METODE
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
(library research). Library research adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta
mengolah bahan penelitiannya. Ia merupakan suatu penelitian yang memanfaatkan
sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya. Menurut Mardalis
penelitian kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang
ada di perpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, kisah-kisah sejarah, dan
sebagainya (Sari dan Asmendri 2020:43).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif kritis
dengan lebih menekankan pada kekuatan analisis sumber-sumber dan data-data
yang ada dengan mengandalkan teori-teori dan konsepkonsep yang ada untuk
diinterpretasikan berdasarkan tulisan-tulisan yang mengarah kepada pembahasan.
Sugiyono mengatakan penelitian kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi
serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang
berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sari dan Asmendri 2020:43).
PEMABAHASAN
A. Pengertian Budaya Organisasi
Kata “organisasi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu organization, yang
berarti organisasi atau hal yang mengatur (Nata, 2012: 272). Kata “Organisasi”
secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu “organum” yang berati “alat”.
Sedangkan dalam bahasa Inggris “organize” “yaitu mengorganisasikan” dengan
menunjukan tindakan atau usaha untuk mencapai sebuah tujuan, (Machali dan
Hidayat, 2012: 88). Menurut Gibson at.all organisasi diartikan sebagai wadah
yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat
dicapai oleh seseorang secara individual. Robbins dalam hal ini mendefinisikan
bahwa organisasi merupakan kesatuan (entity) sosial yang dikordinasikan secara
sadar, bekerja secara relatif terus- menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dimock menambahkan bahwa organisasi adalah perpaduan secara sistematis
daripada bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan
yang bulat mengenai kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari beberapa pengertian organisasi di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi meruapakan sebuah wadah,
pekumpulan orang yang terstruktur secara sistematis dan berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan. (Yusuf, 2017)
Menurut Garet R. Jones dan Jennifer M. George (2003:348) bahwa budaya
organisasi merupakan seperangkat nilai, norma, standar perilaku dan harapan
bersama yang mengontrol cara-cara di mana individu dan kelompok di dalam
organisasi saling berinteraksi dan bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Sementara menurut Edgar H. Schein (dalam Gibson dkk, 2006:31) bahwa budaya
organisasi adalah pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan, atau
dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi
masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal yang telah bekerja cukup baik
hingga menjadi sahih dipertimbangkan dan oleh karena itu perlu diajarkan kepada
anggota¬anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir, dan
mengungkapkan perasaannya dalam kaitannya dengan permasalahanpermasalahan
organisasi. (Muhammad, 2017)
Budaya organisasi telah banyak didefinisikan oleh para pakar manajemen
atau organisasi. Irham Fahmi mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah
suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta diterapkan dalam
kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk meningkatkan
kualitas kerja para karyawan dan manager perusahaan. Lebih jauh Michael
Amstrong mendefinisikan bahwa budaya organisasi merupakan pola sikap,
keyakinan, asumsi, dan harapan yang dimiliki bersama, dan hal itu membentuk
cara bagaimana orang-orang bertindak dan berinteraksi dalam organisasi serta
mendukung hal-hal yang dilakukan (Fahmi, 2012: 95).
Budaya organisasi adalah sebuah karakteristik kunci yang dijunjung tinggi
oleh organisasi yang dianut oleh para anggotanya sehingga membedakan
organisasi satu dengan lainnya. Pola dasar budaya merupakan faktor yang
signifikan dalam menentukan efektivitas organisasi. Selain itu, misalnya budaya
suatu lembaga akan berpengaruh juga terhadap bentuk lembaga tersebut dan yang
paling penting adalah budaya berhubungan erat dengan kualitas (Hidayah, 2016:
28).
SIMPULAN
Dijelaskan bahwa budaya organisasi merupakan sebuah karakteristik kunci
yang dijunjung tinggi oleh organisasi yang dianut oleh para anggotanya sehingga
membedakan organisasi satu dengan lainnya. Pola dasar budaya merupakan faktor
yang signifikan dalam menentukan efektivitas organisasi. Pengembangan budaya
organisasi pada perguruan tinggi menjadi sangat penting, karena semua orang
akan bekerja berdasarkan nilai-nilai atau normanorma yang telah disepakati
bersama. Dengan demikian, maka sistem informal cepat atau lambat akan
kehilangan efektivitasnya, karena tidak mendapat tempat berkembang secara
layak dalam organisasi perguruan tinggi. Budaya organisasi yang baik, atau
budaya kerja yang baik, akan berpengaruh atau berdampak pada peningkatan
kinerja, peningkatan loyalitas kerja, motivasi kerja, produktivitas kerja,
peningkatan kualitas produk dan layanan, serta kapabilitas organisasi untuk
menghadapi berbagai permasalahan.
REFERENSI
Mahmud. 2019. MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI Berbasis Nilai-Nilai
Spiritualitas. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Rina, dan Aditya Halim. 2017. “Pengaruh Kompetensi Budaya Organisasi dan
Motivasi Terhadap Kinerja Dosen Perguruan TInggi Swasta di Kota
Makassar.” Jurnal Riset Edisi XIX 3(8):88–100. doi: 10.31219/osf.io/67n8g.