Anda di halaman 1dari 11

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

Dosen Pengampu :

apt. Nurwulan Adi Ismaya, M.Farm

Disusun oleh Kelompok 1 :

Kelas : 04FARP002

1. Fauzan Seto Hidayat (211030490129)


2. Fitriana Syakiira Putri (211030490134)
3. Selvy Asperiani (211030490113)
4. Tiara Rahayu Khaerani (211030490105)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan berjudul “Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit”.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi dan
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah Farmasi Rumah Sakit.
Dalam proses penyusunan tugas ini, kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan materi
dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh
karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak terkait
yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami sajikan belum sempurna. Meski kami telah
berusaha semaksimal mungkin, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan akan menambah pengetahuan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan atas segala kekurangannya
kami mohon saran dan kritik yang dapat memperbaiki pembuatan makalah lainnya.

Pamulang, 19 Maret 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 Definisi Rumah Sakit.....................................................................................................
2.2 Definisi dan Tujuan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.........................
2.3 Tugas dan Fungsi Farmasi di Rumah Sakit...................................................................
2.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.........................................................
2.5 Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit..............................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obatke pasien yang
mengacu kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan
kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi
pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
(Anonim a, 2004). Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi
langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan
perubahan
informasi, monitoring penggunaan obat dan mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan
terdokumentasi dengan baik (Anonim b, 2004).

Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan


(medication error) dalam proses pelayanan. Medication error adalah kejadian yang
merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang
sebetulnya dapat dicegah. Oleh sebab itu, apoteker dalam menjalankan praktik harus sesuai
standar yang ada untuk menghindari terjadinya hal tersebut. Apoteker harus mampu
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung
penggunaan obat yang rasional (Anonim b, 2004).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa peresepan yang salah, informasi yang tidak
lengkap tentang obat, baik yang diberikan oleh dokter maupun apoteker, serta cara
penggunaan obat yang tidak benar oleh pasien dapat menyebabkan kerugian dan penderitaan
bagi pasien yang juga dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Kerugian yang dialami
pasien mungkin
tidak akan tampak sampai efek samping yang berbahaya. Kerugian tersebut seperti tidak
tercapainya efek terapi yang diinginkan. Karena itu perlu diberikan perhatian yang cukup
besar untuk mengantisipasi dan atau mengatasi terjadinya kesalahan peresepan (Zairina dan
Ekarina, 2003).
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi Rumah Sakit
2. Definisi dan Tujuan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
3.Tugas dan Fungsi Farmasi di Rumah Sakit
4. Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit
5. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit

1.3 Tujuan
1. Memahami Definisi Rumah Sakit
2. Memahami Definisi dan Tujuan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
3. Mengetahui Tugas dan Fungsi Farmasi di Rumah Sakit
4. Mengetahui Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit
5. Mengetahui Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2009).
Dalam WHO (World Health Organization), definisi rumah sakit adalah integral dari satu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(Komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (Preventi) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
peneliti medik.

2.2 Definisi dan Tujuan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit


Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu
dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Pada pelayanan kefarmasian, standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus
didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi
kepada keselamatan pasien dan standar prosedur operasional. Sumber daya kefarmasian yaitu
meliputi sumber daya manusia, sarana dan peralatan. Penyelenggaraan pelayanan
kefarmasian di rumah sakit dilaksanakan di instalasi farmasi rumah sakit melalui sistem satu
pintu (Permenkes, 2016).
Tujuan dari adanya standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah untuk
meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, serta melindungi pasien dan masyarakat dari
penggunaan obat tidak rasional dalam rangka untuk keselamatan pasien.

2.3 Tugas dan Fungsi Farmasi di Rumah Sakit


Berdasarkan Kemenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit, tugas pokok farmasi Rumah Sakit diantaranya yaitu :
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun
dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang
tersedia.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi
3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
4. Memberikan pelayanan bermutu melalui analisis, dan evaluasi untuk meningkatkan
mutu pelayanan farmasi.
5. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
7. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
8. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium
rumah sakit.
Adapun Fungsi Farmasi di Rumah Sakit, yaitu :
1. Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi :
a. Memproduksi perbekalan kefarmasian untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan rumah sakit.
b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara maksimal.
c. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan persyaratan kefarmasian.
d. Menyalurkan perbekalan farmasi ke unit pelayanan yang ada di rumah sakit.
e. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit.
2. Pelayanan farmasi dalam penggunaan obat serta alat kesehatan, yaitu :
a. Mengatasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat serta alat kesehatan.
b. Memberikan informasi (KIE) kepada petugas kesehatan, pasien ataupun keluarga
pasien.
c. Mengkaji resep pasien.
d. Melaporkan setiap kegiatan farmasi.
e. Mencatat setiap kegiatan kefarmasian.

2.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit


Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari
perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu dengan yang lain, kegiatannya
mencakup antara lain :
1. Perencanaan : bertujuan untuk menetapkan jenis dan jumlah kebutuhan farmasi
sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2. Pengadaan : bertujuan untuk mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang
layak, dengan mutu yang baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses
berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan.
3. Penerimaan : bertujuan untuk menjamin perbekalan farmasi yang diterima sesuai
kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu kedatangan.
4. Penyimpanan : bertujuan untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari
penggunaan yang tidak bertanggung-jawab, menjaga ketersediaan, memudahkan
pencarian dan pengawasan.
5. Pendistribusian : bertujuan agar tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan
secara tepat waktu, tepat jenis dan jumlah.
6. Pengendalian : bertujuan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan atau kekosongan obat di unit pelayanan.
7. Penghapusan : bertujuan untuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak
memenuhi syarat agar dikelola sesuai dengan standar yang berlaku, dengan begitu
dapat mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi resiko terjadi
penggunaan obat yang substandar.
8. Pencatatan dan Pelaporan : bertujuan sebagai bahan evaluasi, memudahkan
penelusuran surat dan laporan, serta tersedianya data yang lengkap untuk membuat
perencanaan.
9. Monitoring dan Evaluasi : Salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu
pengelolaan perbekalan farmasi dirumah sakit adalah dengan melakukan kegiatan
monitoring dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas para
pengelola perbekalan farmasi dirumah sakit agar dapat ditingkatkan secara optimum.

2.5 Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit


Menurut Permenkes RI No 58 tahun 2014, pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai merupakan proses yang berkesinambungan yang dimulai dari
pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan kefarmasian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu dan terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.

Pada pelayanan kefarmasian, standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit harus didukung
oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian yang berorientasi kepada
keselamatan pasien dan standar prosedur operasional. Sumber daya kefarmasian yaitu meliputi
sumber daya manusia, sarana dan peralatan. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di rumah
sakit dilaksanakan di instalasi farmasi rumah sakit melalui sistem satu pintu (Permenkes, 2016).

Tujuan dari adanya standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah untuk
meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, serta melindungi pasien dan masyarakat dari
penggunaan obat tidak rasional dalam rangka untuk keselamatan pasien.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai calon tenaga
kesehatan dapat memahami tentang pelayanan kefarmasian di rumah sakit dan dengan begitu
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1197/MenKes/SK/X/2004
Tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI: Jakarta
Zairina, E., dan Ekarina R.H., 2003, Frekuensi dan Jenis Kesalahan yang Sering
Terjadi Dalam Penulisan Resep Obat Secara Umum, Jurnal Medika Eksaka, vol.4, No 3
Desember: 203-213

Anda mungkin juga menyukai