DI SUSUN OLEH :
Kelompok 4
Kelas : 3E
Puji serta syukur marilah kita ucapkan kepada kehadirat Allah Swt. Karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “STANDAR PELAYANAN
MINIMAL FARMASI” dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.
Kami kelompok 4 selaku penulis dari makalah ini sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun dari makalah ini merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
A. Pengertian SPM Farmasi........................................................................................................6
B. Indikator Yang Harus Di Capai Dalam SPM Farmasi...............................................................7
C. Ketepatan dan kesalahan Dalam Pelaksanaan Pemberian Obat............................................8
D. Waktu Tunggu Pelayanan......................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
B. Gagasan...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan definisi dari SPM farmasi !
2. Apa saja indikator yang harus dicapai dalam spm farmasi ?
3. Bagaimana ketepatan dan kesalahan pelaksanaan dalam pemberian obat ?
4. Bagaimana waktu tunggu pelayanan resep baik obat racikan maupun obat jadi
sudah sesuai standar yang dipersyartakan oleh pemerintah?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian SPM Farmasi
2. Menjelasakan indikator yang harus di capai dalam SPM Farmasi
3. Menjelasakan ketepatan dan kesalahan dalam pelaksanaan pemberian obat
4. Memaparkan waktu tunggu pelayanan resep baik obat racikan maupun obat
jadi sudah sesuai standar yang dipersyartakan oleh pemerintah
BAB II
PEMBAHASAN
3) Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
No Indikator Standar
Waktu tunggu pelayanan
1. a) Obat jadi a) ≤ 30 menit
b) Racikan b) ≤ 60 menit
2. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat 100%
3. Kepuasan pelanggan ≥ 80 %
4. Penulisan resep sesuai formularium 100%
Hasil waktu tunggu pelayanan obat jadi dapat dihitung dari jumlah numerator
dibagi dengan jumlah dominator, kemudian hasilnya dibandingkan dengan standar
yang tertera di SPM yaitu ≤ 30 menit.
Hasil waktu tunggu pelayanan obat racikan dapat dihitung dari jumlah
kumulatif waktu tunggu pelayanan obat racikan dalam satu bulan dibagi dengan
jumlah pasien, kemudian hasilnya dibandingkan dengan standar yang tertera di SPM
yaitu ≤ 60 menit.
Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat merupakan harapan dari
pasien kepada petugas instalasi farmasi karena kesalahan pemberian obat dapat
menyebabkan cedera serius atau kematian yang tidak terkait dengan proses patologis
penyakit pasien.
Kepuasan pelanggan merupakan pernyataan puas dari pelanggan terhadap
pelayanan farmasi yang diberikan. Penilaian kepuasan dapat dihitung berdasarkan
hasil penilaian tingkat harapan dan hasil penilaian kinerja, kemudian hasil dari
penilaian dibandingkan dengan standar yang tertera pada SPM yaitu ≥ 80%.
F. Ketepatan dan kesalahan Dalam Pelaksanaan Pemberian Obat
Menurut Australia Commission on Safety and Quality in Health Care dalam
Patient Safety in Primary Health Care, definisi kesalahan pemberian dosis adalah
kejadian yang dapat dicegah yang dapat mengakibatkan penggunaan dosis yang tidak
tepat atau membahayakan pasien saat pemberian dosis berada di bawah kendali
professional kesehatan, pasien, atau pengguna. Menurut The National Coordinating
Council for Medication Error Reporting and Prevention (NCCMERP), kesalahan
dosis salah satunya meliputi metode dan system seperti : peresepan obat; komunikasi
antar sesama tenaga profesional kesehatan; pelabelan, produk dan penamaan,
formulasi; komposisi; distribusi; pemberian obat; edukasi; pemantauan dan
penggunaan obat. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Departemen Kesehatan RI
dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004 yang menyebutkan bahwa
PENUTUP
A. Kesimpulan
Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang digunakan sebagai
pedoman awal bagi tenaga kefarmasian untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian.
Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan.
B. Gagasan
Menurut Menurut Aulia Mir’atu di guna mempercepat layanan di farmasi
dengan menambah petugas farmasi tatapi dengan sebuah keahlian dan faham
tentang ilmu farmasi/ obat obatan. obat-obatan pada pasien jaminan akan
mempengaruhi kecepatan dalam pelayanan pasien jaminan. Jika petugasdan
dokter hafal akan obat-obatan yang ditanggung oleh jaminan maka pengerjaan
resep obat pasien jaminan akan menjadi lebih cepat. Bahwa ketrampilan dan
pengetahuan petugas cukup membantu dalam pelayanan resep obat.
Menurut Rulli Ramdani mempercepat layanan di farmasi dengan memgambil
tenaga administrasi khusus sehingga tidak mengganggu tugas asisten apoteker
dalam proses pelayanan resep. Tenaga administrasilah yang seharusnya
mengurus soal data obat dan memeriksa kelengkapan berkas-berkas pasien.
Jadi jangan sampai asisten apoteker mengurus soal berkas pasien, karena
apabila asisten apoteker mengurus berkas pasien maka tugas nya akan
terbengkalai dan kepuasan pasien dalam pelayanan nya tidak penuhi.
Menurut Hary Fauzia Kamal, untuk mempercepat layanan di bagian farmasi
dengan menerapkan lean six sigma untuk lebih meningkatkan efisiensi waktu
dan kinerja petugas di Instalasi Farmasi. Lalu tenaga di Instalasi farmasi juga
harus yang sudah berpengalaman karena pengalaman sangat berpengaruh
terhadap pelayanan di farmasi dan juga jumlah tenaga di bagian farmasi harus
tercukupi serta kualifikasi yang memadai
Menurut Restu Alya, untuk mempercepat pelayanan di farmasi adalah dengan
melakukan pelayanan resep yang menggunakan sistem triage. Pada sistem ini,
resep-resep sederhana yang terdiri dari resep paten dan tidak lebih dari 3 jenis
obat serta resep yang berasal dari UGD, ICU, dan HCU akan lebih
diprioritaskan pengerjaanya dibanding resep yang lain. Sehingga, pasien
dengan resp tersebut akan dapat segera dilayani tanpa menunggu antrian
walaupun tidak sesuai nomor urutnya, dan untuk menghindari komplain pasien
dengan digunakannya sistem ini, maka sebaiknya dilakukan sosialisasi dengan
membuat tulisan yang ditempel pada dinding ruang tunggu apotek mengenai
dijalankannya sistem triage ini.
Menurut
Menurut
DAFTAR PUSTAKA
Krisnadewi, A. K., Subagio, P. B., & Wiratmo, W. (2014). Evaluasi Standar Pelayanan
Minimal Instalasi Farmasi RSUD Waluyo Jati Kraksaan Sebelum dan Sesudah Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Pustaka Kesehatan, 2(2), 192-198.
Fahrizal, H. M., Widodo, G. P., & Andayani, T. M. (2018). Analisis Pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit Bidang Farmasi di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Muara Teweh Tahun 2016. Jurnal Farmasi & Sains
Indonesia, 1(1), 1-7.
NOVERICA, V. T. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Farmasi Unit Rawat Jalan di Rumah
Sakit Umum Kaliwates Kabupaten Jember (Doctoral dissertation, Fakultas Kesehatan
Masyarakat).