b. Teori Neo-Klasik
Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang membentuk aliran antar
manusia (human relation school), memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri
dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin. Pada masa ini dilakukan
percobaan yang menyangkut rancang ulang pekerjaan, perubahan panjangnya hari kerja
dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, serta rencana upah
individual dibandingkan dengan upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma sosial
kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.
Kemudian Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber
dengan kesimpulan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama. Organisasi terdiri
dari tugas-tugas dan manusia yang harus dipertahankan pada suatu keseimbangan.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Chester Barnard, yang menawarkan ide-ide
dalam “the functions of the executive”, yaitu ia menentang pandangan klasik yang
mengatakan bahwa wewenang harus didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari
bawahan, ia memperkenalkan peran dari organisasi informal ke dalam teori organisasi
dan mengusulkan agar peran utama manager adalah memperlancar komunikasi dan
mendorong para bawahan untuk berusaha lebih keras.
Tokoh lainnya Douglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua pandangan
tentang manusia, teori X pandangan negative dan teori Y pandangan positif.
Kesimpulannya adalah pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan
atas pengelompokan asumsi tertentu, dan manusia cenderung untuk menyesuaikan
perilakunya terhadap bawahanya sesuai asumsi tersebut. Dengan demikian teori Y lebih
disukai dan asumsi tersebut harus dapat membimbing para manajer dalam merancang
organisasi dan memotivasi para pegawainya.
Sedangkan Warren Benis mengatakan bahwa pengambilan keputusan pada
birokrasi yang disentralisasi, kepatuhan kepada wewenang, serta pembagian kerja yang
sempit diganti dengan struktur yang didesentralisasi dan demokratis yang diorganisasi
pada kelompok yang fleksibel. Pengaruh yang diambil dari kekuasan diganti dengan
pengaruh yang diambil dari keahlian. Bentuk organisasi yang ideal adalah adhocracy
yang fleksibel.
c. Teori Modern
Teori modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency yang dipelopori
Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip
yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang
dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing.
Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social psychology of
organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu sistem terbuka. Buku
tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk
menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya, dan
perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika
organisasi ingin tetap bertahan.
1. 14 Prinsip Organisasi
1. Perumusan tujuan organisasi harus jelas (Memudahkan kerja sama antar anggota
organisasi) dalam rangka mencapai hasil akhir
2. Pembagian kerja
a. Organisasi merupakan sistem pembagian kerja
b. Struktur organisasi harus disusun sesuai kebutuhan dan tujuan yang
ditetapkan
c. Tugas pokok, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang setiap jabatan harus
dirumuskan dengan jelas
d. Ada beberapa dasar untuk menggolong- golongkan fungsi suatu organisasi
atau pejabat :
1.Menurut kesamaan suatu fungsi, Menggabungkan semua kegiatan yang
berkaitan dengan pembuatan suatu barang. Contohnya Fungsi produksi
2. Menurut macam benda
Pabrik mobil berbentuk kesatuan yang sesuai dengan macam2 kendaraan, yaitu
kesatuan khusus mengenai mobil, truk , dll
3. Menurut jasa yang diberikan
Misalnya Jasa layanan pos, jasa kesehatan, jasa angkutan
4. Menurut langganan yang dilayani
Misalnya Di rumah sakit, terdapat bagian2 khusus yang melayani anak-anak,
ibu hamil, pria, wanita
5. Menurut suatu tata kerja
Misalnya Tata kerja mengirim dokumen, penyimpanan arsip
6. Menurut pembagian wilayah, misalnya suatu perusahaan yang
mendirikan cabang
3. Kontinuitas dan fleksibilitas
Kelangsungan dan sikap organisasi harus tejamin, baik dalam rencana sasaran,
program, dan kegiatan pelaksanaan
4. Delegasi, wewenang, dan tanggung jawab harus jelas dan seimbang
1. Wewenang adl hak untuk memerintah atau bertindak kemudian rantai perintah
2. Tanggung kewajiban untuk melaksanakan tugas
5. Kesatuan arah (unity of direction)
Semua kegiatan, pemikiran, keahlian, waktu, dan kemampuan harus ditujukan
pada satu arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara efisien dan efektif
6. Kesatuan komamdo (unity of command)
a. Kesatuan komando kerja sama terjamin
b. Kesatuan komando pemusatan usaha dan pengendalian komando lebih
terpusat
c. Seorang bawahan hanya mempunyai satu atasan
7. Rentangan kekuasaan (span of control)
a. Di beberapa orang yang sesuai berada dibawah sebuah jabatan.
b. Untuk menjaga efektifitas dan kesinambungan organisasi
c. Setiap orang mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengendalikan
orang2 agar dapat melaksanakan tugas dengan baik
Kekurangan
1. Berpeluang menumbuhkan role ambiguity
2. Tanpa keseimbangan wewenang antara manajer fungsional dengan output-based
coordinator, kinerja akan terganggu
3. Memberi kesempatan bagi inkonsistensi permintaan antara fungsional dan
output-based people.
Faktor-faktor penentu struktur organisasi (Alfred D. Chandler)
1. Teknologi
Bentuk teknologi yang digunakan perusahaan mempengaruhi organisasi
di perusahaan tersebut
2. Manusia
Dalam membuat keputusan para manajer dipengaruhi oleh kebutuhan
mereka dan kecenderungan lingkungan kerjanya
3. Ukuran dan struktur
Ukuran dan organisasi baik secara menyeluruh maupun sub-sub unitnya
mempengaruh struktur organisasi bila ukuran organisasi membesar dicapai suatu
titik ketika perusahaan terpaksa melakukan desentralisasi pengambilan
keputusan
3. Kelangkaannya
Sifat langka ini terkait dengan sulitnya organisasi memperoleh faktor-faktor
(dapat berupa sumber2 atau informasi) yang ada di sekitar lingkungan internal maupun
ekternal organisasi.
Korelasi antara Organisasi dan Lingkungannya
1. Organisasi perlu merancang tujuan-tujuannya, informasi tentang lingkungan
sangat diperlukan
2. Kalau tidak ada informasi tentang lingkungan (hanya terbatas) maka organisasi
akan menghadapi resiko yang tinggi dalam mencapai tujuannya
3. Jika organisasi dapat meminimalkan resiko, maka organisasi dapat mencapai
keuntungan / profit (organisasi bisnis) atau manfaat/benefit (organisasi
pemerintah/publik)
4. Organisasi modern harus ‘membuka diri’ terhadap lingkungannya sebab jika
tidak maka akan kalah dengan pesaingnya/ organisasi lain yang telah terlebih
dulu menguasai informasi dan sumber2 yang ada di lingkungan
BAB II
ORGANISASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN
1. Puskesmas
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004) puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009).
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi,
2009).
2. Rumah Sakit
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa “Rumah sakit merupakan sarana
pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat
menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan”.
Berdasarkan kepemilikannya, Rumah Sakit dikategorikan :
1. Rumah Sakit Vertikal (Depkes)
2. Rumah Sakit Provinsi (Pemda Provinsi)
3. Rumah Sakit Kabupaten/Kota (Pemda Kabupaten/Kota)
4. Rumah Sakit TNI/Polri
5. Rumah Sakit Departemen Lain/BUMN
6. Rumah Sakit Swasta
Organization is a group of people that work together to reach the same goal.
Organization theory is divided into three, there are classic, neo-classic, and
modern. The form of organization is divided into two, there are public
organization and private organization. The function of organization is to help,
adjust the policy, arrange strategy, planning, and simplification of work.
Organization in health is very necessary, especially as health policy maker like
WHO.