Anda di halaman 1dari 17

TEORI EVOLUSI ORGANISASI

TEORI ORGANISASI C1

Makalah

Disusun oleh :
Adam Mahendra Putra S
200910202046

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah “Evolusi Teori Organisasi” sebagai salah
satu tugas mata kuliah Organization Theory and Design, Program Kelas Karyawan Magister
Manajemen Universitas Mercu Buana. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Dr. Sasongko, M.Si. selaku pengajar mata
kuliah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami
untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Jember, 18 April 2021


Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang Organisasi


Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup bermasyarakat serta mengatur dan
mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai satu tujuan tanpa adanya kerjasama . Dalam
makalah ini telah disimpulkan definisi secara umum tentang organisasi yaitu kelompok orang
yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan bersama. Sedikit kita melihat pada teori
organisasi moderen bahwa di mana organisasi itu bukanlah suatu sistem tertutup yang
berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang
bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, harus menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungannya. Dalam teori organisasi secara umum merupakan suatu
aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi
yang berlaku universal. Dengan tujuan teori sistem umum dalam organisasi ialah penciptaan
suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan
proses-proses umum seluruh sistem sebagai titik awal.

Organisasi merupakan suatu wadah perkumpulan orang – orang yang saling


bekerjasama demi menuju tujuan bersama. Organisasi didirikan oleh sekelompok orang yang
memiliki alasan tersendiri. Organisasi didirikan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan
sehingga organisasi sangat diperlukan oleh masyarakat. Oleh karena itu, suatu organisasi
dalam arus globalisasi seperti sekarang ini, haruslah dibangun sebagai organisasi yang
memiliki sifat fleksibel dan mudah dikontrol untuk menerima dan menanggapi perubahan
yang cepat didalam pasar, teknologi, kompetisi dan kebutuhan pelanggan yang relative
berubah sesuai dengan perkembangan zaman atau perubahan yang terjadi.

Teori organisasi yang ada pada sekarang ini merupakan hasil dari sebuah proses
evolusi. Selama beberapa dekade akademisi dan praktisi dari berbagai latar belakang telah
mengkaji organisasi – organisasi. Tema utama dari penilaian kembali ini adalah bahwa
organisasiorganisasi yang ada pada saat ini mencerminkan suatu pola perkembangan yang
kumulatif. Berbagai teori di perkenalkan, dievaluasi, dan diperbaiki dari waktu ke waktu.

Evolusi merupakan perubahan yang sangat cepat dalam perkembangan organisasi


dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan-keunggulan dan keunikan-
keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang paling mutakhir dalam teori
organisasi. Evolusi atau perkembangan teori organisasi memunculkan berbagai macam
pendekatan-pendekatan yang masing-masing dipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk
meninjau masalah organisasi. Keseluruhan pendekatan ini bisa dikelompokan menjadi empat
aliran utama, yaitu aliran teori klasik, aliran noe klasik, aliran modern, aliran post modern
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Organisasi


2.1.1 Pengertian Teori Organisasi
Istilah teori dan organisasi sudah sangat akrab, termasuk dalam bahasa Indonesia
sekalipun, kendati sumbernya adalah bahasa barat. Kata teori, organisasi tentu bukan sesuatu
yang asling lagi bagi kita. Teori berasal dari bahasa latin ( atau bahasa yunani theoros) yang
berarti spectator atau pengamatan, yaitu orang yang mengamati, menyaksikan, atau melihat.
Sementara kata kerja theoro, bearti melihat (look at). Kamus bahasa inggris Oxford
menjelaskan bahwa theory adalah :
a. A supposition or system of ideas explaining something
b. A speculative (espfanciful) view
c. The sphere of abstract knowledge of speculative thought
d. A ecposition od the principles of a science
e. Math a collection of proposition to illustrate the priciples of subject
Jadi teori dapat diartikan sebagai hasil pengamatan atau penglihatan manusia yang
kemudian diabstraksi (dan terkadang dikembangkan secara spekualitif), disusun menjadi
proposi – proposi, dan pada gilirannya digunakan untuk mengomunikasikan secara ringkas
dan padat hasil pengamatan tersebut. Sedangkan menurut Mary Jo Hatch (1997:9)
mendefinisikan teori sebagai “an explanation, that is, it is an attempt to explain a segment of
experience in the world”. Disni teori difahami secara spesifik, yaitu upaya memberikan
penjelasan menegnai bidang tertentu. Menurut Jonathan H. Turner teori adalah sebuah proses
mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu
peristiwa terjadi. Sedangkan menurut Little John & Karen Foss teori merupakan sebuah
system konsep yang abstrak dan hubungan – hubungan konsep tersebut yang membantu kita
untuk memahami sebuah fenomena.
Organisasi adalah bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi
dan bekerja sama berdasarkan hubungan kerja serta pembagian kerja dan aktivitas yang
tersusun secara hierarki dalam suatu struktur untuk mencapai serangkaian tujuan.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu organon serta bahasa Latin yaitu
organum yang artinya alat, bagian, anggota atau badan. Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama (Manullang, 2009). Organisasi
pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul,
bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali dalam
memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan
secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Berikut definisi dan pengertian organisasi dari beberapa sumber buku:
a. Menurut Hasibuan (2013), organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal,
berstruktur dan terkooordinasi dari kelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai
tujuan tertentu. 
b. Menurut Siagian (2008), organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau
lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu
tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorang/beberapa orang yang
disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan. 
c. Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2010), organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari
pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. 
d. Menurut Robbins dan Judge (2007), organisasi adalah suatu unit sosial yang terdiri dari
dua orang atau lebih, dikoordinir secara sadar, dan berfungsi dalam suatu dasar yang
relatif terus-menerus untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan.
Teori organisasi merupakan bagian dari studi organisasi. Sementara itu, studi
organisasi dapat dibedakan menjadi dua aspek yaitu aspek material dan aspek manusia. Pada
aspek material, penagruh dari ilmu ekonomi, manajemen, teknik, dan lain sebagainya lebih
mendominasi dan biasanya mampu memberikan penjelasan yang cukup memuaskan. Aspek
manusia organisasi tidak hanya terdiri dari teori organisasi, melaikan dua unsur, yaitu teori
organisasi dan perilaku organisasi, yang masing – masing merujuk pada aspek makro dan
mikro (Gerloff, 1985: 10-12).

2.1.2 Unsur-unsur Organisasi 


Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2010), unsur-unsur organisasi adalah sebagai berikut:
a. Sistem organisasi 
Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem atau bagian-bagian
yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan aktivitasnya. Organisasi sebagai
suatu sistem adalah sistem terbuka, dimana batas organisasi adalah lentur dan menganggap
bahwa faktor lingkungan sebagai input.
b. Pola aktivitas 
Aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang di dalam organisasi dalam pola tertentu.
Urut-urutan pola aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dilaksanakan secara relatif teratu
dan berulang-ulang.
c. Sekelompok orang 
Organisasi pada dasarnya merupakan kumpulan orang-orang. Adanya keterbatasan
pada manusia mendorong untuk membentuk organisasi. Kemampuan manusia baik fisik
maupun daya pikirnya terbatas, sementara aktivitas yang harus dilakukan selalu meningkat
maka mendorong manusia untuk membentuk organisasi. Jadi dalam setiap organisasi akan
terdiri dari sekelompok orang. Orang-orang yang ada dalam organisasi berinteraksi dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.
d. Tujuan organisasi 
Tujuan organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu tujuan yang sifatnya
abstrak dan berdimensi jangka panjang, yang menjadi landasan dan nilai-nilai yang melandasi
organisasi itu didirikan. Tujuan organisasi seperti itu disebut dengan misi organisasi. Jenis
tujuan yang lain disebut dengan tujuan operasional atau sering disebut juga dengan objektif.
Jenis tujuan ini sifatnya lebih operasional, yang menunjukkan apa yang akan diraih oleh
organisasi. Tujuan operasional atau objektif biasanya merupakan tujuan jangka pendek yang
lebih spesifik dan dapat diukur secara kuantitatif.

2.1.3 Bentuk-bentuk Organisasi 


Menurut Manullang (2009), organisasi dapat dikelompokkan dalam empat bentuk, yaitu:
a. Organisasi Garis. Organisasi garis adalah bentuk organisasi yang tertua dan paling
sederhana. Sering juga disebut organisasi militer karena digunakan pada zaman dahulu di
kalangan militer. 
b. Organisasi Fungsional. Organisasi fungsional adalah organisasi di mana segelintir
pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi
komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan
tersebut. 
c. Organisasi Garis dan Staf. Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut oleh organisasi
besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam
serta rumit, serta jumlah pegawainya banyak. Pada bentuk organisasi garis dan staf,
terdapat satu atau lebih tenaga staf. 
d. Organisasi Staf dan Fungsional. Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan
kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf.

2.2 Evolusi Teori Organisasi


Pengertian Evolusi Teori Organisasi Evolusi merupakan perubahan yang sangat cepat
dalam perkembanganorganisasi dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan-
keunggulandan keunikan-keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang
paling mutakhir dalam teori organisasi. Evolusi atau perkembangan teori
organisasimemunculkan berbagai macam pendekatan-pendekatan yang masing-
masingdipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi.
Ada dua dimensi dasar didalam evolusi teori organisasi, dan setiap
dimensimempunyai perspektif yang saling bertentangan. Dimensi pertama merefleksikan
bahwa organisasi itu adalah sistem. Sebelum kurang lebih tahun 1960, teoriorganisasi
cenderung didomonasi oleh perspektif tertutup. Organisasi-organisasidipandang berdiri
sendiri dan tertutup dari lingkungannya. Akan tetapi mulai sekitartahun 1960, teori organisasi
secara jelas mulai menerima perspektif sistem terbuka.Analisis-analisis yang sebelumnya
hanya berfokus kepada karakteristik intern dariorganisasi, kemudian berubah menjadi
pendekatan yang menekenken pentingnyaorganisasi memperhatikan peristiwa dan proses
yang terjadi di lingkungan ekstern.Dimensi yang kedua berhhubungan dengan hasil-hasil
akhir dari strukturorganisasi. Perspektif rasional menyatakan bahwa struktur organisasi
dinyatakandirasakan sebagai alat untuk mencapai tujuan – tujuan khusus secara
efektif.Sebaliknya, perspektif sosial menekankan bahwa strujtur adalah hasil utama dari 7
kekuaatan-kekuatan yang saling bertentangan dari para pengikut organisasi yangmencari
kekuasaan dan kendali.
2.2.1 Teori Klasik
Teori klasik adalah teori – teori yang berkembang diakahir abad ke – 18, pada periode
yang sering disebut Relovusi Industri.berdasarkan pengamatan yang ada, perkembangan teori
organisasi tidak lepas dari factor lingkungan, yang meliputi teknologi, system politik, system
social, system budaya, dan demografi (persebaran fisik manusia). Teori klasik berkembang
pada periode perubahan teknologi dimasa Revolusi Industri, yaitu dimulai di Inggris pada
sekitar akhir abad ke-18. Pada masa inilah apa yang disebut “organisasi” dalam pengertian
modern mulai berkembang.
Menurut Hatch (1997:27) pada periode Klasik terdapat dua kelompok besar ahli
pemikir organisasi. Pertama, pemikir – pemikir aliran sosiologis yang mencoba
mendeskripsikan dan menganalisis perubahan struktur organisasi dan peran – peran di
dalamnya, serta implikasinya terhadap dunia social yang lebih luas. Menurut para ahli :
a. Emile Durkheim 1897, ahli Sosiologi, Prancis
Pemikiran Durkheim, sebagaimana tertuang dalam division of labour in society, adalah
perluasan dari gagasan adam smith. Ia mengembangkan gagasan division of labour tidak
semata – mata untuk menjelaskan organisasi di bidang industry, melaikan mencakup pula
organisasi social pada umumnya. Dalam pergeseran dari era pertanian ke era industry,
menurut Durkheim di dalam terjadi peningkatan spesialisai, hierarki, dan interdependensi
antara pekerja satu dengan laininya. Durkheim mengajukan pembedaan penting antara
aspek formal dan aspek informal dalam organisasi, dimana para anggota memiliki
kebutuhan – kebutuhan social yang biasanya tersalurkan melaluli aspek informal.
Apabila pengelola organisasi tidak memperhatikan hal ini dan terlalu menekakan pada
formalisasi struktur dan prosedur organisai, makan akan timbul dampak yang negative.
b. Max Weber (1924), Ahli Birokrasi, Jerman
Berdasarkan pemikiran Max Weber mendasarkan pemikiran birokrasinya pada konsep
otoritas formal (formal authority) yang impersonal,objektif, dan rasional. Birokrasi
semacam ini dijalankan dengan aturan – aturan dan prosedur baku, melalui bentuk –
bentuk control legalitik. Pengaruh pada teori organisasi adalah pada aspek organisasi
public. Weber sebenarnya tidak menganggap birokrasi idealnya itu seperti mesin yang
dingin dan tidak manusiawi. Selain rasionalitas formal, weber mengajukan konsep
rasionalitas sebstantif, yang menurutnya sangat penting untuk mencegah manusia
terjebak dalam mesin pencipta
c. Karl Marx (1867), ahli Filsafat dan Ekonomi, Inggris
Menurut Marx, Organisasi adalah saran untuk mengontrol pekerja. Melalui analisisnya
yang rinci terhadap system ekonomi kapitalis, Karl Marx menyimpulkan bahwa
kepentingn kelas pemilik modal dan kepentingan kelas pekerja adalah antagonistic,
dalam arti secara inheren selalu berlawanan. Dalam hal ini Marx mengajukan teori nilai
lebih (suplus value),yaitu selisih antara biaya – biaya produksi dan harga jual produk tau
jasa di pasaran. Pemilik modal selalu berusaha menekan agar nilai lebih tersebut menjadi
milik mereka, sebaliknya kelas pekerja menuntut pembagian yang lebih adil. Pengaruh
Marx yang lain terhadap organisasi adalah kritik terhadap dorong.
d. Frederick Winslow Taylor (1911), Ahli Manajemen, AS F. W.
Taylor merupakan seorang insinyur mesin pada sebuah perusahaan baja di Pennsylvania.
Pada saat itu Taylor berada di posisi manajemen puncak di perusahaannya dan
mengamati kinerja pekerja di perusahaannya. Ia menemukan bahwa kinerja yang
dihasilkan oleh perusahaannya kurang efisien dikarenakan banyak pekerja yang
ditempatkan di luar kompetensi yang dimiliki, sehingga hasil kerja yang diperoleh hanya
sepertiga dari yang seharusnya didapatkan perusahaan (low productivity rate).
Menurut pandangan Taylor, administrasi merupakan “the art of knowing what you want
to do and seeing that they are done in the best and cheapest way”. Berdasarkan observasi
yang dilakukan pada perusahaannya sendiri, Taylor membangun prinsip-prinsip dasar
yang selanjutnya dikenal dengan Principal of Scientific Management (1911). Scientific
management yang dikembangkan oleh Taylor secara umum membahas bagaimana
mengelola perusahaan/organisasi secara efisien atau tanpa pembuangan/pemborosan.
Efisiensi perusahaan/organisasi yang diharapkan oleh Taylor adalah perusahaan mampu
mencapai tujuan tanpa melakukan pemborosan terhadap sumber daya yang dimiliki
(tenaga kerja, waktu, dan biaya). Terdapat 4 prinsip dalam scientific management yaitu:
1) They develop a science for each element of a man’s work, which replaces the old
rule-of-thumb method. Pada prinsip pertama, Taylor menyatakan bahwa setiap
elemen pekerjaan ditentukan secara ilmiah, tidak lagi menggunakan metode rule of
thumb.
2) They scientifically select and then train, teach, and develop the workman, whereas in
the past he chose his own work and trained himself as best as he could. Prinsip
kedua ini berhubungan dengan manusia/sumber daya yang paling berpengaruh
dalam pencapaian tujuan sebuah organisasi/perusahaan. Menurut Taylor, seleksi dan
pelatihan pekerja perlu ditentukan dan dilakukan secara ilmiah. Hal ini dilakukan
agar seluruh pekerja dapat ditempatkan di posisi yang sesuai dengan keahlian atau
kompetensi yang dimilikinya (right person on the right position). Kesesuaian
penempatan tenaga kerja dalam perusahaan tentu akan sangat mendukung
peningkatan produktivitas perusahaan dan menciptakan efisiensi kinerja perusahaan.
Prinsip kedua ini pun sangat sesuai dengan peran penting adanya divisi Human
Resources (HRD) di perusahaan yang bertanggung jawab dalam melakukan seleksi,
pelatihan, penempatan, dan pengembangan tenaga kerja dalam suatu perusahaan.
3) They heartily cooperate with the men so as to ensure all of the work being done in
accordance with the principles of the science which has been develop. Prinsip ketiga
menyatakan bahwa kerjasama antara manajemen dan buruh/tenaga kerja ditentukan
secara ilmiah. Secara implisit aplikasi dari prinsip ini dapat dilihat dari perlunya
pengaturan terhadap layout kerja dalam suatu perusahaan untuk menciptakan kinerja
yang efisien secara waktu.
4) There is an almost equal division of the work and the responsibility between the
management and the workmen/workwomen. The management take over all work for
which they are better fitted than the workmen/workwomen, while in the past almost
all of the work and the greater part of the responsibility were thrown upon the men.
Prinsip terakhir dalam scientific management membahas terkait pembagian
tanggung jawab yang lebih merata antara manajer dan pekerjanya. Aplikasi dari
prinsip ini dapat terlihat dari peran dan fungsi yang ada pada manajer dan pekerja
dalam suatu organisasi/perusahaan, yaitu manajer berperan dalam kegiatan yang
berkaitan dengan perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai sedangkan pekerja
berperan dalam pelaksanaan demi tercapainya misi atau tujuan sesuai yang telah
direncanakan.
e. Henry Fayol (1919), Insiyur, Direktur, dan Ahli Administrasi, Prancis
Henry Fayol merupakan seorang insinyur dan ahli administrasi asal Prancis dan ia
menjabat sebagai manajer pada salah satu perusahaan di Perancis. Sebagai praktisi
eksekutif, Fayol melakukan penelitian terhadap manajemen pabrik di USA. Berdasarkan
penelitiannya, pada tahun 1916 Fayol mengembangkan teori administrasi yang terdiri
dari 14 prinsip administrasi (14 Principles of Management). Fayol menyatakan bahwa
administrasi adalah “to manage is to forecast and plan, to organize, to command, to
coordinate and to control”. Oleh karena itu, teori administrasi yang dikembangkan oleh
Fayol lebih 9 berfokus pada manajerial. Adapun uraian tentang 14 Principles of
Management oleh Henry Fayol adalah sebagai berikut (Godwin, Handsome, Ayomide,
Enobong, & Johnson, 2017).
1) Pembagian kerja (Division of Work) Prinsip ini mengemukakan bahwa pekerja akan
memberikan kinerja lebih baik apabila mereka berada pada posisi pekerjaan yang
sesuai dengan spesialisasinya. Menurut Fayol, efisiensi dan efektifitas dalam
perusahaan akan tercapai apabila satu pekerja menyelesaikan suatu pekerjaan dalam
satu waktu dan pekerja lainnya menyelesaikan pekerjaan lainnya yang berbeda.
2) Wewenang (The Principle of Authority) Prinsip ini berkaitan dengan hak untuk
memberikan perintah yang sesuai dengan tanggung jawab dan fungsinya. Prinsip ini
sangat menyarankan bahwa suatu perusahaan sangat membutuhkan seorang manajer
yang memiliki hak dan wewenang untuk memberikan perintah dan tanggung jawab
terhadap pekerjanya demi kinerja perusahaan. Adapun perintah harus didelegasikan
kepada pekerja yang tepat agar tanggung jawabnya dapat terpenuhi.
3) Disiplin (The Principle of Discipline) Prinsip ini secara jelas mengemukakan bahwa
adanya peraturan dan regulasi dalam suatu perusahaan adalah dalam rangka
mewujudkan pekerja yang disiplin dan taat. Prinsip ini merupakan hal terpenting
dalam perusahaan atau organisasi karena diibaratkan sebagai oli mesin yang dapat
melancarkan segala aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan.
4) Kesatuan komando (Unity of Command) Menurut Fayol, hanya ada satu pemimpin
dalam satu perusahaan/organisasi. Hal ini menunjukkan adanya kesatuan perintah atau
komando pada seluruh pekerja. Artinya, pekerja hanya menerima perintah dan
melaporkan tanggung jawabnya hanya kepada satu orang saja.
5) Kesatuan arah (Unity of Direction) Prinsip ini menekankan bahwa seluruh pihak yang
ada di dalam suatu perusahaan/organisasi harus memiliki satu arah dan tujuan. Setiap
kelompok atau divisi yang ada dalam perusahaan harus berjalan menuju arah dan
tujuan yang sama (One head, One plan, One objective).

2.2.2 Teori Neo Klasik


Selain itu, berkembang pula keprihatinan terhadap efek atau dampak organisasi
terhadap manusia, khususnya para perkerja. Hodgkinson menggambarkan bahwa para
pemikir periode klasik (khususnya Fayol & Taylor) menciptakan siatuasi yang tidak
menguntungkan pada aspek manusia dalam organisasi. Pemikiran mereka dianggap terlalu
menekan pada system organisasi yang efisien dan efektif, sehingga mengabaikan factor
manusia. Para pekerja seolah – olah diasumsikan sebagai factor produksi atau alat organisasi
belaka. Akibatnya, menurut kelompok pemikiran yang disebut aliran humanis, pekerja
biasanya mengalami dehumanisasi. Hal ini menimbulkan reaksi balik berupa pemikiran –
pemikiran yang menekan aspek manusia dalam organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di
Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori
oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang
riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah
dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan produktifitas.
Ada beberapa tokoh – tokoh yang mengemukakan teori Neo Klasik :
a. Hugo Munsterberg
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis
bukunya yang paling menonjol, Psychology and Industrial Efficiency, pada tahun 1913.
Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih
lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya
Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam
organisasi-organisasi.
b. Douglas McGregor
Menurut McGregor, Kunci untuk menghubungkan aktualiasasi diri dengan pekerjaan
terletak dalam kepercayaan manajerial terhdap bawahan. Beberapa ciri manager yang
masuk dalam teori X, yaitu mereka yang percaya bahwan karyawan tidak suka bekerja
dan akan berusaha sebisa mungkin untuk menghindarinya. Karyawan menilai pegawasan
di atas segalanya, tidak menyukai tanggung jawab, dan membutuhkan oranglain untuk
mengontrol dan mengarahkan mereka. Sedangkan manager pada teori Y percaya bahwa
kerja adalah sesuatu yang alamiah seperti bermain. Karyawan ingin bekerja.
Dibandingkat manager pada teori X, manager pada teori Y lebih dapat mengembangkan
iklim kepercayaan terhadap karyawan yang dibutuhkan untuk perkebangan sumber daya
manusai.

2.2.3 Teori Modern


Melalui Teori modern atau teori kontingensi , focus perdebatan berpindah dari aspek
internal pada ekternal (hubungan organisai dan lingkungan). Organisasi tidak lagi dilihat
sebagai unit yang berdiri sendiri, melainkan terkait dengan apa yang disebut ‘lingkungan’.
Teori – teori organisasi modern adalah kelanjuatan dari pemikiran – pemikiran era klasik.
Namun dilihat dari sisi lain, mereka berbeda.
Para pemikir modern mengamati keteraturan lain yang dianggap lebih dinamis, yaitu
keteraturan makhluk hidup atau dunia hayati. Ludwig con Bertalanffy, seorang ahli
biofisiologi Jerman, mengambil konsep “organisme” yang dikembangkan ahli – ahli biologi
untuk diterapkan pada semua jenis “system” secara umum. Inilah peletak dasar pemikiran
perspektif modern. Teori system umum yang disusun beralnffy dibangun berdasarkan
preemis – premis dasar berikut :
1) Kesatuan dan interdependensi
2) Hierarki
3) Pengaturan diri
4) Hubungan timbal balik dengan lingkungan
5) Keseimbangan
6) Kemampuan perubahan dan penyesuaian diri
7) Equifinality
Ada beberapa tokoh yang mengemukaan tentang teori modern/ aliran kontingensi :
a. Joan woodward
Woodward melakukan studi tentang pengaruh teknologi terhadap organisasi. Hasil
kajiannya menunjukkan bahwa kebanyakan struktur organisasi berhubungan dengan
teknik-teknik pembuatan (manufacturing) yang dipergunakan dalam organisasi yang
bersangkutan. Menurut Woodward perbedaan teknologi akan menyebabkan perbedaan
tuntutan terhadap keahlian manusia yang berbeda-beda dan akhirnya juga menuntut
perbedaan dalam struktur organisasinya. Dalam penelitiannya Woodward menemukan
juga bahwa banyak organisasi yang strukturnya didesain hanya berdasarkan meniru
struktur organisasi lainnya atau semata-mata keinginan dari pihak manajernya.
Penemuan utama dari Woodward adalah bahwa teknologi berpengaruh langsung
terhadap struktur social organisasi. Perubahan-perubahan dalam penggunaan teknologi
dalam organisasi akan berpengaruh langsung terhadap strukturnya seperti panjangnya
rantai komando, rentang kendali dan rasio antara manajer dengan total personal serta
ukuran organisasi.
b. Jay W. Lorsch dan Paul R. Lawrence
Konsep-konsep yang dikemukakan oleh Lorsch dan Lawrence pada dasarnya adalah
konsep tentang diferensiasi dan integrasi. Konsep Diferensiasi mengacu pada adanya
keanekargaman jenis tugas dan pekerjaan, sedangkan konsep integrasi adalah sama
dengan konsep koordinasi. Agar tugas-tugas yang beraneka ragam dalam organisasi
dapat terkoordinir dengan baik maka harus ada koordinasi yang baik terhadap tugas-
tugas tersebut.
Lorsch dan Lawrence meneliti tentang hubungan antara lingkungan dengan organisasi.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa organisasi dapat berhasil maka struktur
organisasi harus disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian-penyesuaian
terhadap tuntutan perubahan lingkungan inilah yang menyebabkan munculnya
diferensiasi dalam organisasi.
c. James D. Thompson
Ide-ide Thompson tentang hubungan teknologi, lingkungan dan struktur tidak hanya
terbatas pada organisasi bisnis tetapi juga diluar bisnis. Menurutnya ada kesamaan antara
organisasi bisnis dan non bisnis dalam menanggapi pengaruh lingkungan dan teknologi
terhadap struktur. Organisasi-organisasi yang memiliki pengalaman dan problem-
problem yang sama dalam berhubungan dengan lingkungan dan struktur akan memiliki
perilaku yang hampir sama. Dan dengan demikian akan mendorong munculnya
kesamaan bentuk diantara organisasi-organisasi tersebut.
Ide-ide Thompson tersebut sangat berarti bagi pengembangan teori organisasi terutama
dalam hal bagaimana organisasi harus mendesain strukturnya agar mampu menghadapi
perubahan-perubahan teknologi dan lingkungannya. Sumbangan Thompson yang lain
adalah pemikirannya tentang organisasi sebagai system terbuka. Konsep Thompson yang
memandang organisasi sebagai system terbuka akhirnya menjadi konsep utama dalam
mempelajari evolusi organisasi.

2.2.4 Teori Post Modern


Post-modern adalah membalikkan asumsi-asumsi dasar dari pemikiran-pemikiran
sebelumnya. Hal yang paling dasar adalah ‘’keteraturan’’. Baik pendekatan klasik maupun
pendekatan modern mendasarkan gagasan-gagasannya pada konsep kerteraturan. Mereka
sengaja mengabaikan konsep keteraturan,termasuk dalam teori organisasi. Tujuannya adalah
memperlihatkan realitas yang lebih kompleks , di mana kebenaran yang satu bisa bersanding
dengan kebenaran yang lain meskipun keduanya tidak sama.
Aliran Post Modern termasuk dalam teoritikus tipe 4 yg lebih memperhatikan pada
sifat politis organisasi. Pandangan Aliran ini adalah bahwa struktur bukanlah merupakan
usaha yang rasional dari para manajer untuk menciptakan struktur yang paling efektif tetapi
merupakan hasil dari suatu pertarungan politis diantara koalisikoalisi di dalam organisasi
untuk memperoleh kontrol.
Selain itu aliran post modern juga berisi teori-teori mulai tahun 1975 sd sekarang.
Yang memandang bahwa :
1) Suatu organisasi terdiri dari berbagai entitas (tim) yang beragam namun terhubung
satu sama lain. Entitasentitas tersebut mempunyai kemampuan untuk mengatur dan
mengontrol dirinya sendiri melalui koordinasi yang bersifat polisentris.
2) Koordinasi dibangun melalui kebutuhan pekerjaan
3) Entitas diorganisasikan dalam flat desain, pekerja sangat diberdayakan dan dilibatkan
dalam pekerjaan, informasi disebarluaskan
4) Menekankan pada “continous improvement”.
Ada beberapa tokoh yang mengemukaan tentang teori post modern:
a. March dan Simon “ Batas-Batas Kognitif terhadap Rasionalitas “
March dan Simon menentang gagasan klasik mengenai keputusan yang rasional atau
optimum. Mereka beragumentasi bahwa mayoritas pengambil keputusan memilih
alaternatif yang memuaskan – alternative cukup baik. Hanya pada kasuskasus yang luar
biasa mereka akan mencari dan menyeleksi alternatif yang optimal.
b. Jefrey Pfeffer “ Organisasi sebagai Arena Politik “
Jeffrey Pfeffer menciptakan model teori organisasi yang mencakup koalisi kekuasaan,
konflik inherent atas tujuan serta keputusan desain organisasi yang mendukung
kepentingan pribadi dari orang yang berkuasa. Pfeffer mengusulkan agar kendali di
dalam organisasi menjadi tujuan ketimbang hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan-
tujuan yang rasional, seperti produksi output yang efisien.
Organisasi merupakan koalisi terdiri dari berbagai kelompok dan individu dengan
tuntutan yang berbeda-beda. Desain organisasi merupakan hasil dari pertarungan
kekuasaan berbagai koalisi tersebut.
BAB III
KESIMPULAN

Evolusi merupakan perubahan yang sangat cepat dalam perkembanganorganisasi


dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan-keunggulandan keunikan-
keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang paling mutakhir dalam teori
organisasi Evolusi atau perkembangan teori organisasimemunculkan berbagai macam
pendekatan-pendekatan yang masing-masingdipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk
meninjau masalah organisasi.
Ada dua dimensi dasar didalam evolusi teori organisasi, dimensi pertamayaitu
merefleksikan bahwa organisasi itu adalah sistem. Maksudnya Sebelumkurang lebih tahun
1960, teori organisasi cenderung didomonasi oleh perspektiftertutup. Organisasi-organisasi
dipandang berdiri sendiri dan tertutup darilingkungannya. Akan tetapi mulai sekitar tahun
1960, teori organisasi secara jelasmulai menerima perspektif sistem terbuka. Dimensi yang
kedua berhhubungandengan hasil-hasil akhir dari struktur organisasi. Perspektif rasional
menyatakan bahwa struktur organisasi dinyatakan dirasakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan – tujuan khusus secara efektif. dan setiap dimensi mempunyai perspektif yangsaling
bertentangan

Anda mungkin juga menyukai