Anda di halaman 1dari 26

BAB I

TEORI DAN KONSEP ORGANISASI


1.1. DEFINISI ORGANISASI
Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian
kerja yang akan dilakukan, pembatasan tugas dan kewajiban, otoritas dan tanggung
jawab, serta penetapan hubungan di antara elemen organisasi. Dengan demikian, orang
yang bergabung dalam organisasi tersebut dapat bekerjasama untuk merealisasikan
tujuan bersama secara efisien dan efektif.
Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagan atau struktur yang berwujud dan
bergerak demi tercapainya tujuan bersama, dalam istilah lain sering disebut sebagai
struktur atau tata raga organisasi. Jadi, organisasi dalam arti dinamis lebih cenderung
disebut organisasi sebagai suatu wadah.
Berikut ini peneliti akan kemukakan beberapa pengertian organisasi menurut
para ahli. Menurut Robbins (1994) Organisasi adalah kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau sekelompok tujuan.
Hasibuan (2011) Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal,
berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa organisasi adalah suatu wadah yang terdiri dari unsur manusia yang saling
bekerjasama dan saling menguntungkan untuk kepentingan bersama dalam pencapaian
tujuan organisasi.

1.2. KONSEP ORGANISASI INTERNASIONAL


Dalam organisasi tingkat global, negara-negara di dunia telah menggunakan
solusi organisasi untuk menangani masalah kebijakan. Organisasi tingkat internasional
telah berkembang dari segi jumlah, ukuran, dan kepentingan yang ada dalam organisasi.
Pada umumnya, organisasi di tingkat global berfungsi sebagai aktor yang mencapai
tujuan organisasi yang membentuk suatu perdebatan, melakukan intervensi, dan
membuat peraturan yang kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Namun, organisasi internasional juga merupakan kelompok heterogen, dimana
yang memerintah didalam organisasi tersebut memiliki materi yang berbeda. Perbedaan
yang mendasar adalah terdapat organisasi intra-pemerintah (Intergovernmental
Organizations) dan non-pemerintah (Non-governmental Organizations). Organisasi
intra-pemerintah atau disingkat IGOs diciptakan dan dikendalikan oleh negara bagian di
negara serikat sehingga memiliki kewenangan yang cukup besar. Umumnya, mereka
menjadi penerima pertama ketika negara serikat ingin menyelesaikan masalah kebijakan
internasional. Misalnya, WHO memiliki kewenangan untuk membentuk bagaimana kita
memahami faktor-faktor penentu hasil kesehatan. Sebaliknya, organisasi non-
pemerintah atau disingkat INGOs yang didalamnya meliputi keanggotaan organisasi
internasional non-pemerintah biasanya terdiri dari individua atau organisasi swasta
maupun organisasi non-pemerintah lainnya. Kedua organisasi internasional ini
dinyatakan legal dan sumber daya mereka mempengaruhi bagaimana organisasi-
organisasi ini menanggapi masalah kebijakan.

1.3. KONSEP DASAR ORGANISASI


Organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerjasama untuk merealisasikan tujuan bersama. Berdasarkan
definisi tersebut, maka pengertian bahwa dalam organisasi mengandung 3 elemen yang
saling berhubungan. Ketiga elemen organisasi tersebut adalah :
1. Sekelompok orang,
2. Interaksi dan kerja sama, dan
3. Tujuan bersama
Gareth Morgan (1986) dan Stephen P. Robin (1990) mengemukakan bahwa
organisasi seringkali dikonsepkan dengan cara yang berbeda. Cara tersebut antara lain
sebagai berikut.
1. Kesatuan rasional dalam mengejar tujuan.
Organisasi ada untuk mencapai tujuan, dan perilaku para anggota organisasi
dapat dijelaskan sebagai pengejaran rasional terhadap tujuan tersebut.
2. Koalisi dari pendukung (constituencies) yang kuat.
Organisasi terdiri dari kelompok-kelompok yang masing-masing mencoba
untuk memuaskan kepentingan sendiri. Kelompok-kelompok tersebut
menggunakan kekuasaan mereka untuk mempengaruhi distribusi sumber daya
dalam organisasi.
3. Sistem terbuka.
Organisasi adalah sistem transformasi masukan dan keluaran yang tergantung
pada lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.
4. Sistem yang memproduksi arti.
Organisasi adalah kesatuan yang diciptakan secara artifisial. Tujuan dan
maksudnya diciptakan secara simbolis dan dipertahankan oleh manajemen.
5. Sistem yang digabungkan secara longgar.
Organisasi terdiri dari unit yang relatif berdiri sendiri, unit-unit tersebut dapat
mengejar tujuan yang tidak sama atau bahkan saling bertentangan.
6. Sistem politik.
Organisasi terdiri dari pendukung internal yang mencoba memperoleh kontrol
dalam proses pengambilan keputusan agar dapat memperbaiki posisi mereka.
7. Alat dominasi.
Organisasi menempatkan para anggotanya ke dalam ‘kotak-kotak’ pekerjaan
yang menghambat apa yang dapat mereka lakukan dan individu yang
dengannya mereka dapat berinteraksi. Selain itu, mereka dibawahi oleh atasan
yang mempunyai kekuasaan terhadap mereka.
8. Unit pemrosesan informasi.
Organisasi menafsirkan lingkungannya, mengkoordinasikan aktivitasnya, dan
memudahkan pembuatan keputusan dengan memproses informasi secara
horizontal dan vertikal melalui sebuah struktur hirarki.
9. Penjara psikis.
Organisasi menghambat para anggota dengan membuat uraian pekerjaan,
departemen, divisi, dan perilaku standar yang dapat diterima dan tidak dapat
diterima. Pada saat diterima oleh anggota, semua itu menjadi penghalang
artifisial yang membatasi pilihan.
10. Kontrak sosial.
Organisasi terdiri dari sejumlah persetujuan yang tidak tertulis dimana para
anggota melakukan perilaku tertentu dan untuk itu mereka menerima
imbalan.
Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan organisasi
adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang berinteraksi
menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan
tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan
mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari
lingkungannya.
Menurut Sutarto (1985) bahwa organisasi adalah sistem yang saling berpengaruh
antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Herbert and Gullet bahwa yang dimaksud dengan pengorganisasian merupakan
proses yang mana struktur suatu organisasi dibuat dan ditegakan. Proses ini meliputi
ketentuan dari kegiatan-kegiatan yang spesifik yang perlu untuk menyelesaikan semua
sasaran organisasi, pengelompokan kegiatan tersebut berkaitan dengan susunan yang
logis, dan tugas dari kelompok kegiatan ini bagi suatu jabatan atau orang yang
bertanggung jawab.
Barnard berpendapat bahwa organisasi adalah suatu sistem aktivitas kooperatif
antara dua orang atau lebih. Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang ke
dalam aktivitas kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan
pengorganisasian adalah aktivitas orang-orang dalam mengelompokan, menyusun dan
mengatur berbagai macam pekerjaan yang perlu diselenggarakan untuk mencapai tujuan
pendidikan dalam (Henry Fayol, 1974). Organisasi merupakan penugasan orang-orang
ke dalam fungsi pekerjaan yang harus dilakukan agar terjadi aktivitas kerjasama dalam
mencapai tujuan. Sedangkan pengorganisasian merupakan penyusunan dan
pengelompokan bermacam-macam pekerjaan berdasarkan jenis pekerjaan, urutan sifat
dan fungsi pekerjaan, waktu dan kecepatan (Griffin: 1959).

1.4. KONSEP DASAR TEORI ORGANISASI


Berdasarkan pengertian teori dan organisasi maka dapat dipahami bahwa
definisi teori organisasi berfungsi menjelaskan kegiatan dan dinamika kerjasama
organisasi dan memberikan tuntunan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
prediksi akibat pengambilan keputusan tersebut.
Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa teori organisasi adalah sekumpulan
ilmu pengetahuan yang membicaraan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih secara
sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi merupakan
sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu. Hakekat kelompok
dalam individu untuk mencapai tujuan beserta cara-cara yang ditempuh dengan
menggunakan teori yang dapat menerangkan tingkah laku, terutama motivasi, individu
dalam proses kerjasama.

1.5. PRINSIP DASAR ORGANISASI


Henry Fayol mengusulkan empat belas prinsip-prinsip organisasi, yaitu (1)
pembagian kerja; (2) wewenang; (3) disiplin; (4) kesatuan komando; (5) kesatuan arah;
(6) mendahulukan kepetingan umum diatas kepentingan pribadi; (7) remunerasi (gaji
sesuai pekerjaan); (8) sentralisasi; (9) rantai scalar (garis wewenang); (10) tata tertib;
(11) keadilan; (12) stabilitas masa kerja para pegawai; (13) inisiatif; (14) esprit de corps
(persatuan dan kesatuan dalam organisasi).
Teori ini juga dikembangkan oleh Max Weber dengan istilah teori birokrasi.
Weber telah mengembangkan sebuah model structural yang ia katakana sebagai alat
yang paling efesien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuannya yang disebut
dengan istilah birokrasi. Birokrasi ditandai dengan adanya pembagian kerja, hierarkhi
wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta
hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi (impersonal) dalam organisasi.

1.6. TUJUAN ORGANISASI BESERTA PERANGKAT-PERANGKAT


ORGANISASI
Orang-orang membentuk atau terlibat dalam suatu organisasi yaitu untuk
menyempurnakan tujuan individu atau apa yang menjadi cita-citanya. Orang masuk ke
dalam kelompok tentunya dengan tujuan tertentu yang diharapkan dapat menimbulkan
kepuasan. Berbagai tujuan dapat diperoleh apabila seseorang masuk ke dalam suatu
kelompok sebab kebanyakan pemenuhan kebuhan sulit dilakukan secara sendiran.
Tujuan manusia pada dasarnya ingin memenuhi segala bentuk kebutuhannya.
Kebutuhan manusia sangat bermacam-maacam coraknya. Ada kebutuhan yang bersifat
kebendaan, seperti sandang, pangan dan papan. Ada pula kebutuhan yang bersifat
kerokhanian seperti pergaulan, kasih sayang, keamanan, pemenuhan kewajiban,
membalassesuatu, menciptakan sesuatu dan lain-lain menjadi penting untuk dilakukan.
Terdapat dua alasan yang menyebabkan pembahasan mengenai tujuan organisasi.
Pertama, tujuan merupakan alasan bagi eksistensi organisasi, tujuan dinyatakan sebagai
keadaan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Kedua, tujuan sangat penting bagi
proses manajemen yang dijalankan dalam suatu organisasi yang memberikan pengakuan
(legitimacy) terhadap perlunya organisasi berdiri, memberikan gambaran mengenai arah
pengembangan organisasi, dan bisa digunakan sebagai kriteria untuk mengukur
performansi organisasi, dan juga untuk mengurangi ketidakpastian.
Terdapat beberapa jenis tujuan dalam organisasi yang memberikan arah bagi
pelaksanaan kegiatan maupun pengambilan keputusan, yaitu: (a) Sasaran lingkungan,
yaitu kondisi dimana suatu organisasi-organisasi lain yang terdapat pada
lingkungannya; (b) Sasaran output, yaitu menunjukan bentuk dan banyaknya output
yang akan dihasilkan oleh organisasi; (c) Sasaran sistem, yaitu berhubungan dengan
pemeliharaan atau perawatan maintenance organisasi sendiri; (d) Sasaran produk
menggambarkan karakteristik produk atau jasa yang akan diberikan kepada konsumen,
sasaran ini menentukan jumlah, mutu, jenis, corak, dan karakteristik lainnya yang
menggambarkan karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan; (e) Sasaran bagian
(sub unit goal) yaitu menggambarkan sasaran dari suatu bagian atau suatu satuan unit
kerja yang merupakan bagian dari unit organisasi.
Perangkat-perangkat yang terdapat dalam sebuah organisasi terdiri dari berbagai
macam komponen, yaitu: (1) lembaga organsasi, wadah atau ikatan; (2) Sumber-sumber
daya (resources); (3) metode atau strategi organisasi; (4) hubungan interelasi dan
aktivitas; (5) tujuan organisasi. Keuntungan yang diperoleh seseorang dari organisasi
dapat berupa keuntungan pokok dan keuntungan tambahan. Yang dimaksud dengan
keuntungan pokok adalah keuntungan yang menjadi dasar harapan untuk diperoleh
seseorang didalam organisasi, sedangkan yang dimaksud dengan keuntunngan
tambahan adalah keuntungan yang semula tidak menjadi dasar harapan untuk diperoleh
tetapi baru muncul setelah orang berada dalam organisasi.

1.7. TEORI FUNGSI ORGANISASI


Untuk mencapai efesiensi dan efektifitas organisasi diperlukan langkah-langkah
kegiatan dengan perumusan secara jelas dan tegas. Fungsi organisasi merupakan
pemanfaatan dan pengerahan segala sumber daya (pikiran, kemauan, perasaan dan
tenaga) untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Dilihat dari langkah-langkah
kegitan organisasi, maka yang dimaksud fungsi-fungsi organisasi mencakup sumber
masukan (input), proses, dan keluaran (output) dengan melibatkan feedback sebagai
kontrol.
Sumber-sumber yang bernilai, kemampuan, atau kekhususan yang diberikan
setiap orang terhadap organisasi menyuguhkan dimensi lain bagi analisis teori
organisasi. Organisasi akan memperoleh keuntungan dari meningkatnya kesamaan
pelaksaan kegiatan diantara anggota organisasi dan saling melengkapi berbagai
perbedaan.
Fungsi organisasi merupakan rangkaian kegiatan penyempurnaan yang
dilakukan secara terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan
efesien. Menurut Soedjadi bahwa yang termasuk pada fungsi-fungsi organisasi antara
lain;
1. membantu pimpinan dalam merencanakan penyusunan dan penyempurnaan
struktur dan pola pokok organisasi
2. menyesuaikan policy, strategi dan taktik serta program-program operasional
3. melaksanakan proses penempatan orang-orang yang tepat pada jabatan dan
kecapakannya dengan klasifikasi dan analisa jabatan yang tepat
4. menyusun dan menyempurnakan tatakerja, prosedur kerja dan system kerja
dengan
mengadakan pembaganan rencana-rencana kerja dan arus kerja (work flow
chart)
5. menemukan pola-pola pokok dan system pengumpulan, penyusunan,
penyimpanan, pemeliharaan dan penetapan waktu pemusnahan dokumen-
dokumen dan informasi
6. merencanakan pembuatan dan penyempurnaan serta pengiriman formulir-
formulir
7. pembuatan buku-buku pedoman kerja dan cara-cara membuat laporan kerja
yang diperlukan bagi pembinaan kerjasama, komunikasi dan koordinasi
8. meringankan beban pimpinan dari kesibukan-kesibukan rutin, detail dan
teknis
9. pelaksanaan penyederhanaan kerja yang setepat-tepatnya.
Dalam buku pedoman Lembaga Administrasi Negara dikemukakan bahwa
fungsI organisasi meliputi; analisa organisasi, tatakerja dan prosedur kerja, teknik
pembangunan, klasifikasi jabatan, analisa pekerjaan, uraian pekerjaan, dan penilaian
pekerjaan; standarisasi pekerjaan, otomatisasi prosedur, tata kearsipan, tata ruang, tata
informasi dan tata materiil. Fungsi organisasi sebagai penunjang meliputi; (a)
memelihara struktur organisasi yang sehat dan efesien, yaitu masing-masing satuan
organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib; (b) mengusahakan
agar terlaksana dengan baik penerapan azas-azas organisasi; (c) mengsahakan
terpeliharanya pola-pola hubungan kerja yang sederhana, jelas dan rasional sesuai
dengan kebutuhan oganisasi; (d) mengusahakan agar pencapai tujuan organisasi dapat
berlangsung secara efesien; (e) mengusahakan terbinanya tata kerja, tata cara, tata tertib,
dan tata laksana yang praktis dan tidak berbelit-belit; (f) mengusahakan terlaksananya
dengan baik penyusunan tata ruang, pemakaian benda, penggunaan waktu serta berbagai
keperluan.

1.8. KONSEP INDIVIDU DALAM ORGANISASI


Unsur pokok dalam organisasi adalah individu. Tanpa individu organisasi tidak
akan pernah ada. Tiap individu dalam organisasi mempunyai kebutuhan. Untuk
membuat individu mau bekerjasama, organisasi harus mempunyai imbalan yang
menarik, dan sebaliknya individu harus memberikan sumbangan terhadap tercapainya
tujuan organisasi. Manusia selalu mempunyai aktivitas dan tingkahlaku yang
merupakan hasil proses psikologis, dengan kemampuan mnggunakan pilihan-pilihan
dan bertanggungjawab terhadap kehidupan sosialnya. Dalam mempelajari tingkah laku
manusia, perlu dipelajari aspek psiklogisnya, misalnya persepsi (cara pandang), belajar
(proses perubahan tingkahlaku) dan motivasi (dorongan untuk mencapai tujuan).
Hakekat individu seperti dikemukakan Chester I. Barnard (1976) yaitu; pertama,
individu adalah diskrit, terpisah dan bersifat kebendaan tetapi sekaligus bagian dari
lingkungannya dan tidak bebas dari pengaruh lingkungannya. Kedua, manusia
mempunyai kapasitas untuk mengalami sesuatu dan mengadakan penyesuaian
berdasarkan hasil belajar yang tidak hanya bersifat biologis saja. Ketiga, organisme
manusia tidak akan berfungsi kecuali dalam hubungannya dengan manusia lain.
Teori motivasi oleh Abraham Maslow mengemukakan adanya tingkatan
kebutuhan manusia; kebutuhan fisiologikal (sandang, pangan, papan), kebutuhan akan
rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan akan
aktualisasi diri. Kebutuhan ini bersifat hierarkis artinya apabila kebutuhan pokok telah
relative terpenuhi maka manusia akan mulai memikirkan kebutuhan lainnya yang lebih
tinggi.
Teori dua faktor mengasumsikan bahwa ada dua faktor yang perlu diperhatikan
dalam motivasi, yaitu; faktor pemuas dan faktor lingkungan. Factor pemuas meliputi
prestasi, pengakuan akan hasil, pekerjaan yang menarik, tanggung jawab dan perasaan
maju dan berkembang. Factor lingkungan meliputi kebijakan organisasi, supervise,
kondisi kerja, hubungan antar manusia, uang, status dan rasa aman. Faktor lingkungan
merupakan syarat tercapainya perasaan puas walaupun tidak terjadi dengan sendirinya.

1.9. PERANAN INDIVIDU DALAM ORGANISASI


Manusia tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya jika manusia bekerja
sendiri karena keterbatasan biologis dan psikologisnya. Oleh karena itu manusia
memerlukan orang lain yang perlu diajak bekerjasama. Sistem kerjasama yang diatur
dengan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu sifatnya menjadi formal. Sistem
kerjasama itu mempunyai tujuan tertentu, berlangsung dalam suatu waktu tertentu dan
mempunyai identitas diri.
Jenis kerjasama tersebut tidak terhitung banyaknya, dalam garis besarnya dapat
dikelompokan menjadi empat kategori: (a) yang berhubungan dengan aspek lingkungan
meliputi faktor geografis, faktor sarana prasarana yang dipergunakan organisasi; (b)
yang berhubungan dengan aspek sosial, meliputi subsistem dari organisasi yang lebih
besar dan mempunyai lingkungan sosial yang lebih luas; (c) yang berhubungan dengan
aspek individual, meliputi hubungan interelasi antar individu secara sistematik; dan (d)
yang berhubungan dengan variabel-variabel lain.
Organisasi adalah suatu sistem kerjasama antara dua orang atau lebih yang
secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan. Ciri dari kerjasama sebagai peranan
individu dalam organisasi tersebut antara lain: (a) ada komunikasi antara orang-orang
yang bekerjasama; (b) individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan
untuk bekerjasama; (c) kerjasama tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi.
Barnard menyebutkan terdapat tiga elemen peranan individu dalam organisasi,
yaitu (1) kemauan untuk bekerjasama. Tiap individu dalam organisasi tersebut tidak
mempunyai intensitas kemauan yang sama untuk bekerjasama, bahkan kebanyakan dari
individu tidak mempunyai kemauan untuk bekerjasama. Kemauan untuk bekerjasama
tergantung pada kepuasan yang diperoleh individu tersebut dalam hasil kerjasama dalam
bentuk imbalan yang diberikan organisasi; (2) tujuan yang ingin dicapai, kemauan untuk
bekerjasama tidak dapat dikembangkan kalau tidak ada tujuan yang jelas dengan
sendirinya tujuan merupakan elemen penting dalam organisasi; (3) komunikasi, yaitu
sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam organisasi.
Menurut Kohler (1976) ada dua macam model komunikasi, pertama komunikasi
koordinatif, yaitu komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian
subsistem organisasi, termasuk dalam komunikasi ini adalah perumusan tujuan,
koordinasi kegiatan dan aktivitas. Kedua, komunikasi interaktif, yaitu proses pertukaran
informasi yang berjalan secara seimbang, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai
sebagai dasar penyesuaian diantara bagian organisasi beserta lingkungannya.

1.10. EVOLUSI DAN PERKEMBANGAN TEORI ORGANISASI


a. Teori Klasik
Awal terjadinya teori klasik sebagai pemerhati bidang manajemen dan organisasi
ditandai oleh terbitnya buku karya Frederick Taylor (1911) yang berjudul “Principles of
Scientific Management” yang lebih dikenal dengan istilah scientific management atau
manajemen ilmiah. Taylor berusaha memperbaiki pekerjaan dengan menggunakan
metode ilmiah terhadap tugas-tugas didalam organisasi. Keinginannya untuk
mendapatkan metode terbaik tentang bagaimana setiap pekerjaan harus dilaksanakan
dengan mengacu pada desain pekerjaan. Taylor mengusulkan empat prinsip scientific
management, yaitu: (1) penggantian metode untuk menentukan elemen pekerjaan
ditentukan secara ilmiah; (2) seleksi dan pelatihan pekerja secara ilmiah; (3) kerjasama
antara pimpinan dan bawahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan metode ilmiah; (4)
pembagian tanggung jawab yang lebih merata diantara manajer sebagai perencana dan
supervise dan para pekerja sebagai pelaksana.
Teori ini juga dikembangkan oleh Max Weber dengan istilah teori birokrasi.
Weber telah mengembangkan sebuah model structural yang ia katakan sebagai alat yang
paling efesien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuannya yang disebut
dengan istilah birokrasi. Birokrasi ditandai dengan adanya pembagian kerja, hierarkhi
wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta
hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi (impersonal) dalam organisasi.
Tokoh terakhir dalam teori klasik adalah Ralph C. Davis, ia lebih menekankan
pada perspektif perencanaan rasional, dan mengatakan bahwa struktur merupakan hasil
logis dari tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan tujuan utama perusahaan adalah
pelayanan ekonomis. Nilai ekonomis ini dikembangkan melalui aktivitas yang
dilakukan oleh para anggotanya untuk menciptakan produk atau jasa organisasi,
aktivitas tersebut kemudian menghubungkan tujuan organisasi dengan hasil yang
dicapai organisasi. Perspektif perencanaan rasional menawarkan sebuah model yang
sederhana dan langsung untuk merancang sebuah organisasi. Perencanaan organisasi
dalam manajemen menentukan tujuan-tujuan organisasi, tujuan-tujuan tersebut
kemudian menentukan pengembangan struktur, arus wewenang dan hubungan
interrelasi.

b. Teori Neo-Klasik
Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang membentuk aliran antar
manusia (human relation school), memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri
dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin. Pada masa ini dilakukan
percobaan yang menyangkut rancang ulang pekerjaan, perubahan panjangnya hari kerja
dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, serta rencana upah
individual dibandingkan dengan upah kelompok. Disimpulkan bahwa norma sosial
kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.
Kemudian Hawthorne mempersatukan pandangan Taylor, Fayol, dan Weber
dengan kesimpulan bahwa organisasi merupakan sistem kerjasama. Organisasi terdiri
dari tugas-tugas dan manusia yang harus dipertahankan pada suatu keseimbangan.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Chester Barnard, yang menawarkan ide-ide
dalam “the functions of the executive”, yaitu ia menentang pandangan klasik yang
mengatakan bahwa wewenang harus didefinisikan sesuai dengan tanggapan dari
bawahan, ia memperkenalkan peran dari organisasi informal ke dalam teori organisasi
dan mengusulkan agar peran utama manager adalah memperlancar komunikasi dan
mendorong para bawahan untuk berusaha lebih keras.
Tokoh lainnya Douglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua pandangan
tentang manusia, teori X pandangan negative dan teori Y pandangan positif.
Kesimpulannya adalah pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan
atas pengelompokan asumsi tertentu, dan manusia cenderung untuk menyesuaikan
perilakunya terhadap bawahanya sesuai asumsi tersebut. Dengan demikian teori Y lebih
disukai dan asumsi tersebut harus dapat membimbing para manajer dalam merancang
organisasi dan memotivasi para pegawainya.
Sedangkan Warren Benis mengatakan bahwa pengambilan keputusan pada
birokrasi yang disentralisasi, kepatuhan kepada wewenang, serta pembagian kerja yang
sempit diganti dengan struktur yang didesentralisasi dan demokratis yang diorganisasi
pada kelompok yang fleksibel. Pengaruh yang diambil dari kekuasan diganti dengan
pengaruh yang diambil dari keahlian. Bentuk organisasi yang ideal adalah adhocracy
yang fleksibel.
c. Teori Modern
Teori modern ditandai dengan lahirnya gerakan contingency yang dipelopori
Herbert Simon, yang menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip-prinsip
yang dangkal dan terlalu disederhanakan bagi suatu kajian mengenai kondisi yang
dibawahnya dapat diterapkan prinsip yang saling bersaing.
Kemudian Katz dan Robert Kahn dalam bukunya “the social psychology of
organization” mengenalkan perspektif organisasi sebagai suatu sistem terbuka. Buku
tersebut mendeskripsikan keunggulan-keunggulan perspektif sistem terbuka untuk
menelaah hubungan yang penting dari sebuah organisasi dengan lingkungannya, dan
perlunya organisasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah jika
organisasi ingin tetap bertahan.

1.11. ASAS ORGANISASI


1. Asas Tujuan Organisasi (Principle of organizational objectives)
Menurut asas ini, tujuan organisasi harus jelas dan rasional, apa bertujuan
untuk mendapatkan laba ataukah untuk memberikan pelayanan. Hal ini
merupakan bagian penting dalam menentukan struktur organisasi.
2. Asas Kesatuan Tujuan (Principle of unity of objective)
Menurut asas ini, didalam suatu organisasi harus ada kesatuan tujuan yang
ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus
berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi akan kacau, jika tidak
ada kesamaan tujuan.
3. Asas Kesatuan Perintah (Principle of unity of command)
Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun
memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan, tetapi
seorang atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.
4. Asas Rentang Kendali (Principel of the span of management)
Menurut asas ini, seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif
sejumlah bawahan tertentu, misalnya 3 sampai dengan 9 orang. Jumlah
bawahan ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer bersangkutan.
5. Asas Pendelegasian Wewenang (Principle of delegation of authority)
Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian wewenang dari seorang atau
sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehingga yang
bersangkutan mengetahui wewenangnya.
6. Asas Keseimbangan Wewenang dan Tanggung Jawab (Principle of parity of
authority and responsibility)
Menurut asas ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus
seimbang. Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang
timbul karenanya harus sama besarnya, hendaknya wewenang yang
didelegasikam tidak meminta pertanggungjawaban yang lebih besar ataupun
sebaliknya. Misalnya, jika wewenang sebesar X, tanggung jawabnya pun
harus sebesar X.
7. Asas Tanggung Jawab (Principle of responsibility)
Menurut asas ini, hendaknya pertanggungjawaban dari bawahan terhadap
atasan harus sesuai dengan garis wewenang (line authority) dan pelimpahan
wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada orang yang
melimpahkan wewenang tersebut.
8. Asas Pembagian Kerja (Principle of departmentation)
Menurut asas ini, pengelompokkan tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan, atau
kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja (departemen)
hendaknya didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.
9. Asas Penempatan Personalia (Principle of personel placement).
Menurut asas ini, penempatan orang-orang pada setiap jabatan harus
didasarkan atas kecapakan, keahlian dan keterampilannya (the right man, in
the right job) : mismanagement penempatan harus dihindarkan. Efektivitas
organisasi yang optimal memerlukan penempatan karyawan yang tepat.
Untuk itu harus dilakukan seleksi yang objektif dan berpedoman atas job
specification dari jabatan yang akan diisinya.
10. Asas Jenjang Berangkai (Principle of scalar chain)
Menurut asas ini, saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah harus
merupakan mata rantai vertical yang jelas dan tidak terputus-putus serta
menempuh jarak terpendek, jelas, dan menempuh jarak terpendeknya. Hal
ini penting, karena dasar organisaasi yang fundamental adalah rangkaian
wewenang dari atas ke bawah.
11. Asas efisiensi (Principle of efficiency)
Menurut asas ini, suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat
mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal.
12. Asas Kesinambungan (Principle of continuity)
Menurut asas ini, organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin
kelangsungan hidupnya.
13. Asas Koordinasi (Principle of coordination)
Menurut asas ini, merupakan rangkaian dari asas-asas organisasi lainnya.
Koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan
segala tindakan, supaya terarah pada sasaran yang ingin dicapai.
1.12. BENTUK – BENTUK ORGANISASI
Dalam teori organisasi paling tidak ada tiga macam bentuk organisasi yaitu
bentuk organisasi jalur, bentuk organisasi lini dan staff (line organization) dan bentuk
organisasi fungsional.
Bentuk organisasi jalur adalah bentuk yang menunjukan adanya garis komando
central dari atasan kepada bawahan. Dimana bawahan harus menyampaikan
pertanggungan jawab sesuai garis komando yang ditetapkan. Setiap pimpinan memberi
perintah kepada bawahannya masing-masing sesuai dengan jalurnya, atau setiap
bawahan harus beranggung jawab langsung kepada atasan yang memberi komando.
Pada organisasi bentuk jalur, pucuk pimpinan mempunyai kewenangan melimpahkan
sebagian kekuasaannya kepada bawahannya, atau kepada satuan-satuan organisasi yang
ada dibawahnya, sehingga pemimpin tidak tidak perlu langsung berhubungan dengan
bawahannya. Bawahan terdekat dengan pimpinan diberi kewenangan memberi perintah
kepada bawahannya lagi, sehingga terbentuk jaringan komando yang berantai dan
membentuk hierarki jaringan birokrasi.
Bentuk organisasi garis (line organization) dan staff adalah bentuk organisasi
dimana pucuk pimpinan mempunyai staff sebagai pembantu yang tidak memiliki
kewenangan memberi komando. Staf tidak memiliki bawahan, jika staf akan memberi
perintah kepada bawahan harus melalui pucuk pimpinannya, atau
mengatasnamakannya, atas seizin pucuk pimpinan. Staf artinya tangan kanan, pembantu
pimpinan, ia merupakan orang yang dipercayai atasan dalam bidang keahliannya. Staf
berfungsi sebagai pembantu pimpinan yang memberi masukan kepada pimpinan sesuai
keahliannya. Kalaupun ada hubungan antara staf dan bawahan biasanya bersifat
koordinatif dan konsultatif, bukan komando. Pucuk pimpinan bisa langsung memberi
komando kepada bawahan tanpa melalui staf, dan bawahan yang diperintah langsung
menyampaikan pertanggungan jawab kepada atasannya tanpa melalui staf.
Bentuk organisasi fungsional adalah organisasi yang mendasarkan kepada
keahlian. Sebagian wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan
organisasi yang ada dibawahnya sesuai dengan fungsinya sebagai staf, atau pucuk
pimpinan mempunyai unit pada organisasi bawahan sebagai pelaksanan yang sesuai
dengan bidang kerjanya. Staf mempunyai kewenangan memberi perintah kepada
bawahan sebagai pelaksana sesuai dengan fungsi atau keahliannya. Tiap-tiap staf
mempunyai pungsi tersendiri yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya dan
pimpinan melimpahkan wewenang kepada staf pelaksana dalam bidang tertentu sesuai
keahliannya.

1.13. PROSES DAN LANGKAH PENGORGANISASIAN


1. Manajer harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai
2. Penentuan kegiatan-kegiatan, artinya manajer harus mengetahui,
merumuskan, dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan yang akan
dilakukan
3. Pengelompokkan kegiatan, artinya manajer harus mengelompokkan
berbagai kegiatan ke dalam beberapa kelompok atas dasar tujuan yang sama
4. Pendelegasian wewenang, artinya amanjer harus menetapkan besarnya
wewenang yang akan didelegasikan kepada setiap departemen.
5. Rentang kendali, artinya manajer harus menetapkan jumlah karyawan pada
setiap departemen atau bagian
6. Peranan perorangan, artinya manajer harus menetapkan dengan jelas tugas-
tugas setiap individu karyawan, supaya tumpang-tindih tugas dapat
dihindarkan
7. Tipe organisasi, artinya manajer harus menetapkan tipe organisasi apa yang
akan dipakai.
8. Struktur (organization chart = bagan organisasi), artinya manajer harus
menetapkan struktur organisasi yang bagaimana yang akan dipergunakan,
apa struktur organisasi “segitiga vertikal, segitiga horizontal, lingkaran,
berbentuk kerucut/horizontal, ataukah oval.”

1. 14 Prinsip Organisasi
1. Perumusan tujuan organisasi harus jelas (Memudahkan kerja sama antar anggota
organisasi) dalam rangka mencapai hasil akhir

2. Pembagian kerja
a. Organisasi merupakan sistem pembagian kerja
b. Struktur organisasi harus disusun sesuai kebutuhan dan tujuan yang
ditetapkan
c. Tugas pokok, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang setiap jabatan harus
dirumuskan dengan jelas
d. Ada beberapa dasar untuk menggolong- golongkan fungsi suatu organisasi
atau pejabat :
1.Menurut kesamaan suatu fungsi, Menggabungkan semua kegiatan yang
berkaitan dengan pembuatan suatu barang. Contohnya Fungsi produksi
2. Menurut macam benda
Pabrik mobil berbentuk kesatuan yang sesuai dengan macam2 kendaraan, yaitu
kesatuan khusus mengenai mobil, truk , dll
3. Menurut jasa yang diberikan
Misalnya Jasa layanan pos, jasa kesehatan, jasa angkutan
4. Menurut langganan yang dilayani
Misalnya Di rumah sakit, terdapat bagian2 khusus yang melayani anak-anak,
ibu hamil, pria, wanita
5. Menurut suatu tata kerja
Misalnya Tata kerja mengirim dokumen, penyimpanan arsip
6. Menurut pembagian wilayah, misalnya suatu perusahaan yang
mendirikan cabang
3. Kontinuitas dan fleksibilitas
Kelangsungan dan sikap organisasi harus tejamin, baik dalam rencana sasaran,
program, dan kegiatan pelaksanaan
4. Delegasi, wewenang, dan tanggung jawab harus jelas dan seimbang
1. Wewenang adl hak untuk memerintah atau bertindak kemudian rantai perintah
2. Tanggung kewajiban untuk melaksanakan tugas
5. Kesatuan arah (unity of direction)
Semua kegiatan, pemikiran, keahlian, waktu, dan kemampuan harus ditujukan
pada satu arah, yaitu pencapaian tujuan dengan cara efisien dan efektif
6. Kesatuan komamdo (unity of command)
a. Kesatuan komando  kerja sama terjamin
b. Kesatuan komando  pemusatan usaha dan pengendalian komando lebih
terpusat
c. Seorang bawahan hanya mempunyai satu atasan
7. Rentangan kekuasaan (span of control)
a. Di beberapa orang yang sesuai berada dibawah sebuah jabatan.
b. Untuk menjaga efektifitas dan kesinambungan organisasi
c. Setiap orang mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengendalikan
orang2 agar dapat melaksanakan tugas dengan baik

1.15 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam
organisasi.
Struktur organisasi terdapat 4 elemen :
a. Adanya spesialisasi kegiatan kerja
b. Adanya standarisasi kegiatan kerja
c.  Adanya koordinasi kegiatan kerja
d.  Besaran seluruh organisasi
Jenis Struktur Organisasi (Stoner A.F. dan Alfonso S.)
1. Struktur organisasi fungsional
Jenis struktur ini didasarkan atas fungsi-fungsi yang ada, seperti produksi,
pemasaran, keuangan, dan personalia
Kelebihan struktur fungsional :
1. Cocok bagi lingkungan yang stabil
2. Menunjang pengembangan keahlian
3. Memberi kesempatan bagi para spesialis
4. Hanya memerlukan koordinasi minimal
5. Hanya memerlukan keterampilan antar pribadi yang kecil
Kelemahan struktur organisasi fungsional :
1. Dalam organisasi yang besar, tanggapan lebih lambat diterima
2. Menyebabkan terjadinya kemacetan karena pelaksanaan tugas yang beruntun
3. Tidak merangsang inovasi, perspektif kecil
4. Tidak menunjang perkembangan manajer umum
5. Mengatur rasa tanggung jawab atas kelancaran seuruh usaha
2. Struktur organisasi produk/ pasar
 Biasanya diterapkan pada perusahaan berskala besar dan multiproduk.
 Dibagi menjadi beberapa departemen/ divisi karena jenis pekerjaan yang rumit,
banyak, dan pekerja yang banyak pula:
a. Divisiberdasarkan produk
b. Divisi berdasarkan wilayah
c. Divisi berdasarkan pelanggan
Kelebihan :
1. Cocok untuk perubahan cepat
2. Memungkinkan adanya visibilitas produk yang tinggi
3. Memungkinkan konsentrasi penuh tehadap tugas-tugas
4. Kejelasan Tanggung jawab
5. Memungkinkan pemrosesan tugas-tugas ganda secara pararel
6. Memudahkan pelatihan manajer umum
Kelemahan :
1. Menyebabkan terjadinya pertikaian untuk alokasi sumber daya
2. Tidak mendukung koordinasi aktivitas antar berbagai divisi
3. Mendorong pegabdian prioritas jangka panjang
4. Memungkinkan menurunnya pendalaman keahlian
5. Memungkinkan terjadinya konflik antara divisi dan prioritas perusahaanusahaan

3. Struktur organisasi matriks


Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan produk/ pasar.
Kelebihan :
1. Mendorong penggunaan orang secara fleksibel
2. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya keahlian yang dimiliki
3. Menumbuhkan koordinasi dan integrasi yang kohesif
Relevan untuk Situasi:
1. Dorongan untuk mendistribusikan dan membagi sumber daya/kapabilitas
2. Fokus pada dual perspectives : keahlian fungsional dan keandalan output

Kekurangan
1. Berpeluang menumbuhkan role ambiguity
2. Tanpa keseimbangan wewenang antara manajer fungsional dengan output-based
coordinator, kinerja akan terganggu
3. Memberi kesempatan bagi inkonsistensi permintaan antara fungsional dan
output-based people.
Faktor-faktor penentu struktur organisasi (Alfred D. Chandler)
1. Teknologi
Bentuk teknologi yang digunakan perusahaan mempengaruhi organisasi
di perusahaan tersebut
2. Manusia
Dalam membuat keputusan para manajer dipengaruhi oleh kebutuhan
mereka dan kecenderungan lingkungan kerjanya
3. Ukuran dan struktur
Ukuran dan organisasi baik secara menyeluruh maupun sub-sub unitnya
mempengaruh struktur organisasi bila ukuran organisasi membesar dicapai suatu
titik ketika perusahaan terpaksa melakukan desentralisasi pengambilan
keputusan

1.16 Lingkungan Organisasi

1. Lingkungan Internal Organisasi


a. Berpengaruh secara langsung
b. Berpengaruh, tapi tidak secara langsung
2. Lingkungan Ekternal I Organisasi
a. Berpengaruh secara langsung
b. Berpengaruh secara tidak langsung
3. Lingkungan Ekternal II Organisasi

Sifat lingkungan organisasi dapat dilihat dari :


1. Kompleksitas lingkungan
Yang dimaksud dengan kompleksitas adalah kondisi dan beragamnya faktor-faktor
yang ada di lingkungan internal dan ekternal yang mempengaruhi organisasi.
2. Ketidakpastian lingkungan (sulit diprediksikan)
Yang dimaksud dengan ketidakpastian lingkungan adalah terkait dengan sifatnya
yang terus berubah, dinamikanya tinggi dan faktor-faktor yang ada di dalam maupun di
luar lingkungan sulit untuk diprediksikan/ di perkirakan.

3. Kelangkaannya
Sifat langka ini terkait dengan sulitnya organisasi memperoleh faktor-faktor
(dapat berupa sumber2 atau informasi) yang ada di sekitar lingkungan internal maupun
ekternal organisasi.
Korelasi antara Organisasi dan Lingkungannya
1. Organisasi perlu merancang tujuan-tujuannya, informasi tentang lingkungan
sangat diperlukan
2. Kalau tidak ada informasi tentang lingkungan (hanya terbatas) maka organisasi
akan menghadapi resiko yang tinggi dalam mencapai tujuannya
3. Jika organisasi dapat meminimalkan resiko, maka organisasi dapat mencapai
keuntungan / profit (organisasi bisnis) atau manfaat/benefit (organisasi
pemerintah/publik)
4. Organisasi modern harus ‘membuka diri’ terhadap lingkungannya sebab jika
tidak maka akan kalah dengan pesaingnya/ organisasi lain yang telah terlebih
dulu menguasai informasi dan sumber2 yang ada di lingkungan

1.17 PENDEKATAN PERILAKU ORGANISASI


1.Pendekatan Antardisiplin, perpaduan banyak disiplin

2.Pendekatan Sumber Daya Manusia (Suportif), dukungan pertumbuhan atau


perkembangan pegawai untuk mencapai keefektifan

3.Pendekatan Kontingensi, peluang adanya perilaku yang berbeda-beda yang diperlukan


oleh berbagai lingkungan yang berlainan untuk mencapai keefektifan
4.Pendekatan Produktivitas, rasio yang membandingkan berberbaga unit keluaran
5.Pendekatan Sistem, interaksi semua bagian organisasi dalam hubungan yang rumit

1.18 Unsur Perilaku Organisasi


1. Orang
 Orang-orang membentuk sistem sosial intern organisasi
 Terdiri dari orang-orang dan kelompok:
 –  Kelompok besar -- kecil
 –  Kelompok formal – informal
 Kelompok bersifat dinamis: terbentuk– berubah—berceraiberai
 Orang dalam organisasi: makhluk hidup yg berjiwa, berpikiran dan berperasaan
 Organisasi dibentuk untuk melayani manusia, bukan sebaliknya orang hidup
untuk melayani organisasi
2. Struktur
• Menentukan hubungan resmi orang-orang di dalam organisasi
• Perbedaan struktur: perbedaan tugas dan wewenang
• Perilaku orang dalam organisasi dibatasi dan ditentukan oleh struktur

1.19 Iklim Organisasi


• Lingkungan manusia dimana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka
• Bisa mengacu lingkungan suatu departemen, unit, cabang, atau organisasi secara
keseluruhan.
• Organisasi cenderung menarik dan mempertahankan orang-orang yang sesuai dengan
iklimnya
• Dapat mempengaruhi motivasi, prestasi, dan kepuasaan kerja, produktivitas
• Dapat menjadi aset organisasi

BAB II
ORGANISASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN

2.1. DEFINISI PELAYANAN KESEHATAN


Pengertian Pelayanan Kesehatan Menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmojo, pelayanan kesehatan adalah sebuah sub sistempelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Levey dan Loomba (1973) Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat
Menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat.

2.2. ORGANISASI KESEHATAN

1. Puskesmas
Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004) puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009).
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin
dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia (Effendi,
2009).
2. Rumah Sakit
Menurut  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010 adalah “Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.
Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa “Rumah sakit merupakan sarana
pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat
menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan”.
Berdasarkan kepemilikannya, Rumah Sakit dikategorikan :
1. Rumah Sakit Vertikal (Depkes)
2. Rumah Sakit Provinsi (Pemda Provinsi)
3. Rumah Sakit Kabupaten/Kota (Pemda Kabupaten/Kota)
4. Rumah Sakit TNI/Polri
5. Rumah Sakit Departemen Lain/BUMN
6. Rumah Sakit Swasta

3. World Health Organization (WHO)


Merupakan organisasi kesehatan dunia yang berada di bawah nauangan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). WHO bekerja untuk memastikan bahwa setiap
orang memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkulitas. 
4. Lembaga Kesehatan Masyarakat
Lembaga Kesehatan Masyarakat Indonesia yang kemudian disingkat dengan
nama LAKSMI. Didirikan pada tanggal 2 Desember 2004 di Aceh-Indonesia. LAKSMI
merupakan organisasi non-pemerintah dan non-profit yang bergerak dibidang
sosial/kemanusiaan. Pada awal tahun pendiriannya, LAKSMI hanya memfokuskan
kegiatannya pada bidang penelitian kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan, promosi
kesehatan, dan pengobatan. Kegiatan non-kesehatan hanya terbatas kepada forum-forum
di masyarakat.
5. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Ikatan Dokter Indonesia yang didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Oktober 1950
adalah satu-satunya organisasi profesi kedokteran yang menghimpun para dokter di
Indonesia. Bersifat bebas, tidak mencari keuntungan, dijiwai oleh Sumpah Dokter
Indonesia serta mematuhi kode etik Kedokteran Indonesia.
BAB III
CONCLUSIONS

Organization is a group of people that work together to reach the same goal.
Organization theory is divided into three, there are classic, neo-classic, and
modern. The form of organization is divided into two, there are public
organization and private organization. The function of organization is to help,
adjust the policy, arrange strategy, planning, and simplification of work.
Organization in health is very necessary, especially as health policy maker like
WHO.

Anda mungkin juga menyukai