Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun
bangsa dan negara. Maju-mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya
pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya sehinggamemperoleh hasil yang diharapkan.

Untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga pendidikan


sampai pada usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan. Kemarnpuan guru sebagai tenaga
kependidikan, baik secara personal, sosial, maupun profesional, harus benar-benar dipikirkan
karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan merupakan tenaga lapangan yang
langsung melaksanakan kependidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.

Untuk itu, ilmu pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan merupakan ilmu
yang mempersiapkan tenaga kependidikan yang profesional, sebab kemampuan profesional
bagi guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar merupakan syarat utama. Oleh
karena itu, didirikanlah organisasi profesi sebagai saranamenyalurkan, memberikan, maupun
menampung profesionalitas seorang profesional.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa konsep dasar dari organisasi?


2. Apakah pengertian organisasi?
3. Apa saja unsur-unsur orgnisasi?
4. Bagaimanakah bentuk dari organisasi?
5. Apa tujuan dari organisasi?
6. Bagaimanakah efektifitas dalam berorganisasi?
7. Apa saja prinsip-prinsip organisasi?
8. Apa saja fungsi-fungsi organisasi?

PEMBAHASAN

KONSEP DASAR ORGANISASI

A. PENGERTIAN ORGANISASI

Dapat dikatakan bahwa organisasi sebagai proses pembagian tugas mamandang organisasi
dari segi sistem distribusitugas sehingga masing-masing pejabat atau masing-masing unit
satuan kerja memegang tugas tertentu.Disamping itu, masih banyak definisi organisasi
sebagai proses yang dikemukakan oleh para ahli, dengan cara dan bahasa yang berbeda-beda.
Dua diantaranya adalah

1. Organization as the process of dividing up work or arranging personal to handle the


work of the enterprise. Artinya organisasiadalah sebagai proses pembagian tugas,
mengatur pegawai-pegawai untuk memikul tugas atau pekerjaan dari suatu badan
usaha(Yoseph Kingsbury & Robert Wilcox 1961).
2. Organization is the act or process of bringing together or arranging the related groups
of the agency into a working whole. Artinya organisasi merupakan suatu kegiatan
atau suatu proses menghimpun atau mengatur kelomok-kelompok yang saling
mengadakan hubungan dari unit perwakilan ke dalam suatu pekerjaan yang
menyeluruh (Harleigh B. Trecker 1950).

Definisi organisasi menurut beberapa ahli diantaranya :

 James D. Mooney : Organization is the form of every human association for the
attainment of common purposes. Artinya organisasi merupakan bentuk dari setiap
perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
 John D. Millet : Organization is people working together, and so it takes on
characteristics of human relationships which are involved in group detivity.Artinya
organisasi adalah orang-orang yang bekerjasama dengan mengandung cirri-ciri dari
hubungan kemanusiaan yang timbul di dalam kegiatan kelompok.
 Dwight Waldo : Organization is the structure of authoritative and habitual personal
interrelations in an administrative system. Artinya satu organisasi merupakan struktur
daripada hubungan-hubungan atas dasar wewenang dan bersifat tetap dalam suatu
sistem administrasi.
 Chester I. Barnard : Organization is a system of cooperation activities of two or more
persons something intangible and impersonal, largely a matter of
relationships.Artinya organisasi merupakan suatu sistem usaha bersama antara dua
orang atau lebih, sesuatu yang tidakberwujud dan tidak bersifat pribadi, yang sebagian
besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan.
 Herbert A. Simon : Organization is the complex pattern of communication and other
relations in a group of human being.Artinya organisasi merupakan pola komunikasi
yang kompleks dan hubungan-hubungan lain dalam suatu kelompok manusia.
 Prajudi Atmosudirdjo : Organisasi itu sebagi struktur-tatapembagian kerja dan
struktur tata-hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang
bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang tertentu.
 Sondand P. Siagian : Organisasi adalah setiap bentuk persekutuanantara dua orang
atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuanbersama dan terikat secara formal
dalam suatu ikatan hirarki di manaselalu terdapat hubungan antara seorang atau
sekelompok orang yangdisebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang
disebutbawahan.
 Edgar Schein (1973) ‘’An organization is the rational coordination ofthe activities of a
numberof people for the achievement of somecommon explicit purpose or goal,
through devision of labor function,and through a hierarchy of outhority and
responcibility’’.
 Ananda W.P. Guruge (1977)‘’Organization is defined as arraging acomplex of tasks
intomanageable units and defining the formalrelationships among the people who are
assigned the various tasks.’’

Definisi-definisi tersebut diatas masing-masing memberikan pengertian yang semakin


memperjelas apa hakekat organisasi tersebut.

Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan
tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki
struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk
mengkoordinasikanaktivitas di dalamnya.

Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu
kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Kochler).

Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua
orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa:

Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya
masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu
untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan
individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha
yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi)
untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara
bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi
rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat
yang berwenang.

B. UNSUR-UNSUR ORGANISASI

Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai
berikut :

1. Sebagai wadah atau tempat untuk bekerja sama.


2. Proses kerja sama sedikitnya antara dua orang.
3. Jelas tugas dan kedudukannya masing-masing.
4. Ada tujuan tertentu.

a. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama

Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi
orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui
bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam arti
yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah
dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah
wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh,
organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

b. Proses Kerja Sama Sedikitnya Antara Dua Orang

Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama
sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan
banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses
kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan
dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat
sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat
diatur dengan sebaik-baiknya.

c. Jelas Tugas dan Kedudukannya Masing-masing

Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak
hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel
pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik
mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu
dengan yang lain.

d. Ada Tujuan Tertentu

Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana


yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada
perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi
secara baik akan mendapat keuntungan antara lain sebagai berikut :

 Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara


efisien dan efektif

Secara ringkas unsur-unsur organisasi yang paling dasar adalah :

 Harus ada wadah atau tempatnya untuk bekerja sama.


 Harus ada orang-orang yang bekerja sama.
 Kedudukan dan tugas masing-masing orang harus jelas.
 Harus ada tujuan bersama yang mau dicapai.

Sebuah organisasi memiliki unsur-unsur yang saling terkait didalamnya, diantaranya adalah:

 Manusia : sebagai unsur terpenting dalam sebuah organisasi, artinya manusia sebagai
penggerak organisasi tersebut dalam usaha mencapai tujuannya.
 Team work : Kerja sama tim sangat diperlukan dalam sebuah organisasi, hal ini
menentukan tingkat kesuksesan organisasi tersebut.
 Tujuan utama : sebuah organisasi harus memiliki visi dan misi serta tujuan yang jelas.
 Peralatan dan Perlengkapan : peralatan dan perlengkapan dibutuhkan oleh manusia
sebagai sumber daya terpenting untuk mempermudah jalannya proses manajemen
organisasi.
 Sumber daya alam : sumber daya alam juga memegang peranan penting dalam sebuah
organisasi. Manusia sebagai pelaku harus bisa memanfaatkan sumber daya alam yang
tersedia demi tercapainya tujuan organisasi.
 Manajemen organisasi : adanya pembagian tugas dan kewajiban serta hak dan
wewenang bagi setiap masing-masing anggota organisasi.
 Lingkungan : adanya lingkungan yang kondusif artinya, terjadinya komunikasi positif
antar sesama anggota organisasi.

C. BENTUK-BENTUK ORGANISASI

Dalam perkembangan untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk organisasi yang perlu
diperhatikan. Bentuk organisasi tersebut adalah:
a. ORGANISASI LINI (LINE ORGANIZATION)

Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang
menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan
tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang
lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini
sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam
organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.

Memiliki ciri-ciri:

 Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis
wewenang
 Jumlah karyawan sedikit
 Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
 Belum terdapat spesialisasi
 Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas
segala bidang pekerjaan
 Struktur organisasi sederhana dan stabil
 Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
 Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah :

 Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik.


 Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan).
 Koordinasi lebih mudah dilaksanakan.
 Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat.
 Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung
berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan
dilaksanakan.
 Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi.
 Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat.
 Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat
pimpinan.
 Adanya penghematan biaya.
 Pengawasan berjalan efektif.

Kelemahan-kelemahan organisasi garis :

 Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan
organisasi.
 Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri.
 Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung
bersikap kaku (tidak fleksibel).
 Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengambil
inisiatif sendiri.
 Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan.
 Kurang tersedianya saf ahli
Contoh bagan Organisasi Lini :

Organisasi Lini

b. ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF ORG)

Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam
kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan,
bantuan pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan:

Memiliki ciri-ciri:

 Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.


 Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff.
 Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff.
 Jumlah karyawan banyak.
 Organisasi besar, bersifat komplek.
 Adanya spesialisasi.

Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staf:

 Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
 Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana.
 Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada
organisasi besar maupun kecil.
 Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn
pemikiran dari staf.
 Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.
 Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan
spesialisasinya.
 Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.
 Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.

Kelemahan-kelemahan dari bentuk Organisasi garis dan staf:

 Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan


nasihat.
 Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal.
 Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang
dilaksanakannyalah yang penting.
 Pimpinan lini mengabaikan advis staf.
 Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajat garis dan staf
tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang.
 Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar.
 Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan
ketidaksenangan pegawai lini.
 Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam
kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan
menjadi kompleks.

Contoh bagan organisasi garis dan staf :

Organisasi Garis dan Staff

c. ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL ORG)

Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam
pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi
perhatian yang sungguh-sungguh.

Memiliki ciri-ciri:
 Pembidangan tugas secarajelas dapat dibedakan.
 Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan.
 Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis.
 Target-target jelas dan pasti.
 Pengawasan ketat.
 Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.

Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional :

 Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal.


 Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing.
 Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan.
 Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar
dan tertib.
 Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama
biasanya cukup tinggi.
 Pembidangan tugas menjadi jelas.

Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional:

 Pekerjaan seringkali sangat membosankan.


 Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain
karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.
 Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi
menyeluruh sulit dan sukar dilakukan.

Contoh Bagan Organisasi Bentuk Fungsional

Organisasi Bentuk Fungsional


d. ORGANISASI LINI & FUNGSIONAL (LINE & FUNCTIONAL ORG)

Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada
perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan
tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan
bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu
tanpa memandang eselon atau tingkatan.

Memiliki ciri-ciri:

 Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat
bantuan.
 Terdapat spesialisasi yang maksimal.
 Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja.

Kebaikan organisasi Lini dan fungsional :

 Solodaritas tinggi.
 Disiplin tinggi.
 Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal.
 Pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan

Sedangkan keburukannya adalah :

 Kurang fleksibel dan tour of duty.


 Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih
dari satu orang.
 Spesiaisasi memberikan kejenuhan

Contoh bagan organisasi Lini dan Fungsional


Organisasi Lini dan Fungsional

e. ORGANISASI LINI, FUNGSIONAL DAN STAF (LINE, FUNCTIONAL AND


STAFF ORG)

Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi berbentuk lini dan
fungsional.

Memiliki ciri-ciri:

1. Organisasi besar dan kadang sangat ruwet.


2. Jumlah karyawan banyak.
3. Mempunyai 3 unsur karyawan pokok:
o Karyawan dengan tugas pokok (line personal).
o Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal).
o Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group).

f. ORGANISASI KOMITE (COMMITE ORG)

Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksakan secara
kolektif.

Organisasi komite terdiri dari :

1. Executive Committee ( Pimpinan Komite), yaitu para anggotanya mempunyai


wewenang lini.
2. Staff Committee, yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf.

Memiliki ciri-ciri :
 Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif.
 Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota
dewan.
 Asas musyawarah sangat ditonjolkan.
 Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana.
 Biasannya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.

Kebaikan Organisasi komite :

 Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan


pemegang saham maupun dewan.
 Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat kecil.
 Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin.

Sedangkan keburukannya :

 Proses decision making sangat lambat.


 Biaya operasional rutin sangat tinggi.
 Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab.

D. TUJUAN ORGANISASI

Tujuan organisasi kependidikan, yaitu: meningkatkan danmengembangkan:

 Karier,
 Kemampuan,
 Kewenangan profesional,
 Martabat, dan
 Kesejahteraan seluruh tenaga kependidikan.

Sedangkan visinya secara umum ialah terwujudnya tenaga kependidikanyang


profesional.Penjabaran lima tujuan dan misi pendidikan adalah sebagai berikut:

 Meningkatkan dan mengembangkan karier anggota, merupakanupaya dalam


mengembangkan karier anggota sesuai dengan bidangpekerjaan yang diembannya.
Karier yang dimaksud adalahperwujudan diri seorang pengemban profesi secara
bermakna, baikbagidirinya maupun bagi orang lain (lingkungannya)
melaluiserangkaian aktivitas. Organisasi profesi berperan sebagai fasilitatordan
motifator terjadinya peningkatan karier setiap anggota. Adalahkewajiban organisasi
profesi kependidikan untuk mampumemfasilitasi dan memotifasianggotanya
mencapai karier yangdiharapkan sesuai dengan tugas yang diembannya.
 Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota,merupakan upaya
terwujudnya kompetensi kependidikan yang handal.Dengan kekuatan dan
kewibawaan organisasi, para pengemban profesiakan memilikikekuatan moral untuk
senantiasa meningkatkankemampuannya.
 Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesionalanggota, merupakan
upaya para profesional untuk menempatkananggota suatu profesi sesuai dengan
kemampuannya. Organisasiprofesi kependidikan bertujuan untuk megembangkan
danmeningkatkan kemampuan kepada anggotanya melaluai pendidikanatau latihan
terprogram.
 Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota,merupakan upaya organisasi
profesi kependidikan agar anggotanyaterhindar dari perilakuan tidak manusiawi dari
pihak lain dan tidakmelakukan praktik melecehkan nilai-nilai kemanusiaan.
Denganmemasuki organisasi profesi kependidikan anggota sekaligus terlindungi dari
perlakuan masyarakat yang tidak mengindahkanmartabat kemanusiaan dan berupaya
memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar etis yang disepakati.
 Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan, merupakanupaya organisasi
profesi kependidikan untuk meningkatkankesejahteraanlahir batin anggotanya. Dalam
teori Maslow,kesejahteraan ini mungkin menempati urutan pertama berupakebutuhan
fisiologis yangharus dipenuhi. Banyak kiprah organisasiprofesi kependidikan dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota.Asprasi anggota melalui organisasi terhadap
pemerintah akan lebihterindahkan dibandingkan individu.

E. EFEKTIVITAS ORGANISASI

Konsep efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang luas, mencakup berbagai
faktor di dalam maupun di luar organisasi. Konsep efektivitas ini oleh para ahli belum ada
keseragaman pandangan, dan hal tersebut dikarenakan sudut pandang yang dilakukan dengan
pendekatan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga melahirkan konsep yang berbeda pula di
dalam pengukurannya. Namun demikian, banyak juga ahli dan peneliti yang telah
mengungkapkan apa dan bagaimana mengukur efektivitas itu.

Emitai Etzioni (1982:54) mengemukakan bahwa “efektivitas organisasi dapat dinyatakan


sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.”
Komaruddin (1994:294) juga mengungkapkan “efektivitas adalah suatu keadaan yang
menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.”

The Liang Gie (2000:24) juga mengemukakan “efektivitas adalah keadaan atau
kemempuan suatu kerja yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan guna yang
diharapkan.”

Sedangkan menurut pendapat Gibson (1984:28) mengemukakan bahwa “efektivitas adalah


konteks perilaku organisasi merupakan hubungan antar produksi, kualitas, efisiensi,
fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.”

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa efektivitas merupakan suatu
konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas
merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Gibson (1984:38) mengungkapkan tiga pendekatan mengenai efektivitas yaitu:

1. Pendekatan Tujuan.

Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi efektivitas merupakan


pendekatan tertua dan paling luas digunakan. Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan tujuan menekankan peranan
sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk menilai efektivitas serta mempunyai
pengaruh yang kuat atas pengembangan teori dan praktek manajemen dan perilaku
organisasi, tetapi sulit memahami bagaimana melakukannya. Alternatif terhadap pendekatan
tujuan ini adalah pendekatan teori sistem.

2. Pendekatan Teori Sistem.

Teori sistem menekankan pada pertahanan elemen dasar masukan-proses-pengeluaran dan


mengadaptasi terhadap lingkungan yang lebih luas yang menopang organisasi. Teori ini
menggambarkan hubungan organisasi terhadap sistem yang lebih besar, diman organisasi
menjadi bagiannya. Konsep organisasi sebagian suatu sistem yang berkaitan dengan sistem
yang lebih besar memperkenalkan pentingnya umpan balik yang ditujukan sebagai informasi
mencerminkan hasil dari suatu tindakan atau serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok
atau organisasi. Teori sistem juga menekankan pentingnya umpan balik informasi. Teori
sistem dapat disimpulkan: (1) Kriteria efektivitas harus mencerminkan siklus masukan-
proses-keluaran, bukan keluaran yang sederhana, dan (2) Kriteria efektivitas harus
mencerminkan hubungan antar organisasi dan lingkungn yang lebih besar dimana organisasai
itu berada. Jadi: (1) Efektivitas organisasi adalah konsep dengan cakupan luas termasuk
sejumlah konsep komponen. (3) Tugas manajerial adalah menjaga keseimbangan optimal
antara komponen dan bagiannya

3. Pendekatan Multiple Constituency.

Pendekatan ini adalah perspepktif yang menekankan pentingnya hubungan relatif di antara
kepentingan kelompok dan individual dalam hubungan relatif diantara kepentingan kelompok
dan individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan pentingnya
hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu organisasi.
Dengan pendekatan ini memungkinkan mengkombinasikan tujuan dan pendekatan sistem
guna memperoleh pendekatan yang lebih tepat bagi efektivitas organisasi.

Robbins (1994:54) mengungkapkan juga mengenai pendekatan dalam efektivitas organisasi:

1. Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach).

Pendekatan ini memandang bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari pencapaian
tujuannya (ends) daripada caranya (means). Kriteria pendekatan yang populer digunakan
adalah memaksimalkan laba, memenangkan persaingan dan lain sebaginya. Metode
manajemen yang terkait dengan pendekatan ini dekenal dengan Manajemen By
Objectives (MBO) yaiutu falsafah manajemen yang menilai keefektifan organisasi dan
anggotanya dengan cara menilai seberapa jauh mereka mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.

2. Pendekatan sistem.

Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan kelangsungan hidup organisasi,


maka perlu diperhatikan adalah sumber daya manusianya, mempertahankan diri secara
internal dan memperbaiki struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi agar dapat
berintegrasi dengan lingkungan yang darinya organisasi tersebut memerlukan dukungan terus
menerus bagi kelangsungan hidupnya.

3. Pendekatan konstituensi-strategis.
Pendekatan ini menekankan pada pemenuhan tuntutan konstituensi itu di dalam
lingkungan yang darinya orang tersebut memerlukan dukungan yang terus menerus bagi
kelangsungan hidupnya.

4. Pendekatan nilai-nilai bersaing.

Pendekatan ini mencoba mempersatukan ke tiga pendekatan diatas, masing-masing


didasarkan atas suatu kelompok nilai. Masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai.
Masing-masing nilai selanjutnya lebih disukai berdasarkan daur hidup di mana organisasi itu
berada.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa pendekatan tujuan didasarkan pada
pandangan organisasi diciptakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam teori sistem,
organisasi dipandang sebagai suatu unsur dari sejumlah unsur yang saling berhubungan
antara satu dengan yang lain.

Sedangkan pendekatan Multiple Constituency merupakan pendekatan yang


menggabungkan pendekatan tujuan dengan pendekatan sistem sehingga diperoleh satu
pendekatan yang lebih tepat bagi tercapainya efektifitas organisasi. Sedangkan untuk
pendekatan nilai-nilai bersaing merupakan pendekatan yang menyatukan ketiga pendekatan
yang telah dikemukakan di atas yang disesuaikan dengan nilai suatu kelompok.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi yang telah dikemukakan


sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
organisasi adalah sebagai berikut:

1. Adanya tujuan yang jelas,


2. Struktur organisasi.
3. Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat,
4. Adanya sistem nilai yang dianut

Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya tujuan akan
memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya tujuan
organisasi mencakup beberapa fungsi diantaranya yaitu memberikan pengarahan dengan cara
menggambarkan keadaan yang akan datang yang senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh
organisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat perhatian yang serius


apabila ingin mewujudkan suatu efektivitas. Richard M Steers (1985:209) menyebutkan
empat faktor yang mempengaruhi efektivitas, yaitu:

1. Karakteristik Organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti susunan
sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. Struktur merupakan cara yang
unik menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam
struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap
yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas.
2. Karakteristik Lingkungan, mencakup dua aspek. Aspek pertama adalah lingkungan
ekstern yaitu lingkungan yang berada di luar batas organisasi dan sangat berpengaruh
terhadap organisasi, terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan.
Aspek kedua adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu
lingkungan yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi.
3. Karakteristik Pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas.
Di dalam diri setiap individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi
kesadaran individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Jadi apabila suatu rganisasi menginginkan keberhasilan, organisasi
tersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi.
4. Karakteristik Manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang untuk
mengkondisikan semua hal yang di dalam organisasi sehingga efektivitas tercapai.
Kebijakan dan praktek manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan
setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam melaksanakan kebijakan dan
praktek manajemen harus memperhatikan manusia, tidak hanya mementingkan
strategi dan mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan
strategis, pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan lingkungan
prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta
adaptasi terhadap perubahan lingkungan inovasi organisasi.

Menurut pendapat di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa:

 Organisasi terdiri atas berbagai unsur yang saling berkaitan, jika salah satu unsur
memiliki kinerja yang buruk, maka akan mempengaruhi kinerja organisasi secara
keseluruhan;
 Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang baik dengan lingkungan;
 Kelangsungan hidup organsiasi membutuhkan pergantian sumber daya secara terus
menerus.

Suatu perusahaan tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas


organisasi, akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya tetapi apabila suatu
perusahaan memperhatikan faktor-faktor tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dapat lebih
mudah tercapai hal itu dikarenakan efektivitas akan selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor
tersebut.

Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi

Tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi perlu memperhatikan kriteri-kriteri efektivitas


sebagaimana yang dikemukakan oleh Richard M Steers (1985:46) sebagai berikut:

 Produktivitas
 Kemampuan berlaba.
 Kesejahteraan pegawai

Secara lebih operasional, Emitai Atzoni yang dikutip oleh Indrawijaya (1989:227)
mengemukakan “efektivitas organisasi akan tercapai apabila organisasi tersebut memenuhi
kriteria mampu beradaptasi, berintegrasi, memiliki motivasi, dan melaksanakan produksi
dengan baik”.

Gibson (1984:32-34) berpendapat bahwa kriteria efektivitas meliputi:

1. Kriteria efektivitas jangka pendek: Produksi, Efisiensi, Kepuasan.


2. Kriteria efektivitas jangka menengah: Persaingan, dan Pengembangan
3. Kriteria efektivitas jangka panjang
4. Kelangsungan hidup

Sondang P Siagian (2000:32) mengungkapkan beberapa hal yang menjadi kriteria dalam
pengukuran efektivitas:Efektivitas dapat diukur dari berbagai hal, yaitu: kejelasan tujuan
yang hendak dicapai, kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisa dan perumusan
kebijakan yang mantap, perencanaan yang matang, penyusunan program yang tepat,
tersedianya sarana dan prasarana kerja, pelaksanaan yang efektif dan efisien, sistem
pengawasan dan pengendalian yang mendidik.

F. PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI

Henry fayol mengusulkan 14 prinsip diantaranya :

1. Pembagian kerja

Proses ini berhubungan dengan siapa melakukan apa. Pembagian kerja ini memungkinkan
adanya penyusunan struktur atau kabinet kepengurusan atau pembentukan kepanitiaan suatu
kegiatan. Ada yang menjadi ketua, sekretaris, bendahara, koordinator bidang, atau staf-staf.
Perjalanan organisasi akan menjadi sinergi bila selama perjalanannya mengedepankan
pembagian kerja yang proporsional. Penempatan atau penugasan diharapkan sesuai dengan
minat, kapasitas, dan kesempatan seseorang. Bila ada yang memiliki kemampuan intelektual
tinggi sebaiknya ditempatkan dalam bidang pengkajian ilmu pengetahuan, bila memiliki
kemampuan kerohanian yang memadahi seyogyanya menjadi pengurus bidang
pengembangan keagamaan, bila ada yang mumpuni kemampuan pelatihan alangkah baiknya
diposisikan dalam bidang perkaderan dan atau pengembangan sumber daya manusia.
Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien.

2. Wewenang

Menager harus dapat memberi perintah, wewenang memberikan hak ini kepadanya,
wewenang berjalan dengan tanggung jawab.

3. Disiplin

Para pegawai harus mentaati dan menghormati peraturan yang mengatur


organisasi.Disiplin yang baik merupaka hasil dari kepemimpinan yang efektif.

4. Kesatuan komando

Setiap pegawai harusnya menerima perintah hanya dari seorang atasan.

5. Kesatuan arah

Setiap kelompok aktivitas organisasi yang mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh
seorang manajer dengan menggunakan sebuah rencana.

6. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan individu.


Kepentingan seorang pegawai atau kelompok pegawai tidak boleh mendahulukan
kepentingan organisasi secara keseluruhan.

7. Remunarasi

Para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa yang mereka berikan.

8. Sentralisasi

Ini merujuk kepada sejauh mana para bawahan terlibat dalam pengambilan
keputusan.Apakah pengambilan eputusan itu disentralisasi (pada manajemen) atau
disentralisasi (pada para bawahan) adalah proporsi yang tepat.Kuncinya terletak pada
bagaimana menemukan tingkat sentralisasi yang optimal untuk setiap situasi.

9. Rantai Scalar

Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah
merupakan rantai scalar.Komunikasi harus mengikuti rantai ini.Tetapi, jika dengan mengikuti
rantai tersebut malah tercipta kelambatan, komunikasi silang dapat diizinkan jika disetujui
oleh semua pihak, sedangkan atasan harus diberitahu.

10. Tata Tertib

Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dari waktu yang tepat.

11. Keadilan

Para manajer harusselalu baik dan jujur terhadap para bawahannya.

12. Stabilisasi masa kerja para pegawai

Perputaran (turnover) pegawai yang tinggi adalah tidak efisien.Manajemen harus


menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan memastikan bahwa untuk mengisi
kekosongan harus selalu ada pengganti.

13. Inisiatif

Para pegawai yang diizinkan menciptakan dan melaksanakan rencana-rencana akan


berusaha keras.

14. Esprit de corps

Mendorong team spirit akan membangun keselarasan dan persatuan di dalam organisasi.

G. FUNGSI ORGANISASI

Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruhanggota profesi


dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya, danmemiliki fungsi peningkatan
kemampuan profesional profesi ini.
1. Fungsi Pemersatuyaitu dorongan yang menggerakkan paraprofesional untuk
membentuk suatu organisasi keprofesian. Motiftersebut begitu bervariasi, ada yang
bersifat sosial, politik ekonomi,kultural, dan falsafah tentang sistem nilai. Motif
tersebut terdiri dari motif intrinsik dan ekstrinsik.Secara intrinsik, para profesional
terdorong oleh keinginannya medapatkan kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas
profesi yang diembannya, bahkan mungkin mereka terdorong olehsemangat
menunaikan tugasnya sebaik dan seikhlas mungkin. Secara ekstrinsik, mereka
terdorong oleh tuntutanmasyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari
semakinklompleks. Kedua motif tersebut sekaligus merupakan tantangan
bagipengemban suatu profesi, yang secara teoritis sangat sulit dihadapidan
diselesaikan secara individual. Kesadaran atas realitas inimenyebabkan para
profesional membentuk organisasi profesi.Demikian pula organisasi profesi
kependidikan , merupakanorganisasi profesi sebagai wadah pemersatu berbagai
potensi profesikependidikan dalam menghadapi kopleksitas tantangan dan
harapanmasyarakat pengguna jasa kependidikan. Denganmempersatukan potensi
tersebut diharapkan organisasi profesikependidikan memiliki kewibawaan dan
kekuatan dalam menentukankebijakan dan melakukan tindakan bersama, yaitu upaya
untukmelindungidan memperjuangkan kepentingan para pengembanprofesi
kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakatpengguna jasa profesi ini.
2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional

Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkankemampuan profesional


pengemban profesi kependidikan ini. Fungsiini secarajelas tertuang dalam PP No. 38 tahun
1992, pasal 61 yangberbunyi:“Tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesisebagai
wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier,kemampuan, kewenangan
profesional, martabat, dan kesejahteraantenaga kependidikan”.Bahkan dalam UUSPN tahun
1989, pasal 31, ayat 4 dinyatakan bahwa: “Tenaga kependidikan berkewajiban
untukberusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai denganperkembangan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi sertapembangunan bangsa”.

Anda mungkin juga menyukai