. organisasinya besar dan rumit;


b. jumlah pegawainya banyak;

c. hubungan yang bersifat langsung tidak dimungkinkan lagi untuk seluruh


pegawai perusahaan.

d. terdapat dua kelompok besar pegawai dalam organisasi dan mempunyai


spesialisasi keahlian yang beraneka ragam. Pertama, sekelompok pegawai
yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka mencapai tugas
pokok yang dikenal dengan sebutan pegawai lini (line personnelline human
resource). Kedua, kelompok pegawai yang tugasnya bersifat menunjang
atau membantu pelaksanaan tugas pokok, dan karena keahlian yang
dimilkinya, maka ia bersifat menasihati, memberi konsultasi, maupun
memberi jasa-jasa penunjang kepada unit-unit pelaksana tugas
pokok/operasional dalam bentuk auxiliary services, EDP (Electronic Data
Processing), dan pelayanan jasa-jasa komputer (Computer Services) seperti
di bidang kepegawaian/sumber daya manusia. bidang keuangan, bidang
perlengkapan serta peralatan. Kelompok ini biasanya disebut dengan staf
sumber daya manusia/SDM (staff personnel staff human resources).

3. Organisasi Fungsional (Functional Organization) Organisasi fungsional


adalah suatu bentuk organisasi yang di dalamnya terdapat hubungan yang
tidak terlalu menekankan kepada hierarki yang struktural; tetapi lebih
banyak didasarkan kepada sifat dan jenis fungsi yang perlu dijalankan.

4. Organisasi Tipe/Jenis Panitia (Committee Type of Organization) Bentuk


organisasi ini tidak begitu populer/terkenal. Jenis ini mempunyai sifat
seperti di bawah ini.

a. Tugas-tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif oleh


sekelompok orang.

b. Semua anggota kelompok pimpinan mempunyai hak, wewenang, dan


tanggung jawab yang sama.
3.1.4 Prinsip Organisasi

Agar organisasi berjalan baik, diperlukan pedoman atau prinsip dalam


melaksanakan kegiatannya. Prinsip-prinsip organisasi adalah:

(1) Perumusan tujuan ICS

Bila akan melakukan suatu aktivitas, pertama-tama harus dijelaskan dulu


tujuannya. Bagi suatu organisasi, tujuan aktivitas itu akan berperan sebagai:

a. Pedoman ke arah mana organisasi itu akan dibawa

b. Landasan bagi organisasi bersangkutan

c. Menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan

d. Menentukan serangkaian program, prosedur, koordinasi, integrasi,


simplifikasi, sinkronisasi, dan mekanisasi

(2) Pembagian tugas

Dalam suatu organisasi, pembagian tugas merupakan suatu kehaurusan mutlak


untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam pekerjaan. Pembagian
tugas akan menghasilkan departemen departemen dan deskripsi tugas Job
description) masing-masing departemen sampai unit-unit terkecil dalam
organisasi. Dengan pembagian tugas, sekaligus ditetapkan susunan organisasi
(struktur organisasi), tugas dan fungsi masing-masing unit dalam organisasi,
hubungan hubungan, serta wewenang masing-masing unit organisasi.

(3) Delegasi kekuasaan

Salah satu prinsip pokok dalam setiap organisasi adalah delegasi kekuasaan
Kepada setiap karyawan yang menduduki jabatan tertentu harus didelegasikan
kekuasaan, atau wewenang yang di perlukan agar yang bersangkutan dapat
melaksanakan tugas sebaikbaiknya. Wewenang atau kekuasaan itu mempunyai
aspek pengambilan keputusan, penggunaan peralatan, dan lain sebagainya.

(4) Rentangan kekuasaan


Yang dimaksud dengan rentangan kekuasaan adalah berapa jumlah orang yang
tepat menjadi bawahan seorang pemimpin, agar dia mampu memimpin,
membimbing, dan mengawasi secara

efektif. Dalam menetapkan jumlah bawahan yang tepat bagi seorang pimpinan,
harus diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Jelas tidaknya tugas, wewenang dan pertanggungjawaban masing-masing


orang dalam suatu organisasi. Bila ketiga hal tersebut jelas, semakin banyak
orang yang dapat menjadi bawahan seorangpimpinan.

b. Jalinan hubungan kerja satu sama lain dari masing-masing bawahana.


Semakin kompleks jalinan hubungan kerja, makin sedikit jumlah bawahan dari
seorang atasan, atau sebaliknya.

c. Kemampuan bawahan dalam suatu organisasi. Makin mampu atau makin


terampil bawahan, makin banyak orang yang dapat dikendalikan oleh seorang
pimpinan, atau sebaliknya.

d. Keragaman pekerjaan bawahan. Apabila tidak terlalu beragam, maka


semakin banyak bawahan yang dapat dikendalikan, atau sebaliknya.

e. Stabilitas organisasi dan stabilitas tenaga kerja. Rentangan ke kekuasaan


yang luas dapat diterapkan bila telah terdapat stabilitas organisasi dan stabilitas
tenaga kerja dalam suatu organisasi, atau sebaliknya.

f. Jarak dan waktu. Bila bawahan seseorang tersebar berjauhan, rentangan


kekuasaan harus lebih sempit, sebaliknya bila bawahan seseorang saling
berdekatan, rentangan kekuasaan dapat lebih luas. Demikian pula bila
pelaksanaan suatu tugas relatif lama, rentangan kekuasaan harus lebih sempit.

(5) Tingkat-tingkat pengawasan

Tingkat pengawasan hendaknya diusahakan sesedikit mungkin. Harus


diusahakan agar organisasi sesederhana mungkin. Selain memudahkan
komunikasi, juga agar ada motivasi bagi setiap orang dalam organisasi untuk
mencapai tingkat-tingkat tertinggi pada struktur organisasinya.

(6) Kesatuan perintah dan tanggung jawab

Menurut prinsip ini, seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan yang
memberinya perintah dan menerima pertanggung jawaban terhadap
pelaksanaan tugasnya

(7) Koordinasi

Adanya pembagian tugas dan bagian-bagian serta unit-unit terkecil di dalam


organisasi, cenderung menimbulkan kekuatan untuk memisahkan diri dari
organisasi sebagai suatu keseluruhan. Misalnya, pada sebuah Universitas yang
terdiri dari beberapa fakultas, membuat setiap fakultas cenderung hanya
memberi perhatian terhadap tugas unitnya saja dan kemungkinan melupakan
tujuan universitas sebagai keseluruhan. Untuk mencegah hal demikian, harus
ada usaha membalikkan gerak yang cenderung memisahkan diri dengan usaha
koordinasi, yaitu dengan mengarahkan kegiatan unsur-unsur organisasi agar
memberikan sumbangan semaksimal mungkin bagi tercapainya tujuan ke
keseluruhan organisasi, Usaha inilah yang disebut prinsip koordinasi.

3.2 Efektivitas, Efesiensi, Produktivitas Organisasi

Sudah tidak asing lagi dengan istilah efektifitas, efesiensi, dan produktifitas.
Umumnya istilah efektivitas dan efesiensi mengacu pada penggunaan terbaik
sumber daya dalam produksi. Efesiensi adalah penggunaan optimal input untuk
menghasilkan output yang maksimal dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dimiliki (Irwandi, 2019:36 ). Secara khusus, efesiensi tidak hanya
melakukan proses dengan biaya output sedikit dengan hasil yang maksimal,
tanpa memperhatikan aspek biaya.

(Achmad Rofai, 2006) kata efektivitas sering diikuti dengan kata efesiensi,
dimana kedua kata tersebut sangat berhubungan dengan produktivitas dari
suatu tindakan atau hasil yang diharapkan. Suatu efektif belum tentu efesien,
dan begitu pun sebaliknya. Dengan demikian istilah efektifitas adalah
melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk
mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Istilah efektivitas sering
digunakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan. (Achmad Rofai, 2006)
Efektifitas setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku manusia, karena
merupakan sumber daya yang umum bagi semua organisasi.

(Sinungan, 2014) mengungkapkan bahwa produktivitas adalah suatu


konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih
banyak barang dan jasa yang akan digunakan oleh banyak manusia, dengan
menggunakan sumber sumber riil yang semakin sedikit. Moore (Achmad
Rofai, 2006) mengatakan bahawa faktor-faktor atau azas-azas yang
berpengaruh terhadap efektivitas organisasi yang berpengaruh terhadap
efektivitas organisasi yaitu (1) unit kerjaisasi, (2) rentangan control, (3) control,
(4) kepemimpinan, (5) pendelegasian wewenang, (6) ide-ide bawahan, (7)
motivasi, dan (8) spesialisasi. (Irwandi, 2019:39) konsep produktifitas pada
dasarnya merupakan hubungan antara output dan input dalam sebuah proses
produksi.

3.3 Pengertian Tupoksi dan Uraian Tugas

Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) adalah sasaran utama atau pekerjaan
yang dibebankan kepada organisasi untuk dicapai dan dilakukan. Dalam setiap
organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari keberadaan suatu Organisasi. Penetetapan Tupoksi atas suatu
Organisasi menjadi landasan hukum dari Organisasi tersebut dalam
pelaksanaan tugas dan koordinasi pada tataran aplikasi.

Tugas pokok fungsi (Tupoksi) pengorganisasian manajemen terdiri dari


berbagai kegiatan langsung atau tidak langsung terkait dengan alokasi sumber
daya dengan cara yang mendukung pencapaian tujuan dan rencana yang
dikembangkan dalam fungsi perencanaan (Leung & Kleiner, 2004). Contoh
lain dari metode umum untuk menetapkan tugas organisasi adalah penggunaan
tim. Pentingnya dan prevalensi tim dalam organisasi adalah meningkat karena
semakin banya organisasi menjadi global dan teknologi memungkinkan
penggunaan tim virtual. Kepercayaan dianggap sebagai salah satu karakteristik
tim yang membedakan tim yang efektif dari tim disfungsional (Daft & Marcic,
2011).

(Ardana, Mujiati, & Utama, 2012) menyatakan bahwa deskripsi pekerjaan


(job description) adalah pernyataan tertulis yang meliputi tugas, wewenang,
tanggung jawab, dan hubungan-hubungan lini baik ke atas maupun ke bawah.
Deskripsi ataupun uraian pekerjaan merupakan dokumen penting untuk
memandu proses seleksi yang mana digunakan untuk memberikan perkerjaan
tersebut kepada calon pegawai yang berpotensi. Terdapat enam kualifikasi
yang harus diperhatikan dalam pembuatan uraian jabatan, antara lain
sistematis, jelas, ringkas, tepat, taat azas, dan akurat (Ardana, Mujiati, &
Utama, 2012)

3.4 Jenis Struktur Organisasi

Sebuah organisasi harus memiliki struktur yang biasa disebut struktur


organisasi. Swasta dan Sukotjo, 1991 ( ) mengungkapkan secara umum
terdapat 4 jenis struktur organisasi formal, yaitu struktur organisasi garis,
struktur organisasi garis dan staf, struktur organisasi fungsional, dan struktur
organisasi matriks. Jenis-jenis struktur organisasi tersebut, yaitu:

1. Struktur organisasi garis

Struktur organisasi ini menerapkan aliran wewenang langsung dari top


manajemen di bawahnya. Pemimpin perusahaan memiliki kewenangan
langsung dalam mengawasi bawahannya.

2. Struktur organisasi garis dan staf

Struiktur organisasi ini merupakan gabungan antara organisasi garis dan


departemen staf. Departemen staf memberikan saran kepada departemen ini.
Departemen staf hanya memberikan dukungan teknis khusus.
3. Struktur organisasi fungsional

Pada struktur organisasi fungsional, masing-masing manajer adalah seorang


spesialis atau ahli dan masing-masing bawahan mempunyai beberapa
pimpinan.

4. Struktur organisasi matriks

Struktur organisasi ini merupakan suatu desain struktural yang menugaskan


para spesialis dari berbagai departemen fungsional.

3.5 Prinsip Pengembangan Organisasi

Pengembangan Organisasi adalah perubahan terencana(planned changed),


yang dalan artian perubahan dalam bentuk pembaruan organisasi dan
modernisasi yang mempunyai pengaruh sangat dominan terhadap masyarakat.
Pengembangan Organisasi juga merupakan suatu proses meliputi dari
serangkaian perencanaan perubahan sistematis yang dapat dilakukan secara
terus menerus oleh suatu organisasi.

Pengembangan organisasi adalah jawaban dari suatu perubahan, dan


strategi pendidikan kompleks yang diharapkan dapat merubah kepercayaan,
sikap, nilai, dan susunan organisasi, sehingga organisasi lebih baik dalam
menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan tantangan yang baru, serta
perputaran yang cepat dari perubahan itu sendiri.). Dalam arti luas
pengembangan organisasi merupakan proses meningkatkan efektifitas
organisasi dengan memadukan keinginan individu untuk tumbuh dan
berkembang dengan tujuan organisasi.

(Worley & Cummings, 2005) berpendapat bahwa terdapat beberapa jenis


intervensi yang dapat dilakukan dalam proses dan upaya pengembangan dan
perubahan organisasi secara umum diklasifikasikan dalam :

a. Intervensi Proses: pendekatan yang dilakukan melalui perubahan


proses kerja yang terkait langsung dengan aspek manusianya baik
secara individu, antar individu/kelompok, maupun tingkat organisasi
secara keseluruhan, misalnya mengembangkan sistem pertemuan
reguler, sistim bantuan konsultan dan bimbingan (coaching).
b. Intervensi Tekno-Struktural: pendekatan yang dilakukan melalui
kombinasikan perubahan teknologi dan struktur organisasi seperti
upaya restrukturisasi organisasi, hubungan industri (employee relation)
serta rancangan bidang uraian kerja sesuai proses bisnis.
c. Intervensi Manajemen Sumber Daya manusia: pendekatan yang
dilakukan melalui perubahan sistim manajemen kinerja dan
pengembangan karir.
d. Intervensi Strategis: pendekatan yang dilakukan melalui perubahan
strategi bisnis dalam menghadapi perubahan lingkungan dan
persaingan bisnis melalui berbagai upaya seperti akuisisi, merjer,
kolaborasi dan kemitraan serta transformasi organisasi.
BAB 4

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Irwandy.2019.Efesiensi dan Produktifitas Rumah Sakit.Makassar:CV. Social


Politic Genius (SIGn).

Sinungan, M. (2014). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai