Anda di halaman 1dari 20

TEORI ORGANISASI

1. Hakikat Organisasi

Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani ’Organon’ yang berarti alat. Satu alat saja

belum cukup untuk mencapai sasaran tertentu sehingga dibutuhkan penyatuan dengan

alat-alat lainnya yang mengharuskan kerjasama yang rasional untuk mencapai hasil atau

sasaran tertentu sehingga timbullah sebuah organisasi.

Organisasi adalah framework dari setiap bentuk kerjasama manusia untuk mencapai

tujuan bersama yang juga dapat dipandang sebagai suatu wadah, proses dan sistem.

Sebagai suatu wadah organisasi merupakan tempat dimana kegiatan manajemen

dijalankan. Sebagai wadah suatu pola dasar struktur organisasi relatif permanen sifatnya,

artinya susunan organisasi tidak dapat berubah begitu saja, namun tidak menutup

kemungkinan untuk diadakan perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan ini dapat

terjadi jika semakin kompleksnya tugas-tugas dalam suatu organisasi, berubahnya tujuan

organisasi, pergantian pimpinan dan beralihnya kegiatan.

Sebagai suatu proses tinjauan organisasi memperhatikan dan menyoroti interaksi

antar individu-individu yang menjadi anggota organisasi tersebut yang merupakan

kelompok orang-orang yang berpikir dan bertindak secara unik. Sebagai suatu proses,

organisasi akan jauh lebih dinamis daripada sebagai suatu wadah. Tinjauan organisasi

sebagai suatu proses ini menimbulkan pendapat adanya dua macam hubungan dalam

organisasi, pertama hubungan formil yaitu organisasi dengan pola hubungan yang

ditetapkan secara resmi yang pada umumnya diatur dalam suatu tata kerja atau prosedur

kerja oleh top manajemen. Kedua hubungan informil yaitu organisasi dengan sejumlah
tata hubungan kerja yang tercipta dari hubungan kerjasama antar sejumlah orang dalam

jangka waktu yang panjang, meliputi seluruh jalinan hubungan dan aktifitas yang tidak

ditetapkan secara resmi dalam struktur organisasi.

Sebagai suatu sistem organisasi merupakan gabungan, kombinasi dan paduan dari dua

atau tiga macam sistem yaitu sistem sosial, sistem fungsional dan sistem komunikasi.

Sistem sosial adalah sistem tata hubungan antar sesama manusia. Sistem fungsional

adalah sistem atau jaringan antara fungsi-fungsi yang dikaitkan satu sama lain terintegral

sehingga secara bersama-sama merupakan fungsi organisasi secara menyeluruh yang

membawa organisasi pada tujuan utamanya. sistem komunikasi adalah suatu jaringan

atau tata saluran peredaran atau arus informasi, sehingga organisasi tersebut hidup dan

berjiwa seolah-olah merupakan suatu organisasi yang hidup.

Organisasi sebagai suatu sistem akan bergerak secara menyeluruh dan terintegrasi

yang mencakup segala segi, segmen, aspek-aspek dan unsur-unsur yang ada di dalamnya

dan hubungan ini akan menjadikan organisasi berjalan secara selaras terpadu dan

harmonis.

Dalam pembentukan sebuah organisasi, ketiga framework di atas dapat digunakan

secara terpisah sesuai dengan kebutuhan organisasi yang dibentuk dan tidak menutup

kemungkinan sebuah organisasi akan menggabungkan beberapa pandangan tersebut

sesuai dengan bentuk organisasi yang dianutnya.


2. Pengertian Organisasi

Menurut Chester I Barnard organisasi adalah sistem kegiatan-kegiatan yang

terkoordinir secara sadar, atau suatu kekuatan dua manusia atau lebih. Unsur-unsur dari

suatu organisasi menurut Barnard adalah:

a. Organisasi terdiri dari serangkaian kegiatan yang dicapai melalui proses kesadaran,

kesengajaan, dan koordinasi yang bersasaran

b. Organisasi merupakan kumpulan orang-orang untuk melaksanakan kegiatan yang

bersasaran tersebut

c. Organisasi memerlukan adanya komunikasi, yakni suatu hasrat dari sebagian

anggotanya untuk mengambil bagian pencapaian tujuan bersama anggota lainnya.

Sehingga menekankan peranan seseorang dalam organisasi ” ada sebagian orang yang

harus diberi informasi atau di motivasi dan sebagian lainnya yang harus membuat

keputusan”.

Emitai Etziomi mengemukakan konsep organisasi sebagai penggelompokkan orang-

orang yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun karakteristik dari

kelompok tersebut adalah:

a. Mempunyai pembagian kerja, kekuasaan, dan pertanggungjawaban yang

dikomunikasikan. Pembagian ini tidak dilakukan secara random melainkan

sengaja direncanakan untuk meningkatkan usaha pencapaian tujuan tertentu.

b. Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang dapat dipergunakan untuk

mengendalikan usaha-usaha organisasi yang telah direncanakan dan yang dapat

diarahkan untuk mencapai tujuan. Pusat kekuasaannya juga harus dapat


dipergunakan untuk menilai kembali secara reliabel pelaksanaan organisasi, dan

menyempurnakan struktur yang dianggap perlu untuk meningkatkan efisiensi.

c. Adanya usaha pergantian kepegawaian, misalnya seseorang yang cara kerjanya

tidak memuaskan dapat dipindahkan atau diganti oleh orang lain. Dalam

organisasi juga dapat dilakukan usaha mengevaluasi kembali, kegiatan

kepegawaian dengan cara pemindahan atau promosi.

Menurut Richard Scott konsepsi organisasi diciptakan sebagai suatu kolektivitas yang

sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan khusus tertentu yang sedikit banyak

didasarkan pada asas kelangsungan. Menurut Scott gambaran organisasi terlihat dari

adanya batas-batas yang jelas, adanya aturan-aturan yang normatif, adanya jenjang

otoritas, adanya suatu sistem komunikasi dan suatu sistem insentif yang mampu

mendorong berbagai tipe partisipasi dalam usaha bekerjasama untuk mencapai tujuan

tertentu.

Blake dan Mouton menjelaskan pengertian organisasi, dengan memperkenalkan tujuh

kekayaan (seven properties) yang melekat pada organisasi yaitu :

a. Organisasi senantiasa mempunyai tujuan

b. Organisasi mempunyai kerangka (struktur)

c. Organisasi mempunyai cara yang memberikan kecakapan bagi anggotanya untuk

melaksanakan kerja mencapai tujuan tersebut

d. Organisasi didalamnya terdapat proses interaksi hubungan kerja antara orang-orang yang

bekerjasama mencapai tujuan tersebut.

e. Organisasi mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidupnya


f. Organisasi mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapai.

Menurut G. R. Terry organisasi berasal dari kata ”organisme” yaitu suatu struktur

dengan bagian-bagian yang terintegrasi sehingga masing-masing bagian saling

mempengaruhi dan terhubung secara menyeluruh.

John M. Gaus mendefinisikan organisasi sebagai tata hubungan antara orang-orang

untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas

dan tanggungjawab.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi memiliki unsur-

unsur adanya dua orang atau lebih sebagai kelompok, adanya maksud untuk bekerjasama,

adanya proses pembagian kerja, adanya pengaturan hubungan dan adanya tujuan yang

hendak dicapai.

3. Bentuk Organisasi

Di tinjau dari segi jumlah orang yang memegang pimpinan organisasi dibedakan

menjadi dua macam bentuk, yaitu :

a. Bentuk Tunggal. Pimpinan organisasi di tangan seorang pemimpin sebbagai

sumber tugas dan wewenang. Tanggungjawab keseluruhan dengan melalui

tingkat-tingkat jenjang organisasi pada pimpinan tunggal. Keuntungan bentuk

tunggal adalah segala urusan dapat diputuskan dengan cepat tidak perlu berunding

dengan pihak lain, dengan syarat ia cukup memiliki kegiatan jasamaniah dan

rohaniah yang kuat, cakap dan luas pengetahuannya. Kelemahannya adalah jika

pimpinan tidak pandai, kurang tangkas dan tidak mempunyai daya juang
b. Bentuk Dewan. Organisasi dipimpin oleh sebuah dewan yang terdiri dari

beberapa orang. Semua wewenang dan tanggungjawab dipikul oleh dewan

sebagai satu kesatuan, demikian pula keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan

yang diambil adalah hasil dari kebulatan dewan tersebut. Pembagian kerja di

antara anggota dewan dimungkinkan, tetapi kelauar sebagai satu kesatuan.

Keuntungan bentuk dewan ini adalah, penyelesaian tugas dan pekerjaan lebih

ringan, terperhatikan sepenuhnya serta terselesaikan dengan sebaik-baiknya

karena pembagian tugas antara anggota, keputusan yang dibuat oleh beberapa

orang diharapkan lebih tepat dan objektif, menumbuhkan rasa menghargai

pendapat anggota yang lain sehingga memupuk rasa setia kawan. Kelemahan

bentuk dewan adalah, keputusan-keputusan biasanya lambat karena harus

dirundingkan lebih dahulu, bahkan waktu mungkin banyak terbuang karena

perundingan simpang siur, tindakan-tindakan sering kurang tegas, disebutkan

hasil kompromi dari berbagai pendapat yang dipengaruhi oleh kepentingan sendiri

atau golongan, letak tanggungjawab kurang jelas, seseorang dapat berlindung

dibalik keputusan bersama, yang seharusnya tanggungjawab itu dipikul sendiri,

sehingga ada kecenderungan tidak menumbuhkan keberanian bertanggungjawab.

Berdasarkan hubungan kerja dan lalu lintas wewenang dan tanggungjawab dari

pimpinan sampai kepada kesatuan-kesatuan yang terbawah dalam organisasi,

bentuk organisasi dapat dibedakan menjadi tiga pola utama yaitu lurus, lurus staff

dan fungsional.

c. Bentuk Lurus. Bentuk ini juga disebut bentuk ’garis’ atau” lini” , merupakan tipe

organisasi yang tertua, paling banyak terdapat dan paling banyak dipakai,
terutama pada perusahaan yang relatif kecil. Bentuk tata hubungannya masih

sederhana sehingga lebih praktis diterapkan. Pada tata organisasi bentuk lini ini,

organisasi dibagi-bagi pada satuan-satuan yang bulat pada tingkat-tingkat jenjang

yang diperlukan. Wewenang dan tanggungjawab dari pucuk pimpinan mengalir

secara langsung sampai kepada bawahan yang paling bawah menurut tata jenjang

organisasi.

Masing-masing kepala satuan organisasi memegang wewenang bulat dan

memikul tanggungjawab penuh mengenai segala hal yang termasuk bidang kerja dari

satuannya. Semua pegawai dalam satuan ini menerima perintah dan petunjuk

langsung dari pimpinan satuan yang masing-masing memberi pertanggungjawaban

akan pelaksanaan tugasnya kepada atasan tersebut.

Organisasi bentuk lurus membagi tugas dan menggelompokkan pekerjaan-

pekerjaan secara langsung dan penuh, lalu lintas wewenang, dan tanggungjawab

berjalan secara lurus melalui saluran tunggal. Bagi personil semuanya mudah

kelihatan bahwa kekuasaan dan tanggungjawab terbesar dan tertinggi adalah pada top

managemen dan semakin berkurang ke bawah sehingga kekuasaan serta

tanggungjawab pekerja yang paling bawah adalah yang paling kecil,setiap bawahan

hanya mempunyai seorang atasan, lebih terkenal melalui istilah ’one man one boss’

Ciri-ciri organisasi bentuk lurus, tujuan organisasi masih sederhana, organisasi

kecil, jumlah karyawan sedikit, pimpinan dan sesama karyawan saling mengenal dan

dapat berhubungan pada setiap hari kerja dan tingkat spesialisasi dan alat-alat yang

dipergunakan tidak begitu tinggi dan tidak beraneka ragam.


d. Bentuk staf dan lini. Merupakan suatu sistem yang telah dikemukakan oleh

Emerson (Amerika, yang kemudian diperdalam oleh seorang ahli bangsa Prancis

Henry Fayol) menurut pendapatnya untuk mengatasi keburukan-keburukan sistem

garis maupun fungsional dengan dibentuknya staf yang terdiri dari tenaga ahli,

sehingga masih mampu mempertahankan kebaikan kesatuan pimpinan daripada

sistem garis, sebab staf ini bediri di samping organisasi garis, sehingga tidak

menganggu kelancaran organisasi garis dan kewajibannya memberi pelayanan

nasehat dan kontrol terhadap pimpinan. Tipe organisasi seperti ini banyak

digunakan pada perusahaan-perusahaan yang cukup besar, daerah kerjanya luas

dan mempunyai bidang tugas yang beraneka ragam dan rumit.

Ciri-ciri organisasi bentuk lini dan staf adalah:

a) Organisasi besar dan bersifat kompleks

b) Jumlah karyawan banyak

c) Daerah kerja luas

d) Pimpinan dan sesama karyawan tidak lagi semuanya saling mengenal

e) Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi

f) Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara maksimal

g) Terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pimpinan yang mengendalikan dan

bertanggungjawab atas kelancaran organisasi dalam arti menentukan tujuan

menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan-keputusan. Staf yaitu

yang membantu pimpinan dalam perencanaan dan pengendalian. Pelaksana

yaitu komponen organisasi yang melaksanakan tugas-tugas yang telah

ditentukan dari atas.


e. Bentuk fungsional. Organisasi disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang

harus dlaksanakan. Organisasi bentuk fungsionil pada umumnya digunakan dalam

perusahaan-perusahaan dimana perbidangan tugas secara tegas dapat digariskan.

Ciri-ciri organisasi fungsionil adalah :

a) Perbidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan

b) Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas

c) Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi terutama pada

tingkat pelaksanaan bawahan karena bidang tugasnya sdh tegas dan jelas

digariskan

d) Para direktur mempunyai wewenang komando pada unit-unit yang berada

dibawahnya atas namanya sendiri, tidak perlu atas nama direktur utama.

4. Desain dan Struktur Organisasi

Ivancevich et. al, menjelaskan proses menentukan pilihan dan membuat

keputusan serta tindakan yang menghasilkan struktur organisasi disebut desain

organisasi.

Proses mendesain organisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pendekatan

dari bawah ke atas atau bottom up dan pendekatan dari atas kebawah atau top down

(Reksohadiprodjo dan Handoko). Apapun cara yang digunakan dalam pendekatan yang

akan dilakukan, isi dari keputusan selalu sama yaitu keputusan fokus pada jabatan-

jabatan perorangan, keputusan yang difokuskan pada departemen atau sekelompok

jabatan, dan keputusan mempertimbangkan kewenangan pada seluruh struktur.


Desain organisasi merupakan proses pemilihan alternatif dan pengambilan

keputusan berkaitan dengan struktur organisasi. Struktur organisasi adalah suatu

kerangka yang merupakan hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja dalam

bentuk formal antara individu dengan kelompok berkenaan dengan alokasi tugas,

tanggungjawab, dan otoritas dalam organisasi

Struktur organisasi harus dirancang dan dibangun sesuai dengan perkembangan

organisasi dan menurut sumber-sumber kemampuannya, biasanya disusun oleh pihak

pimpinan. Pengembangan struktur organisasi harus ditekankan pada prinsip pertukaran

informasi dan kewajiban bawahan untuk selalu melaporkan kepada atasan tentang

jalannya operasi dan pada prinsip kewajiban pimpinan untuk selalu mengadakan

pengecekan terhadap jalannya pelaksanaan perintah-perintahnya. Fungsi dari struktur

organisasi adalah untuk menentukan kelancaran jalannya pelaksanaan berupa pewadahan

atau pengaturan lebih lanjut dari kekuasaan, pekerjaan, tanggungjawab dan orang-orang

yang harus ditatahubungkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga setiap anggota

organisasi mengetahui apa kedudukannya, apa tugasnya, apa tanggungjawabnya, apa

kewajibannya, apa fungsinya, apa pekerjaannya, apa haknya, apa wewenangnya, siapa

atasannya, siapa bawahannya dan bagaimana cara berhubungan satu sama lain.

Walaupun pada kenyataannya seringkali perusahaan yang tumbuh tanpa

perencanaan struktur organisasi yang nyata, hanya menambahkan fungsi-fungsi baru dan

perusahaan tumbuh dengan sendirinya. Ketiadaan suatu rencana struktur organisasi yang

nyata menurut G.R Terry, 1974, akan menimbulkan keadaan yang kurang baik bagi

organisasi tersebut, diantaranya :


1. Fungsi-fungsi menjadi disproporsional dalam hubungan antara satu

dengan yang lainnya,

2. Fungsi-fungsi penting terabaikan terhadap fungsi-fungsi lain, masing-

masing kondisi menyebabkan sulit untuk menjalankan aktivitas-

aktivitas yang perlu

3. Fungsi yang bersifat perencanaan yang kemungkinan dapat

memperkuat organisasi, terabaikan

4. Koordinasi yang diperlukan antara fungsi-fungsi pokok dikurangi oleh

karena personil untuk setiap fungsi pokok cenderung untuk

menekankan pada aktivitas mereka secara individual

Namun demikian merancang struktur organisasi yang ideal juga tidak mudah

untuk dilakukan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

a. Pengaruh pribadi para pejaabat terhadap struktur organisasinya

b. Setiap individu mempunyai kepercayaan yang berbeda dan tidak

semua pejabat harus memandang suatu struktur organisasi dengan

opini dan keyakinan yang identik

c. Kemungkinan organisasi kekurangan biaya untuk membangun struktur

yang ideal

d. Adanya tendensi untuk tetap mempertahankan bentuk struktur

organisasi yang lama karena sudah terbukti baik, daripada mengubah

dengan struktur yang baru, yang belum terbukti hasilnya.


Unsur-unsur atau dimensi penting dalam menentukan struktur organisasi yaitu

pembagian kerja, pedelegasian wewenang, departementalisasi, rentang kendali,

sentralisasi dan desentralisasi serta formalisasi.

a. Pembagian kerja. Pembagian kerja atau division of labor adalah proses

pembagian tugas yang dilakukan oleh organisasi ke dalam pekerjaan-

pekerjaan yang khusus atau specialized (Greenberg dan Baron, 2003).

Pembagian kerja biasanya dilakukan oleh manajer dengan cara membagi

seluruh tugas organisasi menjadi pekerjaan-pekerjaan khusus yang tersusun

dari aktifitas-aktifitas khusus.

Menurut Ivancevich dkk, 2007, pembagian kerja dalam suatu organisasi dapat

dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

a. Keahlian khusus pribadi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa

istilah spesialisasi berkaitan dengan keahlian khusus dalam profesi dan

pekerjaan. Jenis-jenis pekerjaan yang termasuk dalam kategori ini antara

lain dokter, psikolog, akuntan, ilmuwan, desainer grafis dan sebagainya

b. Alur kerja yang lazim dilakukan. Misalnya pabrik-pabrik sering kali

membagi pekerjaan fabricating dan assembly. Selanjutnya individu-

individu akan ditugaskan di dalam salah satu dari dua pekerjaan tersebut.

Hal ini sering disebut sebagai spesialissi mendatar.

c. Bidang vertikal. Seluruh organisasi memiliki hierarki kewenangan dari

manajer level rendah sampai dengan manager level tertinggi. Pekerjaan

CEO akan berbeda dengan pekerjaan supervisor.


b. Pendelegasian wewenang. Wewenang atau authority adalah hak untuk

melakukan sesuatu atau memerintah orang lain agar melakukan sesuatu.

Wewenang ada jika seorang manajer memiliki hak untuk memberi perintah

atau tugas, dan menilai pelaksanaan tugas bawahannya. Hal ini selalu ada,

setiap terjadi hubungan di mana seseorang mengendalikan individu lain dalam

suatu pekerjaan (Reksohadiprodjo dan Handoko, 2000). Menurut Ivancevich

dkk, 2007, alasan-alasan pendelegasian wewenang adalah: pertama,

pendelegasian wewenang mendorong pengembangan manajer profesional.

Para manajer lebih fokus pada keputusan-keputusan penting, manajer dapat

mengembangkan keahlian atau keterampilan, serta perusahaan dapat maju dan

berkembang. Kedua pendelegasian wewenang yang tinggi mendorong iklim

persaingan dalam organisasi.

c. Departementalisasi. Merupakan cara organisasi dibagi secara struktural.

Dasar-dasar departementalisasi antara lain departementalisasi fungsional,

departementalisasi produk, departementalisasi wilayah geografis dan

departementalisasi pelanggan.

a. Departementalisasi fungsional yaitu jenis departementalisasi berdasarkan

pada aktifitas atau fungsi-fungsi yang dilakukan. Keuntungan

depertementalisasi ini adalah meningkatkan efisiensi dan pemanfaatan

karyawan serta peralatan paling ekonomis.

b. Departementalisasi produk, yaitu jenis departementalisasi berdasarkan

produk yang dihasilkan. Dalam suatu organisasi produk, unit-unit secara

terpisah dibentuk untuk menangani produk atau lini produk yang berbeda.
Masing-masing divisi ini berisi semua departemen yang diperlukan untuk

beroperasi sebagai unit yang independent.

c. Departementalisasi wilayah geografis, yaitu jenis departementalisasi

berdasarkan wilayah geografis.

d. Departementalisasi pelanggan, yaitu jenis departementalisasi berdasarkan

pelanggan.

d. Rentang Kendali. Rentang kendali atau span of control adalah jumlah

bawahan atau subordinates dalam suatu organisasi yang dapat diawasi oleh

individu manajer (Greenberg dan Baron, 2003). Rentang kendali berkaitan

dengan berapa jumlah bawahan yang dapat diawasi secara efektif oleh seorang

manajer. Istilah lain dari rentang kendali adalah span of supervision, span of

authority, span of management, dan span of attention. Faktor-faktor yang

perlu diperhatikan untuk menentukan rentang kendali ideal antara lain adalah:

a. Hubungan yang diperlukan. Perlu mempertimbangkan kebutuhan akan

hubungan dan koordinasi antara atasan bawahan.

b. Tingkat spesialisasi.

c. Kemampuan komunikasi.

e. Sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauhmana

pengambilan keputusan dipusatkan pada satu titik tunggal dalam sebuah

organisasi. Hal ini hanya mencakup wewenang formal, yaitu hak-hak inheren

dalam posisi seseorang. Jika manajemen puncak mengambil keputusan utama

organisasi sedikit atau tanpa masukan dari personil tingkat bawah, artinya

organisasi tersebut tersentralisasikan, sebaliknya makin banyak personil


tingkat bawah memberikan masukan dan diberi keleluasaaan untuk

mengambil keputusan maka makin ada desentralisasi.

f. Formalisasi. Formalisasi mengacu pada tingkat dimana pekerjaan di dalam

organisasi itu dibakukan. Formalisasi merupakan suatu dimensi struktur

organisasi yang mengacu pada derajat kebijakan, aturan, dan prosedur

dinyatakan secara tertulis dan diberlakukan. Struktur organisasi yang dibuat

secara formal akan menetapkan aturan dan prosedur yang seharusnya

dilakukan oleh masing-masing individu.

E. Model-Model Organisasi.

Model-model desain organisasi terdiri dari model mekanistik, model organik dan

model matriks. Model mekanistik adalah model birokrasi yang kaku dengan aturan ketat,

mendefinisikan tugas secara sempit dan komunikasi dari atas ke bawah (Kreitner dan

Kinicki, 2005). Model organik adalah pekerjaan cenderung menjadi sangat umum, sedikit

aturan, dan keputusan dapat dibuat oleh karyawan pada level rendah (Greenberg dan

Baron, 2003). Model organik adalah desain organisasi yang menekankan pentingnya

kemampuan untuk beradaptasi dan pengembangan serta cenderung lebih fleksibel dari

individu-individu berbakat yang menjalankan berbagai tugas. Model matriks berusaha

menggabungkan desain berdasarkan produk atau proyek dengan desain berdasarkan

fungsi. Model matriks ini lebih tepat diterapkan untuk organisasi yang menghadapi

perubahan lingkungan yang begitu cepat, penuh ketidakpastian, serta memiliki sumber

daya manusia dan keuangan yang terbatas (Ivancevich dkk, 2007)


Robins 2003, menggambarkan tiga desain organisasi yang lazim digunakan, yaitu

struktur sederhana, birokrasi dan struktur matriks. Desain struktur sederhana ditandai

oleh departementalisasi yang sedikit, span of control yang lebar, kewenangan di pegang

terpusat pada satu orang, dan formalisasi sedikit. Desain seperti ini biasanya ditemukan

pada organisasi usaha yang masih kecil, dimana pemimpinnya sekaligus jadi pemilik

perusahaan.

MANAJER
PEMILIK
JOKO BATIK

Harry Nouval Krisna Ratna


Tenaga Tenaga Tenaga Kasir
Penjual Penjual Penjual

Contoh: Desain struktur sederhana

Desain birokrasi ditandai dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai

melalui spesialisasi, aturan dan pengaturan sangat formal, tugas-tugas yang

dikelompokan ke dalam departemen-departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang

kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.

Kekuatan utama organisasi birokrasi terletak dalam kemampuannya untuk melakukan

kegiatan-kegiatan yang terstandarisasi dengan cara yang efisien.

Desain Matriks merupakan desain yang lebih populer, bila pada dua desain sebelumnya

berlaku prinsip “one man, one boss” setiap bawahan hanya memiliki satu atasan. Pada

struktur matriks setiap bawahan memiliki dua atasan. Desain matriks ini
mengkombinasikan dua bentuk struktur departementalisasi, yaitu fungsional dan produk.

Struktur matriks dapat ditemukan dalam organisasi-organisasi periklanan, perguruan

tinggi, rumah sakit dan sebagainya.

Kekuatan departementalisasi fungsional adalah mengelompokkan tenaga-tenaga ahli dari

bidang tertentu dalam suatu bagian, yang sekaligus dapat berfungsi untuk menghasilkan

produk yang berbeda-beda.

Kelemahan utama dari organisasi berstruktur matriks terletak pada kebingungan yang

diciptakan dalam pelaksanaan tugas disebabkan adanya kemungkinan sumber konflik

kekuasaan, dan tekanan yang diletakkan pada indvidunya.

F. Organisasi virtual dan Organisasi tanpa Batas

Organisasi virtual disebut juga organisasi jaringan atau modular merupakan

organisasi inti kecil yang mensubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnis. Organisasi

virtual akan membangun jaringan hubungan yang memungkinkan mereka

mensubkontrakkan fungsi-fungsi utama bisnisnya seperti kegiatan manufaktur, distribusi,

pemasaran, dan fungsi-fungsi lainnya, karena pihak lain dianggap dapat melakukan

secara lebih baik dan efisien.

Organisasi virtual menurut Travica, 1997 adalah sekelompok grup, orang, atau

institusi dengan beberapa tujuan yang sama mereka melakukan sharing sumber daya

(komputer) untuk memenuhi kebutuhan mereka

Inti dari organisasi virtual adalah sekelompok kecil eksekutif yang bertugas

mengawasi secara langsung semua kegiatan yang dilakukan secara internal dan
mengkoordinasikan hubungan dengan organisasi lain yang membuat, mendistribusikan

dan menjalankan fungsi-fungsi penting lainnya untuk organisasi virtual tersebut. Para

manajer dalam struktur organisasi virtual melakukan kontrol dan koordinasi hubungan

eksternal melalui jaringan komputer. Kelebihan dari organisasi virtual ini adalah lebih

fleksibel, sedangkan kelemahannya adalah mengurangi kendali manajemen terhadap

bagian-bagian yang penting dalam bisnis.

Karakteristik organisasi virtual adalah sebagai berikut:

a. Melintasi batas. Perubahan bisnis environment menuntut suatu perusahaan

atau organisasi untuk lebih fleksibel di dalam melakukan kegiatan

produksinya. untuk itu organisasi harus menghasilkan produk yang berkualitas

dan sesuai dengan keinginan penggunanya, sehingga dibutuhkan kolaborasi

antar organisasi untuk menentukan minat dari pengguna suatu produk.

b. Berbagi Sumber Daya (Resources). Misalnya toko online menjual produk

pakaian merk tertentu, pertanyaannya apakah toko online tersebut memiliki

pakaian merk tertentu tersebut? Tentu saja tidak, melainkan toko online

tersebut bekerjasama dengan perusahaan lain untuk mendapatkan stok pakaian

yang selanjutnya dijual, artinya toko online tersebut tidak memiliki pakaian

merk tertentu tersebut secara fisik.

c. Wilayah yang tersebar.

d. Anggota yang tidak tetap. Dalam organisasi virtual, anggota bisa saja berhenti

dalam melakukan sharing resources, apalagi ketika tujuan telah terlaksana dan

selalu muncul tujuan-tujuan baru yang membuat organisasi tetap eksis.


Organisasi tanpa batas atau boundaryless organization adalah suatu organisasi

yang berusaha menghapus rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan

mengganti departemen dengan team yang diberdayakan. Organisasi tanpa batas berusaha

untuk menghapus batas-batas vertikal, horizontal, dan menghapus hambatan-hambatan

eksternal. Organisasi tanpa batas lebih banyak mengandalkan teknologi informasi

sehingga disebut juga organisasi T-Form (berbasis teknologi). Ciri-ciri organisasi tanpa

batas adalah menurut Robbins dan Judge, 2007:

a. Organisasi tanpa batas berusaha menghapus batas-batas vertikal. Menghapus batas-

batas vertikal tersebut berarti manajemen meniadkan hierarki, status dan peringkat

diminimalkan

b. Organisasi tanpa batas berusaha menghapus batas-batas horizontal. Batas-batas ini

menghambat interaksi antara fungsi, lini dan unit-unit produk. Cara mengurangi

hambatan ini adalah dengan mengganti berbagai departemen fungsional dengan team

lintas fungsi dan mengorganisasikan kegiatan berdasar proses.

c. Organisasi tanpa batas berusaha menghapus hambatan-hambatan eksternal (pemasok,

pelanggan, pembuat peraturan dan sebagainya) serta hambatan-hambatan geografis.

Praktik-praktik meminimalkan batas-batas eksternal antara lain aliansi strategis,

hubungan pelanggan organisasi, globalisasi, dan telecommuting.

Daftar Pustaka

1. Arnold, J., Cooper, Cary, L., Robertson, I. 1998. Work Psychology: Understanding Human
Behavior in the Workplace. Great Britain: Financial Times Prentice-Hill.
2. Berry, L.M., 1998. Psychology at Work. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc.
3. Cummings, T.G, Worley, C.G. 2005. Organization Development and Change. Eight edition :
South-Western
4. Jones, G.R. 2004. Organizational, Theory, Design, And Change. Fourth edition. New Jersey :
Pearson Education, Inc Upper Saddle River
5. Luthans, Fred, 1981. Organizational Behavior, New York McGraw-Hill, Book Company.
6. Munandar, A.S., 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press
7. Muchinsky, P.M., 2003. Psychology Applied to Work. 7th ed. USA: Wadsworth/Thomson
Learning.
8. Robbins, S.P., Organization Theory; Structure, Design, and Application.third edition. London.
Prentice-Hall International UK
9. Robbins, S.P., 1998. Organizational Behavior; Concept, Controversies, Applications. USA:
Prentice-Hall.
10. Thoha Miftah,2004. Perilaku Organisasi: Konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai